REVIEWS

Nuella hotaru-chan : cankyuu~ *ketularan Naru*

Yuuri Uchiha-Namikaze : knp Neko sering ditanyain fict rate M ya? Kayaknya Neko udah dicap author yg buat rate M melulu ya? Edan siah. Segitu hentai-nya diriku kah? (lebay!)

Pedofil itu org yg suka sama yg jauh lebih muda

Uzumakihotaru : cari doujin "Ura Arashi" di aja

Hana Yuki Namikaze : pendapat Iruka? Liat aja disini.

Chubby Chu : Naru-nya aneh ya? Yah… begitulah. *digeplak*

Sana Uchimaki : iya, Neko udah buat gambar SasuNaru Pedophilia ini, tp sayangnya Neko gambarnya dikertas bergaris, jd ga keliatan karakternya.

Raika Carnelian : hehe… sankyuu~

Iya, nih Neko udah apdet. Enjoy, please…

Light-Sapphire-Chan : Nayu-nya diganti jd Nalu? Sepertinya request itu ga bisa Neko kabulkan. Gomen. Udah terlanjur soalnya.

Hah? Jd nama Light-chan A- *dibekep Light*

Knp Darks-kun jg nanyain fict rate M Neko sih? Kayaknya Neko bener2 udah dicap author hentai ya? Ugyaaaa~ tp seneng kok. *dihajar*

Chiaki Megumi : ano… Megu-chan, kayaknya Neko bkn author pertama di Indo yg buat SasuNaru peofil gini. Waktu itu Neko pernah baca SasuNaru pedofil di rate M (incomplete). Coba cari deh.

Makasih kiritikannya. Neko usahain perbaiki ^_^

neko battler : sankyuu~ Neko emang mau buat sequel-nya kok. Dimohon utk ditunggu. ^_^

Cute-Tamacchan : arigato. Iya, ini setting ninja world. Kan Sasu jd Kapten Anbu disini.

AI CWE CONAN : iya. Neko punya loveless no 2 & 3, tp bajakan. :P

Uchinamika No Ichigo-Chan : sankyuu~ Ichi-chan. Nih request-nya ^_^


Genre : Romance

Rating : T

Pairing : SasuNaru

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Yaoi, Pedophile, OOC, typo. DON'T LIKE, PLEASE DON'T READ!!!

Special Thank's to

My Futago Sista' MizuKana as the Demonic Angel

Seme Ablay for always support me (but he is not my Seme, just friend)

Uchinamika no Ichigo-chan, thanks for be my friend

Claudia Cha-Ching, My Virtual Sista', Sankyuu


Pedophilia : BABY KISS

Naruto © Masashi Kishimoto

Pedophilia © Akaneko

Naruto : 5 tahun

Sasuke : 20 tahun

Iruka : 18 tahun

Kakashi : 22 tahun


Suara-suara kicauan burung menghiasi pagi hari yang cerah ini. Sinar mentari yang hangat mulai masuk ke dalam kamar melalui celah-celah jendela dan menembus pori-pori tirai. Di dalam kamar yang temaram itu masih berbaring seorang pemuda dan bocah kecil dalam pelukannya. Perlahan bola mata beriris hitam kelam itu terbuka. Dia memutar bola matanya memperhatikan sekelilingnya. Dalam kamar, itu yang ada didalam pikirannya. Dia merasakan dengkuran halus dan hembusan nafas hangat didadanya. Dilihatnya seorang bocah berambut pirang masih berada dialam mimpinya. Dia tersenyum. Dengan lembut dikecupnya puncak kepala bocah itu. Lalu dia bangkit dari tidurnya. Sebelumnya dia memastikan bocah itu tidak akan terbangun karena tindakannya.

Segera Sasuke masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Dia bercermin memandang wajahnya.

'Aku tidak mimpi buruk lagi,' batinnya.

Setelah sekian lama dihantui mimpi buruk akan masa lalunya yang kelam, pertama kalinya setelah 'misi terakhir' yang dilakukannya saat itu dia dapat tidur dengan nyenyak lagi. Apakah karena ada Naruto disisinya semalam? Rasanya semalam dia merasa nyaman sekali dalam tidurnya. Sungguh, tak pernah dia merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.

'Hanya ada dirinya disisiku, dia sudah merubahku seperti ini. Bocah aneh…' batinnya sambil tersenyum.

Sasuke segera bersiap untuk berangkat menuju markas Anbu. Sebagai seorang Kapten Anbu, dia haruslah disiplin. Tapi yang menjadi pikirannya saat ini adalah Naruto yang masih tertidur diatas ranjangnya. Bagaimana dia bisa pergi kalau bocah itu masih tertidur. Bukan apa, hanya saja menurutnya tidak pantas seorang anak kecil ditinggal seorang diri. Akhirnya Sasuke memutuskan membangunkan Naruto.

"Naruto…" panggilnya.

Bocah pirang itu masih tertidur.

"Hei, Naruto…" panggilnya lagi sambil menggoncangkan tubuh mungil itu sedikit.

"Ngh…" Naruto menggeliat dalam selimut.

Sasuke yang melihat hal itu tersenyum geli.

"Naruto, ayo bangun. Ini sudah pagi,"

"Ungh… Cacuke? Ng… Nayu macih ngantuk…" sahut Naruto malas.

"Aku tahu. Tapi aku harus pergi ke markas Anbu. Aku tak bisa meninggalkanmu sendiri disini," ucap Sasuke.

"Ng… Nayu nggak apa-apa ditinggal… Cacuke pelgi aja…" sahut Naruto setengah terpejam.

"Huff… Baiklah. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Kalau nanti sudah dingin, kau panaskan saja. Dan kalau kau ingin keluar, kunci pintunya dan tinggalkan pesan diatas meja. Mungkin aku akan pulang larut. Kau taruh kuncinya dibawah pot bunga yang ada diluar. Kau mengerti?"

"Iyaa~…" sahut Naruto.

Sasuke hanya menghela nafas melihat tingkah laku Naruto yang malas-malasan. Lalu dia berbalik badan untuk keluar dari apartemennya. Saat itu Naruto memanggilnya.

"Cacuke…"

"Hn?"

"Ittellachai…"

Sasuke terpaku mendengarnya. Naruto mengucapkan salam padanya sebelum pergi? Dada Sasuke berdebar-debar karenanya. Sudah bertahun-tahun lamanya tak ada yang mengucapkan kata itu padanya. Dia merasa sangat senang.

"Hn. Ittekimasu…" sahut Sasuke sambil tersenyum.

"Ki o chukete ne…"

"Hn,"

Lalu Sasuke memakai topeng Anbu-nya dan meninggalkan Naruto di dalam apartemennya. Dia segera pergi ke markas Anbu. Melompat diantara pohon dan atap rumah dengan ringan. Angin menerpa dirinya dengan lembut. Tak pernah dirasakannya hari cerah seperti ini begitu indah. Entah kenapa dia merasa hari ini berbeda dengan hari biasa yang dilaluinya. Sungguh ajaib.

Saat tiba di markas Anbu, Sasuke langsung dipanggil sang Godaime. Dia langsung menghadap Tsunade. Dilihatnya di dalam ruangan itu ada Iruka, Kakashi, Shizune dan tentu saja sang Godaime sendiri. Wajah mereka tampak resah, cemas dan tampak lelah, minus Kakashi.

"Anda memanggil, Hokage-sama?" ucapnya.

"Ya. Ada yang ingin kutanyakan padamu," sahut Tsunade penuh wibawa.

"Hn,"

"Semalam kau berpatroli di dalam Konoha, bukan? Apa kau melihat ada suatu keanehan?" tanya Tsunade.

Sasuke terdiam.

"Tak ada," sahutnya.

"Kau yakin? Apa kau yakin tak ada hal yang mencurigakan semalam?" kali ini Iruka yang angkat bicara dengan sangat cemas dan panik.

Sasuke tak mengerti kenapa Iruka terlihat kalut seperti itu. Tapi dia tahu ada hal yang gawat sedang terjadi.

"Aku yakin tak ada hal yang mencurigakan semalam," sahut Sasuke.

"Oh… Bagaimana ini…?" seru Iruka semakin kalut.

Sasuke memandang Iruka melalui celah topengnya. Tak biasanya Iruka yang tampak selalu tenang itu kini begitu panik seperti ini.

"Sasu… Maksudku Taka, apakah kau sudah berpatroli keseluruh pelosok Konoha dengan baik semalam?" tanya Kakashi.

Sasuke terdiam. Tak suka dengan kata-kata Kakashi yang seperti merendahkan kemampuannya. Apa maksud dari perkataannya yang tak sopan itu?

"Maaf, aku tak bermaksud menyinggungmu. Aku hanya ingin memastikan bahwa semalam kau yang berpatroli di dalam Konoha," ucap Kakashi yang mengerti akan aura yang dikeluarkan Sasuke.

"Hokage-sama! Apa yang harus kita lakukan sekarang?! Pasti terjadi sesuatu padanya! Kita harus segera menemukannya!" seru Iruka.

"Aku mengerti kecemasanmu, Iruka. Tapi tenanglah sedikit," ucap Tsunade. "Jika Taka bilang bahwa tak ada hal yang mencurigakan tadi malam, berarti memang tak ada. Kemungkinan dia masih ada di dalam Konoha,"

Sasuke melihat bahwa didalam kalimat yang diucapkan Tsunade barusan juga ada kekhawatiran. Tapi dia tidak mengerti dengan situasi ini.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Sasuke.

Mereka semua terdiam sebelum akhirnya Tsunade yang menjawabnya.

"Naruto menghilang," ucap Tsunade.

Sasuke terkejut mendengarnya. Naruto menghilang? Tapi Naruto…

"Dari keterangan Iruka, kemarin malam Naruto bersamanya hingga pukul 8 malam. Lalu mereka berpisah setelah keluar dari Ichiraku. Biasanya saat Iruka melihat keadaan Naruto pada pukul 10 malam di apartemennya, seharusnya dia sudah tidur. Tapi tadi malam Naruto tak ditemukan berada dalam apartemennya. Semua barang-barangnya masih ada. Tak ada yang hilang satu pun. Semalam Iruka dan Kakashi sudah berusaha mencarinya tapi tak ditemukannya. Kalau kau bilang bahwa semalam tak ada hal yang aneh atau mencurigakan, berarti Naruto masih ada di dalam Konoha," kali ini Shizune yang angkat bicara.

Sasuke terpaku ditempatnya.

Jadi semalam ini mereka mencari Naruto yang menurut mereka 'menghilang'? Benar juga. Semalam Naruto ikut bersamanya tanpa ada yang tahu. Sekarang Sasuke bingung apa yang harus dilakukannya. Suaranya seolah tercekat.

Bagaimana kalau mereka tahu apa yang terjadi dan menganggapnya sebagai penculik anak? Seorang Kapten Anbu menculik anak berumur 5 tahun dimalam hari? Oh… Tidak. Namanya bisa tercoreng dengan sangat buruk. Tapi bagaimana kalau dia juga tidak mengatakannya? Jika mereka tahu dari Naruto sendiri, maka habislah dirinya. Dia akan dipandang buruk oleh sekitarnya. Masalahnya, saat ini Naruto bisa keluar dari apartemennya kapan saja. Dan jika ditemukan oleh mereka, lalu Naruto menceritakan semua hal yang terjadi, maka harga diri Sasuke akan tercoreng karenanya. Terutama pada bagian 'ciuman' itu. Apa yang harus dilakukannya?

"Taka? Kenapa kau diam saja sejak tadi?"

Sasuke terlonjak mendengarnya. Suara Tsunade membuyarkan lamunannya.

"Ah… Itu…"

"Kenapa kau jadi gugup seperti itu?" tanya Tsunade heran.

Sasuke terdiam. Dia tak menjawab.

"Hokage-sama, lalu apa yang harus kita lakukan? Kita harus segera menemukan Naruto secepatnya. Saya takut terjadi sesuatu yang buruk padanya," ucap Iruka panik.

"Aku mengerti. Taka, segera siapkan 2 pasukan Anbu untuk mencari Naruto disekitar Konoha. Pastikan kalian mencari disetiap pelosok. Jika melihat hal yang mencurigakan, segera melapor padaku," perintah Tsunade pada Sasuke.

Sasuke masih berdiam diri ditempatnya. Semua yang ada diruangan itu heran dengan sikap Sasuke. Biasanya jika dia mendapat perintah dari sang Hokage, dia langsung melaksanakannya.

"Taka? Ada apa? Aku memerintahkanmu untuk mengumpulkan 2 pasukan Anbu dan mencari Naruto diseluruh Konoha sekarang juga. Kenapa kau tetap berdiri disini?"

Sasuka tetap diam.

"Kenapa kau diam saja? Kumohon… Tolong segera cari Naruto dengan pasukan Anbu," ucap Iruka cemas.

"Tidak perlu," ucap Sasuke.

Mereka semua terkejut mendengarnya.

"A… Apa maksudmu?" ucap Iruka tak mengerti.

"Apa maksudmu, Taka? Kenapa kau mengatakan 'tidak perlu' seperti itu?" tanya Tsunade.

"Naruto…"

Mereka semua terdiam mendengar nama Naruto disebutnya.

"Apa? Kau tahu sesuatu tentang Naruto? Katakan apa yang terjadi padanya!" seru Iruka sambil mencengkram kedua lengan Sasuke.

"Iruka sensei, tenanglah," ucap Kakashi berusaha menenangkan Iruka yang kelewat panik.

Sasuke diam. Dia angkat bicara setelah Iruka melepaskan cengkramannya dengan bujukan Kakashi.

"Naruto… Ada di tempatku…" ucapnya lirih.

Hening.

Hening.

Hening.

"APAAA~…?!!!" seru mereka semua.

Rasanya saat itu Sasuke ingin bersembunyi saja. Bisa saja dia bersembunyi, tapi kalau dia dianggap sebagai penculik anak sungguhan bagaimana?

"Ba-Bagaimana bisa Naruto ada ditempatmu?! Apa yang terjadi padanya?" seru Iruka tak percaya.

"Iruka sensei, tenanglah. Biarkan dia menjelaskannya," ucap Kakashi.

"Taka, apa maksudmu? Kenapa Naruto berada ditempatmu?" tanya Tsunade.

"Itu…" Sasuke menelan ludahnya sebelum melanjutkan. "Semalam setelah berpatroli, aku melihatnya sedang duduk ditaman seorang diri. Aku menghampirinya dan menyuruhnya untuk segera pulang, tapi dia tidak mau. Dia bilang kalau dia tidak ingin sendiri, jadi aku mengajaknya untuk menginap ditempatku. Dan… semalam ini dia terus bersamaku," ucap Sasuke menjelaskan panjang lebar.

Untung saja dia memakai topeng Anbu sehingga ekspresinya yang memalukan ini tak akan terlihat oleh yang lain.

"Jadi… Dia tak apa-apa kan? Dia baik-baik saja kan?" ucap Iruka dengan nada yang sedikit bergetar.

"Sejauh ini… Dia memang baik-baik saja," sahut Sasuke sedikit gugup.

"Syukurlah…" ucap Iruka lega.

"Jadi saat ini Naruto berada dirumahmu, Taka?" tanya Tsunade.

"Hn. Begitulah,"

"Kuperintahkan kau untuk membawa Naruto kesini sekarang,"

"Baik,"

"Tunggu. Aku ikut. Bolehkah, Hokage-sama?" ucap Iruka.

Sasuke menoleh kearah Iruka yang menunjukan wajah sedikit khawatir. Tsunade terdiam sesaat.

"Baiklah. Setelah urusanmu dengan bocah itu selesai, segera bawa dia kehadapanku," perintah Tsunade setuju.

"Terima kasih, Hokage-sama," sahut Iruka senang.

"Baiklah, aku juga akan ikut menemani Iruka sensei," ucap Kakashi.

Lalu mereka bertiga keluar dari ruangan Hokage. Kini hanya ada Tsunade dan Shizune di dalam ruangan itu.

"Tsunade-sama, apa anda merasa ada yang aneh?" tanya Shizune setelah mereka pergi.

"Taka, ya?"

"Ya. Rasanya… Ada yang berbeda padanya. Lagipula kenapa dia mengajak Naruto untuk menginap ditempatnya? Bukankah dia bisa membujuk Naruto untuk meninggalkannya ditempat Iruka?" tanya Shizune heran.

"Entahlah. Berharap saja Naruto tidak mengikuti jejak 'ayah'-nya," ucap Tsunade.

"Eh? Maksud anda Yondaime-sama?"

"Bukan,"

"Lalu?"

Tsunade tak langsung menjawabnya.

"Terlalu beresiko jika Naruto seperti 'ayah'-nya," ucap Tsunade.

Shizune tak mengerti dengan kata-kata Tsunade. Tapi dia hanya diam saja.


"Gochicocamadechita…"

Naruto membereskan piring-piring kotor bekas sarapannya. Dia mengambil kursi yang berada dimeja makan dan menyeretnya hingga mendekati tempat cuci piring. Naruto berdiri diatas kursi itu, lalu menaruh piring-piring kotor itu disana dan bermaksud untuk mencucinya. Belum sempat dia mencucinya, terdengar ketukan pintu dari arah depan.

"Eh? Ciapa yang datang kecini? Apa Cacuke?" gumamnya.

Terdengar ketukan pintu lagi. Naruto langsung turun dari kursi yang dinaikinya dan berlari kecil kearah pintu depan.

Sementara itu diluar…

"Kenapa tak ada jawabannya? Apa Naruto tak ada?" ucap Iruka cemas.

Sasuke tak menjawabnya. Dia mencoba membuka kenop pintu rumahnya dan ternyata tak dikunci. Berarti Naruto masih ada didalam –pikirnya.

"Pintunya tak dikunci? Jangan-jangan terjadi sesuatu padanya," ucap Iruka khawatir.

Belum sempat Sasuke berkata-kata, Iruka sudah menerobos masuk kedalam rumahnya melewati dirinya. Iruka mendorong pintu rumah Sasuke sekuat tenaga.

"NARUTO!!!" seru Iruka panik.

BRAK!!!

JDUG.

"A-Aduuuuhh~… Cakiiiitt~…" ringis Naruto yang terduduk dilantai sambil menyentuh dahinya.

"Na-Naruto! Astaga! Kau tidak apa-apa?" seru Iruka semakin panik.

"Aduuuuh… I-Iyuka cencei? Ke… Kenapa ada dicini?" tanya Naruto sambil meringis.

"Dasar anak bodoh! Kau menghilang semalaman, dan aku mencarimu. Tapi ternyata kau berada disini. Kenapa kau tak langsung pulang kerumahmu, hah?" seru Iruka marah.

"Ma-Maaf… Nayu… Nayu…" ucap Naruto gugup.

Dia memejamkan matanya menanti cacian atau pukulan yang akan diberikan padanya. Tapi…

GREP.

Iruka langsung memeluk tubuh mungil Naruto dengan erat. Membuat bocah pirang itu membelalakan matanya karena terkejut.

"I-Iyuka cencei…"

"Bodoh… Dasar anak bodoh…" lirihnya. "Aku mengkhawatirkanmu, Naruto… Kenapa kau tak bilang padaku kalau kau merasa kesepian?"

Naruto terkejut mendengarnya. Dia melirik kearah Sasuke yang berdiri didepan pintu dan masih mengenakan topeng Anbunya. Disampingnya ada Kakashi yang memandangnya dengan sebelah matanya. Naruto tersenyum. Dibalasnya pelukan Iruka.

"Maafkan Nayu, Iyuka cencei… Maaf…" lirihnya.

"Naruto…"

Iruka semakin mempererat pelukannya pada Naruto. Ingin memberikan kepercayaan pada bocah yang telah dianggapnya sebagai 'anak' itu. Memberikan kasih sayang dan kehangatan yang dibutuhkannya. Bocah pirang ceria yang sering merasa dirinya kesepian. Dia sangat menyayangi Naruto.

"Ehem… Maaf, interupsi. Bisa kita segera bawa bocah itu pergi untuk menghadap Godaime-sama? Setelah mengobati luka didahinya terlebih dulu tentunya," ucap Kakashi.

"Eh? Luka? Astaga, aku lupa! Naruto, kau baik-baik saja?" seru Iruka panik ketika sadar bahwa Naruto terluka karenanya.

"A-Aduh…" ringis Naruto ketika Iruka menggoncangkan tubuhnya dengan panik.

Kakashi dan Sasuke sweatdrop.

"Yare-yare…"


Dan disinilah mereka. Seorang Jounin, seorang Chuunin, seorang Kapten Anbu, dan seorang bocah yang berdiri dihadapan sang Hokage dan asistennya. Tak ada yang bicara seorang pun. Hanya terdengar suara jari yang mengetuk meja terus menerus.

"Ba-Baachan…" panggil si bocah memecah keheningan.

'Baachan' masih tetap diam sambil mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja. Membuat nyali bocah itu ciut kembali.

"Kau tahu apa kesalahanmu, Naruto?" tanya sang Hokage.

"Na-Nayu menginap dilumah Cacuke tanpa membeli kabal cama Iyuka cencei…" sahut Naruto takut-takut.

"Salah," ucap sang Hokage.

"E-Eh?"

Naruto bingung mendengarnya. Jika kesalahannya bukan itu, lalu apa?

"Kemari," panggil sang Hokage.

"U… Ung…" sahut Naruto sambil menganggukan kepalanya ragu.

Dengan perlahan dia berjalan kesamping meja sang Hokage. Kini dia berdiri disampingnya. Tsunade memutar kursinya hingga berhadapan dengan bocah pirang itu.

"Kesalahanmu adalah membuat kami semua khawatir, anak nakal!" ucap Tsunade sambil menarik kedua pipi Naruto dengan gemas.

"Huwaaaahh… Ha-Haachan…"

"Apa kau tahu bagaimana khawatirnya kami ketika kau tiba-tiba menghilang seperti itu, hah? Membuat kami cemas dan panik setengah mati. Gara-gara kau, kami jadi tidak bisa tidur semalaman karena mencemaskanmu, anak nakal!" ucap Tsunade kesal sambil melepaskan tangannya dari pipi Naruto.

"Ma-Maaf, Baachan… Nayu calah…" ucap Naruto sambil memegang kedua pipinya.

"Bagus kalau kau mengerti. Lain kali kalau kau membuat kami cemas lagi, akan kuhukum kau," ancam Tsunade.

"Hehe… Iya," sahut Naruto sambil tertawa kecil.

"Kenapa kau malah tertawa, bocah nakal?"

"Nayu cenang Baachan malah cama Nayu," ucapnya.

"Hah? Kau ini bodoh?"

"Nggak kok. Nayu cenang Baachan cama Iyuka cencei malahin Nayu. Itu altinya kalian cayang cama Nayu kan?"

Mereka semua yang ada disana terdiam. Hening. Tapi kemudian Tsunade tersenyum lembut.

"Rupanya kau mengerti," ucapnya sambil membelai kepala Naruto. "Tapi kalau kau berbuat hal yang membuat kami cemas lagi, aku tak segan-segan untuk menghajarmu, bocah,"

"Ciap, Baachan," sahut Naruto dengan gaya hormatnya.

"Yang terpenting Naruto tidak apa-apa kan? Syukurlah Naruto, kau baik-baik saja. Lain kali jangan membuat kami cemas, ya?" ucap Shizune lembut.

"Iya, Chijune neechan,"

"Ngomong-ngomong, kenapa dahimu? Kau terluka?" tanya Shizune sambil menyingkap poni Naruto perlahan dengan dahi yang terbalut perban.

"Oh… Tadi tertablak pintu," sahut Naruto santai.

"Hah? Bagaimana bisa?"

"Ah… I-Itu… Salahku, Shizune-san," ucap Iruka malu-malu.

Tsunade dan Shizune menoleh kearah Iruka dengan heran.

"Ya… Tadi… Aku sedikit mendobrak pintu rumah Taka dengan panik dan tak sadar ada Naruto dibelakangnya. Sehingga… Di-Dia jadi terluka seperti itu…" ucap Iruka terbata-bata.

"Yah… Yang awalnya bocah itu baik-baik saja, jadi tidak baik-baik saja karena kepanikan Iruka sensei yang berlebihan," ucap Kakashi.

"Kakashi-san!" desis Iruka kesal dengan wajah yang merona.

"Iruka, setahuku kau ini orang yang tenang dalam berbagai situasi. Tapi ternyata jika sudah menyangkut Naruto, kau bisa jadi panik berlebihan rupanya," ucap Tsunade.

"Ho… Hokage-sama…" lirih Iruka malu.

"Iya, tadi Iyuka cencei cangat panik," ucap Naruto menambahkan.

Dahinya sedang disembuhkan oleh Shizune dengan menggunakan Ninjutsu Medis-nya. Mendengar penuturan Naruto, Iruka menjadi semakin malu dengan wajah yang merona. Dan Kakashi semakin menggodanya. Membuat lainnya tersenyum geli melihat mereka.

Sepasang mata hitam dibalik topeng itu memandang semua kejadian itu. Dia sadar hanya dengan kehadiran Naruto, suasana menjadi hangat dan ceria. Dan dia pun tersenyum dibalik topeng dinginnya.

"Baiklah, kuberi kalian hari ini istirahat. Kalian pasti lelah semalaman mencari bocah ini kan? Istirahatlah, Iruka, Kakashi," ucap Tsunade.

"Terima kasih, Hokage-sama," ucap Kakashi dan Iruka.

"Kalau Iyuka cencei istilahat, Nayu cama ciapa?" tanya Naruto polos.

"Kalau Naruto mau, kau boleh ikut denganku," ucap Iruka menawarkan sambil tersenyum.

"Lebih baik kau main diluar saja, Naruto. Iruka sensei-mu ini pasti butuh istirahat setelah lelah mencarimu semalaman. Lagipula dia punya 'urusan' lain denganku," ucap Kakashi tiba-tiba.

"A… Kakashi-san!" seru Iruka dengan wajah yang merona.

Lalu tangannya menyikut perut Kakashi dengan keras. Sang target tak berhasil menghindar sehingga dia meringis kesakitan.

"Naruto, kalau kau ingin denganku tidak apa-apa kok. Tak perlu kau perdulikan ucapannya," ucap Iruka sambil tersenyum manis.

"Hmm… Nggak jadi aja, deh. Kata Kakachi-can ada ulucan cama Iyuka cencei, jadi Nayu main dilual aja," ucap Naruto.

"Eh? Dia tidak serius, Naruto. Sungguh, kalau kau ingin bersamaku tidak apa-apa, kok," bujuk Iruka.

"Nggak apa-apa kok, Iyuka cencei. Nayu nggak mau ganggu Iyuka cencei cama Kakachi-can," ucap Naruto sambil tersenyum.

Semua orang dewasa yang ada disana langsung terkejut mendengarnya.

'Apa dia tahu hubungan antara Iruka dengan Kakashi?' batin mereka shock.

"Na-Naru… Ka-Kau…" ucap Iruka terbata-bata dengan wajah yang merona.

"Bagus kalau kau mengerti, Naruto," ucap Kakashi sambil mengacungkan jempolnya.

Kembali Iruka menyikutnya tapi kali ini berhasil dihindarinya.

"Nggak apa-apa, Iyuka cencei. Nayu bica main dilual kok. Lagipula ada Cacuke," ucap Naruto.

Kalimat terakhir yang diucapkannya berhasil membuat semua yang disana terkejut kembali. Terutama yang namanya disebutkan.

"Ma… Maksudmu apa, Naruto?" tanya Iruka.

"Nayu bica cama Cacuke. Coalnya Nayu kan cuka cama Cacuke. Cacuke juga cuka cama Nayu, kok," ucapnya sambil memperlihatkan cengiran khasnya.

Semua yang ada disana terasa tersambar petir. Dari bocah pirang itu, mereka langsung menoleh kearah sang Kapten Anbu yang berdiri mematung. Memandang penuh tanda tanya. Tapi yang dipandang hanya diam seribu bahasa. Ekpresi wajahnya yang gugup tertutup oleh topengnya. Beruntunglah dia saat ini, sehingga kecurigaan padanya tak akan terlihat. Tapi apa yang harus dilakukannya sekarang?

Iruka memandang Sasuke yang memakai topengnya dengan tatapan, 'Apa yang telah kau lakukan pada Naruto semalam sehingga dia berkata seperti itu?'

Sasuke menelan ludahnya. Dia tak dapat menghindar lagi. Kepolosan Naruto membawanya dalam masalah besar. Habislah sudah.

"Tsunade-sama, apa ini yang anda maksud dengan Naruto jika mengikuti jejak 'ayah'-nya?" bisik Shizune pada Tsunade.

"Ya. Terlalu beresiko bagi bocah itu dan si Kapten Anbu untuk menghadapi sang 'ayah' saat ini," sahut Tsunade yang juga berbisik.

Shizune memandang Iruka yang memandang Sasuke dengan garang. Sasuke yang tak bergerak sedikit pun, tapi tampak seperti berusaha menutupi kegugupannya. Lalu Kakashi yang hanya diam saja melihat sang 'ayah' memberikan tatapan menyeramkan pada sang Kapten Anbu yang merupakan juniornya. Dan bocah pirang yang berdiri disamping Tsunade tak mengerti dengan situasi yang ada dan telah membuat kesalahan yang tak disadarinya.

"Sepertinya akan sangat sulit," ucap Shizune.

Sasuke merutuki nasibnya yang dipandangi menusuk oleh Iruka. Baru sekali ini dia merasa gentar ditatapi oleh orang lain. Biasanya dialah yang membuat orang lain gentar oleh tatapannya. Dia tahu bahwa dia berada dalam masalah yang cukup besar. 'Kelainan' pada dirinya membuatnya kesulitan sendiri. Ada sebuah 'tembok besar' yang harus dilaluinya mulai saat ini. Demi mendapatkan 'malaikat kecil'-nya, pasti akan sangat sulit sekali.

"Cacuke, nanti malam Nayu tidul dilumah Cacuke lagi, ya?"

GLEK.

'Oh… Tidak. Matilah aku,' batin sang Kapten Anbu.

"A… APAAAA?!!!"

"Eh? Eh? I-Iyuka cencei kenapa?"

"Yare-yare…"

"KAUUU~…"

~OWARI~

OMAKE

Iruka dan Kakashi diperintahkan untuk beristirahat. Sebelum pergi, Kakashi membisikan sesuatu pada juniornya itu.

"Tak kusangka kau pedophile, Sasu- maksudku, Taka. Apa kau tertular virus dari Orochimaru?" tanya Kakashi berbisik.

Sementara itu sang Kapten memberikan Death GlareTM miliknya. Walaupun tak akan terlihat oleh Jounin mesum itu. Tapi tentu si Jounin merasakan aura yang dikeluarkannya.

"Yah… Bukan apa-apa. Pilihanmu kali ini sungguh berat. Berusahalah," ucapnya sambil menepuk pundak Sasuke lalu Kakashi melengos pergi menyusul Iruka.

'Hah… Aku tahu…' batinnya mencelos.

"Ne, Cacuke, Iyuka cencei kenapa kelual cambil malah-malah? Iyuka cencei malah cama Nayu, ya?" tanya Naruto.

Sasuke tak langsung menjawabnya.

"Bukan padamu," sahutnya. 'Tapi padaku,' batinnya lesu.

Naruto memandang Sasuke dengan heran.

"Hidupmu sungguh berat. Berjuanglah," ucap Tsunade dan Shizune bersamaan.

Sasuke sweatdrop.

'Mereka tahu?'


CORAT-CORET AUTHOR

Yak, akhirnya selesai juga.

Gaje, ya? Emang, sih… *sigh*

Sebelumnya Neko minta maaf kalo banyak kesalahan dalam fict ini.

Neko dapet inspirasi dr Doujin Naruto yg judulnya "Ura Arashi", doujinkanya 'Shishimaru' (kayaknya). *ditempeleng*

Neko cuma pengen ngeluarin ide cerita yg ada diotak Neko kok(?). Soalnya kalo kepikiran terus kan bisa mengganggu aktifitas sehari2. ; P (ga penting)

Neko bakalan buat sequelnya.

Selanjutnya Naruto yg udah jd Genin. Ada beberapa OC buatan Neko disana. Tunggu aja, ya? Soalnya lagi UTS, nih. Kudu belajar hidup-hidupan biar dapet IP bagus.

Kami-sama, Jashin-sama, & Minna-sama, tolong bantu Neko dengan doa, ya? Onegaishimasu… *sujud2*

Mind to review?

Silahkan saja yg mau FLAME, tp tolong dgn alasan yg kuat & jelas. Neko ikhlas mau dikasih review apa aja. Minna-sama yg menilai, karena manusia tak dapat menilai dirinya sendiri.

Tapi Neko bukan manusia, sih… *Evil Smirk*

Akaneko as the Demon Queen