Wish You Love Me

Chapter 1

-o-o-o-o-o-

Disclaimer: Bleach © Tite Kubo

Warning: Gaje! Deskrip ancur! OOC *maybe*! Mengandung unsur-unsur berbahaya! Ngerusak Image chara! Don't like? Don't Read!

-Author udhaa SWT duluan-

-kalo suka kesal ngelihat tulisan gaje lebih baik jangan nekat baca-

Rating: T+++

-o-o-o-o-o-

.

.

.

Sinar mentari pagi menelusup masuk melalui celah tirai, menggantikan kegelapan malam yang telah kehabisan waktu menemani para manusia. Malam telah berlalu dan pagi pun menjelang, memaksa para manusia kelelahan untuk bangun dan menjalani hari-hari mereka kembali.

Begitu pula dengan wanita ini. Dia terbangun, bukan karena cahaya matahari yang mulai mengganggu tidurnya. Melainkan suara alunan melodi piano yang terdengar harmonis dan indah.

'Dia sudah bangun...'

Melodi itu masih mengalun begitu lembut. Benar-benar mencerminkan sang pianis. Begitu indah, namun rapuh.

'Byakuya...'

.

.

==xXx==

.

.

Rukia terbangun ketika rangkaian melodi lembut merasuki mimpinya, membuai mimpi indahnya sekaligus mengembalikannya ke alam nyata. Ingin rukia kembali tidur, mengistirahatkan tubuh lelahnya kembali. Namun tidak bisa, dia memiliki segudang aktivitas yang menunggunya.

Rukia pun bangkit, melepaskan diri dari selimut hangatnya dan seketika udara dingin mulai menyapu kulitnya yang halus.

Musim semi telah tiba, namun hawa musim dingin masih terasa. Sama seperti hatinya yang terasa dingin.

Lagi-lagi dia melakukan dosa. Lagi-lagi dia tak bisa melawan, dia menikmatinya, karna dia pun menginginkannya. Rukia, dia begitu bodoh. Bodoh karna mencintainya.

Rukia memakai kimono tidurnya yang tergeletak tak jauh dari ranjangnya, menutupi lekuk tubuhnya yang terekspos begitu jelas.

Rukia berjalan perlahan ke kamar mandi, tidak terasa sakit seperti saat dia berjalan beberapa hari lalu. Lelaki itu begitu lembut semalam, membuat rukia berharap lelaki itu bisa berubah. Berubah mencintai dirinya.

Namun itu hanya harapan, lagi-lagi harapannya hancur. Hancur saat lelaki yang dicintainya membisikkan sesuatu saat dia mencumbunya. . .

'aku mencintaimu. . . Hisana. . .'

Dan hatinya lagi-lagi tersakiti.

Perlahan air mata kembali mengalir melewati pipinya. Terlalu sering dia menangis, terlalu sering dia kecewa. Namun dia selalu bertahan. Dengan sebuah harapan kecil, bahwa suatu saat lelaki itu bisa mencintainya.

"Ohayou nii-sama..."

Alunan melodi itu terhenti, sang pianis mengalihkan pandangan pada adiknya. "Ohayou."

Hanya jawaban singkat yang diberikan. Dan alunan melodi itu terdengar kembali.

'Tidak ingat. Pasti Nii-sama tidak mengingatnya.' Pikir Rukia, antara sedih dan lega.

Rukia pergi ke dapur, menyiapkan sarapan pagi. Di rumah ini hanya ada Byakuya, Rukia, 2 pembantu dan seorang satpam. Terlalu sedikit untuk sebuah rumah yang super luas ini memang, tapi sang pemilik rumah lebih menyukai ketenangan. Bahkan di rumah ini tidak memiliki tukang kebun, jadi Rukia lah yang merawat kebun di rumah ini. Beruntung pekerjaan itu memang telah menjadi hobi Rukia.

"Ohayou nona."

"Ah, ohayou akiko-san," Rukia balas menyapa. "Hm, mungkin hari ini aku akan pulang telat. Aku ada janji dengan ichigo dan yang lain."

"Baiklah nona, seperti biasa, akan saya sampai kan kepada Kuchiki-sama."

"Terima kasih Akiko-san"

.

.

==xXx==

.

.

Selesai sarapan Rukia segera pergi ke universitas Karakura, tempatnya menuntut ilmu sekarang. Rukia terlihat rapi dengan kemeja ungu bermotif bunga dengan lengan tanggung dan rok hitam selutut. Rambutnya pun dibiarkan tergerai. Rukia mulai berubah, menjadi lebih feminim dan tentunya bisa membuat para lelaki jatuh hati dengan mudahnya.

"Aku pergi Akiko-san, tolong antarkan sarapan Nii-sama. Sepertinya hari ini aku benar-benar terlambat." ucap Rukia dan segera meninggalkan dapur itu dengan berlari kecil.

"Nona!" seru wanita yang bernama akiko itu. Rukia pun berhenti sejenak dan memandang kearah akiko. "Un, Bersemangatlah nona!" seru akiko sambil tersenyum lembut.

Rukia yang melihatnya pun balas tersenyum, "Terima kasih akiko-san!" dan rukia pun segera pergi menuju kampusnya.

.

.

==xXx==

.

.

Akiko berjalan dengan membawa nampan berisi sandwich dan segelas susu.

Tok. . Tok. . Tok. . .

Akiko mengetuk pintu ruang baca itu perlahan dan masuk tanpa menunggu jawaban. Bukannya dia tidak sopan, dia sudah tau kebiasaan tuannya. Akiko lah yang merawat Byakuya dari kecil, dia bahkan lebih tau mengenai Byakuya dibanding ibu kandung lelaki itu sendiri.

Dia tau seberapa keras kepalanya Byakuya, seberapa egoisnya dia, seberapa rapuhnya dan seberapa kesepiannya dia. Akiko tau semua prestasi Byakuya sedari kecil, kisah keluarganya, kisah cintanya, kisah keputusasaannya, dan kisahnya dengan Rukia.

Malam itu, tanpa sengaja dia mendengar Rukia menangis, berteriak frustasi dan memaki dirinya sendiri dikamarnya. Memaki atas semua kesalahan dan kebodohan yang dilakukannya bersama Byakuya. Suatu hal yang tidak boleh mereka lakukan.

Satu hal yang berhasil disimpulkan Akiko. Byakuya telah meniduri Rukia, dan itu bukan karna cinta, melainkan pelampiasan keputus asaan Byakuya karena kehilangan Hisana.

"Byakuya..." panggilnya. "Ini sarapanmu."

Saat ini Byakuya sedang memandang kearah taman, yang biasa dirawat Rukia. Pandangannya kosong. Dan Akiko tau, Byakuya sedang menyesali perbuatannya.

"Byakuya..." panggil wanita tua itu seraya menghela nafas pelan.

"Hn?"

"Jangan lari dari kenyataan. Hisana takkan pernah kembali dan kamu harus bisa menerima itu. Kematian adalah takdir yang takkan bisa dirubah. Bersikaplah realistis dan berhenti menyakiti dia!"

Byakuya hanya terdiam, dan Akiko kembali menghela nafas.

"Berhenti menyakiti Rukia, dia juga kehilangan kakaknya. Dan itu sudah cukup membuatnya terluka, jangan kau tambahi lukanya dengan perlakuanmu. Yang ada dipikiranmu saat melakukannya adalah Hisana bukannya Rukia! Tidakkah kau kasihan padanya!"

Byakuya membalikkan tubuhnya dan memandang wanita yang sudah seperti ibunya itu. Sorot matanya masih terlihat dingin.

"Pikirkanlah, apa yang selama ini telah kau lakukan hanya sebatas nafsu belaka? Bila memang hanya nafsu, lebih baik kau pergi mencari para wanita kesepian lain yang jelas-jelas ingin kau tiduri. Pikirkanlah! Mengapa harus Rukia? Apakah hanya karena wajahnya yang mirip Hisana? Ataukah kau sudah mulai... Mencintainya."

Byakuya masih saja terdiam. 'Mungkinkah aku mencintainya...?'

"Pikirkanlah baik-baik, jangan membohongi hatimu." Akiko memandang Byakuya dengan lembut, bocah yang dirawatnya dari dulu sudah tumbuh dewasa dan menjadi seorang lelaki gagah dan tampan. Namun masih tetap kekanakan. Dia tau, itu bukan sepenuhnya kesalahan Byakuya. Byakuya kekurangan kasih sayang semenjak kecil, dan ketika ada orang yang memberikannya cinta, Byakuya harus kehilangan orang itu.

"Tadi Rukia bilang dia ada janji dengan Ichigo, jadi dia akan pulang larut," sepertinya Akiko mulai memanipulasi sedikit fakta. "Dan bila ku lihat, sepertinya ichigo menyukai Rukia."

Akiko pun keluar dari ruangan itu, senyum puas terlihat di wajahnya yang mulai mengeriput.

'Kamu masih tetap polos dalam hal asmara Byakuya...' batinnya saat teringat sedikit perubahan ekspresi di wajah Byakuya.

'Aku mengenalmu, bahkan melebihi dirimu sendiri. Byakuya yang egois dan posesif. Dan aku tau, kau mulai menyukai Rukia, bukan?'

.

.

==xXx==

.

.

"Ne, Rukia... Kau melakukannya lagi?" tanya Inoue saat melihat plester di tengkuk Rukia.

Saat ini Rukia, Inoue dan tatsuki sedang berkumpul di sebuah kafe kecil didekat kampus mereka.

"Begitulah. Aku tidak bisa melawan Inoue! Jangan memandangku seperti itu!" omel Rukia. Jujur, dia tidak ingin ada yang tau. Tapi bagi Inoue yang sudah lumayan sering melakukan seks, mudah saja baginya untuk menebak apa yang terjadi dengan rukia.

"Bukan begitu Rukia, aku tidak masalah tentang itu. Hanya saja bukankah dia memaksamu! Dan itu sama saja dengan perkosaan Rukia..!"

"Inoue!" tegur Tatsuki, "Kecilkan suaramu! Tapi Rukia, kurasa Inoue ada benarnya."

Tidak ada yang tau bahwa seorang Byakuya Kuchiki menjadi peminum semenjak kehilangan istrinya. Tentu saja, karena dia tidak pernah masuk ke bar, dia punya stok minuman beralkohol yang cukup dirumahnya. Seorang Kuchiki harus selalu terlihat sempurna. Dan tak banyak yang tau pula seberapa frustasinya dia saat kehilangan istri tercintanya.

"Dia bahkan mungkin tidak mengingatnya," ucap Rukia lesu. "Dan lagi-lagi dia mengucap namanya, Hisana. Tapi bila itu bisa membuatnya merasa lebih baik, aku tidak apa kok." Rukia pun tersenyum kecut.

Teman-temannya hanya bisa bersimpati. Rukia, yang dulunya selalu ceria dan bersemangat, dalam waktu beberapa minggu langsung berubah murung dan sering menangis. Hanya karena seorang lelaki bernama Byakuya Kuchiki.

"Che' kurasa suasananya jadi tidak enak. Kita ganti topik saja deh," Ucap Tatsuki yang mulai risih dengan keheningan yang terjadi. "Ne, Rukia… sebenarnya aku penasaran. Gimana rasanya dengan Nii-sama mu itu? Bukankah dia sangat tampan?" celutuk Inoue sambil tertawa kecil.

"Inoue..!" pekik Rukia, kontan wajahnya memerah. "Berhenti bertanya hal-hal seperti itu!"

"Hhihihii… Rukia… Aku kan Cuma bercanda. Jangan marah ya," Inoue tertawa semakin kencang melihat Rukia yang malu-malu.

Tatsuki pun hanya geleng-geleng kepala. "Rukia, hari ini kamu ikut kami hang out kan?"

"Ya, aku sudah izin tadi. Lagipula aku bisa gila kalau terus-terusan di rumah, aku sedang perlu bersantai." Jawab rukia lalu meminum capucino nya kembali. "Memangnya mau kemana?"

"Pengennya ketempat yang agak jauh, tapi bukan hang out lagi namanya. Mungkin ke pantai melihat sunset, lalu barbeque dan pulang." Jawab Inoue dengan semangat. "lebih enak daripada cuman ke mall. Gimana Rukia?"

"Tapi jangan terlalu malam ya, aku tidak enak kalo pulang kemalaman."

"Tenang aja Rukia,kita akan pulang sebelum tengah malam." Jawab Tatsuki. "Lagipula yang ikut lumayan banyak, ada Momo, Renji, Ichigo, Ishida, Chad, dan umm… Hitsugaya juga ikut sepertinya."

"Pokoknya hari ini kita akan bersenang-senang! Yey..!" Inoue pun bersorak gembira layaknya anak kecil. Rukia pun mau tidak mau ikut tertawa bersama.

.

.

.

...TBC…

A little footnote: … (o.O)a

Appaan nehhh….! Bener-bener gajless…! Apakah kalian mengerti apa yang terjadi dengan Byakuya dan Rukia…?

Jadi di sini Byakuya itu seorang pianis yang frustasi karena ditinggal mati Hisana. Dan Rukia sudah ada mulai awal mereka menikah. Rukia itu sendiri masih seorang mahasiswi. Dan tidak ada Shinigami-shinigamian disini.

Rint: ck.. ck.. ck.. lo semakin hari semakin gaje ajj.. eswete dahh..! Gag bisa lebih mesum lagi apa..! mau jadi mesum ajj nanggung-nanggung *geplaked*

Udhaaa…! Eswete-eswete ajj lo sono..!

Rint: perasaan bener-bener gaje, masa Byaku di bikin mesum gitu, dan sejak kapan Inoue suka ng's*x…?

Aaaarrrrgggghh…! Shut Up Rint…!

Ummm… -_- . gomenasai minna-san….! Buat segala yang ad d'fic ini, saia benar-benar tidak tau dapat ide dari mana. Tiba-tiba jari-jari ini mengetik seenaknya [?]

Mind to repiu…!