Pembahasan review…
Hanabi Kaori: Yup.. saya lagi suka yang die… hhe XDDD Liat saja di chap ini! Hhe XDD Siip… selamat menikmati!
Megami Mayuki: Karena saya suka Hitsugaya menderita! XDDD *plak. Yoi… selamat menikmati!
Just a Human: Kalau banyak permintaan, akan dilanjutin ke season 2 XDDD. Ya… Di season 2 memang Ichigo jadi cover boy XDDD… Yoi… Selamat menikmati ! XD
Aoisakura: Supaya kerasa angst! Hhe XD I love angst! XD *plak. Liat saja di chap ini! Hhe :D renichi? Ada ide bagus nih! Ok… nanti aku sempilin renichi di fic lain XD Yoi! Sankyuu… Selamat menikmati chap ini!
Ok… kita mulai saja… Selamat menikmati! XDDD
Warning: Saat mengedit ini… Saya sepintas melihat… Banyak sekali character yang OOC. Gomen.. ,
Oh ya, ada warning yang lupa saya tulis dari chapter 1… Warningnya selain OOC adalah… OC (original Character)
Disclamer: KuboTite-sensei
Mission
-CHNR Side Story-
-The Last Chapter-
3 hari setelah pertarungan. Keadaan damai tercipta. Para UOS yang masih hidup, menjalankan hidupnya seperti manusia biasa di Defender Group. Para mantan anggota Pengurus Defender Group juga sudah kembali menjalani kehidupan biasa. Para shinigami sudah meninggalkan markas Defender Group dan tinggal di rumah Byakuya yang dekatan dengan Ran.
Kesenangan terlihat di wajah mereka. Tetapi, kesenangan itu hanya semu. Sebenarnya, di dalam hati mereka, hati mereka tengah luka. Salah satu teman mereka divonis gugur. Kerterpurukan terlihat sangat di wajah Hitsugaya.
Semenjak Hikari dan Curarpikt memberitahukan padanya kalau Ichigo sudah meninggal, Hitsugaya selalu menyendiri. Dia selalu mengurung diri di kamar. Jika keluar kamar, dia tidak berbicara sama sekali. Kusaka mulai khawatir, memutuskan untuk memanggil Roxas dan Curarpikt.
Hitsugaya yang berada di kamar, hanya berbaring di kasur. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berantakan. Di dalam pikirannya, dia hanya melihat wajah Ichigo saat berada di pangkuannya. Wajah yang lemah dan terluka. Tidak ada suara napas dari Ichigo.
Hitsugaya pun memukulkan tangannya ke tembok sebelah kasurnya. "Gomenne… Kurosaki…"
Tiba-tiba, pintu kamar Hitsugaya terbuka. Masuklah kedua sahabatnya, Roxas dan Curarpikt. Tampaknya, mereka baru pulang dari sekolah. Karena, mereka masih mengenakan seragam sekolah mereka masing-masing. Roxas memanggil nama Hitsugaya. Tetapi, Hitsugaya tetap terdiam. Roxas yang kesal, menarik Hitsugaya.
"Hitsu-chan! Kenapa kau terpuruk begitu! Bangun! Sekarang sudah siang tahu! Kamu sudah 3 hari tidak mau berbicara! Kenapa?" Tanya Roxas.
Hitsugaya terdiam.
Roxas yang kesal, menggertak. Curarpikt menyuruh Roxas untuk tenang. Roxas menggelengkan kepalanya. Dia tetap berteriak di depan Hitsugaya.
Akhirnya, Hitsugaya mulai menjawab.
Tetapi, jawaban Hitsugaya itu merupakan jawaban yang tidak ingin didengar oleh Roxas dan Curarpikt. "Ini bukan urusanmu! Enyahlah!"
Roxas yang kesal, memukul pipi Hitsugaya. Keluarlah darah dari mulut Hitsugaya. Roxas menarik kerah baju Hitsugaya dan berteriak di depan wajah Hitsugaya. "APA-APAAN SIH KAMU! KAMU LUPA KALAU KITA ITU SAHABAT… HAH?"
Hitsugaya tetap terdiam.
Sekarang, giliran Curarpikt yang melanjutkan pertanyaan Roxas. "Apakah ini… Menyangkut Kurosaki-kun?"
Mata Hitsugaya terbelak-lak. Wajahnya bertatapan dengan wajah Curarpikt. Curarpikt tertunduk. "Apakah gara-gara Kurosaki-kun meninggal, kau menjadi begini?"
Belum ada jawaban dari Hitsugaya, Roxas melanjutkan perkataan Curarpikt. "Sekarang bangun! Kamu ingat kata-kata Kusaka-san kan? Ichigo-kun ingin kau tetap hidup. Dia akan melindungimu walau nyawa taruhannya. Sekarang, hidup kamu yang telah dilindungi oleh Ichigo-kun, harus dijalankan sebaiknya. Masa kau akan menghabiskan waktumu dalam kerterpurukan? Selama waktu kita masih ada, mari… Kita jalani hidup sebaik-baiknya! Ingat akan pengorbanan semua orang untuk mempertahankan nyawa kita. Ok?"
Hitsugaya melihat wajah Roxas. Sekarang, raut matanya sudah kembali seperti semula. Hitsugaya tersenyum. "Arrigatou… Roxas… Curarpikt!"
Curarpikt dan Roxas mengangguk. "Yoi! Douita!"
Hitsugaya pun keluar kamar. Kusaka yang sudah menunggu, langsung memeluk Hitsugaya. "Syukurlah! Kau sudah bangun!"
Hitsugaya mengangguk. "Ya… Maaf sudah menghawatirkan kalian semua!"
Tiba-tiba, seseorang datang dengan seragam SMA-nya. Dia berdiri di depan pintu dengan gaya preman yang nagih hutang. Hitsugaya berjalan mendekati orang itu. Dia pun menunduk. "Terima kasih, Ran!"
Ran tersenyum. Dia pun mengacak-acak rambut Hitsugaya. "Yoi! Sama-sama!"
Tiba-tiba, Hitsugaya terkejut akan sesuatu di kepalanya. Ternyata Ran menyimpan secarik kertas. Di kertas itu, tertulis list nilai ulangan. "Ran… Ini… Kok…"
Ran pun menyeringai licik. "Napa? Puas? Kau remed PKN! Sekelas Cuma 4 orang yang lulus! Aku dan kau kena remed! Besok jam 12 ditunggu di sekolah!"
Hitsugaya mengangguk. Ran tersenyum. "Ok… Hanya itu yang ingin kukatakan! Aku pulang dulu sekarang ya! Besok aku jemput kamu disini, OK?"
Hitsugaya mengangguk dan pergilah Ran dari matanya.
Hitsugaya duduk di sofa tengah. Roxas dan Curarpikt yang sudah tidak punya kepentingan, memutuskan untuk pulang. Hitsugaya mengangguk dan berterima kasih. Roxas dan Curarpikt tersenyum. Sesaat sebelum pergi, Roxas memberikan satu stik sea salt ice cream pada Hitsugaya. Mereka pun pergi dengan sebuah pesan, "Mulai besok, kita latihan ya~ ok?"
Setelah teman-temannya pergi, tersisalah Hitsugaya dan Kusaka di ruang tengah. Hitsugaya merasa aneh karena suasana rumah yang sangat sepi itu, bertanya pada Kusaka. "Kusaka, yang lain pada kemana?"
Kusaka menoleh pada sahabat kecilnya itu. "Oh? Kuchiki-kun dan Abarai sedang keluar. Kuchiki-sama sedang ngurus nilai UAS!"
Hitsugaya hanya ber-oh-ria.
Dia pun pergi ke kamar untuk mengambil LKS PKN dan belajar di ruang tengah. "Kok bisa sih… Aku diremed PKN?"
XXX
Keesokan harinya…
Kebisingan terjadi di rumah Byakuya. Ya, jam setengah 8 pagi, Hitsugaya sudah komat-kamit sendiri. Dia bingung mengapa Ran belum sampai di rumahnya. PAdahal, jam masuk sekolah sudah lewat 1 jam pelajaran yang lalu. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya, Ran datang. Hitsugaya sudah mengamuk duluan. Sedangkan Ran menjawab dengan dingin. "Lah? Kan Cuma porak! Datang jam 12 juga it's ok kok!"
Hitsugaya rasanya sudah ingin mem-bogemmnya.
Sesampai di sekolah, teman-teman sekelas Ran sudah ngampar dengan manisnya di depan ruang wakasek. Shelly, salah satu anak X3 menyuruh Ran dan Hitsugaya untuk menghadap wali kelas mereka. "Ran! Toushi! Kalian dipanggil Bu Yuyun di ruang guru!"
Ran menghela napas. "Hh… Ada apa lagi ama itu guru! Ok… Sankyuu! To-chan! Ayo!"
Hitsugaya mengangguk dan berjalanlah mereka menuju ruang guru.
Sesampai di ruang guru, Ran diomelin karena tugasnya masih banyak yang belum masuk. "Ran! Kamu 4 tugas lagi belum masuk! LKS 2 bab dan 2 laporan!"
Ran hanya menunduk paham. Hitsugaya memasang tampang no expression. Dia hanya kena 1 tugas kosong berupa laporan. Ya, laporannya itu satu kelompok dengan Ran. Jadi, yang harus disalahkan yaitu, Ran!
Setelah mengurus masalah pelajaran kimia, Ran dan Hitsugaya keluar dari ruang guru. Saat mau keluar, Hitsugaya melihat seorang perempuan berambut hitam panjang, memakai dalaman kerah tinggi, dan tatapan yang sangat lembut. Sang perempuan yang merasa dilihat, mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Ah? Selamat pagi!" ucapnya lembut.
Suaranya begitu lembut dan pelan. Hitsugaya langsung blushing. Dia pun menunduk malu. "Se… Selamat pagi!"
Hitsugaya terus memperhatikannya. Perempuan itu heran. "Kenapa adik melihat saya terus?"
Hitsugaya menggelengkan kepalanya. Wajahnya memerah. "Ti… Tidak! Te… Teteh mirip kakak laki-laki saya!"
Perempuan itu mengangkat alisnya. "Kakak? Tunggu… Adik itu… Adiknya Ichigo Kurosaki kelas XI IPA 3?"
Hitsugaya mengangguk. "Ta… Tapi… Lebih cocoknya… Dia adalah orang berharga saya!"
Perempuan itu tertunduk. Dia memegang dadanya. "Anu… Saya ikut bela sungkawa! Menurut berita sewaktu upacara kemarin, Ichigo meninggal karena seseorang menembak jantungnya. Saya turut berduka!"
Hitsugaya tertunduk. "Terima kasih banyak!"
Hitsugaya mengangkat wajahnya. Dia melihat perempuan di depannya itu. Hitsugaya heran. "Teteh kenal dengan Kak Ichigo?"
Perempuan itu mengangguk. "Ya! Saya teman chattingnya! Nama saya Anita Kusuma Dewi. Kelas XI IPA 4! Salam kenal, Toushirou!"
Hitsugaya kaget. Cara Anita memanggil namanya, begitu tidak asing di telinganya. Anita mengangkat alisnya. "Kenapa?"
Hitsugaya tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak! Cara bicara teteh mirip kakak saya!"
Anita hanya tertawa kecil. "Hehe…"
Ran sudah mengomel-ngomel saat menunggu di depan ruang guru. Akhirnya, orang yang ditunggu keluar. Tetapi, sesuatu yang aneh terjadi padanya. Wajah Hitsugaya memerah. Ran tersenyum Gin. "OI! Kenapa?"
Hitsugaya mengeluarkan keringat dingin. "Te… Teteh yang tadi… Mirip Kurosaki!"
Ran mengangkat alisnya. Ditengoklah wajahnya kedalam dimana Anita sedang susulan UKK. Ran tersenyum. "Lho? To-chan gak kenal? Dia kan teh Anita! Anak kelas XI IPA 4! Dia anak eskul Jepang juga kok! Tapi, dia sakit-sakitan. Jantungnya lemah! Jadi, dia jarang masuk sekolah. Kayanya, seminggu kemarin, penyakitnya itu kambuh lagi ya! Sehingga dia susulan UKK! Oh ya, dia juga memang sedikit mirip Ichigo-kun ya!"
Hitsugaya mengangguk. "A-h~! Sekilas, dia mirip Kurosaki. Tatapannya, matanya, dan senyumnya. Hampir mirip Kurosaki. Tetapi, setahuku, Kurosaki tidak punya kembaran. Yah, lagipula, Teh Anita punya rambut hitam panjang. Dia orang Indonesia!"
Ran mengangguk. "Iya sih… Indonesianya fasih banget! Betewe, dia juga fasih bahasa Jepangnya lho!"
Hitsugaya tersenyum. "Ya…"
Ran tersenyum. "To-chan! Kau… Kau… Kau ngeceng Teh Anita?"
Wajah Hitsugaya memerah. Dia menggelengkan kepalanya dan berjalan duluan di depan Ran. Tiba-tiba, dia tertabrak bel sekolah yang berat. Ran dan semua orang yang melihat, hanya ber-sweatdrop ria. "Ah… Salting!" Seru Ran.
Setelah remed PKN, Hitsugaya dan Ran berjalan keluar sekolah. Mereka ketemu dengan Renji dan Rukia yang sedang beli lumpia basah di depan sekolah. Ran dan Hitsugaya menyapa mereka. Mereka menoleh dan tersenyum. Tiba-tiba, mereka dikagetkan dengan seseorang yang terjatuh di belakangnya. Ternyata, dia seorang perempuan yang tidak sengaja rok panjangnya terinjak. Hitsugaya tidak asing dengan penampilan orang itu. Dia pun membantu perempuan yang terjatuh itu.
"Teh Anita, anda tak apa?
Anita mengangkat wajahnya yang memerah karena terbentur aspal. "Ah… Toushirou! Saya tak apa kok!"
Anita pun berdiri dan membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di pakaian seragamnya. Di tangan kanannya, dia menggantungkan helm berwarna merah-hitamnya. Hitsugaya hanya menghela napas. "Kak, berhati-hatilah kalau jalan! Rok anda panjang dan rempel!"
Anita mengangguk. "Ah? I… Iya… Hehehe…"
"lalu, kenapa anda tidak pakau rok span pendek aja?"
"Ah? Rok span pendekku hilang sih…"
"Hilang?" heran Hitsugaya.
Anita pun melihat jam tangannya dan kaget. "Kyaaa… Dah jam segini? Aku harus pulang? Semuanya, aku pulang duluan ya! Ja'mata!"
Hitsugaya dan yang lain mengangguk. "Ja'mata!"
Hitsugaya dan yang lain melihat kepergian Anita. Dengan cekatannya, dia meminta satpam mengeluarkan motornya. Hitsugaya kaget, ternyata motor yang digunakan Anita adalah motor tinggi seperti Ichigo. Warnanya juga sama. Tapi, saat mau menaik, Anita menginjak kembali roknya dan hampir jatuh. Lalu, dia mencoba lagi dengan mengangkat roknya selutut dan berhasil! Dinyalakan motor tersebut dan digas meninggalkan tempat parkiran. Rukia, Renji, dan Ran hanya terdiam melihat kelakuan Anita itu. "Kok… Anggun-anggun… Kaya gitu cara naik motornya? Gak ada anggunnya sama sekali!"
Sedangkan Hitsugaya. "Gyahoo… Cewek naik motor kaya Ichigo… Keren!"
Tersipu?
XXX
Hitsugaya termenung di tempatnya duduk. Curarpikt mengetuk jidatnya Hitsugaya. "Oi! Kenapa kau melamun begitu? Nanti kesambet lho!"
Hitsugaya tetap melamun. Dia terus menatap kosong ke depan. Entah apa yang berada di pikirannya. Curarpikt hanya menghela napas. Dia pun menyuruh Roxas untuk melakukan sesuatu agar Hitsugaya kembali. Roxas mengangguk dan mengeluarkan keyblade-nya. Ya, diayunkan keyblade tersebut dan…
"FIRAGA!"
BROOOSSSHH
Tiba-tiba, semburan api datang dari bawah tubuh Hitsugaya. Hitsugaya yang langsung tenggelam dalam api, heboh sendiri. "Huwa! Panas! Panas!"
Curarpikt yang merasa Roxas teralu berlebihan, menyuruhnya untuk memberhentikan api tersebut. Roxas mengangguk dan mengluarkan jurus elemen airnya. Tubuh Hitsugaya pun sudah bebas dari api. Hitsugaya kesal, berteriak di depan wajah Roxas. "Roxas… Omae… Korosu!"
Roxas memasang wajah dingin. "Kalau mau bunuh aku, mending bunuh kripik! Toh, dia yang nyuruh aku untuk membakarmu!"
Curarpikt mengelak. "HEH! Kok aku? Salah kamu sendiri! Kenapa level firaga? Kenapa gak level fire aja!"
Roxas terdiam. Dia mengunyah sea salt ice cream-nya. Ujung-ujungnya, dia duduk di sofa dan menjilati es krimnya dengan wajah polos. Curarpikt menghela napas dan memegang kepalanya.
"Hh… Si Natsume belum datang! Kemana saja dia?"
Hitsugaya tiba-tiba teringat sesuatu. Dia menjelaskan kalau Natsume akan datang sekitar jam 2. Curarpikt melihat jam dan sudah menunjukan pukul 2. Dia menghela napas lagi. "Dijamin, dia telat la…"
"AKU DATANG!"
Semua menengok pada seseorang yang membuka pintu dan berteriak itu. Ternyata, orang yang ditunggu-tunggu dan personil terakhir dari CHNR band datang! Ya, Natsume Hyuuga. Salah seorang siswa dari Alice Academy dengan kekuatan alicenya berelemen api. Dia bisa membakar semua apa yang ia inginkan dengan kekuatannya. Karena kekuatannya yang berbahaya, makanya dia menggunakan banyak anting di telinganya untuk menekan kekuatan apinya itu.
Ok, jabatan Natsume di CHNR band adalah sebagai vocalis. Tapi, kadang-kadang dia menjadi gitaris. Saat dia menjadi gitaris, Roxas-lah yang menjadi drummer , Curarpikt menjadi bassis dan Hitsugaya menjadi Vocalis. Tidak ada yang berbeda saat Hitsugaya dan Natsume bernyanyi. Suara mereka hampir sama. Biasanya sih, Natsume tidak menjadi vocalis saat suaranya serak atau dia sakit.
Sekarang, Natsume berjalan mendakati Hitsugaya yang sedang memandanginya dengan wajah heran. Natsume mengelus-eluskan kepala Hitsugaya. "Hitsu-kun… Aku tahu mengenai kejadian kemarin-kemarin. Kuharap, kau tetap semangat dan tahu apa yang harus kau lakukan dari sini!"
Hitsugaya terdiam. Dia memandangi Natsume dengan mata besarnya. Dia tersenyum sinis. "Tentu saja… Natsu!"
Natsume tersenyum. Dia pun menepukan kedua tangannya secara bersamaan. "OK! Ayo kita mulai latihan! Konser kita 3 minggu lagi! Ayo! Ayo! SEMANGAT!"
"OU!"
Tiba-tiba, Curarpikt mengangkat tangannya sehingga semua personil teralihkan pandangannya. Curarpikt memegang kepalanya yang tidak pusing itu. "Err… Kawan-kawan… Konser kita dimajukan menjadi tanggal 14 Juli lho…"
Semua terdiam dan…
"WWWWHHHAAAT?"
XXX
Seseorang duduk di sebuah kursi di tengah jalur hijau –taman kota-. Dia menikmati angin sepoi-sepoi sambil mendengarkan sebuah lagu dari headsetnya. Dia memakai seragam sekolah SMA dengan rok rempel panjang. Rambutnya yang berwarna hitam, dibiarkan terurai dan terbawa angin. Dia memainkan HP touch screen-nya. Akhirnya, seseorang datang mendekatinya.
"Ah? Kau sudah menunggu lama ya, Anita!"
Ya, Anita menengok kearah orang yang memanggilnya dan mendekatinya. Dia tersenyum. "Tidak kok… Aku baru datang, Rukia!"
Rukia duduk disebelah tempat Anita berada. Dia tersenyum pada Anita. "Bagaimana kabarmu, Anita?"
Anita tersenyum. "Ah~ baik-baik saja! Sudah tidak teralu sakit kok!"
Rukia melihat Anita dengan tatapan khawatir. "Tapi… Kalau sakit… Jangan dipendam ya…"
Anita mengangguk. Kemudian, dia menyenderkan tubuhnya di kursi yang ia duduki itu. Diangkatlah wajahnya sehingga ia dapat melihat langit biru yang membentang luas diatasnya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Oh ya, rencana nanti, bagaimana?"
Rukia menengok. "Ah? Rencana nanti…"
XXX
25 Juni. Hari yang menegangkan bagi seluruh siswa SMAN 7. Sekarang, pembagian rapor semester 2. Rapor yang membuktikan mereka akan naik kelas apa tidak setelah proses pembelajaran selama satu semester ini.
Kusaka sudah lulus dengan nilai memuaskan dan mendapatkan beasiswa di sebuah universitas yang bergengsi. Dia mengambil jurusan akutansi. Dengan menggunakan jasnya saat perpisahan kemarin, dia mendapatkan surat kelulusannya bersama teman-temannya yang lain.
Lalu, bagi Rukia dan Renji. Beban mereka semakin berat mengingat, mereka sekarang naik ke kelas XII. Mereka akan lulus mengikuti jejak Kusaka dan menjadi seorang mahasiswa/mahasiswi. Nilai Rukia sudah bagus. Nilai paling kecilnya 70 di olahraga dan paling besar di Kimia dengan nilai 85. Sayangnya, dia tidak masuk 10 besar. Kalau Renji… Dia nyaris gak naik kelas. Nilainya yang bagus hanya olahraga dan Bahasa Jepang. Sisanya, 'tongkat' pas-pasan SKBM. Itu juga terlihat kalau nilai Renji mengalami 'pemaksaan' untuk mencapai SKBM.
Kita lihat ke rapor anak kelas X. Ok, Ran pundung karena dia tidak bisa mengalahkan Hitsugaya. Nilai Hitsugaya bagus-bagus dan Ran rangking 13 dari 44 siswa. Padahal, nilai-nilai Ran sudah cukup bagus. Tetapi, banyak yang bagus-bagus juga, posisi dia tersisihkan hingga peringkat 13. Ran memilih IPA sebagai penjurusannya di kelas XI. Tetapi, dia disuruh masuk bahasa. Ran menolak dengan sopan. "Saya lebih suka di IPA".
Hitsugaya pun sama. Dia memilih IPA sebagai jurusannya. Ya, nilai IPA-nya gede-gede dan bisa membuat semua orang yang dekat dengan dia, bangga. Rapor Hitsugaya diambil oleh Kusaka yang saat itu kebetulan ke sekolah untuk mengambil ijazah.
Saat keluar kelas, Hitsugaya melihat Anita yang sedang duduk termenung di bawah pohon depan ruang wakasek. Terlihat, Anita sedang membaca rapornya dengan tenang. Kebetulan sekali, hari itu, Hitsugaya sedang mencari-cari Anita untuk suatu hal. Didekatkanlah kakak kelasnya itu.
"Umm… Teh Anita… Selamat pagi!"
Anita yang merasa dia disapa, mengangkat wajahnya dan tersenyum. "A… Ah… Err… Toushirou!"
"Lho? Teteh kenapa gugup?" heran Hitsugaya.
Anita menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa kok! Sok, duduk disini!"
Hitsugaya duduk disebelah Anita. Dia langsung ke pokok pembicaraan mengingat dia habis ini harus latihan band lagi. Dia mengeluarkan sebuah kertas dari kantongnya. Ternyata, kertas itu berupa tiket VVIP konser CHNR band. Hitsugaya memberikannya pada Anita. Anita heran. "Toushirou… Tiket apa ini?"
"Ini tiket konser bandku… Acaranya tanggal 14 Juli jam 8 malam. Kalau teteh mau datang, ini tiketnya. Tapi, kalau tidak bisa, tidak apa-apa!" senyum Hitsugaya.
Anita melihat tiket tersebut. Dia tersenyum. "Ok… Makasih ya, Toushirou! Nanti saya usahakan datang!"
Hitsugaya mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya. Kemudian, dia berterima kasih dan izin pulang duluan karena ada latihan band. Anita mengangguk dan melambaikan tangannya. Setelah Hitsugaya pergi, Anita melipat rambutnya kebelakang telinganya. Dia melihat tiket konser CHNR band itu dengan senyuman.
xxx
Sekarang tanggal menunjukan angka 14. Ya, bulan Juli tanggal 14. Para mantan anggota defender (aka: Ran, Hikari, Dryll, Ethra, Zaki, Archerzz dan Kochi –baru muncul-), sibuk mempersiapkan buat konser CHNR malam itu.
Sekarang, jam menunjukan pukul 7 malam dan acara akan dimulai sejam lagi! bayangkan, dalam waktu sejam, para personil dan pengisi acara belum berganti pakaian! Ok, kita tahu siapa yang harus disalahkan! Sang panitia kostum, Ran.
"Gomen aku telat~ Semua! Ini baju ka-"
GUBRAAAAKKK
Semua sweatdrop melihat apa yang terjadi pada Ran. Ya, kakinya tersandung kabel dan jatuh. Kusaka mendekati Ran yang saat itu masih terdiam dengan posisi telungkup. Setelah beberapa saat, Ran bangun dan menangis dengan kencang.
"GYAAA… MASA 16 TAHUN JATUH GARA-GARA KABEL? Hiks… Hiks… Malu…"
Ok, sekarang liat di sisi lain. Hikari selaku panitia make up, sedang mendandanin Curarpikt. Natsume sedang berganti pakaian setelah pakaiannya kelempar kearahnya saat Ran jatuh. Roxas sedang men-setting bass-nya. Dryll sedang mengatur dekorasinya. Archerzz mengatur suara dan jadwal penampilan. Zaki mengatur dokumentasi. Ethra bermain sebagai pianis di beberapa lagu yang akan ditampilkan. Kochi yang memasak masakan untuk makan nanti.
Kemana Hitsugaya? Ya, Hitsugaya sedang ganti pakaiannya menjadi pakaian konsernya. Selain CHNR, para shinigami juga akan muncul sebagai bintang utama. Mereka akan bernyanyi lagu masing-masing dan yang memainkan musiknya adalah para CHNR band. Byakuya, Rukia, dan Renji-lah yang berlaku sebagai tamu disini. Kusaka tidak ikut tampil karena dia mau membantu Ran untuk membereskan kostum-kostum untuk para shinigami dan CHNR.
Tiba-tiba, seseorang berlari. Dia mengenakan bandana hitam dan baju berkerah tinggi tetapi tidak ada lengannya. Perpaduan warna abu emas-nya, mendukung bandana yang ia pakai. Celananya pendek dan dia menggunakan sepatu kets. "Semua… Kalian sudah siap?" Tanya Hitsugaya.
Roxas, Curarpikt, dan Natsume mengangguk. "Ah~ kita suda siap!"
Tiba-tiba, seseorang yang tidak asing, datang bersama Hinamori dan Matsumoto. Hitsugaya yang melihat kedatangan orang yang ditunggu, tersenyum. "Teh Anita!"
Anita tersenyum. "Halo, Toushirou!"
Hitsugaya berjalan mendekati Anita. "Terima kasih sudah datang, teh!"
"Ya… Sama-sama, Toushirou!"
Anita melihat sesuatu yang ganjil di bandananya Hitsugaya, memegangnya. Hitsugaya kaget dan langsung merona. Anita membenarkan bandana yang Hitsugaya pakai. Ternyata, bandananya miring. "Yup… Sudah selesai!"
Hitsugaya tersipu. "Te… Terima kasih… Err… Teh Anita…"
Tiba-tiba, Archerzz memanggil semua personil untuk kumpul. Dia akan memberitahukan urutan penampilan.
"Ok… Penampilan pertama dari CHNR band. Mereka akan membawakan lagu 'We are CHNR Band'. Dilanjutkan dengan lagu 'Yume', 'Watashi no Sekai', lagu request 'Fate rebirth' yang dinyanyikan oleh Natsume, Curarpikt, dan Roxas. 'Sen no Yoru wo Koete' yang dinyanyikan Curarpikt dan, 'World End' yang dinyanyikan oleh Roxas. Lalu, Natsume turun panggung dan Rukia masuk. Disini, Rukia menyanyikan lagu 'echo' solo. Selesai solo, Byakuya masuk dan berduet dengan Rukia. Lagunya 'Listen to One Story' dan dilanjutkan Byakuya solo dengan lagu 'Yozora no kawa'. Lalu, Byakuya selesai, Renji masuk membawakan lagu berjudul 'SKY' dan 'Standing to defend you'. Setelah ini, Matsumoto dan Hinamori masuk sebagai host untuk acara hiburan dan door prize selama 20 menit. Lalu, CHNR masuk dengan pertukaran posisi dimana, Natsume bermain gitar, Curarpikt bermain bass, Roxas bermain drum, dan Hitsugaya bernyanyi. Disini, Hitsugaya bernyanyi lagu 'This light I see' dan 'Shine'. Lalu, selesailah rangkaian konsernya. Ditutup dengan semua crew bernyanyi 'kawaranai kimochi' dan bersama penonton bernari 'death song'. Mengerti?"
Semua mengangguk paham. Hitsugaya pun berjalan kembali kearah Anita berdiri. "Teh Anita! Aku mau tampil dulu! Teh Anita ke tempat nonton sendiri gak apa?"
Anita mengangguk dan tersenyum. "Gak apa, Toushirou!"
Mirip Kurosaki… Batin Hitsugaya.
Hitsugaya tersenyum dan berjalanlah dia keatas panggung bersama anggota CHNR yang lain. Sorak dan teriakan fans terdengar keseluruh tempat. Roxas mengambil mic-nya dan mulai berseru. "KONBAWA MINNA-SAN!"
Jawaban yang bergemuruh didapatkan oleh CHNR. Ya, semua penonton disana begitu bersemangat melihat kehadiran CHNR band yang sudah vakum sejak Roxas dan Curarpikt menginjak kelas 3 SMP. Dan hari itu, merupakan hari pertama CHNR band tampil kembali setelah vakum.
"Maaf ya semuanya! Kami, selaku CHNR band akan melaksanakan konser pertama dan terakhir setelah kevakuman kita selama… Errr…"
Roxas menoleh pada Curarpikt karena dia lupa apa yang harus dia ucapkan. Curarpikt menghela napas. "Hh… 3 tahun, Roxas…"
Roxas lalu melanjutkan ucapannya dengan sweatdropnya "Ah? Errr… 3 tahun! Ya, 3… Tahun!"
Curarpikt menghela napas. "Hh… Mulai saja, kenapa? Kasihan ini sudah malam! Teralu malam, parah juga sih…"
Roxas mengangguk. Dia pun memberi suatu isyarat pada Hitsugaya. Hitsugaya mengangguk dan dipukulkan kedua stik drumnnya satu sama lain. "OK! One… Two… Three!"
JREEENGG…
Setelah ketiga lagu dengan judul 'we are CHNR band', 'yume', dan 'watashi no sekai' dibawakan oleh CHNR band, sekarang mereka menyanyikan lagu request dari para penggemar. Lagu pertama dinyanyikan oleh 3 personil CHNR. Curarpikt, Natsume dan Roxas. Karena suara Hitsugaya mirip dengan suara Natsume, dia tidak ambil alih dalam lagu dengan judul 'Fate Rebirth' ini. Lagu asli 'fate rebirth' ini memang dinyanyikan oleh 3 orang. Kamui Gakupo, Kagamine Len dan Kaito Shion. Yang mengisi posisi Kamui Gakupo adalah Curarpikt. Yang mengisi posisi Kaito adalah Roxas, dan yang mengisi posisi Kagamine Len adalah Natsume.
Selesai lagu 'fate rebirth', Curarpikt maju kedepan dan tetap setia dengan gitarnya. Dia mulai menyanyikan lagu 'Sen no yuru wo koete'. Lagu itu terkesan slow. Curarpikt juga berhasil mengatur tempo nyanyinya dan tempo dia memainkan gitarnya. Natsume membantu Curarpikt sebagai backing vocal.
Setelah lagu 'Sen no yuru wo koete', giliran Roxas yang memuaskan para penggemar dengan lagu request berjudul 'World End'. Lagu yang digunakan sebagai opening 2 Code Geass R2, berhasil dinyanyikan oleh Roxas. Berbalik dengan lagu 'Sen no Yuru wo Koete' yang slow, lagu ini sedikit cepat. Tentu, walau Roxas menjadi vocal, dia tidak melupakan posisinya sebagai bass. Dia terus bernyanyi dan selaras dengan musiknya walau dia bermain bass.
Setelah rangkaian lagu request itu, Natsume berjalan keluar panggung dan menepuk tangannya dengan Rukia yang telah berjalan dengan pelan untuk memasuki panggung. Lalu, mereka pun bertukar posisi. Sekarang, Rukia-lah yang bernyanyi. Dengan semangatnya, dia memulai lagunya.
Penampilan Rukia begitu mempesona. Dia mengenakan baju terusan dengan warna hitam-putih-ungu. Dengan rambut diikat satu dan ada hiasan bunga mawar berwarna ungu, Rukia membawakan lagu 'echo'. Mungkin semua penonton aneh dengan kehadiran Rukia. Tetapi, mereka melupakannya dan menikmati lagu yang dibawakan oleh Rukia.
Setelah selesai dengan lagu pertama dan mendapat tepuk tangan, Byakuya datang dari belakang panggung dengan tenang dan mempesona. Ya, kenseikannya dibuka sehingga rambut hitam sebahunya dibiarkan terurai. Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih, dasi ungu, dia mendampingi adiknya untuk bernyanyi.
Lagu yang mereka nyanyikan adalah 'Listen to one story'. Dengan suara Byakuya yang berat ditambah, suara feminimnya Rukia, menambah kenikmattan mendengar lagu tersebut. Di lagu ini, Byakuya lebih dominan menjadi backing vocal. Dengan lagu yang temponya cepat, Hitsugaya bisa bermain drumnya dengan cepat dan sesuai dengan lagu tersebut. Demikian Curarpikt dan Roxas. Mereka bukannya kesal atau cemas, tapi, mereka malah menikmatinya.
Selesai lagu 'Listen to one story', Rukia membukukkan tubuhnya dan memberi salam pada semua penonton. Penonton pun bersorak gembira karena penampilan Rukia yang keren itu. Byakuya tetap berdiri di panggung. Dia mengangkat micnya dan mulai bernyanyi. 'Yozora no Kawa'.
Permainan piano diawal lagu tersebut, dimainkan oleh Ethra. Ya, Ethra membantu CHNR band untuk bermain piano. Lagunya terasa begitu tenang dan slow. Suara Byakuya yang rendah nan berat, menambah keseksian dari Byakuya. Para penonton mengangkat dan menggerakan dengan kompak lampu stik mereka.
Setelah Byakuya selesai, dia langsung memanggil wakilnya dengan micnya. "ABARAI RENJI! MASUK!"
Hentakan drum Hitsugaya yang keras, mengiring masuknya Renji ke panggung. Renji menepukan kedua tangannya diatas kepalanya dan menyuruh para penonton bersorak. Gaya Renji berpakaian, nyaris mirip Subaru Sumeragi. Dengan jubah, kemeja kerah tinggi, sepatu boots, rambut dikepang satu dibelakang, Renji mulai menyanyikan kedua lagunya yang berjudul 'SKY' dan 'Standing to Defend You".
Saat Renji mau memberi salam, Matsumoto dan Hinamori masuk tanpa aba-aba dari Renji. Mereka menyelonong masuk. "OK! HALO SEMUANYA!"
Renji yang merasa kesal karena dia mau tebar pesona, tapi dipotong oleh kedatangan Matsumoto dan Hinamori, mulai ngamuk. "OI! MATSUMOTO! KAU KENAPA MASUK! KAU BELUM WAKTUNYA TAMPIL!"
Dengan teriakan super duper hyper special edan mantap nan eklusifnya Renji *kepanjangan ==a*, para penonton menutup telinganya –termaksud CHNR-. Matsumoto mengabaikan Renji yang banyak bacotnya itu. "Ok semuanya! Sudah lama tidak bertemu dengan host cantik dan imut ini, Matsumoto dan Hinamori! Sudah berapa lama ya kita tidak membawakan acara ini, Hinamori-chan?"
Hinamori menjawab. "Ah? Sekitar 3 tahun, Rangiku-san!"
Renji yang terus ngedumel, berusaha mengambil mic-nya Matsumoto. "RANGIKU! CE-"
DDDDUUUUUAAAAKKKK
Renji ditendang Matsumoto hingga jatuh dari panggung…
Semua penonton yang menonton –baik dari jauh maupun dekat-, hanya sweatdrop dan terdiam. Roxas, Curarpikt dan Hitsugaya hanya memasang wajah kasihan. Setelah dipersilahkan oleh Matsumoto untuk pergi ke backstage, mereka bertiga keluar panggung.
Di belakang panggung, Hitsugaya celingak-celinguk. Kochi yang tidak sengaja lewat, bertanya pada Hitsugaya. "Lho? Hitsu… Kau kenapa?"
Hitsugaya menggelengkan kepalanya. "Ah? Gak kenapa-kenapa kok, Kochi! Btw… Ran sama Hikari mana?"
Kochi mengangkat bahunya. "Gak tahu! Oh ya, pakaian kedua kalian sudah disiapin di kursi kalian masing-masing. Bisa ganti sendiri kan?"
Hitsugaya mengangguk. Dia pun berjalan menuju kursinya dimana baju pentas keduanya disimpan.
XXX
Di suatu truk sedang, Ran naik kedalam bagasinya sambil membawa gulungan pakaian. "Ah! Sorry! Aku telat! Tadi aku lupa nyimpan bajunya dimana!"
Seseorang yang sedang didandanin oleh Hikari, tersenyum. "Ah? Terima kasih, Ran! Simpan saja disitu! Nanti aku ganti baju!"
Ran mengangguk dan pergilah dia kesebuah meja dimana segelas kopi berada. "Eh? Ini kopi siapa?"
"Ah? Itu kopi sisa Kusaka-san! Tadi dia pergi lagi untuk beres-beres di backstage!" jawab orang yang didandani Hikari itu.
Suaranya memang sangat tenang dan anggun. Tetapi, itu bukanlah suara aslinya. Ran dan Hikari yang tahu hal tersebut, tidak mempedulikannya. Mereka tetap fokus pada perkejaannya masing-masing. Tiba-tiba, Ran teringat sesuatu. "Eh, lu sudah tahu bagaimana tampilnya kan?"
Perempuan yang telah selesai didandanin, menengok pada arah Ran dengan tatapan tajamnya. "Sudah! Tadi si Archerzz sms aku! Aku tidak menyangka, dia masih hapal nomor HPku!"
Hikari dan Ran saling melihat. "Anu… Archerzz sebenarnya lupa nomormu… Jadi, dia minta ke Ran deh…" cemas Hikari.
Perempuan tinggi itu hanya tertawa. "Hahaha… Ok… Ok! Eh, aku ganti disini saja y-"
"JANGAAANNN! GANTI SAJA DIBALIK GORDEN!" teriak Ran dan Hikari.
"Lho? Kita kan sesama ce-"
"CEPETAN!"
XXX
Waktu tampil CHNR band akan dimulai. Semua sudah siap dengan kostum barunya. Ya, kostum special mereka adalah kostum dengan perpaduan warna hitam dan emas. Dengan model yang berbeda-beda setiap personilnya.
Hitsugaya menggunakan rompi hitam emas tersebut dengan kerah tinggi. Dibelakangnya, terdapat hiasan berupa tali berwarna emas. Bandana Hitsugaya diganti menjadi warna merah. Baju dalamnya berwarna biru. Dan yang terakhir, dia menggunakan celana pendek hitam selutut serta sepatu warrior silver.
Untuk Natsume, dia menggunakan kostum hitam-emasnya dengan model kerah tinggi dan lengan panjang. Tetapi, lengannya digulung hingga siku. Natsume menambahkan talinya di bawah seleting depan bajunya. Disini, dia menggunakan celana hitam panjang yang sebelah kanannya diliat hingga diatas mata kaki.
Untuk Curarpikt, dia menggunakan kostum hitam-emasnya dengan model kerah jas. Dia tidak mengancingkan kostumnya itu sehingga terlihat kaos birunya yang bertuliskan 'I'm not girl! But, I am the gentle man!'. Curarpikt menggenakan celana hitam panjang tanpa lipatan. Di pinggannya, terdapat rantai perak. Sepatunya berupa sepatu sport dengan warna putih hitam.
Terakhir, Roxas. Dia menggunakan kostum hitam-emasnya dengan model jaket sport dengan kupluk dibelakangnya. Roxas tidak mengancingkan jaketnya itu dan membiarkan terbuka lebar. Di dalamnya, dia mengenakan kemeja dengan warna broken white dan ada garis kotak-kotak coklat-kuning. Celananya berwarna coklat tua dan mempunyai banyak kantong. Roxas menggunakan sepatu kets hitam dengan tali merah.
Dengan penampilan yang cukup hebat itu, mereka melanjutkan penampilannya.
Sorakan kesenangan mereka dapatkan saat masuk kedalam panggung. Sekarang, Hitsugaya-lah yang menjadi vocalis. Roxas menjadi drummer. Curarpikt menjadi bassis dan Natsume gitaris. Dengan gagahnya, Hitsugaya mengambil mic dan mulai bernyanyi lagu yang rada rock.
Lagu dengan judul 'this light I see' dan 'shine', dengan sempurnanya dinyanyikan oleh Hitsugaya.
"Akhirnya… Selesai juga…" ucap Hitsugaya.
Tetapi, apa yang berada di dalam pikiran Hitsugaya, berbeda dengan pikiran teman-temannya. Ya, mereka belum selesai. Bahkan, Roxas dengan kencangnya, memukulkan drumnya diikuti gitar dari Natsume dan bass dari Curarpikt. Hitsugaya hanya celingak-celinguk. Pasalnya, dia tidak tahu lagu apa yang dimainkan oleh teman-temannya itu.
Akhirnya, Hitsugaya memutuskan untuk bernyanyi dengan lyric buatannya. "Ancur, ancur deh ! E-G-P banget!" gumam batin Hitsugaya.
Tibalah saat dimana ia harus bernyanyi. Hitsugaya meneguk ludahnya dan saat mau mengeluarkan suara, tiba-tiba seseorang telah bernyanyi duluan. Suara orang itu pas dengan iringan musiknya. Diyakini, orang tersebut merupakan penyanyi terakhir dari rangkaian konser CHNR ini. Tetapi, Hitsugaya tidak tahu menahu akan orang tersebut. Kakinya lemas dan dia terjatuh.
"Suara ini… Kurosaki?"
Dari kerumunan penonton bagian belakang, terjadi teriakan-teriakan seperti melihat seorang artis. Ya, saat layar tancap menampilkan apa yang terjadi, ternyata yang tengah bernyanyi itu adalah seorang perempuan! Ya, Anita-lah yang bernyanyi lagu dengan judul 'Rainbow' itu.
Tetapi, suaranya kok… Mirip suaranya Ichigo?
"Kak… Kak Anita?" Heran Hitsugaya.
Anita terus berjalan melewati kerumunan orang. Kebanyakan orang, tersipu karena kecantikan Anita. Tetapi, beberapa kaget karena Anita menggunakan suara cowoknya. Selesai lagu 'Rainbow', pas Anita sampai di depan panggung CHNR. Dia tersenyum melihat Hitsugaya.
"Halo, Toushirou!" sapa Anita dengan suara ceweknya.
Hitsugaya yang masih terdiam, hanya mengangguk. Anita tersenyum dan berjalan keatas panggung. Pakaiannya sudah berubah menjadi menggunakan jas panjang coklat tua, kemeja merah, syal emas, dan celana jeans. Sesampai disebelah Hitsugaya, dia tersenyum kembali.
"Ini hadiah untukmu, Toushirou!"
Hitsugaya hanya mengangguk dan Anita menengok kearah para penonton. Dia masih bingung, apa yang menyanyi barusan dengan suara Ichigo itu adalah, Anita? Tetapi, tidak mungkin seorang cewek bisa merubah suaranya se-bass suara Ichigo. Anita mulai menyanyikan lagu keduanya yang cukup slow dengan judul 'Kawaranai Kotoba'.
Suara yang digunakan Anita adalah suara seorang cewek. Ternyata Anita mempunyai kemampuan meniru suara orang lain. Hitsugaya hanya bisa menatap Anita dengan tatapan heran. Saat sampai di bait terakhir, suara Anita berubah menjadi suara Ichigo. Dan yang membuat Hitsugaya lebih kaget, Anita menarik rambut panjangnya hingga terlihat rambut oranye pendek dan sedikit panjang.
Omoida senai kotode…
Jibun wo seme tai… fukiyou ninatte mo…
Egao no naka no namae… oboite iru nara…
Sore ga subete darou…
Hajime kara…
Kawaranai kotoba…
Ya, ternyata, orang yang bernama Ichigo itu adalah Anita. Sekarang, dihadapan Hitsugaya berdiri seorang Kurosaki Ichigo. Ichigo tersenyum dan melanjutkan nyanyiannya yang tersisa 1 kalimat lagi.
"Kawaranai kotoba…"
Selesai menyanyikan satu kalimat itu, Ichigo mengulurkan tangannya pada Hitsugaya. "Aku pulang, Toushirou!"
Selesai musiknya, para penonton bersorak. Mereka semua terpaku dengan penampilan seorang cewek yang cantik, tetapi sebenarnya seorang cowok. Hitsugaya masih cengo dengan apa yang berada di depannya. Ichigo heran. "Lho? Toushirou? Kamu masih belum percaya akan aktingku ini? Ya ampun… Toushirou?"
Hitsugaya tertunduk. Sepertinya dia menahan sesuatu karena tangannya mengepal dan gemetaran. "Roxas, pinjem stik drum-ku!"
Roxas melemparkan stik drum yang ia pakai –punya Hitsugaya- pada Hitsugaya. Dan apa yang terjadi permisa?
Hitsugaya memukul bahu Ichigo menggunakan stik drumnya. "BAKA!"
Aw… Pasti sakit…
"TOUSHIROU! KENAPA KAU MEMUKULKU!" Teriak Ichigo.
Hitsugaya tertunduk. "Habis… Habisnya… Kau… Tahu… Hidup… Kenapa… Kenapa gak bilang padaku?"
Ichigo meneguk ludahnya. Dia punya firasat kalau saat itu, Hitsugaya… Menangis?
Ichigo mengelus-elus rambut Hitsugaya. Hitsugaya mengangkat wajahnya dan melihat, Ichigo sudah tersenyum lepas di depannya. "Aku ingin melihat seberapa tinggi kau menghawatirkanku, Toushirou!"
Napas Hitsugaya sedikit aneh. Tampaknya, dia menahan nangis. Ichigo tertawa. "Atulah… Jangan nangis! Kita hanya tidak bertemu beberapa minggu… Kok malah menangis begitu! Kamu mirip Lelouch di doujinshi Rainy Days pas nangis deh!"
Keadaan hening sejenak. Ichigo hanya celingak-celinguk. "Lho? Ada apa?"
Roxas berdiri dari bangkunya. "Ichigo… Kau… Seorang fudanshi?"
"EEEEHHHH? BUKAN! BUKAN! Aku Cuma pernah liat Ran membaca doujin itu! Jangan seenaknya menyimpulkan ya!" jawab Ichigo dengan sedikit panic.
Tiba-tiba, Ran datang dari belakang panggung sambil melempar sepatunya hingga kena telak di kepala Ichigo. "BAKA! KAMU MALAH MEMBUKA RAHASIAKU!"
Ran datang mendekati Ichigo yang terkapar tidak berdaya akibat serangan telaknya. Dia mengambil mic yang digengam oleh Ichigo. "OK! SEMUA AYO KELUAR! KITA BER-DANCE 'Death song'!"
Semua penonton mengangguk. Para kru dan member CHNR band serta para shinigami, turun dari panggung dan membuat formasi untuk menari. Roxas memberi aba-aba untuk memulai. "OK! One… Two… Three!"
Lagu selama 1 menit itu, membuat cukup keadaan menjadi lucu. Banyak orang-orang yang gerakannya salah, termaksud para kru. Selesai 'Death song', Hinamori bernyanyi lagu 'Kawaranai Kimochi' bersama Hitsugaya, Matsumoto, dan Kusaka.
Setelah selesai lagu Kawaranai Kimochi, mereka mengucapkan, "sankyuu". Didapatkan oleh mereka tepuk tangan yang sangat meriah dari para penonton. Berakhirlah konser CHNR hari itu. "Semua! Terima kasih sudah datang! Nanti, jika ada waktu lagi, kami akan konser lagi di tempat yang sama! OK? Sayounara, minna-san!" seru Roxas.
XXX
Di back stage…
Semua orang yang tampil di acara konser tadi… Terkapar tak berdaya.
Jam menunjukan pukul 12 malam dan sekarang sudah menunjukan tanggal 15 Juli.
"Orz… Nanti siang, demo eskul euy…" gumam Ran.
Hitsugaya mengangguk. "Ya… Curarpikt, kenapa gak tanggal 15 aja konsernya?"
"Ane ada keperluan!" seru Curarpikt sambil merebahkan tubuhnya dan menutupi matanya dengan kompresan yang dingin.
Kochi datang membawa makanan berupa nasi putih sebakul dan beberapa lauk sederharna seperti balado tongkol, tumis kangkung, tempe goreng serta tahu goreng. Makanan sederharna itu merupa request dari Roxas dan Curarpikt dengan alasan. "Makanan murah, tetapi sehat dan enak!".
Semua tentu pada kelaparan karena sebelum konser, mereka lupa makan malam. Hitsugaya yang duduk disebelah Ichigo, digoda. "Eh, Kau kok bisa menangis seperti itu sih? Betapa kangennya kau padaku, hah?"
Hitsugaya tidak mempedulikannya. Dia tetap asik makan tumis kangkungnya. Ichigo yang merasa tidak diwaro, berdecak kesal. "Orz… Sekesal apa sih kau samaku?"
Hinamori hanya tertawa. "Hahaha… Kurosaki-san… Hitsugaya-kun memang suka seperti itu!"
"Eh? Tapi, aku kan sudah minta maaf! Kok jawaban dia ketus begitu sih? Oi… Toushi-"
Ucapan Ichigo terhenti karena Hitsugaya mengacungkan garpunya dihadapan Ichigo. "Kalau kau gak bisa diam… Aku colokin ini ke tubuhmu!"
Ichigo terdiam dengan keringat dingin yang bercucuran. "A… Ba… Baik…"
Selesai makan, Roxas memberi suatu isyarat pada Hitsugaya. Hitsugaya mengangguk dan pergilah ia ke suatu tempat. Ichigo yang masih diam di tempat, diintrogasi habis-habissan. Dimulai dari dimana dia tinggal hingga alasan dia nekat nyamar menjadi seorang cewek. Dan anehnya, Ichigo bisa naik kelas dengan peringkat 3 di kelasnya padahal dia gak ikut ujian kenaikan.
"Sebenarnya… Aku ikut susulan. Tetapi, dengan wujud sebagai Anita. Kalau di kertas ujiannya, tentu namaku asli. Semua guru dan teman-teman 2 angkatan –kelas X dan XI- sudah diminta atas kerja samanya menjalani rencana ini. Mereka akan memanggilku sebagai Anita hingga tanggal 15 Juli sekarang. Begitulah…" jelas Ichigo.
Tiba-tiba, Hitsugaya datang dari belakang Ichigo dengan membawa sebuah dus. Roxas mendekati Hitsugaya dan merangkulnya. "Yap… Ini hadiah dari kami untuk Ichigo! Hitsu-chan, buka dus itu!"
Hitsugaya mengangguk dan dibukalah dus itu. Ternyata, sebuah strawberry shortcake dengan bertuliskan 'tanjoubi omedetou, Ichigo Kurosaki', berada di dalam dus itu. Hitsugaya dan Ichigo kaget. Ternyata, teman-temannya merencanakan ini semua tanpa sepengetahuan Hitsugaya dan Ichigo. Roxas menyuruh Hitsugaya untuk memberikannya pada Ichigo. Hitsugaya mengangguk dan memberikan kue itu pada Ichigo yang masih kaget dengan apa yang diberikan padanya.
"Ta… Tanjoubi omedetou, Kurosaki…" ucap Hitsugaya dengan malu.
Ichigo tersenyum dengan innocent-nya –hampir mirip senyumnya Suzaku-, "Sankyuu… Toushi-"
PLAAAAKKKK
"OK! TAMPARIN ORANG YANG SEDANG DAPAT SWEET SEVENTEEN-NYA!" teriak Rukia.
"OU!" seru semua.
Ichigo yang gemetaran, akhirnya berusaha kabur dari tempat itu. Tentu, semua orang mengejarnya kecuali Hitsugaya dan Roxas yang masih terdiam bisu di tempatnya. Roxas hanya tertawa lepas. "Hahaha… Kok jadi begini… Ya sudahlah… Hitsu-chan, simpan kue itu dan kita ikutan tampar Ichigo!"
Hitsugaya mengangguk dan ikutlah dia bersama Roxas untuk menyusul teman-temannya yang sedang mengejar Ichigo.
"Tadaima… Kurosaki…"
-END-
Ran: *merinding* brrr… aku membuat seperti ini akhirnya? Brr…
Ichigo: Akhirnya… Fic di fandom Bleach dari author laviran, update juga –tamat lagi!-!
Ran: Aku dipaksa kau sih! Tapi, gak juga sih… Kebetulan aja di fandom Code Geass ama X-1999 rada ngadat. Eh, kalau di fandom Code Geass sih, memang Cuma one shoot. Sekarang lagi buat yang multiple chapter.
Ichigo: Oooohhh…
Ran: Ya sudahlah… Tidak banyak cuap-cuap! Terima kasih yang sudah setia hingga chap 20 ini… Akhirnya, tamat juga! Awalnya mau tahun lalu ditamatin, malah baru sekarang gara-gara WB… Ya sudahlah, semua yang mau UN, selamat berjuang! Lalu, yang mau Ujian kenaikan kelas, selamat berjuang! Ane bakal telat apdet/jarang ngeluarin cerita baru karena sudah menginjak kelas XII. Bentar lagi, ane kuliah dah ==a *bingung jurusan apa untuk kuliahnya*
Ichigo: Terima kasih untuk semua yang sudah membaca, me-review, like, alerts, menyaranin, dan lain-lain. Ini fic pertama dari Ran dan maklum kalau penulisannya ancur. Ok deh… Kalau begitu… Ja'mata!
Ran: Oh ya… Baru ingat… Mission season 2 ada lho… Tetapi, tergantung dukungannya anda semua. Ingin melanjutkan baca fic ini atau sekian disini… Tergantung minat anda! Mission season 2 hanya seputar kehidupan sekolah biasa. Dimana, Hitsugaya dan aku sudah duduk di bangku kelas XI dengan jurusan IPA dan Ichigo, Rukia, Renji duduk di bangku kelas XII. Ok… Kami tunggu jawaban anda lewat review! Ja'mata! XDDD