If you love her…
Be honest with me and leave me here without your smile…

If you love her…
I tried to understand maybe you're not a true love of my life…

********************************************************************************************************************

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Hiania HyuMaki

Warning : OOC full, AU and other

********************************************************************************************************************

WITHOUT YOUR SMILE

1st Shot

Langit begitu ingin menampakan sinar kejinggaan dari ufuk barat bumi. Langit begitu ingin segera menampakan kepekatan malam. Seruan khas burung gagak hilir mudik mewarnai kesunyian petang itu.

Di tepi pantai, dia terduduk menatap jauh ke arah rembulan yang sebentar lagi nampak akan muncul menggantikan sang mega yang mulai lelah menerangi kecerahan hari ini. Ada kedinginan tetapi lebih terasa kesunyian mencekam. Sendiri memandang kosong. Kosong? Tak ada yang harus dia khayalkan.

Sesekali dia sibakan rambut merah mudanya yang terlihat berantakan diterpa angin sore yang menghembuskan tepi bahari. Terduduk hanya sendiri, di pasir yang kotor. Mungkin tidak sendiri. Karena sebuah pohon kelapa setia menemaninya.

"Mana janjinya kepadaku?" tanyanya kepada sesuatu yang diharapkan dapat menjawabnya. Bukan angin bukan juga mentari kejinggaan.

Seorang gadis yang tengah dilema, bukan karena dia harus menungu. Tapi, karena seseorang yang selalu membuatnya kecewa terhadap janjinya yang selalu ia ingkari.

Ia mulai bosan, sesekali gadis bermata bening emerald itu melirik jam tangannya. Mengalihkan pandangannya memaksa seseorang yang sedari tadi ia tunggu menampakan batang hidungnya.

Hanya sebatas ilusi, ia pun bangkit dan berdiri. Malam yang memaksanya untuk tidak menunggu terlalu lama demi sesuatu yang tidak pasti. Gadis itu pun pergi, menghilangkan dirinya dari gelapnya malam yang baru saja dating dan desiran ombak yang mengikis batu karang. Tentu saja dengan rasa kecewa.

***********

Setelah mengenal pria bernama Sasuke. Gadis yang dua hari lalu kita temui di tepi pantai, kini dia terlihat sedang mendudukan dirinya di sebuah kursi taman. Bukan menjadi suatu kebiasaan, tapi menjadi suatu keharusan baginya untuk menunggu dan dibuat menunggu oleh pria yang dikenalnya sekitar 3 tahun yang lalu itu.

Memang belakangan gadis itu selalu terlihat terpaku kaku. Apalagi siang ini, memang matahari kali ini nampak segan menampakan diri, tidak juga awan-awan hitam menghiasi siang itu.

Haruno Sakura, sosok gadis yang selalu mendapatkan sesuatu yang tak harus ia sesali tapi harus ia sesali. Wajahnya menunduk, seakan tak berani lagi menoleh jam berapakah sekarang?. Sudah terlalu lama dia menunggu. Apakah dia harus pergi kembali? Seperti kemarin lusa ia melakukannya.

Sedikit mencoba untuk sabar.

"Kau sudah lama menungguku?" tiba-tiba ucapan seorang pria membuatnya tersentak.

Mata emeraldnya kini menangkap sesosok pria yang tengah berdiri di hadapannya dengan setangkai bunga yang dia tempatkan tepat di depan wajah Sakura. Ia pun tersenyum mencoba menghilangkan rasa bersalahnya.

"Baru 2 jam!!" jawab Sakura seadanya. Entah apa yang ia maksud. Mungkin menyindir, mungkin pula ia berusaha jujur.

Pria berkulit putih itu, kini duduk di sebelah Sakura, "Ini bunga untukmu!" pria itu mengalihkan pembicaraan.

"Ayolah Sasuke. Aku harap bunga itu bukan bunga yang kau petik dari kebun mawar itukan?" Sakura melihat sebuah kebun bunga mawar di seberang jalan dari tempat kini dia berada.

Sasuke tampak berpikir tajam, berusaha mencari kata-kata yang pantas untuk di buat alasan.

"Gak penting aku dapet bunga ini darimana. Yang penting kamu mau menerima bunga ini!" harap Sasuke.

Sakura tak tega bunga mawar merah itu layu tanpa sentuhan tanggannya, "Baiklah," Seketika Sakura mengambil bunga itu dari kepemilikan Sasuke dan mencium harum bunga mawar itu.

Sebuah suara bernada terdengar dari balik saku celana Sasuke. Mengacaukan semua pertemuan mereka siang itu.

Sebuah new message baru saja diterima oleh seluler Sasuke. Ia pun membuka dan membacanya.

"Ada apa?" Tanya Sakura.

Sasuke menyimpan kembali handphonenya, tapi mimik mukanya berubah khawatir.

"A.. Anu aku rasa.. Aku harus pergi sekarang, maaf aku tinggal!" Sasuke dengan tanpa rasa bersalah dan berdosa pergi begitu saja meninggalkan Sakura yang terlihat begitu kecewa.

….Kau tidak perlu meminta maaf Sasuke, aku sudah terlalu sering diperlakukan seperti ini olehmu…. Sakura membatin mencoba menahan airmatanya yang sebentar lagi akan menetes. Refleks airmatanya pun mulai berjatuhan.

Begitu pun bunga mawar itu terlepas dari genggamannya. Terjatuh ke tanah dengan nista, dibasahi airmata Sakura yang tepat membasahi kelopak-kelopak bunga mawar tersebut.

**********

Mobil mewah Sasuke berhenti di sebuah rumah sakit. Ia pun segera memarkirkan mobilnya itu. Melangkah turun dan bergegas memasuki rumah sakit dengan sedikit tergesa-gesa. Seakan mencari sesuatu, ia tak melewatkan satu pun sudut rumah sakit itu.

Langkahnya terhenti ketika Sasuke melihat sesosok gadis yang tengah duduk memangku dagu di kursi tunggu rumah sakit, tepat di hadapannya bangsal no. 21.

"Hinata!" panggil Sasuke dari kejauhan.

Gadis yang dipanggilnya Hinata tersebut menolehkan pandangannya ke arah Sasuke. Sasuke kemudian menghampiri gadis tersebut.

"Bagaimana keadaannya Hinata?" tanya Sasuke sembari mengintip di balik kaca pintu, melihat keadaan seorang gadis yang tengah terbaring lemah tak berdaya dibalut selang infus yang setia menemaninya.

"Seperti yang kau lihat sendiri, memburuk dari hari ke hari!" jelas Hinata. Gadis berambut indigo itu terlihat habis menangis, "Masuk saja Sasuke, temani dia di dalam!".

Sasuke membuka pintu bangsal tersebut, seketika hawa tak enak peralatan medis menyeruak. Obat-obatanlah, infusanlah, serta peralatan medis lainnya. Ia menempatkan dirinya duduk di sebuah kursi, di samping gadis itu terbaring. Menatap dalam-dalam sosok gadis berambut pirang yang tengah terlelap dalam kesakitannya.

Sementara itu, rupanya Sakura diam-diam mengikuti Sasuke dari belakang. Mungkin karena rasa penasarannya dengan sikap Sasuke yang sangat berubah satu bulan belakangan ini.

"Kenapa Sasuke berhenti di rumah sakit?" pikirnya menemukan tanda tanya besar.

Sakura melangkah masuk ke dalam rumah sakit tersebut tanpa ragu-ragu sedikit pun. Ia pun menghampiri seorang wanita paruh baya berseragam putih-putih di meja pendataan.

"Maaf, kalau boleh tahu. Apa tadi seorang pria berkulit putih, bermata hitam, eh... tinggi, datang ke sini?" tanyanya seketika tanpa basa-basi.

Wanita tersebut mencari data yang tulisnya beberapa menit yang lalu.

"Maksud anda Uchiha Sasuke?" tanya wanita itu. Refleks Sakura mengangguk, "Dia mengunjungi bangsal no. 21!".

Setelah mengucapkan terimakasih, Sakura melangkahkan kakinya untuk mencari bangsal no.21 yang sikatakan wanita itu barusan.

"Siapa wanita itu?" tanyanya sendiri setelah dirinya bangsal no.21 dan mendapati seorang wanita terduduk sendiri di depan bangsal tersebut.

Sakura pun memberanikan diri untuk menghampirinya, "Ma.. Maaf!" tegur Sakura.

Rupanya Hinata menangkap teguran tersebut. Menolehkan pandangannya pada Sakura, "Anda siapa?".

"Saya Haruno Sakura dan saya mencari pria bernama Sasuke, apa anda mengenalnya?" lanjut Sakura.

Tiba-tiba Hinata merangkul Sakura, menangis di bahunya. Sakura yang merasa heran hanya bisa membantu menenangkannya dengan mengelus rambut panjang Hinata. Sakura membawa Hinata untuk duduk.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Sakura yang terlihat bingung melihat Hinata yang tiba-tiba menangis di bahunya.

"Maafkan aku.. Maafkan aku.. Kamu Sakura kan? tunangannya Sasuke?" lirih Hinata mencoba sedkit tenang.

"Lalu siapa kamu?" Sakura masih terlalu bingung.

"Aku Hinata! Aku orang yang sebulan terakhir ini sering menelfon Sasuke untuk datang ke rumah sakit ini. Dan aku yakin, kamu pasti heran dengan sikap Sasuke belakangan inikan?" terang Hinata panjang lebar.

Sakura bangkit dari duduknya, mendekati pintu bangsal. Matanya terbelalak melihat Sasuke tengah mencium kening seorang gadis yang sedang tertidur.

SAKIT. Sangat sakit. Hati Sakura hancur, airmatanya mulai membasahi kedua pipinya.

"Namanya Ino, dia itu mantan kekasihnya Sasuke 2 tahun yang lalu. Dan Sasuke adalah cinta pertama Ino. Maka dari itulah aku sengaja mempertemukan kembali Sasuke dengan Ino. Meskipun aku tahu, di satu sisi pasti kau sangat terluka, maafkan aku Sakura!" Hinata mencoba menjelaskan kejadian sebenarnya walau agak sulit baginya untuk tidak mengatakannya tanpa menyakiti hati Sakura.

Hati Sakura semakin remuk, ia pun jatuh tersungkur ke lantai.

"Tapi ketahuilah, Sasuke pasti akan kembali padamu. Saat ini Ino terkena penyakit komplikasi gagal ginjal dan kanker hati stadium akhir dan mungkin kehadiran Sasuke bisa sedikit menolongnya!" lanjut Hinata.

Bagai dihantam petir di siang hari, hati Sakura terenyuh mendengar penuturan Hinata. Sakura bangkit, lalu berlari pergi meninggalkan jauh bangsal tersebut.

Seperti seorang iblis tak berperasaan yang kini ia dapati pada dirinya, wanita yang tega merebut cinta sejati Ino. Padahal esok lusa Sasuke dan Sakura akan melangsungkan pernikahan. Tapi, apa yang bisa dirinya lakukan? Menggagalkan pernikahannya? Berarti itu sama saja ia ingin memutuskan ikatan baik antara keluarga Haruno dan keluarga Uchiha. Atau ia akan meneruskan pernikahannya? Berarti Sakura memang benar tak lebih dari seorang iblis tak berperasaan.

TBC

*********************************************************************************************************************

a/n : Inilah fic pertama aku.. hehehe

gaje memang, OOC memang, aneh memang.. tapi aku udah berusaha untuk menghasilkan karya sebaik-baiknya.. Sebagai fic awal, aku ciba buat twoshot aja..

sedikit terinspirasi dari lagu Geisha (Jika Cinta Dia)

RnR... ya???????

salam

HINANIA HYUMAKI