TADAAAA…!!! XD

Hai, semua! Ini fic pertama yang masih acak adut. Hehe.. aku mau perbaikin lagi.. ada juga tambahan dan terimakasih para senpai-senpai yang udah ngingetin dan juga membantu aku! *bungkuk-bungkuk* dan.. chap 1-3 aku jadiin satu dan ada yang aku ubah ma aku tambahin!! ^^

Semoga suka, ya! :D

Bleach © Kubo Tite

Karakura Music School © Yuinayuki-chan


SMA Karakura adalah sekolah terkenal di kota karakura. Karena SMA Karakura terkenal karena sekolah ini bukan sekolah biasa, semua yang tinggal di Karakura tahu sekolah ini, dan mereka menyebutnya, "Karakura Music School" mereka juga sering menyingkat nama sekolah itu menjadi, "Kamus".


Bunyi piano dan seruling terdengar lembut dari setiap kelas. Satu per satu murid maju memperlihatkan permainan musik mereka, dan seorang murid ditunjuk untuk menunjukkan permainannya. Seorang gadis berambut hitam, dia memejamkan matanya sebentar lalu menghela nafas dan mengeluarkannya lagi. Dia menggangguk lalu tersenyum.

Alunan nada-nada dari alat musik satu itu memang tidak bisa dikalahkan, menghanyutkan hati setiap orang yang mendengarnya.


"Ting.." satu nada mengakhiri permainannya. Semua yang ada di kelas bertepuk tangan. Gadis itu tersenyum manis.

"Itu mengagumkan, Kuchiki." Ujar seorang wanita yang berdiri di depannya. Gadis itu terseyum lagi.

"Terimakasih, Yoruichi-sensei." Yoruichi-sensei ikut tersenyum lalu menepuk tangannya.

"Ya, semuanya.. pelajaran cukup sampai di sini. Besok kita bertemu lagi, dan jangan lupa terus berlatih." Ujar Yoruichi-sensei.

"Baik, sensei!"

"Terimakasih, kalian boleh bubar!" Yoruichi-sensei lalu keluar kelas.

"Rukia-saan..!" gadis yang bernama Rukia menengokkan kepalanya, terlihat gadis berambut hitam yang hampir sama dengannya menghampirinya.

"Tadi bagus sekali, Rukia-san!!" seru gadis itu.

"A.. tidak. Permainan mu juga sangat bagus kemarin. Aku suka lagu yang kau bawakan, Hinamori." ujar Rukia, Hinamori tersenyum.

"Ayo kita pulang! A.. mau mampir dulu ke kafe depan tidak?" tanya Hinamori.

"Ayo! Aku mau istirahat sebentar di sana." Rukia dan Hinamori keluar kelas, mereka berdua lalu turun ke bawah dan keluar dari Kamus dan menuju ke kafe yang agak ramai di depan Kamus.


"Hinamori, kamu mau pesan apa? Biar aku yang ambilkan.." tawar Rukia, Hinamori mengamati daftar menu yang di pegangnya.

"Mmm.. akh! Aku ini saja.. coklat dingin dan.. kare saja. Kalau Rukia-san?" tanya Hinamori, Rukia mengambil daftar menu yang dipegang Hinamori.

"Ya, aku sama denganmu saja." Rukia segera mencatat di kertas kecil yang ada di meja kafe lalu memberikannya kepada pelayan dan mengikutinya ke depan. Dan tidak berapa lama Rukia kembali membawa dua piring kare dan dua gelas coklat dingin.

"Ini.." Rukia menyodorkan kare ke Hinamori.

"Terimakasih!"


"Ee.. dia keluar! Kya! Dia selalu tampan seperti biasanya!" jerit beberapa gadis yang terlihat histeris. Dan seorang cowok tinggi berambut orange seperti jeruk, berjalan keluar dari Kamus. Dia mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

"Hei, kalian di mana?!"

'Kami ada di dalam kafe, kau kemarilah, Kurosaki!' sahut suara dari seberang.

"Ya, baiklah."

'Hei, Kurosaki! Kau pasti sedang di keramaian ya? Dan dikerubungi oleh gadis-gadis 'cantik' ya?'

"Diamlah!"

Klep.

Cowok itu menutup telepon genggamnya lalu memasukkannya lagi ke dalam saku jaketnya. Cowok itu lalu berjalan ke kafe.


"Ayo kita pulang, Hinamori!" ajak Rukia, Hinamori mengangguk. Rukia mengeluarkan beberapa lembar uang lalu meninggalkannya di meja kafe dan menggandeng Hinamori keluar kafe.

Saat Rukia dan Hinamori ada di pintu kafe cowok berambut orange masuk ke dalam kafe dan melewati Rukia dan Hinamori. Rukia mengamati punggung cowok itu dan melihatnya sampai cowok itu mendekati meja yang dekat dengan meja tempat Hinamori dan dia duduk. Cowok itu ternyata menghampiri dua orang yang mungkin teman-temannya. Yang satu berkacamata dan yang satunya berambut putih.

"Rukia-san?! Kamu kenapa, Rukia-san? Rukia-san?" Hinamori menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Rukia.

"E?"

"Akh! Kamu kenapa, Rukia-san? Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Hinamori cemas melihat Rukia yang dari tadi melamun.

"A-aku tidak apa-apa.. ayo kita pulang!" Hinamori mengangguk.


"Fuah.. akhirnya sampai!" Hinamori melepas sepatunya lalu berjalan masuk ke kamarnya lalu keluar lagi dan sudah lengkap dengan pakaian tidurnya.


Hinamori mendekati Rukia yang sudah menunggunya di luar kelas. "Rukia-saan!" panggil Hinamori, keringat sudah membasahi dahinya.

"E? Hinamori, dari mana saja? Ayo kita pulang!" ajak Rukia. Hinamori menggeleng.

"Aku ada janji dengan sensei dan mungkin akan pulang malam, jadi aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini.." jelas Hinamori, Rukia tersenyum lalu mengangguk.

"Tidak apa-apa.. tenang saja.. kalau begitu aku pulang duluan ya, dah!" Rukia melambaikan tangannya.

"Iya, hati-hati ya Rukia-san!" seru Hinamori lalu balas melambai.


Rukia berjalan sendirian di jalan yang sepi. "Huh.. kenapa aku pilih jalan ini, sih! Sudah gelap lagi! Aku harus cepat pulang.." batin Rukia lalu mempercepat langkahnya mungkin berlari.

"Hai, nona! Mau ke mana malam-malam begini?"

"E?" Rukia membalikkan tubuhnya dan melihat ke belakang, ada dua orang laki-laki bertubuh kekar Rukia memandang mereka awas. Rukia mundur dan membalikkan tubuhnya ke depan, tapi ada dua orang laki-laki kekar lagi yang menghadangnya. Kini Rukia benar-benar terkepung.

"Nona, main bersama kami yuk!" ajak salah satu laki-laki. Rukia mengerutkan alisnya heran. "Hei, nona!" laki-laki kekar itu berjalan maju mendekati Rukia dan mau menyentuhnya tapi Rukia segera memukul tangan laki-laki itu dengan tasnya. preman itu membentak marah, "Hei, nona! Apa-apaan kau!? Teman-teman cepat tangkap dia!" semua temannya mengangguk lalu berusaha menangkap Rukia.


"Kh.. sial!" batin Rukia yang terpojok dan sudah tidak bisa lari lagi, Rukia menutup matanya dan berharap ada orang yang menolongnya.

"Bodoh, menghalangi jalan!" bentak suara seseorang lalu disusul suara hantaman keras, Rukia membuka matanya dan melihat orang itu memukul para preman-preman itu.


"Haah..haah.." Cowok itu menyeka mulutnya yang sedikit berdarah lalu tiba-tiba menarik tangan Rukia menjauhi empat laki-laki kekar yang sudah terkapar. Cowok itu tidak berbicara sedikitpun terus menarik tangan Rukia ke tempat yang agak remang-remang. Rukia menarik tangannya paksa dari genggaman cowok itu.

"Ma- mau ke mana ini?!" tanya Rukia sedikit menjaga jarak.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa!" ujar cowok itu, Pipi Rukia bersemu merah. Hening. Cowok itu lalu menarik tangan Rukia lagi.

"Hei, kamu mau bawa aku ke mana?!" jerit Rukia panik. cowok itu cuma diam terus menarik tangan Rukia. Kemudian cowok itu berhenti tiba-tiba. Rukia memperhatikan lingkungan sekitarnya, banyak rumah, sepertinya sudah masuk komplek perumahan.

"Masuk!" suruh cowok itu mendorong pelan tubuh Rukia. rukia menuruti apa yang dikatakan cowok itu masuk ke halaman sebuah rumah.

"Ini rumah mu? Lalu kenapa kamu ajak aku ke sini?" tanya Rukia.

"Tidak tahu." jawabnya lalu pergi meninggalkan Rukia begitu saja di depan pintu. Rukia segera masuk masuk mengikuti cowok itu.


"Aku pulang!" sahut Ichigo.

"Selamat datang, Kurosaki-kun!" sapa cewek berambut coklat.

"Hm.. mana Karin dan Yuzu, Inoue?" tanya Ichigo.

"Karin dan Yuzu ada di atas." jelas Orihime.

"Masuklah!" ujar Ichigo pada cewek di belakangnya, Orihime ikut melihat ke belakang punggung Ichigo.

"Eh, halo.." Rukia melambai pada Orihime.

"Ha- halo juga! Selamat datang!" sapa Orihime. Ichigo meninggalkan Rukia dan Orihime, sedangkan Ichigo pergi ke dapur.


"Senang berkenalan dengan mu, Kuchiki-san!" Orihime tersenyum pada Rukia. Rukia membalas senyuman Orihime. Orihime bersama Rukia menyusul Ichigo yang sudah duluan ke dapur. Rukia masuk ke dapur diikuti Orihime.

"Kuchiki-san kamu kelas piano, 'kan?" tanya Orihime lagi. Rukia mengangguk.

"Kalau kamu kelas mana?" tanya Rukia.

"Kalau aku kelas biola, sama seperti Kurosaki-kun." Jelas Orihime.

"Tapi, aku jarang melihatmu?" tanya Rukia heran.

"I-iya, beberapa hari ini aku izin pulang cepat… ini minumnya Kuchiki-san!" Orihime menyodorkan segelas orange juice.

"Ah, terimakasih!" Rukia meneguk perlahan orange juicenya.

"Mm.. Inoue aku boleh ikut ke kamar mandi?" tanya Rukia. Orihime mengangguk, lalu mengantar Rukia ke kamar mandi. Rukia mencuci tangannya.

"Rasanya aku pernah melihat cowok itu tapi di mana, ya? Apa cuma perasaanku saja ya?" batin Rukia lalu, segera keluar dari kamar mandi. Rukia segera kembali lagi ke dapur, Rukia mengambil ponselnya di tas.

"Ada… 12 email masuk dan semuanya dari Hinamori!?" Rukia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya lagi. "Aduh.. bagaimana ini?! I-Inoue aku pulang dulu ya!" ujar Rukia.

"Kenapa pulang sekarang, Kuchiki-san?" tanya Orihime.

"I- iya.. ini sudah malam." ujar Rukia memberi alasan.

"Tapi, maaf Kuchiki-san.. aku tidak bisa menemanimu pulang." ujar Inoue kecewa, Rukia menggeleng.

"Tidak apa-apa.. aku bisa pu-" tiba–tiba ada yang menarik kerah baju Rukia lalu menyeret Rukia.

"Biar aku saja yang antar!"


"Lepas..lepas!!" jerit Rukia meronta sekuatnya. Ichigo berhenti menarik kerah baju Rukia. Rukia memandang cowok itu kesal.

"Aku bisa pulang sendiri!" ujar Rukia ketus.

"Tidak bisa!" cowok itu menarik kerah baju Rukia lagi. Rukia akhirnya pasrah diantar pulang cowok itu.


Rukia sudah ada di depan apartemennya. Rukia membetulkan kerah bajunya yang agak mulur karena ditarik, cowok itu membalikan badannya lalu pergi begitu saja. Akhirnya Rukia masuk ke apartemennya.


"Aku pulang!" Rukia segera mencari Hinamori. Rukia mencari di ruang tengah, tidak ada Hinamori. Di dapur juga, di kamar mandi. Rukia terduduk kelelahan di sofa, mengelap keringat yang mengucur deras di dahinya.

"Hinamori kemana, sih?! Kenapa dia belum pulang..?" batin Rukia. Tiba-tiba ada tangan yang menyodorkan segelas air dingin.

"Eh.." Rukia melihat siapa yang menyodorkan minuman kepadanya.

"Hinamori!!" pekik Rukia, Hinamori tersenyum. "Kamu kemana, sih?" tanya Rukia. Hinamori masih tersenyum dan Rukia tidak menyadari perubahan muka Hinamori.

"Rukia.." panggil Hinamori.

"Ehm.." Rukia masih tidak mengalihkan pandangannya dari minumannya. Hinamori mendekati Rukia yang masih asyik menghabiskan minumannya. Hinamori menyentil kepala Rukia keras.

"Aduhh!! Sakit.. apa-apaan, sih?!" Rukia mengelus kepalanya yang sakit.

"Kamu yang apa-apaan?! Kenapa pulang malam sekali.. kenapa enggak kasih kabar kalau kamu di mana! Aku sudah pulang dari tadi dan menunggumu.. lalu kenapa emailku juga tidak dibalas?!" omel Hinamori. Rukia menunduk. Hening.

"Aku.. " Rukia masih menunduk.

"Aku cemas.. Aku cari-cari kamu kemana-mana!" Hinamori masih memarahi Rukia. Rukia diam.

"Aku takut kalau… kamu enggak ada." ujar Hinamori lirih. Rukia memandang Hinamori bersalah.

"Maaf.. aku enggak akan kayak gitu lagi!" Rukia menunduk lagi. Hinamori mengangkat jari kelingkingnya, Rukia mendongakkan kepalanya.

"Janji?" Hinamori tersenyum. Rukia mengangguk, mengaitkan jari kelingkinya ke jari kelingking Hinamori."Kita baikan?" tanya Rukia. hinamori mengangguk.


"Hinamori, kamu kenal dengan anak kelas biola tidak?" tanya Rukia tiba-tiba.

"E? Ada beberapa yang ku kenal, memangnya ada apa?"

"Mm.. kenal anak kelas biola yang rambutnya orange namanya kalau tidak salah.. mm.. Kurosaki?"

"E? Ku-Kurosaki!? Di-dia kan si populer!"

"Hee..? Populer!?" jerit Rukia. Hinamori mengangguk.

Ya populer, adalah sebutan untuk murid di Kamus yang mempunyai nilai musik tertinggi di Kamus. Di Kamus, ada tiga orang yang mendapat gelar seperti itu tapi yang paling terkenal hanya Kurosaki Ichigo.

TBC..


Gya hahahahahahahahaha….!! *ketawa setan* XD Senangnya~!!

Akh! Terimakasih yang udah membantu aku!! :D

Hehe.. maaf kalo di chap ini masih juga ada yang salah.. :)

Terimakasih!! :)