Naruko Si Tukang Jamu

Desclaimer : Masih Kang Mas Masashi Kishimoto

Cerita : Author ngasal.

Warning: Fict ini lebih ke peran Sasuke.

Nggak ada lemon2an!

-------------------------------o0o-------------------------------

"Kita putus!"

GLEGARRR!!

"A-apa Naru?" Sasuke tampang cengok.

"Ya, KITA PUTUS!!" Naruko menegaskan.

Sejurus kemudian bakulan jamunya di kempit dipinggang dan jaritnya membersit manis di pundak. "Huh!" Naruko menenteng ember mungil warna kuning itu dengan grusa-grusu. "Selamat tinggal Kang Mas!!"

"Na-Naruu.." Sasuke menahan lengan Naruko dengan tatapan melas berharap.

Tak tega juga Si Naruko di pandang seperti itu. "Sudah, Mas! Kita tidak ada harapan untuk bersama lagi!" Naruko menepiskan dengan mudah tangan kumbang desa itu.

"Naruu.. Jangan pergii..!!" Sasuke masih menunggu tolehan Naruko yang kini sudah mulai menjauh.

"Tak sanggup hati ini berpisah denganmu.." rayuan gombalnya keluar. Tapi tak terdengar oleh Naruko. Dia berlalu begitu saja.

----------------------------------o0o---------------------------------

Setelah hari itu, hari-hari Sasuke dilanda kepiluan. Kepedihan ditinggal sang pacar membuatnya patah semangat untuk bekerja. Patah semangat untuk kembali narik angkot yang tiap hari pulang balik Konoha-Suna. Gara-gara ini, bos Gaara marah besar. Hampir aja dia di PHK.

Bos Gaara berkacak pinggang. Digebraknya pintu angkot membuat sang sopirnya berjingkat kaget."Sas! Apa-apaan kerja kamu? Tiap hari nglamun nggak jelas! Ayo! Narik sana! Mau loe gue pecat? Hah? Sana Kerja!!"

"I-Iya Raden Mas!" Sasuke segera membawa angkotnya pergi narik.

Di jalan, "Naruko-Naruko.. Bayangan kamu keinget di mana aja! Jadi gue nggak konsentrasi ama kerja! Dasar cinta, makanan apaan sih sampai bikin orang kayak gini..." Sasuke menggaruk jabriknya yang tidak gatal.

----------------------------------o0o---------------------------------

Naruko dan

"Pura-pura nggak kenal aja, deh!" Sasuke mempersiapkan diri.

Berakhir dengan berpapasan tanpa saling pandang. Tapi apa daya hati masih saja tertaut.

Naruko berbalik, "Kang Mas.."

Sasuke berbalik, "Dek Naru.."

Mereka berpelukan. Hangatnya pelukan berhasil di gagalkan gendongan Naruko.

"Aduh, Dek! Nyangkut.."

"A-apanya, Mas??"

"I-itunya.."

"A-apanya, Mas? Bilang dong??" Naruko mulai genit.

Udah! Nggak ada lemon-lemonan!

Ngeeeekkk...

Sasuke menggeleng penuh. Khayalan bubar. Mereka masih berpaling.

"Kok Kang Mas pura-pura nggak kenal aku?" bisik Naruko kecewa.

"Ternyata cintamu sudah nggak bersisa lagi untukku Kang Mas.." Naruko medok. Berjingkatlah Naruko berlalu meninggalkan Sasuke yang masih sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Naruko, aku masih mencintaimu, aku masih mencintaimu, aku masih mencintaimu, aku masih mencintaimu, aku masih mencintaimu," desah Sasuke berulang-ulang. Berharap Naruko mendengarnya.

"Naruko, aku masih mencintaimu!!" Sasuke berbalik. Tapi tiada seorangpun disana.

"GUKK!!"

Anjing menggonggong, Sasuke berlalu.

----------------------------------o0o---------------------------

"Hhh.." Sasuke mengelap keringatnya yang netes udah nggak kehitung dengan anduk biru yang sedari pagi bertengger manis di lehernya. Akhirnya pulang. Kicau burung perkutut masih

Senandung-senandung nggak jelas kedengeran di kupingnya.

"Prikitiew-prikitiew-manuk'e ucul~" Itachi membersihkan kolam ikan lele.

Sasuke mendatangi Kang Masnya di samping rumah.

"Prikitiew-prikitiew-Pak Raden maburr~" masih ngosek sambil nyanyi nggak jelas.

Sasuke nempel-nempel ke Itachi ala Mance plus Tince kayak di pilmnya Si Yoyo.

"Apaan loe! Maen nempel aja! Gue masih normal tau!"

"Normal apaan? Biasanya juga mesra-mesraan sama Si Tobi yang cowok. Padahal Si Dei yang cewek mening kayak gitu kan udah setia ama loe!"

"Urusan orang gedhe! Kagak usah ikut campur, deh!"

Sasuke membebaskan diri dari nempel-nempelnya sama Si Kakak.

"Ah, ya udah, deh! Nggak penting. Emm... Mas Chi! Bantuin gue donkk??"

"Enak aja maen bantu! Emang gue Tim SAR!"

"Si Naruko udah nggak percaya lagi sama gue!"

"Emang! Ngapain percaya ama loe! Itu namanya musrik!"

Sasuke cengok.

"Ya udah, deh! Demi adik gue. Gue berangkat!"

"Berangkat ke rumah Naruko? Gue ikutt..!!"

"Berangkat mandi."

Sasuke nangis darah.

Itachi ngambil anduk pink yang di jemur di kawat samping kolam.

"Apa bahasa Cinanya hidungnya Si Itachi??" Sasuke ngasal.

Itachi noleh, "Apaan?"

"Pesh-eekk.."

Perang Batharayudha ke-59.

--------------------------------o0o--------------------------

Sasuke liat tipi. Dari dapur Itachi bawa sepiring sayur asem plus ikan bader goreng. Kemudian duduk di samping adik tersayang.

"Hmm.. Piala dunia, ya.." Itachi melihat program di TV.

"Hn,"

"Hari ini gue liat, loe maen futsal seharian. Nggak kerja loe?"

"Hn."

Itachi meneruskan makannya yang non spoon alias pake' tangan. Di gubuk ini mereka kagak punya sendok. Lebih enak memang yang alamiah, kok.

"Udah gue tanyain lho Sas!"

Sasuke jomblak. "Beneran??"

"Bener!"

"Apa katanya?"

"Dia masih cinta ame loe!"

Bunga-bunga putih bermekaran di sekujur tubuh Sasuke. Bunga jamur alias P-A-N-U.

"Yes! Besok gue langsung apel!" Sasuke memacu semangat yang membara. Sambil ngangkat pose tonjokan ke tipi. BLARRR~~ Meletuslah seketika si tipi. Asap menyembul kayak kagebunshin habis di rasengan.

Itachi deathglare. Sasuke mengkeret.

Itachi mendengus. " Besok gue ikutan juga."

"Ngapain?"

"Yah.. Sekalian ngapelin Si Deidei.." alis Itachi bolak-balik terangkat.

"Dasar jijayyy...!"

"Biarin! Nyam-nyam.." Itachi makan dengan lahapnya.

"..."

"Nyam-nyam-nyam.."

"Mas, minta dong...?"

Itachi mengambil sejumput duri ikan. "Nih!" melolopkan begitu saja ke mulut Sasuke yang terbuka lebar.

"Uhok-uhuk-uhokk-uhok-uhukk-uhok-uhokk!!" Sasuke melotot mencekik dirinya sendiri.

"Lho.. Kamu kenapa, Sas?" pura-pura khawatir.

"Ggguuu...obb...lokk..!!"

"Dasar nggak sopan!" Itachi ngacir.

Sasuke mati keracunan. (bo'ong)

-------------------------------o0o--------------------------

Sasuke mencukil wax dan mengambil sejumput penuh ke telapak tangan dan meratakannya ke rambut. Setelah itu, stylenya mulai. Pose ajib-ajib plus jingkat-jingkat semrawutan. Jemarinya dengan lihai mengarahkan alurnya rambut ke belakang, ke atas, ke samping..

Sasuke berhenti. Menatap diri ke cermin dari atas, ke bawah, ke atas lagi.

"Sas, loe adalah makhluk terindah yang ada di desa ini! Bagaimana Naruko tidak terpesona padamu wahai Arjuna cinta.." senyam-senyum mesum. Cicak di atasnya ketawa dengan bahasanya sendiri. "Kek-kek-kek-kek" gumamnya.

"Apaan loe ketawa-tawa??" sisir Sasuke langsung melayang tepat ke cicak. TEPLOKK! Teparlah Si Cicak.

"Ngetawa'in aja, sih.. belum pernah jatuh cinta kali yee??" Sasuke kembali memandang cermin, menata rambut dan kemeja birunya yang... Hmm... Stay Cool, Men!!

"Sas! Cepetan! Gue tinggal, nih!!" panggil sang Kakak yang udah dari bulan kemarin nungguin adeknya dandan. Sementara motor abal-abal tanpa bentuk (?) udah stand by siap mengantar para perjaka ting-ting Uchiha ini.

"YOOAA Mass!! GPL kok!" teriak Sasuke menggoncang dunia. Padahal kamar Sasuke tepat di kamar pertama gubuk bambu, rumah mereka. Nggak ada 3 meteran, kok.

"Oke! Lets Go! Wait me Beybe!" Sasuke menjentikkan alisnya.

Berangkatlah duo Uchiha menjemput kekasih hatinya masing-masing. Udah nggak sabar pingin melihat kayak apa sih cantiknya si Naruko sekarang. Yang satu lagi pingin ada lemon-lemonan sama Si Deidei. DASAR SEME2 B*J*T! =__=

-------------------------o0o--------------------------

TBC

Part 1 selesai. Tenang ajja.. ni Cuma Kino buat minim part kok.

Maap kalau terlalu gaje. Sebenernya nggak tega ngaplot fict ini ke FFN. Tapi, Kino pingin ada cerita yang genrenya komedi. Kino pingin coba-coba.. hehehe..^__^

Udahan dulu. Kino ngantyukk..

Bye2.. berjumpa di part 2..

Repiu, pliss??

Kritik dan saranmu begitu dibutuhkan.. ^__^