Hai reader!!! *hug*

udah apdet nih!!!

maaf ya, lemot... ^^'a

seminggu ini harus presentasi terus, jadi -sok- sibuk!!!

okelah kalu begito, selamat membaca!!! *mengancungkan jempol ala guru guy*

Disclaimer : Masashi Kishimoto sensei… Saya pinjem dulu yakh charanyaaaa!!! ^^

oOo You're….. Girl??? oOo

Story : Aika-chii

Characters : Masashi Kishimoto

oOo Chap 7 oOo

oOo Whatever You Are oOo

Tok Tok

"Hei, apa sudah selesai ganti baju—" kata seorang gadis berambut ungu seraya membuka pintu kamarnya. Kata-katanya terpotong ketika melihat gadis berambut pirang serta bola mata warna biru aquamarine sedang bercermin memperhatikan penampilan dirinya kini. "Deidara… Kau…" sambung gadis berambut ungu tadi sambil mendekati sang mata aquamarine. "Ah? Aneh ya Konan?" Jawab gadis berambut pirang yang diketahui bernama Dehidrasi, maksud Deidara. Gadis bernama Konan itu langsung membalasnya dengan tepukan dipipi Deidara. "Tentu saja tidak! Cantik sekali malah!". Mendengar jawaban dari teman sekamarnya, muncul aura kebahagiaan yang tidak diucapkan kata-kata. Ia pun tersenyum, "Makasih, ya Konan." seraya memeluk teman dihadapannya itu. "Dei… Dei?! Kamu kenapa? Ka, kamu… Nangis??" Tanya Konan sambil memberontak dari pelukan Deidara. "Ngg… Hiks… Aku tak tahu mengapa, tapi aku sedih… Seakan kita akan berpisah… Huu… Hiks…" Mendengar kalimat itu terlontar dari mulut sahabat barunya itu, Konan tersenyum sambil melepaskan diri dari pelukannya. Matanya menatap mata aquamarine tersebut dengan pandangan harapan. "Kenapa kita akan berpisah? Dimana dan apapun kamu, aku tetap sahabatmu, kan?". Sang blonde pun mengusap air matanya dan kembali tersenyum. "Eh, ayo, jangan lama-lama, yang lain sudah menunggu." Konan menggenggam erat tangan Deidara dan berjalan menuju….. Resepsi pernikahan Sasori dan Deidara!!!

Eh, maaf, sa-salah teks…

DUAR! BUM! JEGERR! DUAR! JENG JENG (?)!

Maaf, karena Author mengalami luka berat, luka ringan dan luka-lukaan(?) akibat terkena bom milik seseorang yang tidak dikenal, maka jangan tanya kalau lama-lama fic ini jadi semakin gaje. Lanjut ke fic...

Maksudnya menuju pintu depan gubuk reyot, ancur, nista, jelek, dan kawan-kawannya, milik organisasi ternama, Akatsuki. Disana terlihat lelaki berpierching yang berada di posisi depan seakan-akan dia ketua dari organisasi ini. Dan beberapa manusia , hewan, tanaman serta boneka lainnya. "Haaah!!! Lama sekali sih?!! Acaranya kan akan dimulai 7 jam lagi(?)!" sewot lelaki berambut putih yang dari tadi mengomel terus menerus. "Sabar napa? Nanti juga kesini! Festivalnya juga kan baru dimulai 7 jam lagi!" Jawab pemuda berkeriput yang wajahnya lebih tua dibandingkan umurnya. "Psst! Daripada itu, lihat tuh, dibawah pohon beringin!" Tunjuk venus flytrap hitam-putih ke pohon beringin yang letaknya tidak terlalu jauh dari markas mereka. Semua anggota yang ada di lokasi tersebut menatap ke tempat yang ditunjuk tanaman kembar tadi. Ternyata disitu terdapat penampakan boneka berambut merah yang memakai jubah hitam motif awan-awan-an merah. "He? Sasori-senpai? Dia sedang apa?" Karena Tobi anak baik, ia berani memulai pembicaraan. "Entahlah… mikirin Dei kali? Diemin ajalah…" Jawab Kakuzu seraya menghitung uang-uang yang dipeganginya selembar demi selembar. Benar juga kata-kata Kakuzu kali ini, pikir para anggota. Akhirnya Sasori yang sedang merana mereka cuekin. Kasihan… Mari karena itu, mari kita samperin boneka yang sedang murung di pohon beringin (?) tersebut…

"Payah banget sih gue… Makin hari makin malang aja nasib gue…" Ucapnya seraya menangisi nasib, tapi dia tidak menangis. Tenang saja, Author kan baik. Tidak akan merusak imej Saso—"HEH??!! Lu baek darimane??!! Nasib gua merana gini gara-gara lu bikin cerita kayak begini siih!!!" Amuknya terhadap sang Author, dengan bodohnya, dia malah mukul-mukul pohon. Dari jauh, Akatsuki sweatdrop. "Err… Apa Saso kepalanya kebentur ya, tadi?" Tanya Kisame kepada partnernya "Kemungkinan besar, kayaknya iya. Liat aja, dia jadi gila gitu mukul-mukulin pohon.". Ya, kembali ke Sasori. Buk buk buk! "Dasar!!!" Amuknya. Tiba-tiba, sepucuk bunga sakura (?) terjatuh dan tepat melewati wajahnya.

Dia pun teringat hari dimana dia menembak Deidara. Tepat saat sinar bulan purnama terpantul di air danau. Tepat ditengah-tengah indahnya badai sakura. Kata-kata itu terlontar dari mulutnya. Semburat merah muncul dari pipi sang gadis. Langkah derap kaki meninggalkannya sendirian. Ya, itulah hal paling menyedihkan di hidupnya. Cinta pertamanya ditolak. "Eh? Ditolak?! Tunggu, waktu itu dia kan ga bilang apa-apa? itu artinya dia bukannya nolak gua, dong?! Berarti—" "Hei! Maaf ya lama!!!" Pikirannya terpotong mendengarkan ucapan dari gadis kertas, Konan. "Ah, ga lama banget ko cayang. Cuman 13 menit!" Jawab kekasihnya, ketua organisasi ini, Pein. "Hei, mana Dei?" Tanya Hidan. Konan menoleh kebelakangnya, "Hei, Dei! Kesini! Jangan sembunyi! Ayo!" rujuknya.

Lalu dari balik pintu munculah seorang gadis cantik yang memakai kimono motif melati-nya uang receh 500-an *plak*. Semua mata terpaku padanya. "Ah... Aneh ya?" tanyanya seraya menundukan kepala. "T-ti-tidak! D-dei-senpai cantik, k-kok!" jawab Tobi dengan mode ala Azis Gagap. Zetsu item berbisik pada Zetsu putih. "Psst! Gimana Sasori ga naksir berat! Dia cantik kayak begini!" Zetsu putih membalasnya "Iye!". Sasori beranjak menuju pintu depan karena dia pikir, mereka akan berangkat. "Leader sama, kapan kita berang--" Kata-katanya terpotong melihat kecantikan Deidara. Tiba-tiba pandangan mereka bertemu. Mata aquamarinenya menatap lekat-lekat bola mata merah milik Sasori. Ketika tersadar dari lamunan mereka, masing-masing dari merka berusaha mengalihkan perhatian. "Kapan kita berangkat Leader?" Sasori melanjutkan pertanyaannya. "Karena semua telah lengkap, kita berangkat sekarang saja. Akhirnya mereka pun berangkat menuju festival.

Bagaimana cara mereka ke festival? Konan numpang di burung tanah liatnya Deidara, Sasori dan Tobi numpang pesawat kertas konan, Zetsu lewat tol dalem tanah (?), Itachi numpang di buaya darat (?) temennya Kisame bareng Kisame (?), sisanya? Karena Kakuzu tidak mau buang uang, Pein dan Hidan terpaksa ikut jalan dengannya.

...

8 jam kemudian

...

"Hosh...hosh... *bruuuk* nyam... phe..." Seorang pria berpierching pingsan tepat dihadapan kekasihnya yang memakai bunya mawar kertas dikepalanya. "Duuh! Pein-kun jangan pingsan disini doong~!" sang gadis memberikan bantuan kepada kekasih tercintanya *ceile*. "Leader! Sepertinya di dalam, festivalnya sudah dimulai!" Lapor Kisame pada leadernya. "Ap...haa??? The... ghaa sheka...lheee.. me... merekhaaa.. mulhaaai dhuuuluuhann... hosh.." Ucap Hidan sambil ngosh-ngoshan. Kenapa ngos-ngosan? Karena dia capek. Kenapa dia capek? Karena dia abis jalan. Kenapa dia jalan? Karena Kakuzu ga mau bayarin ongkos. Kenapa Kakuzu ga mau bayarin ongkos? Karena itulah Kakuzu. "Sudahlah, yang lain sudah duluan tuh. Tinggal kita doang yang diem di gerbang. Ayo buruan." Perintah Kakuzu pada Pein, Hidan, Konan dan Kisame yang masih disitu. "Sebenarnya siapa sih yang ketua?" Tanya Kisame. Semua melirik pada Pein. "Ya, gue." Ucapnya datar tanpa mengurangi kesan narsis. "Sudahlah yang penting rencana kita harus berhasil!" yang lain mengangguk mendengar perkataan Konan. "Osssh!!!".

Mereka pun bergabung ke festival. Tanpa membaca peringatan di spanduk yang berada tepat diatas gerbang.


SELAMAT DATANG di

FESTIVAL BERGAJE RIA KONOHA

Peringatan = Yang ada di dalam sini semuany GAJE dan tidak waras, dapat menyebabkan kanker, gangguan pernapas, kerusakan janin, dll. Harap tidak merencanakan apapun dalam festival ini, karena semua rencana yang anda buat pasti akan GAGAL.


oOo Chapter 7 End oOo

ampun aneh bangeth... semakin gaje saja otak saia ini...

maap ya untuk para readers! chap kemarin ma-de banget!!! huaaaa!!!

semoga chap ini dapat menghilangkan kegundahan anda *alah* .

...

...

ga tau mo ngomong apa lagi o.O

udah dulu maennya yah! dadah! muach!!!!! .

*hooooeeeeek*

Arigato Gozaimasu!!!

tidak ada kata telat untuk me-riviuuuu~~~