Author: Kionkitchee

Genre: Romance/Drama

Rating: T

Pairing: Sasuke x Naruto / Neji x Gaara / many others

Disclaimer: Kishimoto Masashi-sensei, pinjem Narutonya yaaa!! XD

Warnings: AU, shonen-ai, yaoi pake OOCness. Don't like don't read. Pindah channel ajah yang pembenci ini! Kionkitchee GAK BUTUH FLAMERS!!

Summary: Naruto adalah seorang pewaris utama keluarga yang berada. Bersama dengan Neji dan Gaara, sahabatnya, Naruto menjalani kehidupan sekolah yang menurutnya membosankan. Sampai suatu hari, datanglah seorang guru yang mengubah hidupnya.

No Smoking, Sensei!

_Konoha High School, kelas XI-Social-3_

Pagi itu suasana sedikit mendung dan berawan. Namun, udara serasa sejuk dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi, entahlah apa akan turun hujan atau tidak. Di dalam kelas XI-sos-3, terlihat kerumunan menyerupai semut yang ternyata adalah seorang murid popular yang dikerubungi teman-teman sekelasnya. Penjilat, mungkin.

"Naruto-sama, apa kabarmu hari ini?"

"Senang bisa berbicara denganmu lagi. Saya sangat terharu!"

"Naruto-kun, apa hari ini kau ada acara? Bagaimana kalau kita mengunjungi villaku di Hokkaido? Dijamin, pasti menyenangkan!"

Pewaris utama keluarga Namikaze itu tersenyum lembut, "Maaf, minna-san. Hari ini saya sudah ada acara. Terima kasih atas undangannya," ucapnya. Kemudian beranjak pergi menuju keluar kelas setelah sempat terhenti oleh 'serangan tiba-tiba' dari mereka.

'Huh, sudah kuduga akan begini jadinya,' keluhnya sembari berjalan menuju atap sekolah. 'Aku heran kenapa Neji dan Gaara bisa tahan menghadapi ini semua…'

Saat sampai di atap, pemuda berambut pirang itu segera disambut oleh kedua 'temannya' yang dari awal memang bersembunyi di sana.

"Naruto," sapa seseorang berambut merah yang memiliki kanji 'Ai' di dahinya. Pemuda itu sedang duduk bersandar pada seorang lainnya. "Kupikir kau tidak akan ke sini lagi setelah sempat kepergok sedang bolos oleh guru olahraga sialan itu."

"Yang benar saja, Gaara! Kau pikir aku bisa tahan dengan semua gangguan di kelas dari para penjilat brengsek yang hanya melihat namaku itu? No, thanks!" gusar Naruto yang membuat pemuda yang menjadi sandaran Gaara terkekeh pelan.

"Siapa sangka pewaris utama Namikaze Company yang terlihat elegan, ramah dan berdedikasi itu ternyata bisa mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan seperti tadi? Tentunya tidak mereka."

"Diam kau, Neji! Kau juga tidak tahan dengan mereka yang mendekatimu 'kan?" ketus Naruto pada Neji. Pemuda tanpa iris mata itu tertawa mengejek.

"Aku sih masih lumayan dbanding Hinata yang hanya bisa gemetar setiap saat. Lagipula aku memiliki 'dia' yang selalu menemaniku di saat yang tepat." Matanya beralih ke pemuda yang kini dielusnya. "Iya kan, Gaara?" tanyanya lembut. Gaara hanya tersenyum kecil dengan semakin mendekatkan dirinya ke dada bidang yang nyaman itu.

Naruto mencibir, "Terserah kalian!" gusarnya.

Mereka, Namikaze Naruto, Hyuuga Neji dan Sabaku Gaara, adalah pewaris utama dalam keluarga mereka yang memiliki pengaruh besar di sekolah yang bertaraf Internasional. Bisa dibilang mereka bertiga adalah penguasa yang disegani dan dihormati sekaligus 'diincar' oleh hampir seluruh penghuninya.

Kehidupan mereka sangat sempurna. Semua yang mereka inginkan selalu terpenuhi-ibaratnya hanya tinggal menjentikkan jari, semua ada. Di mata orang-orang, mereka begitu bahagia dan tak memungkiri ada sebagian yang merasa iri. Tapi kenyataannya jauh berbeda dari apa yang mereka bayangkan.

Mereka merasa hampa. Hidup mereka seakan sebuah kebohongan yang HARUS dijalani dengan sempurna. Mereka tidak merasa kebahagiaan datang menghampiri keseharian mereka. Setidaknya seseorang berpikir begitu.

"Neji, hari ini aku menginap di Mansionmu ya?" Tanya Gaara.

"Tentu, Gaara. Dengan senang hati aku menyambut kedatanganmu. Pastinya dengan segala konsekuensinya kan?" bisik Neji di telinga pemuda yang kini bersemu merah itu. Perlahan, dia meraih dagu kekasihnya dan memberikan sebuah ciuman hangat di tengah udara yang terbilang dingin itu.

Pemuda berkulit tan yang daritadi melihat-walau sebetulnya terpaksa melihat adegan yang panas itu hanya memalingkan wajahnya yang entah kenapa ikutan memerah. Dan diam-diam manggumam pelan. "Kenapa juga aku di sini… bikin iri saja…"

Dibandingkan dirinya yang selalu sendirian, Neji dan Gaara memiliki satu sama lain. Mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih saat Natal, musim dingin lalu. Namun, hal itu menjdi sebuah rahasia yang tak boleh diketahui siapapun, apalagi keluarga mereka. Apa jadinya kalau dunia tahu bahwa dua pewaris utama yang mampu mengguncang perekonomian saat ini ternyata menjalin kasih? Tentunya akan mengakibatkan hal buruk.

Naruto, sebagai satu-satunya yang tahu hal itu turut senang dengan hubungan mereka karena sebenarnya dia sudah menyadari perasaan keduanya dari dulu. Ya. Mereka bertiga juga adalah teman sepermainan sejak kecil. Orang tua mereka adalah rekan kerja yang saling menguntungkan. Tidak heran mereka selalu bersama dalam setiap acara.

Mata biru itu kembali menatap sepasang kekasih yang masih asyiknya 'bercengkrama' seakan tak peduli apapun. Tak urung rasa jengkel mulai memenuhi hatinya.

"Ano saa, bisakah kalian tidak melakukan sesuatu yang bisa membuat mataku sakit? Kalau mau macam-macam, silakan cari tempat lebih khusus dan pas," katanya terdengar sedikit kesal.

Neji menghentikan kegiatannya menggigiti leher Gaara dan menatap Naruto dengan tatapan heran. "Ada apa, Naruto? Tidak biasanya kau kesal dengan apa yang kami lakukan," ujar Neji.

Gaara pun menatap Naruto lekat, "Apa kau mulai jengah bersama kami?" tanyanya pelan. Tak bisa dipungkiri bahwa terdengar nada pahit dalam ucapannya. Namun, dengan segera hal itu terhapus oleh gelengan kasar dari pemuda bermata biru itu.

"Bukan begitu!" sanggah Naruto. "Aku hanya iri! Itu saja…" Ucapan polosnya itu membuat Neji dan Gaara tersenyum simpul. Sungguh lugu pemuda itu. Jarang ada yang mampu mengeluarkan kata-kata selugas itu.

"Tenang saja, Naruto. Kau pasti akan segera menemukan belahan hatimu," ucap Neji. Gaara mengangguk, "Atau mungkin orang itu sebenarnya sudah ada di sekitarmu. Kau hanya belum menyadarinya saja," tambahnya.

-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-

Seorang pria berjalan dengan tegap memasuki ruangan tempatnya bekerja mulai saat itu. Langkah kakinya begitu ringan nan elegan layaknya seseorang yang memiliki status dan kepribadian kelas satu. Kulit putih bak porcelain yang dibaluti turtle hem berwarna ungu yang serasi dengan rambut raven dan mata onyx itu mampu memikat semua mata yang dilalui olehnya.

"Selamat pagi."

Suara baritone yang baru saja dikeluarkan pria itu membuat mereka yang berada dalam ruangan itu nyaris pingsan seketika-terbatas hanya untuk para wanita.

"Ah! Selamat datang, Uchiha-sensei! Kami sudah menantikan kedatangan Anda dari tadi. Saya sempat bertanya-tanya apakah Anda tersesat dalam perjalanan menuju kemari. Yah, Anda tahu, lokasi sekolah ini agak jauh dari pemukiman biasa karena kami tidak ingin sekolah ini tercemar," sapa seseorang yang sepertinya guru juga yang mengenakan kacamata bulat dan berambut abu-abu. "Kenalkan, nama saya Yakushi Kabuto. Saya sebagai asisten Orochimaru-Sensei yang mengajar Biokimia," tambahnya.

Pria yang dipanggil Uchiha-sensei itu hanya mengangguk menanggapi penjelasan Kabuto yang terbilang panjang baginya. Mata onyxnya berpendar ke sudut-sudut ruangan, lalu kembali menatap asisten guru itu. "Boleh saya tahu meja saya?" tanyanya.

"Tentu saja. Silakan kemari." Kemudian mereka berjalan menuju sebuah meja yang masih kosong namun sudah bertuliskan nama Uchiha Sasuke di tanda nama yang terbuat dari kayu. "Ini meja Anda. Silakan Anda mengisi sesuai dengan apa yang Anda butuhkan."

"Hn. Terima kasih."

-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-

"Aaaaaahh, aku bosaaan! Apa aku bolos lagi saja ya?"

"Kau bisa kena detensi kalau katahuan membolos lagi, Naruto," ucap Neji.

"Habis sekolah sangat membosankan! Apa tidak ada hal yang menarik?"

Neji dan Gaara hanya saling bertatapan. Mereka tahu kalau Naruto sedang bosan pasti akan ada sesuatu yang terjadi. Entah itu baik atau buruk. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh gerakan Naruto yang tak terduga. Mereka melihat pemuda berambut pirang itu terbangun dari duduknya dengan kasar.

"Ada apa, Naruto?" tanya Gaara penasaran.

"Aku mencium bau rokok…"

-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-

_TBC_

-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-

Tehehe~

Ngegantung ya? Maklum, biz idenya baru ada nampe sini plus komputernya rebutan ma orang2 di warnet. Fic ini PASTI diteruskan! (SBY, LANJUTKAN!). Tenang aja yaaa~

Fic ini didedikasikan untuk Fujoshi Independence Day yang jatuh pada tanggal 6 September.

Happy FID!! Ripiu yaa!! XD

_KIONKITCHEE_