Minna-san, iyeeeee~ inilah hasil dari mendedikasikan 48 jam waktu hanya untuk memenuhi hobi *baca : baca manga, donlod anime, nonton pilm, nerusin fic, maen fesbuk, maen game yang ternyata kalah terus, tidur, masak gaje, ngikutin gossip artis, dll pokoknya bener-bener kegiatan yang penuh dengan nafsu -?-*

Iyooosh… ini adalah 2 episode terakhir, fiuuuuh~ akhirnya saya bisa bikin fic multichapter yang pendek hahahaha *ketawa nista* tapi blom bisa membuat fic oneshot *pundung di pojokan*

Yooo~ disclaimer :

Neeeee~ Tite Kubo-san, nyooo Rukia adalah milik anda, Hyou punya anda, Shirayuki is yours, Hitsugaya wa anata no, Ichi- *disumpel kain perca* =.="

Warning :

Etooooo~ maafkan saya atas kegajean yang telah terjadi, OOC, misstypo, update yang lama, kegaringan yang mengada-ada, dan kawan-kawan semuanya.

"…" : inner world

'…' : mind talk

"…" : talk

.

Hiroyuki Naomi a. k. a shiNomori naOmi

*ke-GaJe-an tingkat ringan sampai menengah, XDD~*

.

.

Married! Married! Married-?-

"Bagian Keempat : Lampu Hijau-?-"

"Ayooo cepat! Cepat!"

Matsumoto Rangiku, fukutaichou berambut blonde itu kini sedang memerintahkan semua anak buahnya untuk segera menyelesaikan desain ruangan yang akan digunakan untuk candle light nanti malam. Yeaaaah… apalagi kalau bukan untuk acara kencan ganda yang akan diadakan pasangan Hyourinmaru dan Shirayuki yang sebenarnya ditujukan untuk menyatukan master mereka.

Hufft… tapi sesungguhnya ia juga harus memenuhi janjinya kepada Ashisogi Jishou untuk memperoleh hati Suzumebachi yang benar-benar beku. Uuugh… mungkin sebenarnya sih bukan beku, hanya saja tidak bisa menerima kehadiran Jishou di hatinya. Menurutnya sih, Jishou itu tidak memiliki kepribadian seperti pria yang ia idamkan selama ini.

Jenius. Jantan. Macho. Keren. Gak oon. Gak gaptek. Berkarisma. Pokoknya top banget dah.

I-ituuu sepertinya terlalu perfect sekali deh, Suzu-chan. =.=" Lagipula memangnya Matsumoto-san bisa?

"Khukhu… itu sudah aku atasi," gumam Matsumoto sambil menyeringai. "-dan aku juga sudah memiliki rencana untuk membuat Suzumebachi takluk dan bertekuk lutut dalam pelukan Jishou malam ini," ujarnya dengan background berapi-api.

Eeeh… maksudnya?

"Liat saja nanti, fufufu…" Matsumoto sepertinya sedang menunjukkan tawa kemenangan, huh? "Hei kalian, kerja yang bener!" bentaknya kemudian saat melihat salah seorang shinigami yang menjadi anak buahnya menjatuhkan vas bunga yang kelihatannya mahal banget. Woaaa~ memang salut dengan dedikasinya yang tinggi akan tugasnya. Hoaaaa~ tapi kok ya galak? *-*

Heh… Rangiku beneran deh bikin penasaran, sudahlah… intipin aja yuk rencana dia pada Ashisogi Jishou! XDD~

Klak!

Seorang shinigami wanita bersanggul dan berkacamata mematahkan pensil yang berada di tangan kanannya. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal luar biasa namun sekaligus juga kasihan mendengar kisah rekan ciliknya yang duduk di kursi di depannya itu.

"Jadi Jishou, itukah masalahmu?" kata Nanao mengangkat kacamatanya yang melorot dengan raut wajah serius. Sang kupu-kupu mengangguk dengan lesu. "Baiklah, kalau begitu. Karena kami telah berjanji untuk menyatukan kalian berdua, kami akan membantumu. Akan tetapi-" Nanao menatap tajam pada Ashisogi Jishou yang sudah mengucurkan keringat saking gugupnya menghadapi shinigami wanita yang terkenal tegas itu, apalagi kalau sudah berpose dengan berkacak pinggang seperti itu.

"Mi-miyuuuu?" lirih Jishou agak yaah… bingung dengan kalimat Nanao yang menggantung.

"-itu juga tergantung dari usahamu sendiri," lanjut Nanao.

Mendengar itu, Jishou cuma bisa pasrah. Tergantung dari usahamu sendiri? He eh… jangan harap bisa berhasil dengan sukses dan gemilang, yang ada juga dia bakalan ditolak mentah-mentah kayak yang dulu-dulu. Humhum… bukan begitu, Jishou-kun?

"Umm…"

"Aaakh… jangan putus asa seperti itu dulu, Jishou-kun!" ralat Nanao yang langsung memberikan deathglare super tajem nan mematikan entah kepada siapa pun orang yang berani-berani meracuni pikiran Jishou yang begitu lembut dan rapuh. Wueleh deleh~ "Jadi ayo kita mulai saja latihannya, dan ini harus kau kuasai hari ini juga! Demi Suzu-chan. Oke, Jishou-kun?"

"Miyuuuuu!" seru Ashisogi Jishou penuh semangat, dan ia pun memulai latihannya. Osh! Belajar yang giat yaaah, Jishou, semoga acara pedekatenya gak gagal lagi dan bisa berlangsung dengan sukses! Gambatte yo \\(^_^)/

- M3! -

Kuchiki Mansion, 08.45 WSS (Waktu Soul Society)

BRAK~!

"Jadi sebenarnya Rukia dalam masalah apa?" jerit Ichigo setengah emosi sambil menggebrak meja makan di kediaman Kuchiki, menyebabkan piring dan garpu yang ada di atasnya terlonjak dan menimbulkan bunyi gemerincing. "Loe eh… maksud gue-" belum juga Ichigo memulai lagi kalimatnya, eh dia mah udah dapet deathglare dari empat orang yang duduk satu meja dengannya. Apalagi dari sang tuan rumah, alias Kuchiki Byakuya yang sudah mengeluarkan deheman mautnya(?) dan salah satu tangannya bersiap untuk melemparkan pisau makan.

Ichigo menghela nafas sejenak, dan ia baru ingat kalau bahasa elu-gue termasuk larangan tingkat tinggi untuk digunakan. Yaaa, walaupun dia cuma shinigami daigo alias pengganti tapi tetep saja shinigami. Mau full atau setengah, complete or incomplete tetep aja, dewa kematian harus mematuhi segala peraturan yang ada di Soul Society.

'Cih, peraturan yang mengada-ada,' maki Ichigo kesal dalam hati. Apalagi Hichigo dan Zangetsu yang kini sedang asik melahap steak sapi bersama dengan Senbonzakura di seberang meja tidak membelanya, malah ikut-ikutan ngasih tatapan mengancam. 'Bener-bener gak setia.'

"Ini bukan hanya tentang Rukia, tapi juga Hitsugaya," kata Byakuya tiba-tiba, memecahkan semua ketegangan yang telah terjadi di antara mereka karena peraturan tata bicara yang menurut Ichigo benar-benar tidak bisa diterima. Ia berpikir, setelah masalah ini selesai, ia mungkin akan pindah aja ke Hueco Mundo yang menerapkan kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.

Apelah, lebay banget sih loe jadi orang! =,="

'Sebodoh amat! Jadi shinigami merepotkan banget. Dikit-dikit disuruh ini-itu,, trus dilarang ini dan itu. Mimpi apa gue dulu bisa jadi shinigami? Gue terkekang~!' batin Ichigo menjeritkan perasaan hatinya yang ingin memberontak. "Hn? Toushirou?" tanyanya kemudian setelah mampu mengatur emosinya yang sempat ingin meledak. "Apa hubungannya dengan Toushirou?"

Byakuya memasukkan steak daging sapi yang wueeeh~ sepertinya enak buanget buat dimakan ke dalam mulutnya. Mengunyah sebanyak 32 kali terlebih dahulu sebelum ditelan dengan amat perlahan-lahan.

"Yelah… elu eh kau lama sekali, sih?" dengus Ichigo sambil melipat kedua tangan di depan dada, kaki kanan bersilang di atas kaki kiri, dan memasang wajah super duper sebal karena menanti jawaban dari Byakuya. Udah 10 menit bo' ngunyah seiris steak aja gak selesai-selesai juga , ! 'Nyesel gue ikutan loe sarapan! Enak sih enak, tapi porsinya kecil bener! Mana kenyang? Mending gue jajan aja ke warung angkringan tadi, hueeeh~ walau cuma nasi ma tempe penyet, tapi suasananya enak dan kagak kaku kayak gini. Huuuft~'

Waah~? Ternyata seleranya Ichigo gak jauh beda ama authornya. Wkwkwk! Tapi, ngomong-ngomong, emangnya di Jepang atau di Seretei ada yah warung angkringan dengan menu nasi ma tempe penyet plus sambel tomat yang cara makannya dicocol di atas cobek dengan lalapan irisan mentimun, kubis, ama daun kemangi? =.=a

Aye-ayeee… ini mah angkringan pecel lele, Mang! =,="

"Cepetan, napa?" desak Ichigo gak sabar.

"Hn, itu aturan yang terbaik agar makanan tercerna dengan baik di dalam pencernaan kita," terang Byakuya kalem sambil mengelap mulutnya dengan serbet putih yang juga… perlahan-lahan, khas bangsawan gitu loh. Semuanya musti direncanakan dengan baik dan matang, gak boleh tergesa-gesa. Mendengar itu, Ichigo malah tambah kesel. Gak tau apa kalau temperamennya itu tipe orang yang gak sabaran?

Walaaah~ Byakuu, ngomong aja pengen menerapkan "Lamat-lamat ananging waton klakon" yang dalam bahasa kerennya dapat diterjemahkan menjadi "Biar lambat asal selamat." Wuekekek! Ngeles aje terus, Byakuu! ,"

"Aku ingin meminjam jasamu," kata Byakuya kemudian dengan sorot mata tajam dan serius. Ichigo sih malah mengkerutkan keningnya, dikiranya dia mau dijadikan pelayan pribadi Byakuya. 'Wueeeeh~ mending mati aja deh,' pikir Ichigo spontanitas. "Apa kau menyukai Rukia?" tanya sang Kuchiki super duper serius, membuat kedua zanpakutou dan satu hollow yang mirip Ichigo langsung mengalihkan perhatiaanya kepada Byakuya.

"Huh?" respon Ichigo cukup terkejut. Bingung bo'! Yaiyalah, selama ini kan Byakuya menentang abis-abisan hubungan mereka. Nah loh, sekarang, si Kuya malah nanyain apakah dia menyukai Rukia dengan sepenuh hati? Aish… seketika hati Ichigo melambung tinggi mpe langit ketujuh dengan wajah yang langsung merona. Dan sebelum hampir menabrak meteorit yang melayang di angkasa, ia menjawab,"Ya… begitulah."

"Aku mungkin akan merestui hubunganmu," kata Byakuya dengan nada datarnya.

Ichigo mendelik kaget. 'Gyaaaa~ buset dah. Ni orang kagak salah minum obat kan, ya? Kok jadi aneh gini? Tapi… gak papa dingk! Tetaplah salah minum obat dan gue bakalan married ama Rukia-chan… khukhukhu,' batin Ichigo tambah melambung bin melayang di angkasa. Seolah-olah Ishida telah berubah menjadi cupid dan menembakkan 1200 panah cintanya ke dalam hatinya yang langsung merah jambu. Lebay deh, loe! Kumat +.+

"-tapi dengan syarat," lanjut Byakuya kemudian yang mungkin bagi Ichigo begitu tidak berperasaan karena telah membuatnya tersadar dari buaian alam indahnya. Syarat? Oh No! Pikiran Ichigo udah kebayang yang buruk-buruk aja, salah satunya mungkin dia harus duel mpe mati sama Byakuya. Keringat dingin pun meluncur mulus di kepala jeruknya. "Kau harus menggagalkan perjodohan Hitsugaya dan Rukia," katanya seraya melemparkan sebuah kotak beludru berwarna hitam.

Tap~!

Tangkapan bagus Ichigo! Ia berhasil menangkap kotak itu dengan tangan kirinya. "Oke, aku akan laksanakan misimu," katanya sambil memasukkan kotak itu di balik hakama hitamnya. "Tapi ingat, Byakuya," wuiih~ sekarang gantian Ichigo yang natap tajam pada Byakuya. "Kau harus menepati janjimu itu."

"Hn," sahut Byakuya singkat.

"Okeh! Kakek… Hichigo, kita ada misi!" seru Ichigo dengan tubuh menghadap pintu di mana sebagai tempat masuk sinar matahari dari arah timur di pagi itu sambil menjentikkan jari kedua tangannya dan kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke depan dengan posisi jempol di atas. Apelah namanya, kayak pose seperti pistol gituuu, bingung dah mendefinisikannya. ^^a

Seketika Zangetsu dan Hichigo memasuki inner world Ichigo. "Misi Kita? Loe kaleee, gue kagak!" seru mereka berdua kompak. Cuek bebek bin OOC binti udah gak peduli lagi sama aturan dan larangan tentang penggunaan bahasa gue-elu.

Lain halnya dengan inner world Ichigo yang penuh dengan kemaksiatan… eh… maksudnya kebebasan mengeluarkan pendapat dalam bahasa apapun termasuk bahasa gaul ataupun bahasa daerah lain. Makanya, tadi mereka berdua memilih untuk diam saja sambil menikmati hidangan yang tersedia, daripada salah bicara alias keseleo lidah(?) yang ujung-ujungnya mereka akan bertengkar dengan sang tuan rumah.

Kalau boleh jujur… kalau boleh nih, buka sedikit rahasia, hohoho… jarang-jarang Zangetsu dan Hichigo sarapan dengan makanan mewah seperti tadi. Apalagi diundang oleh Kuchiki, seorang bangsawan terkemuka, terkaya, tajir, sombong, sotoy… ups, hnhn, intinya diundang secara khusus walaupun ternyata ada udang di balik batu.

Jangan pernah samakan Senbonzakura dengan mereka! Jangan pernah sekalipun! Karena ini adalah masalah yang kritis.

Betul ituuuu~ loh!

Bayangkan, Senbonzakura yang memiliki master orang kaya, pastilah kehidupannya terjamin dengan sempurna. Inner world yang tertata rapi, wangi, makanan bergizi tinggi, dengan keindahan maha sempurna ditambah aliran sungai kecil yang melintas di dalamnya. Apa coba yang kurang? Semua fasilitas tersedia, karena memang sang master mampu untuk memenuhinya.

Bandingkan dengan inner world Zangetsu dan Hichigo. Harap dimaklumi karena master mereka hanyalah seorang remaja berumur 15 tahun, pelajar SMU yang belum memiliki penghasilan apapun kecuali uang saku dari sang Ayah yang tidaklah berlebih mengingat ayahnya hanya seorang dokter dengan sebuah klinik kecil.

Hasilnya?

Bisa dilihat, bukan? Inner world yang terkesan kaku dan suram. Benar-benar tidak berwarna. Hanya sekedar gedung-gedung tinggi yang didominasi warna putih yang posisinya pun jungkir balik hingga awan yang seharusnya berjalan horizontal malah berjalan secara vertikal. Sang master yang tidak mampu memberikan makanan dan asupan gizi yang cukup membuat keduanya memiliki tubuh kurus kering bin kerempeng, apalagi untuk Zangetsu yang uugh… agak miris juga kalau membayangkan bahwa ia sering sakit-sakitan. Bahkan Hichigo sudah sangat bosan dengan permainan kartu yang merupakan hiburan satu-satunya di dalam inner world. Hoaa~ gak heran kalo ia pengen banget merebut tubuh Ichigo, katanya sih biar dia bisa jalan-jalan dan maen-maen ke game center gituuu.

"Nasib kita malang bener ya, Jii-san?" keluh Hichigo yang tengah terduduk lesu di atas salah satu gedung tinggi di dalam inner world dan kemudian menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Seolah-olah ia pengen banget menangis dan meratapi nasib buruknya, terkungkung dalam dunia yang sangat membosankan. Pundung daaah~ T_T

"Hn," Zangetsu hanya bisa menepuk pundak rekannya itu dengan penuh rasa iba sambil memandangi awan yang berarak secara vertikal di dunianya. "Benar-benar membosankan."

"Kheh… sudahlah. Mau mengeluh seperti apapun, keadaan tak akan berubah," ketus Ichigo sewot karena merasa dibanding-bandingkan dengan Byakuya. Ia pun meneruskan shunpo-nya yang entah mau kemana, mungkin mencari Rukia tersayangnya dan membujuknya untuk tidak menerima lamaran dari Hitsugaya. Wueeh~ beneran cinta matek nih! ^^v

Masih di Kuchiki Mansion, 10.30 WSS

"Yakin?" tanya Senbonzakura penuh selidik.

"Apanya?" Byakuya malah balik nanya deh, sambil melemparkan pellet, sejenis makanan buat ikan lele di kolam tamannya yang mungil tapi cantik.

"Tentang merestui hubungan Kurosaki Ichigo dengan Rukia-sama," jawab Senbonzakura sedikit ragu. "Selama ini bukannya kau-" kalimat Senbonzakura langsung terhenti begitu melihat Byakuya yang menolehkan wajahnya sambil tersenyum. 'Se-senyumannya mengerikan sekali. Jangan-jangan dia-'

"Mungkin," sahut Byakuya singkat.

'Sudah kuduga pasti dia tidak seratus persen menyetujui hubungan mereka,' batin Senbonzakura sweatdrop. Ia kemudian memutar bola matanya dengan malas. "Kheh… kalau begitu, nikahi saja Rukia-sama," cetusnya putus asa dengan sifat master-nya yang memang licik itu.

"Tidak."

"Lhah? Kenapa? Bukannya ini malah bisa menjaga kemurnian klan Kuchiki? Udahlah nikahi saja deh," desak Senbonzakura. Halaaah~ ini pula, pasti juga ada udang di balik batu. Taukah kalian mengapa ia mendesak master-nya buat menikahi adik iparnya itu?

Satu jawaban yang pasti. Sode no Shirayuki.

Bener-bener deh, gak pantang menyerah. Mpe Tuannya sendiri mau dikorbanin =.="

"Yayah… Hisana-sama, bukan?" tebak Senbonzakura tepat sasaran. Kalau sudah tentang Hisana-sama, semua argumennya bakalan gak akan berguna sama sekali. Hanya wanita itu yang selama ini ada di dalam hati Byakuya, walaupun sang empunya nama sudah nun jauh meninggalkannya untuk pergi ke dunia lain. Zanpakutou ini akhirnya hanya bisa geleng-geleng kepala pasrah. Ya sudahlah… masih ada cara yang lain.

- M3! -

Divisi 13 : Area Latihan

"Heeh… kira-kira si Kuya ngasih apa ya tadi ke gue?" gumam Ichigo bingung sambil merogoh hakamanya, untuk melihat kotak hitam beludru yang tadi diberikan oleh Byakuya. Ia pun membuka kotak itu dan… isinyaaa, membuat hati Ichigo tambah berbunga-bunga.

Cincin emas putih bertahtakan kristal swarovsky 18 karat!

Bukaaaan! .

Jangan berpikir macam-macam terlebih dahulu! DX~

Byakuya tidak bermaksud untuk melamar Ichigo, kok. Jangankan untuk membayangkannya, uuugh… Ichigo mungkin akan pingsan dan kejang-kejang duluan bila tersebar fitnah tak beradab seperti itu. Lalu mungkin ia tidak akan pernah lagi untuk menginjakkan kakinya di bumi Seretei, sedangkan Byakuya, mungkin ia akan menebarkan ratusan ribu kelopak bunga sakura berbilah tajam dalam bentuk bankai. Sadis memang, tapi itulah yang mungkin akan terjadi bila fitnah itu tersebar. Apalagi bagi orang sedingin Kuchiki Byakuya.

Heheh… cincin itu maksudnya, mungkin, Byakuya memberi sedikit modal buat Ichigo buat melamar Rukia. Yaaah… Byakuya cukup perhatian bahwa Ichigo tak akan mampu membeli cincin semahal itu. Mahal? Itu sih bagi Ichigo, bagi Byakuya sih harganya gak lebih dari sepersejuta dari keseluruhan harta kekayaannya. Wuahaha… tajir, oey!

Hum-hum… kalau dipikir-pikir baik juga ternyata dia~

"Ichigo?"

Nah tuh… si empunya yang dijadikan sasaran muncul, dengan memasang raut wajah bingung melihat Ichigo yang tengah senyum-senyum bak orang kesambit kuntilanak(?)

"Sedang apa di sini?" tanya Rukia lagi kepada partnernya itu. Ia cukup kaget juga, tumben sekali Ichigo menyambangi tempat latihan divisi 13 walaupun tidak ada kekacauan apapun yang terjadi. "Ada masalah?"

"Err…" Ichigo malah menggaruk-garuk pipinya dengan jari telunjuknya. Gagu deh, apalagi sebelah tangannya disembunyikan di belakang punggungnya. "Itu, anu, bi-bisa bicara sebentar?" gagapnya dengan wajah bersemburat merah. Rukia memasukkan bilah zanpakutou-nya ke dalam sarung katananya, ia pun mengangguk.

"Jadi mau bicara tentang masalah apa?" tanya Rukia kemudian seraya menyodorkan secangkir teh hijau yang masih mengepul hangat kepada Ichigo. Pandangannya menunduk ke bawah.

"Uugh… um," Ichigo menggenggam erat cangkir itu dengan kedua telapak tangannya. Ueee~ dia juga cuma bisa menundukkan kepalanya. Aah, malu rasanya untuk bersitatap sama gadis yang telah lama ia sukai itu. "Me-menurutmu, a-apakah kau me-menyukaiku?" tanyanya terbata-bata.

Rukia mengangguk. "Ya."

"Haah~" Ichigo menghela nafas walau ia merasa sedikit lega. Rasanya kok capek bener ya mau ngomong "aishiteru" sama Rukia. "Ru-rukia, sudah sejak lama aku menyukaimu."

"Aku juga, Ichigo."

"Ja-jadi maukah, kau-?"

"Um-? Eeeeh?" Rukia seketika kaget saat Ichigo sudah berlutut di depannya dengan wajah merah padam. Ini membuatnya makin salah tingkah.

"Rukia, ma-maukah kau menjadi… kekasihku?" lamar Ichigo seraya menyodorkan cincin pemberian Byakuya kepada Rukia.

Tik… tok… tik… tok…

Detik demi detik berlalu dengan begitu kejamnya. Keheningan dari Rukia yang berjalan sekitar 30 detik terasa bagai 30 hari untuk Ichigo. Rasanya lama sekali menunggu jawaban dari gadis bermata violet indah yang duduk dengan pandangan tertunduk dalam di depannya saat ini.

"Maaf, Ichigo, aku tidak bisa," lirih Rukia lembut namun bagi Ichigo, jawaban itu bagai petir yang menyambar hatinya. Wueeeleeh, kasian bener deh loe! ^^a

"Ke-kenapa? Karena Byakuya?" tanya Ichigo penuh selidik namun kemudian senyumnya mengembang. "Tenang saja, dia sudah merestui hubungan kita."

"Heh?" Rukia mendongak tak percaya mendengar perkataan ichigo tersebut. Tapi kemudian wajahnya kembali tertunduk. " Syukurlah, tapi bukan itu masalahnya. Aku-"

"Kau menyukai orang lain? Bukankah kita sudah saling menyayangi sejak pertama kita bertemu? Tapi kenapa, Rukia?" cecar Ichigo penuh emosi.

"Ichi-" Rukia mencengkeram hakama bawahan Ichigo agar ia menghentikan ledakan amarahnya. Hatinya agak sakit karena kelihatannya Ichigo tidak bisa menerima keputusannya.

"Karena Toushirou?" tebak Ichigo to the point. Rukia menggeleng lemah, namun amarah Ichigo langsung meluap seketika saat dilihatnya Rukia mencengkeram perutnya. Dahinya mengkerut melihat hal itu. "Kau tidak-? Jangan bilang kalau kau dan Toushirou-"

"Tidak! Hitsugaya-taichou tidak ada hubungannya dengan masalah ini!" jerit Rukia walaupun ia masih tidak mampu untuk menatap rekannya itu. Bagaimanapun juga, ia takut tangisnya akan pecah bila hal itu terjadi. "Kumohon mengertilah, Ichigo!" pinta Rukia seraya mencengkeram kerah hakama Ichigo dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang shinigami pengganti itu.

Ichigo menghela nafas, dan menengadahkan wajah Rukia agar bisa menatap ke dalam bola matanya yang indah. Uugh... rasanya romantis sekali apalagi saat ini hari sudah agak sore dan matahari yang hampir tenggelam menjadi latar belakang mereka. "Kenapa, Rukia? Tatap mataku dan jawablah pertanyaanku!" perintah Ichigo tegas.

"Karena aku… uumph," Rukia membekap mulutnya karena isi lambungnya merasa ingin keluar saat ini juga. "Maaf, Ichigo, aku harus pergi," ucap Rukia yang kemudian berlari meninggalkan Ichigo dengan kedua tangan membekap mulutnya.

"Rukia~" desah Ichigo melihat punggung Rukia yang telah menjauh. "Bohong… bohong! Tidak mungkin kalau Rukia sudah-

JDUK~!

Kepalan tangannya telah membentur batu besar yang berada di area tersebut. "Kurang ajar, kau! TOUSHIROUUUU~!"

- M3! -

Divisi 10

Kreteeek… Kreteeek… PRANGG~!

"Hn? Aneh sekali," gumam Hitsugaya. "Cangkir teh ini baru aku beli kemarin, kenapa bisa langsung pecah?"

"Ada apa, Master?" tanya Hyourinmaru yang sejak tadi duduk di bangku sofa di kantor Hitsugaya dengan perhatian yang terfokus sempurna pada sebuah lembar perkamen di tangannya.

Hitsugaya mengangkat bahunya. "Entahlah, hanya saja perasaanku tiba-tiba menjadi tidak enak hari ini," katanya sambil menatap pecahan cangkir teh di mejanya.

"Hari sudah beranjak malam," kata Hyourinmaru sambil melempar pandangan ke luar yang sudah mulai gelap. "Mungkin kau lelah, Master. Bagaimana kalau kita jalan-jalan keluar? Lagipula kerjaanmu sudah selesai, bukan?" ajaknya.

"Haah~ kau benar, sudah lama aku tidak bersenang-senang. Lagipula aku mendapatkan undangan untuk acara makan malam khusus para taichou," ujar Hitsugaya seraya menunjukkan sebuah amplop berwarna coklat keemasan. "Kau mau menemaniku?"

Hyourinmaru tersenyum manis, padahal di dalam hatinya udah jingkrak-jingkrak saking senangnya. Ternyata ide untuk membuat undangan lebih mudah dan memiliki tingkat keberhasilan seratus persen dibandingkan membujuk sang master dengan rayuan gombal yang sama sekali tidak ia kuasai.

"Tentu saja, dengan senang hati, Master."

.

To Be Continued

.

Pojok Author

Gyaaaah~! *sembunyi di kolong meja* gomen telat apdet, hehehehe… WB saya tambah merasuk dalem jadi agak susah buat nulis fic akhir-akhir ini. Hoeee… adegan IchiRuki-nya gaje banget, saya emang payah kalo bikin yang romantis-romantis. Mana dejavu pula pas adegan Rukia pengen muntah, hampir mirip ama Hyou di chapter 1. *dasar gak punya ide* plak*

Maaf juga… saya putus di sini karena akan terlalu panjang untuk dilanjutin, jadi double date nya di chapter depan saja hohoy *bletak*

Ya sudah, mari dibales repiunyaaa…

Azalea Yukiko : Eaaah? Ganti pename, jeung? Yeelah… namanya juga bangsawan*digampar Byakuu* Hum… hum… betul pendek semua! XDD~ makasih repiunya.

reina de los siete maras : Pairingnya nanti akan ketahuan kok di chapter besok, fufufu~ siapakah yang akan dipilih Rukia untuk menjadi suaminya? Iyoosh… terima kasih udah buang pulsa buat ngerepiu fic gaje ini, huaaaaa~

d-She ryuusei Hakuryuu : Naaah? *perasaan banyak ya yang ganti? *garuk-garuk* Nevermind… amin-amin Byakuun semoga kau merestui siapa-pun pilihan Rukia, uwohoho… *nyanyi gaje* Repiu lagi yaaa~

Deathberry Kuchiki : Aaah~ what's wrong? Pas pertama buka masih pename lama, sekarang udah pada baru! Saya ikutan kali yaaa, back to Kodok Ngorek pename? *digampar* Iyooosh sekali lagi ada penggemar HitsuRuki, ahahay… terima kasih atas repiunya.

Yori ga login : Heheh nduuuk e~ *nerima pisang kremes dengan wajah berbinar* Nah… saya tantang kamu buat bikin fic humor gajeee, ahahaha saya malah ndak bisa bikin serius, ujung-ujungnya jadi humor lagi, humor lagi, hadooooh!

Kuchiki Rukia-taichou : Eh? Iya toh, saya malah gak inget ntu kelas berapa… hahaha iyo eh, Sen gokil bener di chapter 263. Hum… jadi chapter ini baru IchiRuki dulu ya?

Seiri Eisenhaem : Eaaah… mbak e, maaf nek salah! Udah aku benerin loh, *bungkuk-bungkuk nyungsep* Huuum… yaah, ini udah apdet, dibaca dan direpiu lagi yaaah *puppy eyes*

Rizu Auxe09 : Weeh, punya anak? Iyeeee ide bagus fufufu *evil grin* Bukaaan! Katen itu dua orang kayak Sogyo no Kotowari itu loh! Makanya kalo berubah shikai pedangnya ada 2, mungkin emang karena materialisasinya ada 2 kali yah, hoeee *sotoy*

Mii Saginomiya : Iyoooo banyak juga yang penggemar HitsuRuki, dan apakah Ruki memang sama Hitsu? Yeeeah… chapter selanjutnya akan terungkap! Jadi baca lagi dan repiu lagi *plak*

jyasumin-sama : Byakuya kecil cewek? *syok mendadak* tapi… kalo dipikir-pikir iya juga sih, cowok cantik hahaha *dilempar kenseikan* makasih repiunya.

white night yui hoshina : Nah… baru tahu saya kalo artinya gitu *manggut-manggut* aduh gomen jadi ngerepotin huhuhu *ngelap ingus penuh haru* makasih telah merepiu di tengah malam nan gelap~ sroooth!

the1st : Hnn… itu karena, *sepertinya sudah terjawab deh* Byakuu gak nikahin Rukia? *ngelirik arwah Hisana yang penuh aura gelap* fufufu… maklum nih author pecinta ByakuHisa hehehe

ichirukilunagituloh : yooo~ setelah melayangkan surat somasi *?* ke bapak-ibu akhirnya dapat kamar baru. Eh… Kuchiki gitu loh, bibit, bobot, ama bebet harus oke! *ngacungin jempol kakinya Byakuu*

marianne vesssallius : Ueee itu mah gak cucok lagi, shiro sama mari-san? Nanti mau tinggal di mana, mau tinggal di komunitas arwah? *alias saya bunuh dulu hahaha –digampar mari-san* Gomeeen, saya update lama, paling cepet 2 minggu untuk 1 fic, huuuft…

FuzzyStrangeMusume31 : Iyeeeee… aye juga telat apdet *plak* Noh… Jishou udah ada hohohoy tapi JishouSuzu besok ya, inggih kula tiyang jogja dadosipun saged basa jawi *halah*

Surabaya? Loh… sama ama jeng Luna dongk? *nunjuk-nunjuk ichirukilunagituloh*

t_ara : waah apalagi saya, nggilani deh kalo Byakku beneran kayak gitu *disambit kenseikan* Ntu rumus persilangan juga gak sengaja lewat di ini otak gaje, wuekekek udah apdet read en repiu lagi yeeee *puppy doggy*

kazuazul : Senpaaaaai~! *plak* gomen OOC tenan, gak bisa lepas dari OOC jeh *detgler* Makasih udah nyempetin baca dan repiu *peluk-peluk*

aya na ri'fai : gimana dengan HitsuRuki? Huekekek chapter depan yeee *gampared* Lhaaa… itu mah bibit bobot bebet gara-gara abis ngedengerin wejangan dari simbok saya tentang jodoh *halah* Trims udah nyempetin repiu aya-chan

Sayuri Dei-chan : Dei-dei~! Wuuueh… udah kena virus itu yaa? Psst… jangan parah-parah, ntar gak bisa sembuh loh, bahaya _ Ichi mah nasibnyeee euk aaah… gelaaap *plak* makasih repiunya yak!

Wuaaah~ makasih banyak atas apresiasinya, *peluk-peluk minna san* Mohon maaf acara double-datenya chapter depan yaaa, soalnya kalo dijadikan satu akan panjang banget T.T

Minna-minna, mohon masukannya buat chapter depan. Ayooo mah, repiunya manaa? *puppy eyes no jutsu*

Repiunya dongk, Neng! Akang Semuaaa _