AUTUMN MAPLE

.

Desklaimer Tokoh: Masashi Kishimoto

Desklaimer cerita: Kinoshita no Shoujo

Pairing: Sasu_Saku dan Gaa_FEMNaru

Genre: Romance/Drama

Rating: T

A/N: Terimakasih Kino haturkan kepada seluruh pihak yang membuat Kino dapat menyelesaikan fict ini. Terutama untuk Allah swt. Dan juga bagi guru-guru di sekolah yang telah memberikan sedikit PR dan ulangan bagi Kino sehingga Kino dapat menyelesaikan fict ini dengan baik. Namun, tentunya fict Kino ini jauh dari sempurna. Maka dari itu Kino mohon untuk para readers berkenan mereview fict Kino ini. Kino sampaikan terimakasih sebelumnya.

Inilah multichap Kino yang kedua!

Keep reading, ya! ^_^

.


Prologue

Daun maple masih menampakkan warna klorofilnya. Tanda musim semi masih berlanjut. Angin berhembus lembut di setiap pagi. Semilir daun waru menebarkan percikan embun yang menyapu daun talas, tetangganya. Menitik lembut di tepi mata setiap insan bertoreh tentram. Indah pelangi setelah hujan menyisakan keagungan Tuhan yang Maha Kuasa. Alangkah indahnya, tanpa bertaut dosa. Alam masih berbaur dengan natural yang belum tersentuh manusia. Hangat, nyaman tidur di tepi rerumputan padang nan subur.

Biasanya itulah yang dikatakan setiap puitor untuk mengawali cerita mereka. Tetapi berjuta maaf. Itu tak berlaku penuh untuk kisah yang satu ini. Memang angin begitu hangat, lembut dan menyejukkan untuk dirasakan. Namun itu dirasakan jika tiada masalah yang melingkupi kita dalam pagar besi kokoh berbui. Ya.. Hidup di bui ketegangan antar dua negara masih saja berlanjut.. Kasus bunuh diri terjadi di mana-mana, tak kuat oleh siksaan perlahan dari kedua belah pihak. Bayi-bayi imut nan merah menangis tersedu pasrah. Anak-anak lucu berlarian ketakutan di giring oleh dentuman meriam. Remaja asyik bermain tembak dengan aparat pemerintahan dan musuh. Orang dewasa bekerja giat untuk mengatur strategi agar dapat membasmi lawan. Warga benar-benar diliputi rasa tidak aman yang seharusnya mereka dapatkan..

"Tahun ini adalah awal tahun Showa," bisik Naruto di sela-sela tirai jendela, mengintip keadaan di luar rumah megahnya.

"Kak, apa itu tahun Showa?" Konohamaru dkk yang tak sengaja mendengar bisikan Naruto bertanya bersamaan.

Naruto melayangkan pandang ke arah mereka dan tersenyum. "Tahun Showa.. Apa, ya? Kakak juga tidak tahu.." cengir Naruto pada mereka. Dengan nistanya anak-anak kecil itu manyun bimoli.

Alih-alih manyun, mereka akhirnya kembali ceria, "Kak! Ayo kita main!" kata Konohamaru sambil menarik lengan baju Naruto. Naruto tersenyum manis. "Kamu main duluan sana, nanti kakak nyusul, deh!" Konohamaru dkk merengut, "Yaaaaahhh....." sesal mereka. Tapi akhirnya mereka sibuk berlarian di koridor rumah yang besar itu. Bermain layaknya anak seumuran mereka. Walau mereka anak pembantu di rumah Naruto, namun naruto mrnyayangi mereka layaknya saudara sendiri.

Dengan segera mimik Naruto berubah kembali menjadi ekspresi iba menatap kembali keluar jendela. Ayahnya baru saja pergi untuk rapat dengan komite negara Konohagakure untuk mengatur strategi perang.

Gejolak persaingan dua Negara dimulai tahun ini, tahun Showa. Tahun Showa adalah awal dari perangnya dua Negara. Sebulan yang lalu perang dimulai antara Konoha dengan Sunagakure. Perang ini bukanlah perang memperebutkan kekuasaan. Akan tetapi perang untuk menentukan siapa yang berkedudukan lebih tinggi dari yang lain. Karena jaman Edo merupakan jaman labil yang mementingkan egoisme. Para perwira dan bangsawan mengatur kepemerintahan dengan cekatan agar meraka dapat bertahan hidup, melangsungkan titik-titik ketidaknyamanan dalam keseharian menjadi sebuah garis hidup yang panjang bagi anak cucu mereka. Minato Yondaime, adalah seorang jendral tinggi Konohagakure. Naruto adalah putri satu-satunya Brigjen Minato bersama Nona Kushina Uzumaki. Mereka hidup berkecukupan dan baik hati. Begitu pula Putri Naruto yang cantik, ramah, loyal, walaupun terkadang berbuat kekanakan yg tak memperlihatkan layaknya seperti putri bangsawan.

Melihat mobil yang ditumpangi ayahnya bersama beberapa perwira pergi menjauh meninggalkan rumah, Naruto berpangku tangan melamun. Apa yang bisa ia lakukan untuk mengakhiri perang? Tentu saja tidak ada! Ia hanya bisa mempercayakan hal itu sepenuhnya pada ayah yang baik hati.

"GUK!!"

Naruto kaget. Ia menoleh ke belakang. Kyuubi, anjing gembala jenis shetterland sheep dog peliharaannya menautkan kaki depan kepunggungnya.

"Aduh, Kyuubi! Berat, tau!" Naruto nyengir ngilu karena punggungnya menahan berat Kyuubi yang mencapai 37 kg itu.

"guk-guk!" Kyubi mengibaskan ekor panjangnya. Bulu-bulu panjang yang halus itu menempel mesra pada Naruto. "Mau jalan-jalan, ya?" Naruto mengusap bulu pipi Kyuubi yang kecoklatan.

"guk!" Gonggongan Kyuubi sangat bersemangat. Naruto tertawa melihat anjingnya yang sangat overing active. "Hmm.. Ayo kalau begitu!"

Naruto dan Kyuubi berjalan-jalan di sekitar rumah yang berukuran 50x70 meter tersebut. Namun, ternyata Kyuubi menginginkan jarak yang lebih jauh.

"Hei, Kyuubi! Jangan jauh-jauh!" pesan Naruto kepada Kyuubi yang ngacir tanpa mempedulikan perintah tuannya. "Gwuukk!" Kyuubi masih bersuka cita.

Naruto maklum pada sifat Kyuubi yang sedikit nakal dan manja. "Kamu, sih! Akhir-akhir ini nggak mau aku ajak jalan-jalan! Enak,ya.. Jalan-jalan lagi.." Naruto berbicara dengan Kyuubi seakan Kyuubi mengetahui apa yang tengah dibicarakannya. "guk!" Kyuubi menanggapi obrolan Naruto.

Angin semilir berbau enak sekali. Bau bunga gingko billoba. Pandangan Naruto mengitari kanan kiri jalan yang penuh dengan pohon gingko sebagai ganti pohon sakura yang baru saja gugur di musim semi seminggu yang lalu. Pohon ini biasa disebut sebagai pohon Kinoshita atau keistimewaan alam. (curcol nama Kino, hehe^^)

Di tengah nikmatnya bau gingko, daun-daunnya yang berupa kipas emas jatuh dan melayang berputar tertiup angin yang lumayan kencang. Menerbangkan banyak sekali helai-helainya. Whussss... "Guk! Guk!" Kyuubi terpesona. Begitu pula Naruto. "Bagus, ya Kyuubi!" Wajah Naruto merona manis melihat keindahan alam yang sedang ia saksikan.

Sehelai daun gingko tiba-tiba bersarang di hidung mancung Naruto. Naruto tak berkutik. "guk!" Kyuubi seakan tertawa melihat hal itu. "hehehe.." Naruto mengambil helai gingko tersebut dan meniupnya dengan lembut.

Gingko tersebut terbang tinggi dan berputar di atasnya. Naruto dan Kyuubi terus mengamati sehelai daun kipas itu. Helai itu melayang meninggalkan Naruto dan Kyuubi, menjauh di depan mereka. Akan tetapi helai tersebut tiba-tiba menubruk sesuatu. Berupa lambang emas berbentuk sayap merpati yang ada di topi pangkat seseorang. Naruto terperangah. Pemuda itu membuka topinya dan mengambil helai gingko tersebut dan mendekat kepada Naruto. Naruto salah tingkah. Pemuda itu memasangkan daun keemasan tersebut ke sela-sela rambut Naruto yang panjang. Naruto bingung, dia merona.

Pria tampan berambut merah bata tersebut mengambil dagu Naruto dan membawanya mendekat. "Selamat pagi, Putri.." katanya sopan. Naruto tersipu dan segera menutupi mukanya karena malu yang tak bisa disembunyikan lagi.

"Se.. Selamat pagi, Perwira Gaara..." katanya malu-malu. Gaara tersenyum geli melihat tunangannya tersebut. "Kau manis sekali jika memakai gaun putih bersemu oranye seperti ini.." puji Gaara. Wajah Naruto matanglah sudah. "Ka.. Kamu juga ta—tampan memakai baju perwira seperti ini.." Naruto membalas pujian Gaara.

"Terima kasih.. Manis.."

Gaara mengecup tangan Naruto. Suatu kebiasaan yang sudah biasa antara kekasih untuk mencium tangan orang yang kasihinya tersebut. Naruto yang blussing segera mengalihkan pembicaraan. "Ehm, Gaara, kenapa kamu ada di sini?" Naruto menarik tangannya dari genggaman Gaara dengan pelan agar Gaara tidak merasa ditolak.

Gaara tersenyum dan memejamkan mata. Meletakkan topi berlambangnya yang seperti topi kapten jaman sekarang itu ke depan dada. "Aku sedang luang. Boleh 'kan aku mengunjungimu?" Matanya kemudian mengekor pada reaksi Naruto. Naruto tersenyum, senyum yang sangat manis. "Tentu boleh..." jawabnya senang.

Gaara tersenyum. Aduh, benar-benar senyum yang membuat semua gadis melting akan pesonanya yang gagah dengan pakaian perwira berjas biru maroon.

"Guk! Guk!" Kyuubi meneronjol ke sela-sela kaki Gaara. Dia merasa diacuhkan. "Hahaha.. Kyuubi.. Kau iri padaku, ya?" Gaara tertawa.

Senyum Gaara terlihat mengejek bagi anjing berbulu coklat muda keemasan tersebut. "Rrr.. Rwokk!" Kyuubi melonjak ke dada Gaara. Refleks, Gaara buru-buru menangkapnya. Namun Kyuubi terlalu besar untk ditangkap.

GEDUBRAKK!! Jadilah mereka terjatuh dan Kyuubi berada di atas Gaara. Dia menjilat-jilat seluruh permukaan pipi Gaara.

"Hehehe.. Sepertinya aku hanya pantas jadi selirmu, Gaara..!" tawa Naruto melihat tingkah laku Kyuubi yang mengkisu Gaara sedemikian kejamnya. "Buaahh!!" Gaara ngos-ngosan karena melayani Kyuubi. Berusaha lepas dari serangan Kyuubi yang dahsyat.

"Kau memang uke yang baik, Kyuubi! Eh, salah! Seme yang baik, Kyuubi! Hihihi..." Naruto tertawa tertahan. Lucu sekali ekspresi manyun Gaara waktu dikatai Naruto. "Guk!" Kyuubi tersenyum pada Naruto. Membenarkan ucapan Naruto yang barusan. Gaara hanya bisa sweatdrop saja melihat ada peliharaan dan majikan yang begitu cocok dan bisa bercakap-cakap seperti ini.

"Kalian aneh, ya..." Gaara mengelap mukanya yang penuh air liur dengan sapu tangan yang baru saja ditawarkan oleh Naruto. "Masak peliharaan ama majikan bicaranya bisa nyambung? Kalian 'kan beda kingdom?" "Eh, family ding.."

Mendengar itu, Kyuubi puppy eyes ke Naruto. Sementara Naruto membalasnya dengan kedipan di tambah acungan jempol. Gaara tambah swaetdrop.

"Ayo, pulang kerumahmu, Naru..! Bikinkan tunanganmu ini teh hangat dan kue mocca..!" Gaara main perintah seenaknya. Tangan Gaara segera membimbing pundak Naruto dan membawa Naruto melangkah melintasi jalan setapak, berbalik arah. Pikirnya daripada tambah tak jelas, ia buru-buru mengajak Naruto dan Kyuubi masuk rumah. Tidak enak juga bila ada yang melihat ada manusia bicara dengan anjing di luar rumah.

Angin bertiup. Ssraakk.. Gingko kembali bertaburan dari atas. Menambahkan romantisme yang ada diantara mereka... Hmm.. Yummy!

==============================o0o============================

Kinoshita no Shoujo

==============================o0o============================

Sakura mendecitkan sedikit ketukan pada setiap langkahnya. Tak heran, saat ini ia tengah menyusup ke kamar seseorang yang tirai jendelanya belum juga terbuka. Padahal sudah jam sembilan pagi. Tentu saja kamar itu masih gelap. Dia mendekat dan mencengkeram selimut warna biru tua yang cukup tebal. Dia menariknya dengan keras. "Selamat pagi, Sasuke~..!"

Seonggok daging.. Bukan, seseorang yang mula terbuai dalam bunga tidur itu tercekal dari mimpi indahnya. Khayalan tingkat tinggi musnah seketika. Bunga tidur lenyap tak berbekas.

Pria muda berponi panjang dengan jabrik mengekor kepala tersebut mengerjapkan mata. Tirai yang baru saja dibuka Sakura membawa sejumlah sinar dalam jumlah besar yang masuk begitu saja ke dalam pupil onyxnya. "Sakura... Kalau bangunin Yayangmu ini yang agak mesraan dikit, napa?" Sasuke mendengus kesal.

"Sori, deh Ayang.." Sakura mencium pipi Sasuke mesra seperti ibu mencium anak bayinya sendiri. Mata Sasuke merem sebelah ketika Sakura menciumnya. Sedikit geli. "Ahh.. Aku bukan anak kecil lagi!" Sasuke berontak, Sakura terkejut. Namun Sasuke segera memeluk pinggang Sakura dan membawanya mendekat. "Aku 'kan udah gede.." Senyum smirk Sasuke yang menginginkan rating M nampak jelas diwajahnya. Sakura blussing.

"Minggir!" Sakura yang merona cepat mendorong dada Sasuke agar menjauh sedikit. "Yaaahh..." sesal Sasuke dengan nada yang menggoda.

Sakura mengernyit menahan tawa atas perilaku Sasuke yang manja. "Udah, mandi sana! Perwira macam apa yang jam segini masih molor!" Sakura melemparkan handuk warna pink ke pangkuan Sasuke. Sasuke cengok pasif melihat handuk tersebut. "Kok pink, sih Yang?"

"Hn, pakai saja."

"..."

"Apa lagi? Napa liat-liat segala?"

"Kau meniru kata-kataku, ya Yang?"

"... enggak, tuh!"

"bohong,"

"Hn,"

"tuh, kan?"

"Hn,"

"Jangan niru, dong Yang.."

"Hn,"

"...Yang..."

Perempatan jalan terlukis di pelipis Sakura. "Udah!! Cepet mandi!!" Sakura mendorong tubuh Sasuke menjurus ke kamar mandi.

"Hn," Sasuke mengirit kosakata.

"Kamu nggak ikut, Yang?" tanya Sasuke sebelum menutup pintu kamar mandi.

"udah mandi.."

"mandi lagi juga nggak pa-pa, kok.."

"Hn,"

"Yang.."

"..." Sakura mulai tak tahan.

BRAAKK!! Sakura menendang pintu kamar mandi agar tertutup rapat. Biar Sasuke kekunci sekalian.

"Dasar Sasuke menyebalkan!"

Seperti biasa, selama Sasuke mandi Sakura selalu merapikan tempat tidur tunangannya tersayang. Ada empat bantal yang perlu di tata dan satu guling besar yang hampir tak ada kapas didalamnya karena selalu ditonjoki oleh sang pemilik. "Dasar Sasuke. Guling sampai kempes nggak ada isinya.. Sukanya kok pukul-pukul barang.." omel Sakura yang sudah tahu seluk beluk kekasihnya itu.

"Na.. na-na-na.." siulan dari kamar mandi terdengar. "Kamu.. Terlihat paling cantik.. Dengan skutermatik yang menawan.. Dengan gaya klasik jaman sekarang.." senandung SKJ 75.

Sakura menahan tawa mendengar nada sumbang dari Sasuke. Dari dulu Sasuke memang tak pernah menyadari jikalau suaranya dapat merusak perdamaian dunia. Apa mungkin yang menyebabkan perang Konoha dan Suna juga adalah suara Sasuke? Entahlah.. hanya Tuhan yang tahu.. Ckckck..

CLEK.. Sasuke keluar kamar mandi dengan telanjang dada. Rambut hitamnya yang nampak baru dikeramasi meneteskan air, ala klimis style. Sakura melihat dengan mulut menganga. Suspect sekali lekuk Sasuke. "Yang.. Ngiler, tuh..!" Sasuke menunjuk muka Sakura. Sakura langsung tergagap menyadarkan diri dan mengelap air liurnya. "Baru lihat, ya.. Makannya, kalau diajak ehemgitugituanehem ya nurut aja.. 'Kan bisa liat.." goda Sasuke.

"Nggak..! Aku hanya heran, tumben kamu telanjang dada kayak gitu. Biasanya 'kan langsung pakai baju seragam perwira kamu.." Sakura ngeles.

"Oh,itu.. Tadi aku lupa nggak bawa baju ke kamar mandi. Kamu, sih Yang! Tadi maksa-maksa mandi. Jadi kelupaan, deh!"

Sasuke mengibaskan rambut ayamnya yang cool. Menebarkan bulir kecil air yang sangat mempesonakan Sakura. Siapapun cewek yang melihat pasti akan bertekuk lutut pada cowok tampan satu ini. Kharismanya sebagai perwira yang tangguh tak diragukan lagi. Auranya yang positif dan loyal kepada siapa saja membuatnya mudah bergaul dan memiliki banyak koneksi dan teman dalam perang. Kulit yang putih dan wajah idaman serta otak yang pintar, menjadi nilai plus-plus untuk cowok yang satu ini.

"Beruntung sekali aku memilikinya," bisik Sakura. "terimakasih, Tuhan.."

"Bentaran, ya.. Aku mau pakali baju dulu.." Sasuke membawa baju seragamnya yang di hanger ke kamar mandi.

"Hn," Sakura mendehem.

"Na.. na-na-na.."

"Kamu.. Terlihat paling ganteng.. Dengan motor thunder yang menawan.. Dengan gaya klasik jaman sekarang.."

Sakura menirukan lagu Sasuke dengan lyric yang asal nyeplos dari mulut. "Enak juga nih lagu.." Cewek berambut pink itu mulai ikutan hobi Sasuke yang suka menyanyikan lagu tersebut.

"Hei, Sakura.." dengung Sasuke dari kamar mandi.

"Hn, apa Yang?"

"Kau mulai suka ikut-ikutan aku, ya?"

"..."

"?"

"Hn,"

"Kenapa, Yang? Kamu lagi bete, ya?"

"Nggak juga, sih Yang.. Habis aku sebel. Aku kalau ngomong sama kamu jawabannya singkat. Cuma 'Hn' aja.. emang nggak ada kata yang lain?" Sakura curhat.

"Hn,"

"Kamu nggak kretif, ya Yang.."

"Hn,"

"..."

"?" nada yang cukup mendengung di kamar mandi.

"..."

"Yang? Kamu masih bernafas, kan?" Sasuke bernada cemas.

"Hn, baru di omongin udah balik lagi. Nggak berubah. Jangan suka ngirit bahasa..!"

"Hn,"

"... Ah, udah, deh Yang..! Males ngomong sama kamu..!"

"Hn,"

"..."

Sakura pergi meninggalkan kamar Sasuke dengan langkah yang berderap. Emosi dia.

Sasuke membuka pintu kamar mandi. Baju seragam biru maroon itu terlihat sangat cocok di kulit Sasuke. Gagah sekali. Kemudian mata onyxnya sadar jika ia tak menemukan sesuatu yang semestinya ada saat ia keluar dari kamar mandi.

Dia clingak-clinguk. "Sayang?"

Sasuke memeriksa seluruh isi kamar. "Sakura sayang?" Sakura dipanggilnya layaknya kucing hilang.

Namun tidak ditemuinya Sakura. Sasuke berkacak pinggang dan mendengus.

"Apa aku begitu menyebalkan?"

To be continued..


.

.

A/N: Maaf, readers.. Terlalu gaje, ya.. Prologue tidak Kino lampirkan semua ceritanya. Hanya sekedar pembawa suasana awal saja.. Gomen jika ada yang kecewa.. T~T

.

Mind to Review?