disclaimer: Naruto punya sa...GEPLAK!

"NARUTO PUNYA GUE! POKOKNYA PUNYA GUE! PUNYA GUE! GRAAA!"kata masashi kishimoto

layaknya dan Kakuzu yang berusaha melindungi duitnya.

Warning: OC iya..OOC juga sih, terus Alternate Universe!

peringatan sebelum membaca: bacalah doa sesuai agama masing-masing..dan jangan baca ni fanfic di hp.

ntar pulsanya abis! apalagi yang operatornya XL (dendam pribadi),. nanti disangka autis karena ketawa-tawa sendiri (kayak fanfic lo lucu aja!)

peringatan sesudah membaca: wajib mereview asalkan jangan nge-flame! nanti laptop saya kepanasan! boleh flame sih tapi harus sepanas air mandi buat adek bayi. mwahahaha.

Sementara itu di rumah Annzie..dokter yang ditelepon oleh Sasori..

Tak gendong, kemana-mana

Tak gendong, kemana-mana

Enak tho, mantep tho, daripada kamu naik pesawat, kedinginan tho, tak gendong tho, waaa...waaa...WAAAAAA...

Seorang wanita yang mengenakan jas dokter, sedang menghayati lagu yang diputar di iPod speaker itu. Matanya merem-melek mengikuti lagu itu, kedua jempolnya digoyang-goyangkan mengikuti irama lagu itu. Saking menghayatinya, airmatanya sampai mengalir.

Di belakangnya, ada anak perempuan kecil yang memerhatikannya, sweatdrop.

"dokter lagi ngapain sih? Bukannya langsung pergi ke istana?"tegurnya.

"ah, diem kamu, Katsu! Orang lagi berduka cita! Udah, cari kerjaan laen aja! Huhuhu.."bentak dokter sableng itu, yang ternyata bernama AnnZie sambil tersedu sedan.

"dokter, masa cuma denger lagu 'Tak Gendong' aja sampai nangis. Emang kenapa dok? Belom pernah digendong ya? Atau berduka karena Mbah Sirup meninggal?"sahut anak kecil itu, yang ternyata bernama Katsu, asal.

"huhuhu! Dokter keingetan sama Mp3 dokter waktu SD dulu!"jawab AnnZie.

"haa? Mp3? Emang waktu dokter SD dulu udah ada Mp3?"kata Katsu heran.

"ya belumlah! Waktu dokter dulu mah cuma ada walkman."kata AnnZie dan menyusut airmatanya dengan tissu.

"lha? Terus kok keingetan sama Mp3?"tanya Katsu bingung.

"karena dulu dokter belum punya! Dokter bangga sekali sudah punya Mp3, bukan, iPod! Huhuhuu..."tangis AnnZie semakin heboh, dan nggak nyambung pula jawaban sama pertanyaannya.

Katsu sweatdrop. Kok bisa ya Universitas Dokter Gahol mau ngelulusin ni orang..

Sementara itu..di Istana Akatsuki..

"oh tidak! Ayah!"teriak Itachi lebay.

"ini...tak mungkin terjadi!"seru Deidara histeris.

"this can't be true!"teriak Ryou panik.

"nanaonan ieu?"bentak Konan.

Di kasur tempat Raja Pein berbaring, kondisinya makin parah saja. Bukan cuma suaranya aja yang ganti, badannya juga! Kulitnya sekarang warna biru, dan badannya membulat. Lalu di pipinya ada kumis kayak Naruto, dan tumbuh (?) kuping runcing di kepalanya. Entahlah, fisiknya begitu aneh sekarang. Dibilang manusia..emm..rada mirip lah.., dibilang kucing terlalu gemuk, dibilang luwak, ya..rada miriplah, tapi masa luwak punya jari-jari kurus panjang?

"itu..itu..ayah (kan calon menantu) kenapa?"tanya Reika bingung pada Hidan yang berdiri di sebelahnya. Hidan menggeleng takjub, dan mempersiapkan kamera untuk memotret "manusia-kucing-luwak-setengah jadi" tersebut.

"saya juga nggak tahu itu apa, yang pasti badannya Raja bagus banget sekarang. Mirip dengan tokoh idolaku dulu!"kata Hidan, dan memotret Pein dari segala sisi. Untuk diupload ke , dengan tagline: ANAK DURHAKA KENA KUTUK JADI DORAEMON.

"wah, bapak mertua jadi imut ya.."gumam Fio. "lucu apanya! Kalo kayak gitu mah horror kali!"tanggap Zetsu cepat. Fio langsung cemberut.

"ini mana dokternya sih?"kata Konan pada Sasori. Sasori langsung mengeluarkan BBnya lagi, mencoba menghubungi AnnZie.

Tapi, sebelum Sasori menekan keypad numnya..

BRUAKK! Pintu kamar itu terbuka dengan brutalnya, sampai engselnya copot.

Dua sosok berdiri dengan gagah di atas pintu itu. Ada yang berdiri menumpangkan satu kakinya dengan gagah di pintu rusak itu, dan satu lagi bersidekap di belakang orang yang membuka pintu itu. Sayup-sayup terdengar theme song: yakni Heroesnya Mariah Carey. Tapi, situasi keren itu tidak berlangsung lama, karena.

"aduuuh! Aduh! Sakit-sakit-sakit-sakiiiiiittttttt! Wawawa!"teriak seorang anak kecil berambut sosis sambil memegangi kepalan tangannya, kesakitan.

"huahaha, salahna kamu sendiri sih! udah tau pintu itu keras, ini malah dipukul kuat-kuat pake tangan. Padahal gue udah bilang pintuna dibukanya digeser."ledek perempuan yang memakai jas dokter di belakangnya, sambil ketawa-ketawa.

Buset, anak kecil ini yang ngebuka pintu sebrutal ini?pikir semua orang yang ada disitu kagum.

"dokter kan yang nyuruh! Gimana sih!"teriak anak kecil itu marah.

"eh, AnnZie!"teriak Sasori senang, dan menghampiri temannya sambil cipika-cipiki ala banci. AnnZie sendiri melihat Sasori dengan tatapan ilpil.

"ooh, ini dokter yang dimaksud Sasori itu?"tanya Kakuzu. "pro gak neh?"tanya Kakuzu lagi, nantang.

"professional lah! Saya itu lulusan UDG—Universitas Dokter Gahol—yang dapet cum laude! Penyakit apa aja...jah..cetil!"kata AnnZie dan menjetikkan jarinya ke arah Kakuzu, dengan maksud meremehkan.

"professional sih iya, tapi denger lagu 'Tak Gendong' aja pake nangis."gumam Katsu pelan, tapi cukup keras untuk didengar AnnZie. AnnZie memberinya death glare super sebagai isyarat agar Katsu bungkam.

"udah ah bacotna. Mana pasien yang katana sakit parah?"tanya AnnZie dan celingak-celinguk.

"oh, yang ini! ya ampun, keadaanna parah banget, sampe kekurung di venus flytrap lagi! Ya ampun nak..dosa apa yang telah kau perbuat pada dunia.."seru AnnZie sambil menghampiri Zetsu.

"bukan gue pinter! Itu rajanya yang kebaring di kasur! Uuugh, gue sehat wal'apiat gini dibilang parah. Apa kata dunia?"kata Zetsu sok iye.

"idih, orang senpai memang keadaannya parah kok."sahut Tobi. Dalam hati tentunya. Cari mati dia kalau itu sampe diomongin.

"OMAIGAT!"teriak AnnZie riweuh. "ada Doraemon disini?"

"iya, itu Raja kita. Keadaannya parah kan?"kata Konan sedih.

"gini mah bukan parah lagi, sekarat. Ya sudah, AnnZie selaku dokter terbaik se-UDH akan mencoba mengobati orang ini, walau kayakna mustahil. Katsu!"panggil AnnZie.

Katsu, yang lagi diwawancara sama Tobi dan Kakuzu soal kekuatannya itu berjalan menuju AnnZie dan mengambil tas dokter yang dia bawa.

"ini akan sedikit mengerikan, jadi yang tidak kuat mental atau memiliki gangguan jantung dimohon keluar."seru AnnZie tegas. Wow, keren!

Itachi dan Deidara yang emang dasarnya cemen, berlindung di balik punggung tunangan masing-masing.

"nanti kalau udah selesai bilang ya!"kata Itachi pada Fio, dan menutup mukanya di dalam stola Fio.

"Reika chan geser kiri sedikit deh, biar Deidara ngga liat. Hiiy, takuutt!"teriak Deidara.

Malu-maluin banget sih calon suami gue..mimpi apa gue bulan lalu?pikir Fio dan Reika kesal.

"Katsu, pisau!"

"ok!" Katsu menyerahkan silet.

"tepung!"

Katsu menyerahkan lem.

"selai kacang merah!"

Sudah pasti Katsu menyerahkan apa yang AnnZie bilang, jadi author tidak menuliskan dialog selanjutnya.

"oven!"

"pan anti lengket!"

"kopi DeCaf!"

"lho, kok malah makin ngaco?"bisik Konan pada Sasori. "pake kopi DeCaf segala. Seperti author waktu menjelang UN aja!"

"yakk! Jadii!"kata AnnZie senang.

"wuaaa, dokter hebat!"seru Katsu. "ini pertama kali dalam dua tahun belakangan ini aku bisa memuji dokter!" dalam hitungan waktu 5 detik, kepala Katsu benjol dengan sukses.

"malah bikin dorayaki! Serius gak sih mau ngobatin suami saya!"Konan sudah bersiap-siap menghajar AnnZie seandainya Sasori dan Ryou tidak menahannya.

"sabar dulu bu.."

"lihat aja dulu deh dia mau ngapain nyak.."

"udah selesai belum?"kalau yang ini mah si Itachi yang lagi ngumpet.

AnnZie memberikan dorayaki yang baru selesai dia buat pada Pein.

"cepat banget bikinnya!"kata Reika takjub.

"namana juga fanfic,"kilah AnnZie, menyembunyikan kejeniusannya.

"wah, dorayaki! Terimakasih Nobita! Sebagai gantinya aku akan memberimu...*tingtongtingtong*.."

"udah, jangan banyak bacot! Makan aja!"seru AnnZie kesal karena disebut Nobita. Salah sendiri dia dateng kesana pakai kacamata ala Kabuto.

Kabuto: *huachim!*

Pein nurut dan makan dorayakinya dalam waktu 0.8 detik. Rakus banget ya Raja satu ini? Udah tadi makan sup yang 'ajaib' itu dengan napsu, sekarang masih bisa makan dorayaki dalam keadaan keracunan, cepet lagi. Hebatnya lagi Pein nggak gendut-gendut. Ckckck..

"UOOOH!"seperti orang kesurupan, Pein langsung jungkir balik di atas kasurnya, dan loncat-loncat setelah makan dorayaki itu.

"huh, pasti dia ngga tau penyakit apa ini, dan salah nyembuhin. Payah! Liat aja, rajanya jadi sakaw! Jadi tambah sakit!"bisik Kakuzu pada Hidan selayaknya ibu-ibu yang ngegosip. Kayaknya Kakuzu dendam sama AnnZie dan Katsu karena merusak pintu istana. Nggantinya kan nggak murah! Apalagi..

"sekarang, Katsu chan!"teriak AnnZie.

Katsu chan langsung memukul tengkuk Pein, dan Pein langsung tidur lagi dengan antengnya di kasurnya. Wah, hebat, Katsu bisa menotok orang yang abis makan tanpa muntah!

"hah, diapain tuh?"tanya Ryou shock.

"tenang aja, cuma sedikit tes reaksi. Kalau menurut Buku Saku Kedokteran Asyik, Gaul Dan Terpadu yang saya punya, pasien ini mengidap penyakit inginmenjaditis doraemoncus."jawab AnnZie dan menyebutkan penyakit yang agak mirip dengan penyakit ngaco yang pernah Hidan sebut.

"penyebabnya karena makan daging unta yang kehilangan kebahagiaan masa kecilnya.."lanjut Katsu.

"nah lho Tobi! Unta yang kamu pake buat isian supnya pasti masih kecil ya!"tuduh Deidara yang sudah nggak sembunyi lagi, berlagak ala detektip conan.

"ngg—nggak mungkin! Tahu sendiri Tobi itu anak bhuaaeekk! Tobi mah cuma ngambil daging unta yang udah kesedia di kulkas! Nggak akan tega Tobi bunuh anak onta!"

"terus siapa yang nyembeleh untanya?"tuding Deidara lagi.

"biasanya mah Kakuzu.."jawab Tobi. Wah, hebat ya, Kakuzu kerja sebagai mentri keuangan merangkap tukang jagal.

"Kakuzu jahat nih! Masa anak onta dijagal! Dewa Jashin itu tidak suka sama orang kejam kayak elo!"seru Hidan mangap-mangap.

"ya maap! Abisnya yang gede gak mau disembelih, daripada gue cari mati mendingan gue ambil yang kecil. gue nggak nyangka jadinya kayak gini...huhuhuuu..."Kakuzu menjatuhkan dirinya ke tanah dramatis, kayak tokoh-tokoh di sinetron di Intosira, seperti Indakyah, Jashinah, sama Haram.

"kudu ganti rugi lo Kuz!"seru Sasori semangat. Yess, akhirnya gue bisa bikin dia berhutang sama gue! Yes-yes-yes!

"udah-udah. Jahat amet sih kau, Sasori,"kata Katsu chan. "toh Rajanya ngga akan kenapa-napa. Obatnya adalah air rebusan dari buah Duren Makmur Sentosa dari kebun bertuah. Harus ada tiga orang yang pergi mengambilnya,"jelas Katsu chan lagi. Ia betul-betul pandai! Iyalah, digemblengnya sama orang kayak AnnZie gitu kok.

AnnZie mana? oh, saat itu dia sedang mengutak-atik kalkulatornya, menghitung biaya pengobatan ini, sambil dipelototin Kakuzu.

"kalau begitu anak-anak aja yang ambil deh, gimana?"perintah Konan pada anak-anaknya. Yakni, Itachi, Deidara, dan Ryou.

"NG! No Good! Big No-no-no! ngga baek! Itachi ada tugas mulia sekarang, yakni melanjutkan pesta pernikahan!"Itachi menolaknya mentah-mentah.

"betul ma. Apalagi kita udah tanggung nyewa gedung, bikin makanannya, belom biaya baju, kalau dibuang kan rugi."Deidara ikut membenarkan pendapat saudaranya.

"hooh ma. Ryou kan sedang sekolah. nanti kalau kenapa-napa di jalan kan kasian mama juga toh, udah bayar SPP buat setaun rugi gak kepake!"

Buak! Buak! Buak! Konan memukuli kepala ketiga anaknya dengan gabus (plis don tray diz et hom!).

"heh! Berbakti sama bapak sendiri kenapa sih! Sejelek-jeleknya, sebego-begonya, setolol-tololnya dia, tetepan dia itu bapak kalian! Huh, dasar bocah dorhaka!"omel Konan sekaligus menghina Pein. Untung Pein nggak tau.

"lagian, pesta pernikahannya batal tau! Tamu-tamunya juga udah pada pulang gara-gara tau rajanya sakit."dukung Kakuzu dan Sasori.

"WUAPPAAAAA?"teriak Itachi dan Deidara. Reika dan Fio sih udah tau..jadi santai-santai aja. Walaupun rasanya pengen nyekek Tobi juga sih gara-gara makanan gajenya itu, pernikahannya gak jadi.

"gue santet lo kapan-kapan! Uuurgggh!"teriak Itachi dan Deidara pada Tobi yang berlindung di dalam venus flytrapnya Zetsu (lho?).

"tapi kan tetep aja bahaya Mah!"teriak Ryou, masih memegangi kepalanya yang benjol waktu dipukul gabus tadi (hello? Sejak kapan dipukul sama gabus bisa jadi benjol?).

"kalian tau gak sih yang namanya mati syahid?"teriak Konan sebel.

"apaan tuh!"tanya Itachi, Deidara, dan Ryou nggak ngerti.

"Dan! Jelasin!"teriak Konan pada Hidan. Yeh, gak tau arti mati syahid aja sok-sokkan pake istilahnya. =_=;

Hidan, selaku tabib merangkap guru agama—sama kayak Kakuzu, kerjanya dobel—menjelaskan arti dari mati syahid kepada tiga bocah ling-lung itu.

"mati syahid itu..emm..apa yah, pokoknya artinya gini, kalau mati langsung masuk surga gitu. Maksudnya kalau mati dalam tugas mulia. Kayak misalnya, kalau kalian mati waktu mau ngambil duren bertuah itu—"Hidan menghentikan ucapannya sejenak ketika melihat bocah-bocah itu memandangnya dengan ekspresi ketakutan yang tiada tara.

"kan misalnya. Kalau sampai itu kejadian, kalian langsung masuk surga. Gitu lho.."

"waaa! Kalau misalnya harus ngorbanin Deidara sama Itachi mendingan saya sama Fio aja yang ambil!"seru Reika histeris. Fio menatap Reika, tidak setuju atas pernyataan sepihak itu.

"iya, tuh ma, udah ada yang mau ambilin! Reika keren deh! Aa tambah suka!"Deidara mendukung tunangannya tersayang itu 100%.

Reika dan Fio swt.

Akhirnya, setelah perdebatan panjang selama satu minggu, maksudnya, dua jam berlalu, ketiga anak itu mau pergi juga. Setelah diiming-imingi hadiah dan berbagai macem mainan digital lainnya..

Heh? Kalau buat Ryou sih gak papa, orang dia masih kecil (15 taun kecil?). Tapi Itachi sama Deidara kan sudah gede! Masa masih mau game sih? yah, maklumin aja deh. Mantan Otaku!

Deidara dan Itachi mengganti bajunya dengan baju semacam baju ksatria, dan membawa pedang yang tersarungkan di sarung pedang masing-masing. Muka mereka betul-betul suntuk bin bete.

Ryou yang tadi pake gaun, sudah ganti gaunnya sama baju ksatria kayak yang kakaknya pakai. Bukan maksud berlagak tomboy, sok keren atau apa sih..tapi yah, kalau perjalanannya kayak gitu yah, kalau pake gaun kan nggak afdol ya.

"jadi, dari sini ke Kebun Bertuah itu butuh waktu kira-kira 2-3 harianlah,"terang Zetsu. Kenapa Zetsu tau? Maklum, dia dulu pernah kerja disana.

"kalau kesana jalannya gimana?"tanya Deidara sambil mengeluarkan notes+crayon.

"naik mikrolet dulu, yang ke Ciputat, nanti naik becak, habis itu turun, liat ada warung, belok kiri dikit. Nah, kan masuknya agak jauh tuh, ambil aja ojek, jadi ongkosnya kagak mahal."

BUAK!

"iya..iya bercanda. Kalian cukup jalan aja ngelewatin bukit disini, nanti ketemu sama rumah penyihir."kata Zetsu sambil mengelus-elus palanya yang dijitak Sasori yang nggak sabaran.

"terus?"

"terus tanya aja arah selanjutnya sama si penyihir, gue juga dah lupa jalan selanjutnya gimana. Maklum udah dua tahun gak maen-maen kesana."jawab Zetsu sambil nyengir watados.

GUBRAK!

"hati-hati ya!"teriak Konan terharu sambil menyusut matanya pakai saputangan, biar kerasa lebih dramatis aja.

"Itachi, cepat pulang! Yang selamat ya! hiks.."teriak Fio. Ini baru tulus.

"Deidara, nanti di jalan jangan ngomong sama orang yang aneh-aneh ya! udah gitu, jangan lupa makan! Terus..bla-bla-bla.."teriak Reika. Perhatian sekali..

"Maapin Tobi!"teriak Tobi.

"Jashin memberkati!"teriak Hidan.

"kapan-kapan dateng lagi ya!"teriak Sasori. Lho?

"utang masih numpuk!"seru Kakuzu.

"lo belom bayar! Mana duitna!"teriak AnnZie.

Serentak semua mata menatap AnnZie dan Katsu Chan yang ternyata masih ada di situ.

"lho, kirain dah pulang!"kata Sasori.

"ya belum lah, orang duitna aja belon dikasih. Pokoknya totalna 156.000 ryo."kata AnnZie.

"hah..mahal amat. Masa cuma diagnosa singkat segitu aja bayarnya sampe 156.000 ryo!"protes Kakuzu.

"gak mau tahu! Pokokna gue minta bayaran segitu ya bayar! Kalau engga gue tuntut ke ADA! Asosiasi Dokter Akatsuki!"

Dan begitulah saudara-saudara..akhirnya mereka bertengkar heboh.

Kita lihat, trio bersaudara yang sudah setengah jalan ini!

Ternyata mereka lagi jalan-jalan, sibuk sendiri-sendiri.

Itachi sibuk meneliti bajunya. Takut-takut ada bagian yang kotor atau apalah.

Deidara main ayatori pakai tali medali kerajaannya yang terbuat dari rantai emas.

Ryou lagi main-mainin pedangnya, yang baru dibeli di Pasar Kemang.

"masih jauh ya un?"tanya Deidara.

"iya..kalau dilihat dari jalannya sih, kayaknya memang masih jauh.."jawab Itachi. Eh, tadi Deidara bilang un?

"myahahaha...masih jauh dong un! Keburu bosen dah gue un!"kata Deidara, membetulkan rantai emasnya yang kebelit-belit karena gagal membentuk ayatori menara Eiffel.

"Bang, kok ngomongnya pake 'un' lagi?"tanya Ryou bingung. Perasaan udah nggak lagi deh.

"biarin dong un. Enakkan gini un."jawab Deidara.

"lah dari kemarin ngomongnya udah normal, lah kok sekarang..?"

"abisnya Reika bilang ngomong pake un nggak macho un. Jadinya gue belajar berhenti ngomong un di depan dia. Nah sekarang ngga ada dia jadi gue bebas ngomong un deh un. Hahahaaha!"kata Deidara puas.

Sementara Itachi dan Ryou bingung Deidara ngomong apa karena kebanyakan unnya keselip di setiap kata.

"suka-suka lo deh.."

Sementara itu, 18 kilometer jauhnya dari tempat ketiga adik kakak itu berjalan..

ada sebuah bukit yang suasananya horor..kusam, buluk,..pokoknya..mirip dah sama lukisan yang sudah jamuran dan nggak pernah dilap. Kayak lukisan di kamarnya Pein.

Di bukit itu ada rumah yang beda auranya sama bukit kumal nan gelap itu. Rumahnya keren lah..cuma 3LDK doang sih, terus dicat warna merah jambu, di sekeliling rumah itu pake lampu-lampu jalan yang bejibun. Buat apa coba?

Rumah ini adalah rumah milik author—lho?

*setelah Ai menaplok author karena masukkin keinginan pribadinya di naskah* Ini adalah rumah milik penyihir yang namanya Bhiellyzhia, atau yang sering disebut Zhia.

Mari kita intip apa yang sedang ia lakukan.

"wahahahahahahah!"terdengar suara tawa menggelegar dari dalam ruang tengah rumah itu.

"gilee...Ajis Gagal lucu sekalee! Wakakakakakakk! Hahahaha!"ternyata si penyihir lagi nonton Opera Van Janda..

Siing! Tiba-tiba sesuatu melintas di spider sense,maksudnya, di witch sensenya si penyihir.

"Narutami! Nira! Nanda!"teriak si penyihir memanggil ketiga peri pembantunya. Ketiga perinya langsung datang dengan cepat.

"coba kalian baris atu-atu ya. Nah, Nanda duluan paling pinggir. Terus Nira. Habis itu Narutami paling ujung."

Ketiga peri itu nurut-nurut aja.

"terus tongkat perinya diangkat atu-atu."

Mereka bertiga mengangkat tongkat perinya yang bercahaya itu.

"wuahahaha...mirip lampu lalu lintas!"kata penyihir itu sambil tepuk tangan.

Buakk!

"ngaco aja lu! Heh, jalan, maksudnye, terbang dari kamar mandi ke ruang tengah tuh capek banget gila!"omel Narutami, a.k.a si peri ijo.

"salah sendiri lu kecil.."ledek Nanda, si peri merah.

"ngomong-ngomong soal kecil kayaknya kita semua kecil deh.."bisik Nira, si peri kuning, swt.

"tapi daripada berantemin ukuran badan.."

"ada urusan apa neh kita dipanggil kesini?"teriak ketiga peri itu bersamaan.

"wuiiii..sabar-sabar nyak. Maksud gue manggil lo-lo pada kesini tuh mau nyuruh lo bertiga siap-siapin sihir lo.."kata penyihir.

"buat apa?"tanya peri kuning bingung.

"karena bentar lagi bakal ada 3 orang yang mau minta bantuan ama kita-kita..mak-dar-it kita harus membantunya...fufufu.."kata Penyihir mencurigakan.

"heuuu! Tapi pake bayaran kan!"dengus Peri Hijau.

"males banget deh.."gumam Peri Merah ngantuk (?).

"mau duit gak?"tanya Penyihir sebel.

"MUAAAUUUUU!"teriak ketiga peri tersebut dengan sedikit matre.

"kalau begitu..."

"kita saksikan pada chapter selanjutnya! Mwahahahah!"teriak Penyihir itu gaje.

T.B.C adalah penyakit..

Yoosh! Balas review aja aaaahh!

Untuk semua RnR's, saya minta maaaf sebesar-besarnya karena udah salah mengerti soal OOC dan OC. Tapi sekarang saya ngerti kok, karena udah ada yang jelasin! Salah paham itu gara-gara temen sekelas saya yang geblek bin sok tau ngomong gitu pas saya tanya bedanya..maap ya kalau ada yang keganggu! Terus maaf ya ini baru bisa update, karena sudah 2 minggu saya lagi ada di daerah yang tidak memiliki jaringan internet.., dan baru pulang kemarin, maka yah, chapter ini baru bisa kumasukkin di FFN baru-baru ini. maaf banget yah!

Untuk AnnZie san, saya baru tau lho kalau AnnZie san itu author dari Akatsuki Gaje Series yang saya suka. (cuma belon sempet ngefavoritenya..soalnya waktu itu saya baca waktu masih jadi readers doang) Hehehe, apalagi yang judulnya Searching For Oro Treasure. Keren! Makasih atas reviewnya yaah..

Untuk Anna chan, udah baca kok! Hehe, thankyou yak! Rasanya lucu sekali melihat si Oro bisa panik sampe ngancurin TV gitu (padahal buat saya aja Tvnya..)

Untuk Uchiha Reika D Last Uchiha, hahaha, Pein sih emang rakus, segala aja dimakan nggak liat-liat dulu. Ntar kita kasi makanan basi juga pasti akan dia lahap tanpa protes (maaf buat Konan ayangnya Pein dan Pein FG/FC!)

Dan untuk semua review yang nggak sempet dibalas...pokoknya saya akan berusaha membuat FFN yang terbaik..hehehe. Maaaaf banget ya ini fanfic baru bisa diupdate! T_T

Makasih banyak, dan semoga chapter selanjutnya bisa di-update dengan cepat.

Oh ya, untuk semuanya yang baca fanfic saya, mohon doa ya moga-moga saya bisa lolos tes masuk SMA 5 Bandung..

AMINN! Hehehe (banyak bacot banget siiihh!)

Akhir kata, review sangat membantu. Tapi flame enggak. Soalnya flame bikin saya nggak bersemangat, uring-uringan, dan takut buat fanfic lagi! (cemen banget yak gue..)