Hoho.. Fic ketigaku.. Setengah meragukan kemampuan saya dalam membuat fic.. Semoga kalian tidak kecewa.. ^^..

Judul kali ini "I love you so much, Sakura." pairnya? SasuSaku lagi.. Hoho.. lain kali buat akatsuki ah,. * digebuki* Genrenya ada unsur sedikit Hurt. Tp aku cuma memasukan Romance dan Supernatural.

Nah, langsung saja kita mulai ficnya..

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuSaku..

Warning:Don't like, Don't read!

Rate: T

Genre: Romance/supernatural

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

I love you so much, Sakura

(Sasuke POV)

"Sasuke." Panggil sahabatku, Uzumaki Naruto.

"Hn." Jawabku tidak peduli.

"Kamu tau, artis Haruno Sakura?" Tanyanya

"Ya." Haruno Sakura, artis yang sedang naik daun saat ini. Pengemarnya bahkan sampai beribu-ribuan. Gadis yang cantik, mempunyai mata emerald yang bagus dan juga rambut pink yang bagus.

"Aku pengemarnya. Sangat manis." Kata Naruto sambil memeluk majalah yang dia beli tadi. Aku yang melihatnya merasa jijik dan segera mengambil tasku untuk pulang.

"Heii,Teme, mau kemana kau? " Aku tidak memperdulikan si Dobe yang kerjaannya setiap hari cuma hanya bisa membicarakan artis itu.

Sewaktu aku berjalan disebuah gang, aku mendengar sebuah suara tangisan seseorang.

"Hu..hu.."

Sejenak membuatku merinding. Lalu aku coba memberanikan diri melihat gang tersebut. Suara tangisan semakin besar ketika semakin dalam aku mendekat.

Terlihat seorang gadis sedang menangis sambil duduk di atas tempat sampah. Gadis itu sepertinya sudah pernah aku liat. Rambut berwarna pink, matanya.. Ngg.. Dia menutupnya dengan matanya. Tubuhnya.. Tembus pandang. He? Tembus pandang?

"Hei." Panggilku.

Dia mengangkat kepalanya ke atas melihatku. Mata emerald yang bagus. Tiba-tiba sejenak dia menghilang.

"Hei.. Mana gadis itu?" aku melihat ke kanan dan ke kiri mencari sosok gadis itu. Sepertinya tadi aku bermimpi.

Sosok gadis itu mirip dengan.. Aku tak ingat. Sepertinya aku sudah pernah melihatnya. Kuakui gadis itu cantik. Walau versi tembus pandang. Mata emerald yang bersinar, tubuhnya langsing, rambutnya yang pink.

Sewaktu aku berjalan menuju rumah. Aku merasakan ada sosok yang mengikuti. Ketika aku melihat kebelakang, tidak ada.

Mungkin cuma perasaanku saja. Aku lalu berjalan memasuki rumahku. Yah, aku tinggal sendirian karena keinginanku 3 bulan ini aku tinggal dirumah yang aku sewa ini.

Aku menaruh tasku di sofa dan berjalan ke arah kamarku.

"Hu..hu.."

Aku mendengar suara itu lagi. Kali ini suaranya berada tepat dibelakangku. Sejenak aku melihat ke belakang, gadis itu tepat di belakangku. Aku termundur beberapa langkah melihat gadis itu.

"Kau?"

"Kamu bisa melihatku?" Tanya gadis itu.

"Hei, mau ngapain kamu mengikutiku?"

"Syukurlah.." katanya pelan setelah kehabisan suara karena menangis.

"Hei.. Aku tanya ke kamu. Bukan mendengar syukurmu."

Gadis itu lalu mendekat.

"Mau apa kau?" Tanya ku semakin mundur.

"Aku sudah mati." Jawabnya sambil mendekatiku.

"Hei. Aku juga uda tau kamu sudah mati." Aku bisa melihat kalau dia tembus pandang.

"Tapi ini masih siang.."

"Aku tidak tau."

"Apa maumu?" Tanyaku. Dia berjalan semakin dekat. dan aku sudah terpojok disudut.

"Aku mohon, aku tidak tau harus bagaimana lagi. Kematianku ini bukan kecelakaan. Tapi ada yang berniat membunuhku." Katanya sambil terduduk dihadapanku dan menangis.

"Membunuh?" Aku mulai mendekat padanya. Tangan ku sempat menyentuh kepalannya, tapi tidak dapat disentuh.

Gadis itu hanya menunduk.

"Namamu siapa?" Aku bertanya padanya. Gadis itu langsung melotot padaku.

"Kau.. Kau tidak tau siapa aku?" Tanyanya. Aku lalu melihatnya. Sepertinya..

"Haruno Sakura?" Jawabku datar.

"Jadi kau baru tau sekarang?" Tanyanya kesal padaku.

"Ya.." Aku cuma menjawabnya dengan datar.

"Kumohon.. Bantu aku, Sasuke."

"Heii! Sejak kapan kau tau namaku?"

"Aku tadi melihat papan nama pintu kamarmu."

"Terserah lah, aku tidak mau mencampuri urusanmu."

"Aku mohon, Sasuke. Nyawa keluargaku dalam bahaya." Aku lalu berjalan menuju ruang makan. Dia mengikutiku. Aku tetap tidak mau memperdulikan permohonannya.

Aku mengambil makanan dalam kulkas dan membawanya ke meja makan. Dia berhenti memohon. Aku melihatnya tertunduk disudut ruang makan sambil menangis.

"He..Heii..." Aku mulai mendekat ke dia.

"Aku mohon.." Katanya sambil menangis.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi."

"Hari itu, aku .."

~Flashback~

"Nona Sakura" Panggil seorang laki-laki kepada Sakura.

"Ya Deidara?"

"Jadwal hari ini penuh sekali, nona."

"Hmm, apa saja jadwalnya?" Laki-laki yang bernama Deidara mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya dan membuka halaman buku.

"Hari ini jam 12, akan ada pemotretan majalah, setelah itu kita langsung menuju ke syuting film. Setelah syuting nona ada jumpa pers. Setelah itu nona harus menemui pak direktur untuk menantangangi surat kontrak."

"Apakah tidak ada yang bisa dibatalkan?"

"Semuanya penting nona." Sakura hanya bisa menghela nafas..

"Sakura-chan, adahal yang ingin ku bicarakan." Tiba-tiba datang seorang perempuan yang dikenal Sakura sebagai saudara angkatnya, Konan.

"Yah, baiklah. Tapi aku cuma bisa sebentar. Soalnya jadwal sudah penuh."

"Baiklah, ikut aku ke mobil, Sakura." Sakura mengikuti Konan ke arah mobil berwarna hijau.

Sesampai di dalam mobil, tiba-tiba tangan Sakura di tahan oleh Konan.

"A.. Apa-apaan ini Konan?" Teriak pelan Sakura yang kaget.

"Sudah lama, aku ingin sepertimu! SUDAH LAMA!" Teriak Konan.

"Kamu bercandakan? Aku.. Tak mengerti maksudmu Konan.." Jawab Sakura dengan ketakutan.

"BERCANDA? HAHAHA! KAMU TAU SEBERAPA DENDAMNYA AKU DENGAN KELUARGAMU!" Teriak Konan dengan wajah marah.

"Tapi.. Bukannya.. Kamu sudah memaafkan keluarga kami?.."

"TIDAK! TIDAK AKAN PERNAH! KELUARGAMU TELAH MEMBUNUH KELUARGA KAMI! KALI INI LAH AKU AKAN MEMBALAS DENDAMKU PADA KELUARGAMU!" Kata gadis itu sambil mengengam erat tangan Sakura, hingga Sakura merintih kesakitan.

"Itu.. Hanya kecelakaan Konan.."

"KECELAKAAN? KAMU KIRA AKU PERCAYA? IBUMU DAN AYAHMU YANG BUSUK ITU SENGAJA MEMBUNUH AYAH IBUKU UNTUK MENDAPATKAN WARISAN! NENEK YANG CEREWET ITU MALAH PERCAYA SAJA!" Sakura hanya bisa terdiam mendengar kemarahan Konan.

"HARI ITU, 10 TAHUN YANG LALU! MOBIL ITU BUKAN MOBIL AYAH DAN IBU! MELAINKAN MOBIL AYAHMU SAKURA!.."

Kata Konan sambil mengambil sesuatu dalam kantongnya. Pisau.

"SETELAH AKU MENCARI SELAMA 10 TAHUN INI, TERLIHAT JELAS BAHWA HARTA YANG KELUARGAMU PUNYA SEBENARNYA ADALAH WARISAN YANG DITUJUKAN KELUARGAKU..."

"Kamu tau! Kenapa mereka mengangkat aku sebagai anaknya? Mereka hanya ingin mendapat warisan itu, karena orang tuaku telah meninggal maka warisan akan tertuju padaku. Tapi karena mereka menginginkan warisan itu, mereka mau mengangkat aku sebagai anaknya!" Kata Konan agak melemahkan teriakkannya karena sambil menangis. Dia mengacungkan pisau ke arah muka Sakura yang saat ini masih terdiam sambil menangis.

"Ko..Konan.." Gadis itu cuma bisa memanggil gadis yang berhadapannya saat ini.

"Lebih baik keluarga kalian mati saja!" Konan melajukan kecepatan mobil, sementara tangannya memegang pisau mengarah ke Sakura. Sakura masih mencoba untuk keluar dari pintu mobil, tapi sayangnya pintu mobil malah terkunci.

Mobil semakin mengarah ke sebuah pohon besar. Konan membukakan pintu mobilnya.

"Selamat tinggal Sakura." Senyum licik dari Konan. Dia lalu melompat diantara rerumputan, sedangkan Sakura yang mau mengikutinya sudah terlambat. Mobil telah menabrak pohon besar itu.

~Flashback End~

Aku hanya bisa terdiam mendengarkan cerita Sakura. Aku tidak tau bahwa artis juga akan merasakan ini. Sakura hanya berdiam tertunduk sambil menangis.

"Aku.. Aku tidak tau aku harus bagaimana.. Konan masih hidup.. Dia akan membunuh Keluargaku." Katanya sambil menangis.

Entah kenapa hatiku ingin membantunya. Tapi urusannya bukanlah urusan aku.

"Aku mohon Sasuke.."

"Baiklah, aku akan membantumu. Tapi, sebelum itu, Aku juga harus tau dimana kelurgamu tinggal dan lain-lainnya."

Gadis itu mengganguk. Lalu memberitahukan segalanya padaku.

.

"Aku akan coba pergi dulu kerumahmu, dan melihat situasi sekarang." Kataku sambil menuju pintu.

"Aku ikut." Katanya.

"Ngak."

"Ikut."

"Ngak."

"Ikut!"

"Ngak."

"IKUT!"

"Ngak." Jawabku tetap datar walau dia ingin sekali ikut.

"Sasuke, aku perlu lihat keadaan keluargaku." Gadis itu mendengus kesal.

"Jadi kamu mau, aku membawamu ikut pergi kesana?"

"Iya."

"Bila aku membawamu, paranormal akan mengejarmu tau."

"Paranormal?"

"Disebrang jalan itu adalah rumah paranormal yang gila, dia percaya adanya hal gaib di desa ini."

Gadis itu mulai ketakutan..

"Kalau aku gak ikut bagaimana kalau aku akan ditangkap juga dengan paranormal itu?"

"Tidak akan, kalau dia mencium baumu, dia tidak akan berani masuk kerumahku." Jawabku lalu mulai pergi keluar.

"Bila kamu keluar, dia akan mengejarmu."

.

Huuft... Sedikit dikerjai ngak apa-apa deh, lagian dia berisik sekali. Kalau aku mengajaknya, pasti dia akan menangis terus.

Aku lalu mengambil handphoneku dan menekan nomor seseorang.

"Asuma, bawakan aku mobil dan baju." Kataku memerintahkan Asuma lewat handphone.

Selang beberapa menit muncul sebuah mobil hitam merek Ferrari berhenti di depanku. Membuka kaca mobilnya.

"Tuan muda, ini bajunya." Asuma memberikan sebuah kantong berisi baju.

"Ya," Aku lalu masuk kedalam mobil. Lalu melapisi bajuku dengan baju yang diberikan Asuma, sebuah jas. Dan celananya. Aku paling gak suka memakai baju ini. Apalagi harus melapisi ini dengan baju lagi.

"Tuan muda, tujuan kita kemana?"

"Pergi ke keluarga Haruno."

"Haruno?" Tanyanya kaget.

"Kenapa?"

"Aku mendengar, putrinya kecelakaan. Mungkin saat ini mereka sedang berada di rumah sakit."

"Rumah sakit? Bukan pemakaman?" Tanyaku.

"Putrinya mengalami kecelakaan yang sangat parah. Hingga saat ini masih koma, dia mengalami benturan keras pada badannya."

"Jadi putrinya masih hidup?"

"Yah, tapi masih belum siuman. Aku juga mendengar putri angkatnya masuk rumah sakit, cuma terluka bagian tangan saat menyelamatkan diri dari mobil yang mau menabrak pohon."

"Begitu ya.."

"Nah, mobilnya sudah sampai di rumah sakit yang aku dengar bahwa putrinya dibawa kesini."

"Ya."

Aku lalu keluar dari mobil yang diikuti Asuma, semuanya melihat. Aku tidak peduli.

"Asuma, tanyakan kamarnya dimana."

"Baik tuan muda." Lalu Asuma pergi menanyakannya. Setelah itu dia berbalik berjalan ke arahku.

"Kamarnya di ICU."

"Langsung kesana saja."

"Baiklah."

Aku lalu berjalan ke arah ruangan ICU dengan Asuma. Sesampainnya di depan pintu ICU.

Tok.. Tok.. Tok..

Cklek.

Terdengar suara pintu terbuka. Seorang perempuan berdiri di depan pintu, perempuan yang punya rambut sedikit keunguan dan sependek bahu. Juga tangannya yang diperban menunjukan kalau tangannya mungkin patah karena kecelakaan itu.

"Siapa?" Tanya padaku.

"Tuan muda Uchiha mengunjungi saudara anda yang saat ini terbaring dirumah sakit, Nona Konan." Jawab Asuma kepadanya. Ternyata ini yang namanya Konan, yang diceritakan Sakura.

"Uchiha?" Dia mengangkat alisnya sedikit.

"Ya, Tuan muda berasal dari keluarga Uchiha pemengang saham tertinggi."

"Silakan masuk." Katanya mempersilakanku masuk. Terlihat dari wajahnya yang masih banyak bertanya walau tampak datar.

"Konan? Siapa yang datang?" Tanya seorang ibu-ibu dari belakang gadis itu.

"Keluarga Uchiha mengunjungi Sakura, Kaa-san." Katanya pada ibu itu. Bisa dilihat, dia ibunya Sakura.

"Uchiha?" Katanya kelihatan kaget.

"Silakan duduk. Konan ambilkan teh." Kata ibu itu mempersilakan aku dan Asuma duduk.

"Tidak usah repot-repot." Kataku.

"Aku datang kesini hanya untuk melihat keadaan putri anda." Sambungku lagi dengan datar.

"Makasih, tuan muda Uchiha. Kami sangat berterima kasih karena kepedulian anda." Kata ibu itu dengan wajah sedih. Aku melihat Sakura yang masih terbaring di tempat tidurnya. Seperti tidak akan bangun lagi.

"Sudah beberapa lama dia terbaring disitu."

"Sekitar sepuluh jam. Kata dokter mungkin saja akan terbangun sebentar lagi, atau sehari ataupun seminggu lagi." Aku bertemu Sakura sekitar 6 jam yang lalu, sepulang sekolah.

"Apakah kau tau penyebabnya?" Tanyaku lagi.

"Kata Konan, rem mobilnya agak aneh. Hingga mobilnya terjatuh ke bawah jalan. Dan akhirnya menabrak pohon." Ibu itu sudah mulai berkaca-kaca. Yang aku lihat, tangan Konan sudah tak bisa bergerak dalam waktu dekat ini. Mungkin dia tak akan berbuat macam-macam sampai tangannya sembuh.

"Kalau begitu, saya permisi pulang dulu."

Setelah itu, aku dan Asuma permisi pamit untuk pulang. Sewaktu di perjalanan..

"Tuan muda."

"Hn."

"Apakah anda kenal dengan nona Sakura itu? Kenapa anda sangat peduli?"

"Karena dia meminta pertolonganku."

"Dia?" Tanya Asuma dengan heran.

"Hn."

Selanjutnya Asuma tidak bertanya lagi, karena dia tau bahwa aku tidak suka di tanyai sesuatu.

To be continued..

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

nah nah.. Fic baru ku.. Kali ini Sakura berwujud roh. Hoho.. XD. Iseng-iseng aku membuat fic ini, dan malah menemukan ide Roh romance..

Sesuai janji aku mengupdatenya hari senin kepada review Suki-suki.

Hehe..

Aku berharap kalian menyukai ficku ini.. Ingin aku update kilat per hari? Review yang banyak yah..!

Kalau reviewnya banyak akan ku update tiap hari.. *dihajar lagi*

peace dari Arisu yama-chan..~.~v

Yang ingin mengetahui kapan updatenya fic ini bisa langsung add fb aku * dihajar karena kebanyakan ngomong~*

Nama Fbku : Arisu yama-chan (pakai gambar).

Tapi yang mau add kasih tau yah ke aku.. * di timpuk pake bata*

Review plisse..! ~