A SUN TO MY IMOUTO-CHAN

Naruto

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairings : Sasuke & Sakura, Gaara & Sakura etc


Sasuke's POV

Banyak orang yang bilang, kebersamaan dalam waktu yang cukup lama dapat membuatmu menyayangi seseorang lebih dari apa pun. Kau bisa tahu apa saja yang ia suka, bisa melihat senyumnya, tawanya, candanya, air matanya, kebahagiaannya, kesedihannya, amarahnya, dan segalanya tentang seseorang itu. Aku bukan lah orang dengan kepercayaan seperti itu, aku membenci kalimat itu, karena itu lah yang membuatku gila! Meskipun, mungkin hanya aku 1 di antara 1.000.000 atau bahkan lebih, orang yang tidak mau mempercayainya. Itu terlalu menyakitkan. Kata-kata itu terasa seperti ingin mengajakku terbang dan menghempaskanku di kesempatan berikutnya. Aku tidak bisa berhenti untuk memaknai arti kata itu, bukankah aku tidak perlu memikirkannya? Itu hanyalah kata-kata yang dibuat oleh pria melankolis yang terlalu cinta dengan sahabat masa kecilnya atau memendam perasaan pada wanita yang dicintainya sejak lama. Tapi aku? Apa yang bisa aku katakana? Aku adalah seorang Uchiha, aku tak butuh cinta yang penuh dengan air mata seperti itu, aku tak perlu merasakan sakitnya, pahitnya, atau apalah yang mereka sebut tentang sisi gelap dalam cinta, aku tidak peduli. Atau mungkin mencoba untuk tidak peduli?

Tapi setiap aku melihatnya, jantungku terasa berdegup 100 kali lebih kencang dari biasanya sampai-sampai aku bisa mendengarnya dan kadang aku takut apabila aku bisa mati saat itu juga, setiap kali dia tersenyum dan tertawa padaku dengan senyuman khasnya membuatku ingin memeluknya erat dan tidak ingin membiarkannya pergi sedikitpun dariku, sinar matanya terlalu indah untukku, emerald karunia Tuhan yang begitu sempurna dibingkai cantik dengan rambut sakuranya dan senyuman surganya. Beberapa lelaki, yeah banyak maksudku, yang mengagumi kecantikannya, kepintarannya, keramahannya, yeah! She's so perfect girl I've ever saw! Tapi, bukan itu yang membuatku memiliki perasaan seperti ini, aku yakin itu meskipun aku juga tak tahu alasan apa yang tepat untuk menggambarkannya. Oh Tuhan, aku begitu menyayanginya. Dia yang cantik, manis, pintar, baik, dia begitu sempurna. Tak nampak sedikitpun aku lihat kerapuhan menghinggapinya. Dia impianku, dia mimpiku yang tak kan pernah terwujud, datang, atau bahkan terealisasi barang sedikit saja. Kau tahu kenapa? Karena, dia tak kan pernah jadi milikku. Andai saja takdir melirikku sedikit saja, aku selalu berdoa agar aku tidak terjebak dalam kubangan kotor ini, aku merasa jijik pada diriku sendiri. Ya, aku tidak bisa mencintainya, tepatnya aku tidak seharusnya merasakan perasaan aneh ini, aku egois dan penjahat baginya. Aku menginginkan yang terbaik untuknya, tapi di saat bersamaan aku selalu menemukan sosok diriku yang begitu ingin menjadikannya sebagai milikku seorang. Mungkin itu lah keinginanku yang sebenarnya.

End of Sasuke's POV

Normal POV

Dari arah Timur, seorang gadis cantik berambut merah muda bermata emerald indah datang dan mencoba untuk memasuki daerah otoriter 'kakaknya'.

"Sasuke-nii apa yang sedang kau lakukan? Air hangatnya sudah dari tadi ku siapkan, kau mau membuatnya jadi sia-sia saja?" gerutu gadis bermata emerald itu pada onii-chan nya sambil melekukan wajah cantiknya dan melipatkan kedua lengan putih halusnya, berpura-pura kesal.

"Sudah berkali-kali ku bilang, Sakura, tolong ketuk dulu pintunya sebelum kau masuk ke kamarku, ini daerah pribadiku, kau tahu?" ucap Sasuke yang menatap tajam mata Sakura, imouto-chan nya tepat di manik mata emerald indah itu dengan mata onyx-nya.

"Sudah lah Sasuke-nii, aku kan adikmu, itu bukan lah masalah besar kalau aku masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu kan? Toh, aku tidak akan melakukan apa-apa padamu, aku tidak tertarik melakukan apa pun, aku hanya tertarik untuk memarahimu," bantah Sakura keras karena merasa ia tidak bersalah barang seujung jari saja.

"Kau~! Ah sudahlah, aku memang tidak pernah berhasil jika harus berdebat denganmu! Aku menyerah, kau menang Sakura," Sasuke mulai membalikkan badan dan beranjak keluar kamarnya namun di ada sesuatu yang menghalanginya, kedua tangan mungil Sakura rupanya.

"Enak saja kau bicara seperti itu, Sasuke-nii. Aku tidak akan membiarkanmu lari dari hukuman," Sakura segera memperingatkan Sasuke agar tidak lari dari kenyataan bahwa dia harus menerima hukumannya atas kekalahan yang menimpanya.

"Baiklah, aku akan menerima segala hukuman yang kau berikan atas kekalahanku, tapi tolong izinkan aku mandi terlebih dahulu, Sakura," pinta Sasuke dengan nada memohon pada adik tercintanya itu.

"Hah! Aku tidak mau, Sasuke-nii! Kau pasti akan kabur seperti yang dulu-dulu! Jadi, aku tidak akan mengizinkan!" gadis bermata emerald itu melarang Sasuke dengan nada yang cukup keras dan ritme yang tidak begitu enak didengar.

"Terserah padamu saja lah, aku mau mandi," ujar Sasuke mengentengkan larangan adiknya. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang melingkari pinggang Sasuke, kedua tangan putih dan halus itu mencoba untuk melarangnya pergi menjauh.

"Sa… sak … saku… sakura! Lepaskan!" bentak Sasuke yang sekerang sudah blushing saking malunya. Tapi, entah ada sesuatu yang menjalar dalam hatinya, begitu hangat dan terasa semakin hangat setiap detiknya.

"Ayo mandi bersama, onii-chan!" ucap Sakura ceria sambil memindahkan tangannya yang tadi berada di pinggang Sasuke, kini ia telah menggenggam tangan Sasuke dengan erat. Ia tidak tahu apa efek yang telah ia timbulkan pada salah seorang "aniki-nya" itu.

Sasuke yang masih shocked dengan ajakan Sakura tetap tak sadar kalau mereka semakin dekat dengan kamar mandi kediaman rumah Uchiha itu. Sampai beberapa detik kemudian pintu kamar mandi yang terbuat dari kayu mahoni berteksturkan kipas itu dibuka oleh Sakura.

"Tidak! Aku tak mau! Lepaskan Sakura!" bentak Sasuke dengan brutal karena genggaman tangan Sakura sangat kuat sampai-sampai ia harus bersusah payah untuk melepaskannya.

"Kita sudah lama tak mandi bersama, kan? Ini adalah kesempatan bagus untuk kita saling menceritakan berbagai macam hal bukan?" Sakura terus saja mengoceh tanpa peduli bagaimana nasib pemuda yang kini telah berada dalam genggaman tangannya itu.

"Kau kan sudah mandi tadi!" ucap Sasuke geram dengan sifat adik manisnya itu yang begitu pemaksa, tapi itu adalah sisi yang ia cintai dari adiknya.

"Memang kenapa kalau aku mandi lagi? Mandi itu kan mengasyikan! Apalagi kalau mandi bersama-sama saudara! Aku kan juga sudah lama tidak menggosok punggungmu, Sasuke-nii!" ucap Sakura membara dan begitu antusias dengan 'acara mandi bersama' itu.

"Hah! Ya sudah, kalau kau ingin mandi, silakan, aku akan menunggumu, kau duluan saja," Sasuke akhirnya menyerahkan kesempatan emas untuk melihat tubuh elok adik kesayangannya itu, meskipun mereka sudah sering mandi bersama tapi itu dulu, sekitar kelas 3 SD, karena setelah kelas 4 Sasuke merasa malu untuk melihat tubuh indah adiknya itu di depan matanya. Terlalu indah dan menyakitkan dalam waktu bersamaan.

Sakura yang memang keras kepala dan selalu ingin keinginannya terpenuhi tidak lantas membiarkan Sasuke untuk pergi. Bagaimanapun juga mereka harus mandi bersama! Itu lah yang ada dipikirannya.

"Sasuke….." ucapnya lirih dan hampir tidak terdengar. Tapi suara dengan frekuensi seperti itu masih bisa di dengar oleh telinga tajam Sasuke.

"Ap-apa?" Sasuke pun tergagap mendengarnya. Bagaimana tidak? Ini adalah kali pertama Sakura, gadis penantiannya, adiknya, memanggilnya tanpa embel-embel 'nii'. Mungkinkan ini?

"Aku sangat ingin mandi bersamamu, Sasuke," ucap Sakura dengan wajah yang membuat Sasuke tak dapat menolak permintaannya.

"Ba.. baiklah. Percuma saja aku menolaknya, kau pasti akan terus memaksaku, kan?" Sasuke akhirnya membiarkan mereka mandi bersama meskipun ia takut ia tidak bisa menahan dirinya.

"Terimakasih, Sasuke-nii! Kau memang kakak yang paling ku sayangi! Tentu saja Itachi-nii juga!" ucap Sakura dengan senyuman indahnya dan pancaran hangat dari kedua permata emeraldnya. Ia pun bergegas masuk ke kamar mandi dan meninggalkan Sasuke di depan pintu yang masih berdiri mematung.

"Sayang? Apakah tidak ada tempat untukku, Imouto-chan?" Sasuke mengguman sendiri dan akhirnya memutuskan untuk segera masuk ke kamar mandi, lalu segera menguncinya.

.

.

.

.

.

.

"Sasuke-nii, kenapa masih diam saja? Lekas buka bajumu!" perintah Sakura dengan bossy-nya. Tapi Sasuke tetap saja tidak melakukan pergerakan sedikit pun. Sakura yang mulai geram segera maju beberapa langkah dan mulai menjentikkan jemari lentiknya di depan wajah tampan kakaknya itu. Tiba-tiba saja seringai jahat tertoreh di wajah putih nan cantik Sakura. "Atau kau mau aku yang membukakan bajumu, Sa-su-ke?" goda Sakura yang tiba-tiba saja sudah hendak melepaskan kancing baju Sasuke. Sasuke yang kaget langsung saja mendorong Sakura hingga gadis itu terjatuh ke lantai.

"Aduh! Hahahaha! Aku sudah tahu, kau pasti melamunkan wanita, ya? You're totally pervert as well big brother! Hahahaha," tawa Sakura sangat keras dan membahana di kamar mandi keluarga Uchiha.

"Yeah, I was thinking about her just now and I'm truly a big pervert," jawab Sasuke dengan tatapan serius.

"Wow! Siapakah wanita malang itu? Kasihan sekali ia harus disukai oleh lelaki sepertimu! Hahaha," canda Sakura pada Sasuke. Namun Sasuke tak menggubris pertanyaan Sakura. Ia justru mendorong Sakura ke dinding dan menahan Sakura dengan cara meletakkan kedua tanganya di antara wajah adiknya.

"Bagaimana jika itu kau? Apa kau akan merasa kasihan akan nasibmu karena disukai oleh lelaki sepertiku?" tanya Sasuke serius dan—begitu dalam. Ia ingin mendapat jawaban yang jujur dari bibir mungil Sakura.

"Aku pasti akan sangat senang! Karena, sebenarnya, walaupun kadang kau suka mengesalkan dan dingin, kau sebenarnya sangat perhatian, baik, dan hangat! Itu lah yang aku katakan pada takdir jika ia bertanya padaku," Sakura menjawab dengan mantap dan dengan senyuman yang membuat Sasuke tidak sabar untuk menyentuhnya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan dirinya, tapi ia sudah terlalu lelah untuk mengontrol perasaannya.

"Sa….! Umh …………….!" hanya kalimat itulah yang terlontar dari bibir manis Sakura, karena sejurus kemudian bibirnya telah terkunci oleh bibir Sasuke.

3 detik kemudian, Sasuke melepaskan ciumannya dan memalingkan wajahnya dari Sakura.

"Wah! Kenapa kau menciumku Sasuke-nii? Kau kesepian?" Sakura bertanya dengan kepolosannya yang setara dengan anak SD. Ia bahkan sepertinya tidak begitu pedul first kiss-nya dicuri oleh 'aniki-nya' sendiri.

"Karena, aku sayang padamu, Sakura," ucap Sasuke pelan tapi tulus.

"Aku juga sangat menyayangimu, Sasuke-nii!" balas Sakura mantap dan kemudian ia mencium bibir Sasuke cukup lama dan membuat mereka saling merasakan sensasi hanya dengan menutup mata. 3 menit kemudian, Sakura melepaskan ciumannya dan mulai masuk ke bathtub yang telah berisi air panas.

"Aishiteru, Imouto-chan," desah Sasuke sangat pelan sekali sampai-sampai hanya angin saja lah yang menjawabnya dengan angkuh, tanpa suara.

TBC



Gomen-ne kalau terlalu pendek dan gak jelas hehehe tapi ini emang udah ngiter-ngiter di kepalaku cukup lama dan baru sekerang berhasil terealisasi setelah beberapa saat memberontak =.= review ya!! kritik dan saran selalu aku tunggu dari kalian!!