Pairing : SasuNaru

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Yaoi, Pedophile, OC, OOC, typo. DON'T LIKE, PLEASE DON'T READ!!!

Sequel of Pedophilia : BABY KISS

Special Thank's to

My Futago Sista' MizuKana as the Demonic Angel, ga suka Yaoi tapi suka baca fict2 Neko yang jelas2 isinya Yaoi semua *sigh* c-=_=

Seme Ablay, yang suka godain Neko dengan melakukan adegan Yaoi sama yg lainnya =_=;

Uchinamika no Ichi-chan, thanks to be my friend ^_^

Claudia Cha-Ching, My Virtual Sista'

And All Readers

-

-

Pedophilia : AI NO KOTOBA

Naruto © Masashi Kishimoto

Pedophilia © Akaneko

-

-

Naruto : 12 tahun

Sasuke & Sakura : 27 tahun

Iruka : 25 tahun

Kakashi : 29 tahun

-

-

Mentari pagi menyinari bumi dengan hangat. Suara burung-burung berkicau dengan riangnya. Langit biru yang indah dengan awan-awan putih yang berarak serta angin berhembusan dengan lembut. Di hari yang cerah ini, seorang bocah menyambutnya dengan riang. Perawakannya berambut pirang berantakan, beriris mata biru langit yang cerah seperti hari ini, berkulit karamel, dan dia memiliki 3 buah garis halus disetiap sisi pipinya. Membuatnya tampak sangat 'manis'.

"Ok. Aku siap," serunya semangat.

Dia keluar dari apartemennya dengan senyuman terus terkembang diwajahnya. Dengan ringan dia melangkahkan kakinya berjalan menuju tujuannya. Menuju pertemuan timnya.

Uzumaki Naruto, mulai hari ini telah menjadi seorang genin. Hari ini merupakan hari pertemuan pertama dengan teman sekelompoknya. Bersama dengan teman-temannya itu, mereka akan menjalankan misi bersama. Tentu dengan Jounin pembimbing mereka. Tak disangka Naruto bahwa Jounin pembimbingnya adalah Hatake Kakashi. Dia tak pernah berpikir bahwa Jounin satu itu akan memperlakukannya dengan istimewa. Karena dia tahu bahwa walaupun Jounin itu sering berperilaku aneh, tapi dia memiliki prinsip yang tegas. Walaupun Naruto telah kenal lama dengan Jounin itu, dia akan bersikap sebagaimana seorang murid pada guru pembimbingnya.

Dan disinilah dia.

Naruto melihat kedua rekannya. Seorang gadis berambut hitam pendek dengan ujung-ujung rambutnya berwarna merah, berkulit tan sama sepertinya, dan beriris mata merah. Lalu ada seorang pemuda berambut hitam, berkulit putih, dan bola mata kuning keemasan. Naruto menghampiri kedua rekannya.

"Hei," sapanya.

Mereka langsung menoleh kearahnya. Tak ada jawaban. Si gadis bermata merah itu memperhatikan Naruto dengan seksama. Dia mendekatkan wajahnya perlahan dihadapan wajah Naruto. Membuat Naruto mundur perlahan.

"A-Ada apa denganmu?" tanya Naruto sedikit gugup diperhatikan seperti itu.

Tapi gadis itu masih terus memperhatikannya dan terus mendekatkan wajahnya pada Naruto. Sementara pemuda yang satunya lagi hanya diam saja melihat kedua rekannya saling berpandangan begitu dekat.

"He-Hei… Ja-Jangan terlalu dekat seperti itu…" ucap Naruto semakin gugup.

Tiba-tiba tangan gadis itu menarik sebelah pipinya.

"Hueeh…?"

Naruto langsung menepis tangan gadis itu dari wajahnya dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan?!" seru Naruto kesal.

"Hmph… Hihihihi… Kau lucu sekali…" ucap gadis itu seraya tertawa.

"A-Apa maksudmu?"

"Ah, tidak apa-apa. Hanya ingin melihatmu dari dekat saja. Soalnya wajahmu menggemaskan sekali dilihat dari dekat," sahut gadis itu sambil menyeringai.

Wajah Naruto langsung merona mendengarnya. Baru sekali ini ada seorang gadis yang mengatakan hal seperti itu padanya. Dia akui gadis dihadapannya itu termasuk golongan cantik. Tapi gadis ini tampak aneh baginya.

"Wah, wajahmu sedikit merona tuh. Tak pernah berdekatan dengan seorang gadis sedekat tadi, ya? Kasihan sekali. Hihihi…"

"A-APAAAA?!" seru Naruto kesal.

"Tidak perlu marah. Aku kan hanya bercanda," ucap gadis itu santai.

"Huh!" Naruto membuang muka dengan kesal. (nggak2. Mukanya masih ada ditempatnya, kok)

Tanpa Naruto sadari, gadis itu menyeringai.

"Sepertinya kau menyenangkan. Boleh kutahu namamu?" tanya gadis itu sambil tersenyum.

Naruto memalingkan kembali pandangannya kearah gadis itu.

'Sepertinya dia cukup baik,' batinnya.

Mengingat selama ini banyak warga Konoha yang membencinya, Naruto merasa gadis dihadapannya ini tak seburuk yang ada dalam pikirannya. Dia kira gadis ini akan memusuhinya sama seperti orang-orang di Konoha yang menganggapnya sebagai monster. Karena di dalam tubuhnya terdapat siluman rubah Kyuubi yang memporak-porandakan Konoha 12 tahun yang lalu.

"Aku Uzumaki Naruto, yoroshiku ne," ucap Naruto tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

Gadis itu menyambut uluran tangan Naruto. Dia juga tersenyum manis padanya.

"Maou Akai, yoroshiku. Boleh kupanggil nama kecilmu?" ucapnya memperkenalkan diri.

"Tentu. Aku boleh memanggilmu Akai?"

"Dengan senang hati, Narunaru," sahut Akai seraya tersenyum.

"Eh? A… Akai-chan," ucap Naruto malu-malu.

Naruto merasa sangat senang sekali. Baru sekali ini orang yang baru ditemuinya langsung memanggil nama kecilnya. Biasanya orang-orang sekitarnya menolak kehadirannya bahkan sebelum mereka berkenalan. Hanya karena didalam tubuhnya berdiam siluman Kyuubi, tanpa alasan yang cukup jelas mereka menjauhinya. Tadinya Naruto pikir rekan-rekan barunya juga akan memperlakukannya seperti itu. Tapi sepertinya tidak.

"Eh… Eng… Lalu yang disana itu?" tanya Naruto pada pemuda dibelakang Akai.

"Oh… Hei, Kiru. Perkenalkan dirimu padanya," ucap gadis itu pada pemuda dibelakangnya.

"Zen Kiru," ucapnya datar.

'Rasanya aku kenal dengan karakter seperti ini. Sepertinya dia tipe orang yang tak banyak bicara,' batin Naruto.

"Hei, dimana sensei pembimbing kita? Lama sekali," ujar Akai sedikit kesal.

"Dia pasti akan terlambat. Lalu saat dia datang, dia akan mengatakan, 'Maaf, aku terlambat. Tadi aku tersesat dijalan yang bernama kehidupan.' , atau dia akan berkata, 'Aku terlambat setelah menolong seorang nenek yang tersesat.', pasti seperti itu. Dia memang selalu seperti itu," ucap Naruto dengan gaya bicara yang mengejek.

Akai memandangnya dengan heran.

"Sepertinya kau kenal dengan baik sensei kita itu," ucap Akai.

"Tentu saja. Aku sudah mengenalnya sejak kecil,"

"Memangnya dia itu seperti apa?"

"Rambutnya berwarna keperakan. Dia selalu memakai penutup wajah dan mata kirinya tertutup oleh hitai-ate. Dia sering sekali terlambat. Dan selalu membawa buku mesum yang berjudul 'Icha Icha Paradise'. Kelakuannya juga terkadang aneh. Tapi biarpun begitu, dia sangat kuat. Karena dulu dia pernah bergabung dengan Anbu dan menjadi Kaptennya," ucap Naruto menjelaskan.

"Jadi dia hebat?" tanya Akai.

"Iya,"

Akai hanya tersenyum mendengarnya. Tapi dimata Naruto lebih terlihat menyeringai. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis aneh itu.

Mereka berdua terus saja berbincang-bincang dengan akrabnya. Naruto merasa senang mendapatkan teman baru yang menurutnya menyenangkan. Dan lagi temannya ini tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang 'aneh' bagi kebanyakan orang Konoha. Naruto memandang Akai dengan seksama.

"Kenapa memandangku seperti itu?" tanya Akai heran.

Naruto hanya memberikan senyuman manisnya. Akai diam sesaat.

"Kau suka padaku?" tanya Akai sedikit menggoda.

"Iya," sahut Naruto polos.

Akai langsung terkejut mendengarnya. Dia memandang Naruto dengan heran.

"Kau serius?"

"Iya,"

"Kenapa?"

"Karena Akai-chan menyenangkan dan baik, makanya aku suka padamu," sahut Naruto sambil memberikan cengiran khasnya.

Akai diam kembali memandang Naruto dengan tatapan heran.

"'Suka' bagaimana maksudmu?"

"Hah?"

Naruto bingung dengan pertanyaan Akai.

"Memangnya suka itu ada apa saja?" tanya Naruto tidak mengerti.

Akai memandang Naruto dengan tatapan horor. Tak percaya dengan pertanyaan bocah pirang dihadapannya yang terlalu polos. Gadis itu menghela nafas lalu membelai kepala Naruto yang memang tubuhnya sedikit lebih pendek darinya.

"Hah… Ternyata kau masih bocah, ya?" ucapnya.

"A-Apaan, sih? Kata-katamu tidak sopan," seru Naruto tidak terima sambil menepis tangan Akai dari kepalanya.

"Wah… Ternyata bocah ini marah,"

"Akai-chan!" seru Naruto semakin kesal.

"Naru-chibi marah, Naru-chibi marah. Ahahahaha…"

Akai semakin menggoda Naruto. Dan kekesalan Naruto yang memuncak, terjadilah adegan kejar-kejaran antara mereka berdua. Mereka melompat dari atap-keatap dengan mudahnya. Naruto berusaha menangkap Akai, tapi gadis itu sangat gesit dan dengan mudah berkelit dari kejaran Naruto. Bahkan dia semakin memanas-manasi emosi Naruto dengan menggodanya. Sedangkan rekan mereka satu lagi hanya memandang mereka tanpa melakukan apa-apa.

Tiba-tiba saja mereka merasa ada yang menarik baju mereka dari belakang.

"Hentikan kalian berdua. Jangan membuat keributan disini,"

"Kakashi sensei!" seru Naruto terkejut.

Jounin berambut silver itu menurunkan mereka dari genggamannya dan memandang dengan malas.

"Kalian ini, baru hari pertama bertemu saja sudah bertengkar seperti itu," ucap Kakashi.

"Bukan salahku. Itu karena dia membuatku kesal dan terus menggodaku, Sensei," ucap Naruto membela diri.

"Naruto… Tapi bukan berarti…"

"Habisnya menyenangkan menggoda Narunaru. Daripada aku membuang waktuku percuma hanya karena guru aneh yang tidak pantas disebut 'Sensei' karena tidak memberikan contoh yang baik pada muridnya, lebih baik aku melakukan sesuatu kan? Kau setuju kan, Se-n-se-i…" potong Akai dengan penekanan pada kata-kata 'Sensei' sambil menyeringai.

Nada bicara gadis itu seolah menantang pada Jounin pembimbingnya. Kakashi dan Naruto memandangnya dengan pandangan tak percaya.

'Gadis ini… Dia cukup berani menantangku yang baru saja ditemuinya,' batin Kakashi.

'Akai-chan berani sekali 'menyerang' Kakashi sensei seperti itu,' batin Naruto.

"Yah… Lebih baik kita segera memulai perkenalan kita. Hei, kau yang disana, kemarilah," ucap Kakashi sambil memanggil Kiru yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Baiklah, perkenalkan, aku Hatake Kakashi. Mulai hari ini aku akan menjadi Jounin pembimbing kalian. Sekarang perkenalkan diri kalian dan ambisi kalian sebagai seorang shinobi," ucap Kakashi memperkenalkan dirinya.

"Ya, ya, aku, aku," seru Naruto semangat sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Ya, ya, Naruto, kau dulu,"

"Aku Uzumaki Naruto. Ambisiku adalah cita-citaku, dan aku akan menjadi seorang Hokage yang hebat yang diakui oleh semua orang," ucap Naruto semangat.

"Wah, Narunaru hebat," ucap Akai sambil bertepuk tangan.

Naruto tersenyum senang sambil menggaruk kepalanya.

"Ya, ya, lalu kau berikutnya, nona," ucap Kakashi.

"Terima kasih. Namaku Maou Akai. Ambisiku sebagai shinobi adalah… bersenang-senang. Begitulah," ucap Akai sambil tersenyum.

"Hah? Maksudnya apa, Akai-chan?" tanya Naruto bingung.

"Tak ada arti khusus. Aku hanya ingin senang-senang saja. Hidup itu kan harus dinikmati," sahut Akai.

"Ng… Aku tak begitu mengerti…"

"Haha… Tak apa-apa kok, Naru-chibi. Anak kecil sepertimu jangan berpikiran hal yang terlalu berat, ya? Kasihan otakmu nanti," ucap Akai sambil mengusap kepala Naruto.

"APAAA?!!!" seru Naruto kesal.

"Yak, cukup bagi kalian berdua. Sekarang kau yang terakhir," ucap Kakashi sambil menengahi Naruto dan Akai lalu menunjuk Kiru.

"Zen Kiru. Ambisiku…"

Kiru tak melanjutkan kata-katanya. Membuat yang lainnya heran.

"Ada apa? Apa ambisimu?" tanya Naruto penasaran.

Kiru tak menjawabnya.

"Kau tak perlu malu mengatakan ambisimu. Katakan saja yang ingin kau katakan," bujuk Kakashi.

"Ambisiku…" ucapnya terpotong lagi.

Kakashi dan Naruto mencoba memperhatikan dengan seksama hal yang akan diucapkan Kiru. Mereka terus menunggu jawabannya.

Hening.

Hening.

Hening.

"…Tak ada,"

GUBRAK.

Kakashi dan Naruto langsung jatuh dari tempatnya.

"Ahahahahaha~…" Akai hanya tertawa mendengarnya.

"Hei~!!! Apa-apaan itu?!! Kenapa setelah hening begitu lama, kau malah berkata 'tak ada' seperti itu?!! Kau ini bagaimana, sih?!" seru Naruto kesal.

"Ng… Kiru, kau yakin dengan apa yang kau katakan? Kau masih muda, kenapa kau tidak memiliki ambisi ataupun keinginan?" tanya Kakashi berusaha mengelap butiran keringatnya yang akan jatuh.

"Keinginan? Ng… Aku ingin makan," sahutnya.

"Maksudku bukan itu…" ucap Kakashi dengan butiran keringat yang semakin banyak.

"Hihihi… Sensei, percuma saja. Kiru itu jalan pikirannya tak dapat ditebak. Segala yang ada pada dirinya hanya 'bebas seperti awan'. Lebih baik anda tidak perlu repot-repot memikirkan ambisinya. Dia punya ambisinya tersendiri yang bahkan dirinya sendiri tak paham," ujar Akai.

"Sepertinya kau mengenal temanmu ini dengan baik, ya?" ucap Kakashi.

"Ah… Tidak juga. Dilihat dari wajahnya juga terlihat karakternya, kok," sahut Akai.

"Eh? Apa iya?" tanya Naruto sambil memperhatikan wajah Kiru dengan seksama. Tapi yang dipandang tak menunjukan reaksi yang berarti.

'Sepertinya muridku kali ini aneh semua. Mereka sedikit berbeda dari yang pernah kuhadapi. Sepertinya akan lebih berat,' batin Kakashi melihat semua karakter murid-muridnya.

"Hei, Sensei, bisa kita lanjutkan saja acara kita selanjutnya?" ucap Akai.

Kakashi memandang Akai sesaat sebelum dia menghela nafas.

"Baiklah, sebelum itu aku ingin menguji kalian semua. Aku ini orang yang cukup tegas. Aku akan menilai kalian untuk pantas atau tidaknya berada dibawah bimbinganku. Jika menurutku tidak pantas, kalian akan kukembalikan ke akademi. Karena itu, tunjukanlah semua kemampuan kalian padaku sehingga aku bisa menilai kalian dengan baik. Kalian mengerti?" ucap Kakashi.

"Baik," seru Naruto semangat.

"Aku mengerti," ucap Akai.

Kiru hanya menganggukan kepalanya dalam diam.

"Kalau begitu, ikut aku,"


Di kantor Hokage, seorang pemuda berambut hitam yang mencuat kebelakang dan berkulit putih sedang berkutat dengan dokumen-dokumen laporan yang menumpuk di depan meja kerjanya. Dialah sang Rokudaime Hokage, Uchiha Sasuke. Orang yang memiliki kedudukan tertinggi di Konoha ini. Dia memiliki hampir segalanya, ketampanan, kecerdasan, kekuatan, dan kedudukan tinggi. Yah… Kecuali pacar tentunya.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk," sahutnya.

Pintu itu terbuka dan masuklah seorang Jounin berambut silver.

"Kakashi, ada apa?" tanya sang Hokage.

"Aku hanya ingin memberikan laporan yang kau inginkan, Hokage-sama," sahut Kakashi sambil menyerahkan beberapa berkas pada sang Hokage.

Sasuke membaca laporan yang diberikan oleh Kakashi.

"Lalu bagaimana menurutmu?" tanya Sasuke masih membaca laporannya.

"Yah… Untuk ukuran seumuran mereka, kemampuannya diatas rata-rata. Mereka berhasil lulus dari ujian yang kuberikan. Bahkan mereka berhasil balik 'menyerangku'. Tak kusangka baru pertama kali bertemu, mereka sudah dapat bekerja sama dengan baik seperti itu. Membuatku sedikit kesulitan juga menghadapinya," ucap Kakashi menjelaskan sambil menggaruk kepalanya.

"Mereka berhasil menyerangmu? Jadi bajumu yang kotor itu karena mereka?"

"Ya, begitulah. Yang kumaksud dengan 'menyerang' adalah mereka berhasil mengerjaiku. Aku terjebak dalam perangkap yang mereka buat. Mereka sangat 'cerdas' sehingga membuatku pusing," sahut Kakashi sambil menghela nafas.

"Jounin hebat sepertimu bahkan sampai mengatakan seperti itu. Apa mereka terlalu sulit untukmu?"

"Yah, memang. Secara personal, mereka sangat sulit untuk kukendalikan. Tapi diluar itu aku cukup menyukai mereka,"

Sasuke tersenyum kecil mendengarnya.

"Lalu Naruto?" tanya Sasuke.

"Seperti biasanya dia kelewat semangat. Terkadang sifatnya itu bisa merugikan dirinya sendiri, tapi kedua rekannya dapat mengimbanginya. Terutama gadis bernama Akai itu. Mereka sangat akrab dalam berbagai arti,"

Sasuke terdiam. Dia memandang Kakashi agar Jounin yang merupakan seniornya dulu itu menceritakan lebih detail lagi.

"Yah… Terkadang mereka bertengkar, lebih tepatnya Naruto marah pada Akai karena gadis itu selalu menggodanya. Lalu tak lama mereka kembali akrab. Begitu seterusnya. Akai sepertinya senang sekali menggoda Naruto. Ada saja yang dilakukannya atau yang diucapkannya untuk membuat Naruto kesal. Dasar anak-anak," ucap Kakashi.

Sasuke masih tidak mengatakan apa-apa. Masih tetap diam, tapi pikirannya melayang. Kakashi yang melihatnya seakan mengerti apa yang dipikirkan Hokage-nya.

"Kau tak perlu khawatir. Tak ada apapun diantara mereka. Layaknya anak-anak pada umumnya saja. Lagipula Naruto masih terlalu polos," ucap Kakashi lagi.

"Hn,"

"Hari ini kusuruh mereka untuk beristirahat setelah ujian yang kuberikan tadi. Lalu besok aku akan mengajak mereka untuk mengambil misi pertama mereka. Kulihat mereka telah kembali kerumahnya masing-masing. Kau ingin kupanggilkan Naruto?" tanya Kakashi.

Sasuke diam sesaat.

"Tak perlu. Biarkan dia beristirahat. Terima kasih atas laporanmu. Kau boleh pergi, Kakashi," ucap Sasuke.

"Baiklah. Aku permisi, Hokage-sama,"

Lalu Kakashi keluar dari ruangannya. Kini dia hanya seorang diri. Sasuke termenung memandang pada satu titik. Pikirannya melayang membayangkan seseorang. Tapi sayangnya orang itu tak ada disini saat ini. Ingin rasanya dia melihat wajahnya yang 'manis'. Dia segera tersadar dari lamunannya dan kembali berkutat pada pekerjaannya. Memusatkan pikirannya pada apa yang ada dihadapannya kini.

Terdengar ketukan lagi pada pintu ruangannya.

"Masuk,"

Pintu itu terbuka dan memunculkan sesosok bocah pirang yang menyunggingkan senyum manisnya. Sasuke sedikit terkejut melihatnya.

"Hai, Sasuke, eh… maksudku… Hokage-sama. Kau sedang sendiri, ya?" sapanya.

Sasuke tersenyum lembut kearahnya.

"Tak perlu seperti itu. Tak ada siapapun disini. Masuklah, Naruto," ucap Sasuke.

Lalu Naruto menutup pintu ruangan itu. Dia berjalan mendekati meja Sasuke dan berdiri disampingnya.

"Sepertinya pekerjaanmu banyak sekali. Apa aku mengganggu?"

Sasuke menepuk kepala Naruto dan membelainya lembut.

"Tak apa. Kemarilah," ucap Sasuke sambil menarik tangan mungil Naruto perlahan.

Lalu dia mengangkat tubuh Naruto dan mendudukannya dipangkuannya.

"Ada yang ingin kau katakan padaku?" tanya Sasuke lembut.

Naruto diam sesaat, lalu dia tersenyum manis pada Sasuke. Membuat dada Sasuke berdesir dan ingin mencium bibir mungil kemerahan itu.

"Hari ini sangat menyenangkan. Aku punya teman baru, namanya Akai-chan dan Kiru. Mereka baik padaku, lho. Kupikir mereka akan menjauhiku seperti yang lainnya, tapi ternyata tidak. Lalu hari ini kami diuji oleh Kakashi sensei, dan kami…"

Naruto terus saja bercerita dengan wajah yang berseri-seri. Senyuman dan cengiran khasnya terus diperlihatkan pada Sasuke. Yang mendengarkan juga ikut tersenyum melihat ekspresi bocah dihadapannya.

Sasuke merasa senang jika Naruto merasa senang. Karena bagi dirinya, Naruto adalah cahayanya, mataharinya yang hangat dan selalu bersinar dihatinya. Menghilangkan semua kegelapan dan mencairkan hati dingin yang ada pada dirinya. Karena itulah dia akan selalu melindungi senyuman hangat yang ada pada bocah pirang ini. Tak akan dia biarkan cahaya hangat yang berasal dari Naruto redup begitu saja. Sasuke akan terus menjaganya.

Tangan putih itu membelai pipi berwarna karamel Naruto dengan lembut.

"Baguslah kalau kau senang," ucap Sasuke sambil tersenyum.

Naruto membalas senyuman Sasuke dengan 'manis'. Membuat sang Hokage tidak tahan untuk menciumnya, tapi hanya dipipi. Naruto diam sesaat memandang Sasuke, lalu dia memeluk leher putih Sasuke dengan erat. Sasuke sedikit terkejut dengan tindakan tiba-tiba Naruto, tapi dia segera membalas pelukan sang bocah.

"Sasuke… Aku rindu padamu…" lirih Naruto.

Sasuke terdiam mendengarnya.

"Kenapa? Bukankah hampir setiap hari kau bertemu denganku?"

"Bukan seperti itu," sungut Naruto sambil melepaskan pelukannya. "Sejak kau jadi Hokage 2 tahun lalu, kau jadi sangat sibuk. Sekarang kau tinggal digedung ini dan jarang keluar dari sini. Kalaupun kau keluar dari sini jika itu berhubungan dengan pekerjaanmu. Waktu untuk bertemu denganmu jadi berkurang. Dan lagi sulit untuk menemuimu begitu saja. Kalaupun kita bertemu, itu hanya sebentar saja. Aku kan jadi… Sedikit kesepian…" ucap Naruto lirih.

Sasuke diam memandang wajah Naruto yang menyiratkan sedikit kesepian. Dibelainya pipi lembut Naruto, lalu tangan putih itu mendongakan dagu Naruto hingga mereka saling berpandangan.

"Hn. Begitu? Maaf, ya, aku telah membuatmu merasa kesepian," ucap Sasuke sambil tersenyum.

Ibu jari Sasuke menyentuh bibir merah menggoda Naruto dengan lembut. Dibawanya wajah 'manis' itu mendekat pada wajahnya perlahan. Membuat jarak diantara mereka semakin menipis. Mendekatkan kedua bibir mereka agar dapat saling bertemu. Nafas hangat dan lembut saling menerpa pada wajah mereka. Hanya tinggal beberapa senti lagi bibir mereka menyatu hingga…

TOK. TOK. TOK.

"Hokage-sama, saya membawa dokumen yang harus anda periksa hari ini,"

Suara seorang wanita.

"Ah… Suara Sakura neechan," ucap Naruto sambil menoleh kearah pintu.

Sasuke langsung menghela nafas panjang. Kesempatannya untuk merasakan bibir mungil menggoda itu hilang sudah. Pekerjaannya telah menunggunya.

Naruto segera turun dari pangkuan Sasuke dan berdiri disampingnya.

"Masuk," sahut Sasuke.

Pintu itu terbuka dan menampilkan sesosok wanita dewasa berambut merah muda dan bermata hijau emerald. Pembawaannya begitu cantik dan anggun.

"Ada Naruto rupanya. Hai, Naruto," sapa wanita cantik itu.

"Hai, Sakura neechan," sahut Naruto sambil menyunggingkan senyuman manisnya.

"Hokage-sama, tolong diperiksa laporan-laporan ini," ucap Sakura sambil menyerahkan tumpukan kertas yang dibawanya.

Sasuke menerimanya tanpa bicara sepatah katapun.

"Ng… Sasu… Maksudku, Hokage-sama. Sepertinya kau sibuk, jadi aku pergi dulu. Sampai jumpa," ucap Naruto sambil tersenyum.

"Hn,"

"Naruto, kau mau kemana?" tanya Sakura.

"Aku mau pergi makan ramen di Ichiraku bersama teman-temanku. Hehe…" sahut Naruto sambil memperlihatkan cengiran khasnya.

Sesaat Sasuke terkejut mendengarnya.

"Teman-teman?" tanya Sakura.

"Iya. Teman-teman setimku. Tadi teman perempuanku mengajakku untuk jalan-jalan bersama setelah kami makan di Ichiraku. Hehe…" ucap Naruto.

"Jadi kau mau kencan?" tanya Sakura lagi seolah tak percaya.

"Hah? Memangnya kencan bisa dilakukan bertiga, ya?" tanya Naruto dengan polosnya.

"Eh? Ya… Tidak, sih…" sahut Sakura salah tingkah.

"Ya, sudah. Aku pergi dulu. Jaa ne, Sakura neechan, Sasu- eh… Hokage-sama," ucap Naruto sambil melambaikan tangannya.

Lalu dia menutup pintu ruang Hokage itu. Sakura kembali berhadapan dengan Hokage-nya.

"Maaf jika tadi aku telah mengganggumu, Hokage-sama," ucap Sakura.

Sasuke tak menjawabnya. Dia hanya diam sambil memandang berkas-berkas diatas mejanya.

"Hokage-sama?" panggil Sakura.

Tapi tak ada respon dari sang Hokage. Dia masih diam memandangi dokumen-dokumen yang ada dihadapannya. Sakura menghela nafas.

"Apa yang kau pikirkan tentangnya, Sasuke-kun?" tanya Sakura.

Sasuke tetap tak menjawabnya.

"Haah… Kau pasti berpikir bahwa Naruto sedang kencan dengan orang lain kan?" tebak Sakura.

Sasuke diam sesaat sebelum dia angkat bicara.

"Kata Kakashi… Naruto sangat akrab dengan rekan perempuannya dalam tim,"

"Tapi bukan berarti dia kencan dengan gadis itu kan? Naruto itu masih sangat polos. Rasanya dia tak akan melakukan hal itu. Lagipula dia bilang dia pergi bertiga, bukan berdua. Kau jangan terlalu curiga seperti itu," ucap Sakura.

Sasuke kembali terdiam seribu bahasa. Memang ada benarnya juga apa yang dikatakan Sakura. Naruto memang masih terlalu polos mengenai hal seperti itu. Dan hal itu juga yang menjadi kendala Sasuke dalam menyatakan perasaannya pada Naruto. Terkadang kepolosan Naruto membuatnya merasa kesulitan sendiri.

"Tak mungkin Naruto kencan dengan seorang gadis. Aku tak pernah melihatnya bersama seorang gadis selama ini,"

"Itu yang kukhawatirkan,"

Sakura diam memandang Sasuke yang termenung memandang dokumen-dokumen dihadapannya.

"Maksudmu… Karena baru kali ini Naruto berteman dengan gadis sebayanya, maka bisa saja dia tiba-tiba menyukai gadis itu, begitu?" tebak Sakura.

Sasuke kembali terdiam. Kini dia memejamkan matanya. Menyembunyikan kekhawatiran yang mendesir hatinya saat ini agar tak terlihat oleh wanita dihadapannya.

"Aku tak terlalu yakin dengan hal itu," ucap Sakura.

Sasuke kembali menatap dokumen-dokumen yang ada diatas meja kerjanya.

"Kuharap begitu,"

-

-

~TBC~

-

-

BEHIND THE SCENE

"Sasuke… Aku rindu padamu…" lirih Naruto.

Sasuke terdiam mendengarnya.

--

Krik krik krik

Sutradara(S) : CUUUTT!! CUT! CUT! WOY, AYAM! KENAPA DIEM?! DIALOGNYA, BAKA!!!

Sasu : *nosebleed*

Naru : Waaaaa~ Sasuke! Kau tidak apa2?!

S : IDIIIIIIIHHH~ Jorok banget lo!!! Mikir apaan lo sampe nosebleeding begitu?!! Pervert dasar!!!

-

-

Ini dia sequel dari Pedophilia : BABY KISS. Sedikit, ya?

Neko pengen buat chap yg pendek, tp susah banget. Padahal udah banyak adegan yg Neko potong disini. Udah diedit sedemikian rupa (halah lebay) tp tetep aja masih banyak. *sigh*

Kayak yang udah Neko bilang kalo ide fict ini terinspirasi dari Doujin Naruto yang judulnya "Ura Arashi" dan kalo ga salah Doujinkanya 'Shishimaru'.

Untuk OC disini, semua murni chara buatan Neko.

Pengenalan OC :

Maou Akai, sifatnya ceria juga kayak Naru, tp ga kelewat begitu. Suka usil sama orang yang menurutnya menarik, makanya dia suka banget godain Naru. Suka banget menghina atau menyindir orang lain sampai bikin orang itu marah. Dia jadi shinobi cuma buat senang-senang, lebih tepatnya senang ngerjain/ngusilin musuhnya.

Zen Kiru, sifatnya pendiam dan jalan pikirannya nggak bisa ditebak. Dia itu jenius tapi juga bego. Jenius kalo menyangkut kekuatan, jurus, dll. Tapi paling bego kalo diluar itu. Mungkin Minna-sama berpikir mirip Sai, ya? Tapi Neko bayangin chara ini tuh kayak 'Hotaru'/'Keikoku' dari anime/manga "Samurai Deeper Kyou". Tahu?

"Behind The Scene"-nya, Neko sengaja bashing chara Sasu. Neko pernah bilang kan, kalo Neko benci bgt sama Sasu yg BAKA-nya ga ketulungan. *dichidori*

Sebelumnya Neko minta maaf kalo banyak kesalahan di dalam fict ini.

Mind to Review?

Neko terima review apa aja. FLAME jg boleh, tp yg pasti dan jelas. Kasih alasan yang bener kenapa Minna-sama ga suka sama fict Neko. Anda yang menilai, dan saya hanya menerima. Manusia tidak bisa menilai dirinya sendiri, bukan?

Tapi walaupun begitu, sayangnya Neko bukan manusia… *Evil Smirk*

Akaneko as the Demon Queen