DISCLAIMER: BLE… BLEACH punya saya… punya saya… (ngigo)


Pagi itu adalah pagi yang indah bagi Ichigo. Bukan karena siaran teletubbies tayang lagi, namun karena takkan ada lagi korban penyakit budekis iritatis yang mewabah akibat siaran Rukia. Dengan penuh nafsu(?) Ichigo menghirup udara pagi di sekitarnya, tidak sadar kalau saat itu Rukia yang ada di dekatnya sedang buang gas.

Setelah mual-mual tanpa mengetahui penyebabnya (baca: kentut Rukia), Ichigo mengecek surat-surat yang ditujukan ke alamatnya hari itu. Dan tumpukan surat yang melebihi tinggi (miniatur) gunung krakatau itu ternyata semuanya untuk Rukia.

Dan Ichigo pun merasa ada rasa yang tak biasa… Bukan, bukannya dia mendadak nyanyi, hanya saja perasaannya jadi nggak enak melihat tumpukan surat untuk Rukia itu. Benar-benar nggak enak... Perasaan ini... sama ketika ia pertama kali memakan masakan Orihime... (BGM: Deng deng deng!!)


Mata Rukia berkaca-kaca, berplastik-plastik, dan berkayu-kayu ketika membaca surat-surat dari penggemarnya yang memintanya untuk tetap siaran itu. Ya, surat yang diberikan Ichigo padanya adalah surat penggemar(?) yang memintanya kembali jadi penyiar.

"Jangan berpikir kau bisa siaran lagi, Rukia. Tempat siaran radionya saja sudah diboikot…" kata Ichigo yang sedikit resah dan gelisah(?) melihat gelagat Rukia yang sepertinya berniat bersiaran lagi. Ia sudah trauma dirawat di kliniknya sendiri gara-gara telinganya infeksi akibat mendengar siaran Rukia.

"Tapi gedung siarannya kan masih ada, kalau diusahakan pasti…"

"Kau pikir asal gedungnya ada bisa beres begitu?! Gedung itu sudah disegel tau!!" gerutu Ichigo.

Rukia terdiam sejenak. Ia pun mulai berkeliling dalam rotasi tertentu berulang-ulang dalam jarak yang sama. Atau kalau istilah mudahnya, mondar-mandir. Dan Ichigo hafal betul, kalau Rukia bertingkah seperti ini pasti ia sedang memikirkan akal (bulus).

"Ichigo!! Aku punya ide!!". Tuh kan…

"Siaran radio itu kan diboikot karena dianggap 'salah', maka kita ubah saja posisinya menjadi 'pihak yang benar'!!"

"… Maksudmu?" otak pentium 2 Ichigo ternyata belum menangkap apa yang dimaksudkan Rukia (ditebas Ichigo).

"Akan kubuktikan bahwa siaran radio itu 'tidak bersalah di jalur hukum!!"

Mata Ichigo terbelalak, mulutnya ternganga, hidungnya pun mengembang. Persis seperti Spongebob keselek gurita… -PLAK-.

"Maksudmu mau menyelesaikan ini di pengadilan?! Kau gila!!"

"Tenang saja Ichigo, aku yakin pasti akan menang. Sejak awal aku kan memang tidak salah…" kata Rukia dengan entengnya tanpa menyadari dosa-dosanya yang telah mencemari telinga dan otak para pendengarnya.

"Terserah deh… Toh bukan urusan gw…" kata Ichigo pasrah.

"Hmm… Pasti lo mau bantuin gw dalam mengurus persiapannya, 'kan Ichigo?" ancam Rukia dengan halus sambil memasang gaya bersiap melempar diary Ichigo yang entah sejak kapan ada di tangannya ke luar jendela di lantai 2. Dan Ichigo pun berpikir, apa dia sebegitu bodohnya hingga jatuh ke lubang yang sama 2 kali? (Inget2 chap 1, kalo nggak inget ya berarti pikun… -BLETAK-)


Akhirnya karena author malas ini meng-skip semua urusan-urusan yang dianggapnya nggak penting untuk mempersiapkan sidang, datanglah hari dimana Rukia membahas konferensi (ceilah) yang membahas dilanjutkan-tidaknyakah siaran ini.

"Pokoknya saya samasekali tidak setuju siaran ini dilanjutkan!!" kata salah seorang perwakilan mahasiswa yang kemarin ikut berorasi untuk penyegelan gedung siaran, sebut saja Mr. M. Kenapa mesti M? Karena dia perwakilan mahasiswa, kalo M kan gampang diinget. Iya, saya tau alasan yang gak mutu... -hiks-

"Tapi bukankah sebenarnya tidak ada bukti otentik yang menunjukkan siaran Rukia adalah penyebab mewabahnya penyakit Conge Budekitis?" Ichigo yang turut hadir dalam pertemuan itu pun (terpaksa) membela Rukia jika tak mau isi diary-nya disebar di Mukabuku. com. Ntar ketauan lagi cinta pertamanya anak monyet... (Renji: Hatsyiiii!!)

"Tidak ada bukti?! Lihat saja catatan statistika rumah sakit ini!! Penderita penyakit itu telah bertambah sekitar 2x lipat semenjak Kuchiki Rukia siaran!!" kata seorang perwakilan kelompok psikiater, alias Mr.P.

"Itu saja belum bisa dibilang bukti otentik, kau tahu..." balas seorang perwakilan dari situs ffn. Net yang entah kenapa ikut nimbrung, kita panggil saya si J.

"Lagipula apa manfaatnya mempertahankan siaran yang tidak ada gunanya begitu? Mungkin bukti ini masih belum cukup jika dilihat dari sudut pandang anda sekalian, tapi coba jelaskan manfaat siaran ini!!"

"Siaran ini tuh bisa membuka wawasan para pendengarnya!! Pertanyaan mereka saya jawab dengan logika yang awesome, sudah pasti pengetahuan para pendengarnya bertambah luas!!" kata Rukia sambil menggebrak meja penuh nafsu.

"Itu benar, coba lihat review… ehm, maksud saya surat pembaca yang masuk beberapa hari ini," ujar J sambil menunjukkan tumpukan surat yang tadi diterima Rukia.

Mr. M tertawa sinis, "Kau berharap apa dengan menunjukkan surat-surat ini, hah? Ingat, jumlah orang berorasi pada waktu itu jauh lebih banyak daripada pengirim surat ini".

Dan setelah itupun, konferensi tetap dilanjutkan dengan debat-debat yang males diketik author hingga menghasilkan kesepakatan…

"Jika kau bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik dan berlogika, kami akan memberi kesempatan sekali lagi untuk membiarkan kalian bersiaran kembali, tapi jika tidak… Kalian harus mundur dan takkan pernah mengungkit lagi masalah ini," kata Mr. P sambil menyerahkan selembar kertas berisi pertanyaan pada Rukia.

"Fufu… aku sudah menyiapkan pertanyaan yang begitu rumit dari para ilmuwan lulusan universitasku… bahkan para dosen pun tidak bisa menjawabnya dengan sempurna, kita pasti unggul," bisik Mr.M pada orang-orang yang berada di pihaknya.

Dan pertanyaannya adalah…

Adalah…

Adalah…

Adalah…

Adalah…

Adalah…

Ada… (author digebuk)

Oke, kali ini beneran, adalah:

-Bagaimana cara membujuk para orang tua untuk mengizinkan anaknya membeli komik?

-Kenapa bangku sekolah negeri di Indonesia ada 5 lubang di bagian tempat duduknya?

-Kenapa kalo ngetik sms menggunakan jempol?

-Udah, segitu aja…

"Fuh ini sih gampang…" Rukia meremehkan, sementara Ichigo cengo memikirkan bagaimana para ilmuwan bisa membuat pertanyaan segaje dan setidak penting itu. Apa kata dunia kalo ilmuwan aja kayak gini??

"Pertanyaan pertama, gampang. Masalah ini memang cukup banyak dialami anak yang orang tuanya khawatir prestasinya akan menurun jika mengizinkan membaca komik. Dan cukup banyak situasi seperti ini, 'kamu dari mana?' tanya sang orang utan… eh, orang tua. 'Dari Gaaramedia ma, beli buku…' jawab sang anak. 'Pasti komik kan? Kamu itu kerjaannya baca komik mlulu, ngga bosen apa?! Nanti nilai kamu turun lho!!'. Menghadapi situasi seperti ini, si anak cukup sering-sering membeli gorengan. Trus nanti pasti orang tuanya bakal nanya, 'kamu kok beli gorengan terus sih? Ga bosen apa? Ntar kamu gendut lho!!'. Di saat seperti itu, sang anak cukup menjawab, ' Yaudah deh, Ma, aku beli komik aja'. Dan permasalahan pun selesai!!" jawab Rukia dengan sangat (tidak) logis.

"Kenapa bangku ada lubangnya… sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingatkan bahwa kita sebagai manusia perlu melakukan hal-hal yang manusiawi, seperti buang gas. Dan fungsi lubang pada bangku tak lepas dari buang gas tersebut. Dan penelitian membuktikan, 99,9% orang yang buang gas pada jam kerja adalah pelajar (buat apa coba penelitian kayak gini?). Seandainya seorang murid buang gas di bangku yang tak ada lubangnya, maka aromanya akan menempel di celana/roknya sepanjang hari dan akibatnya ia akan dijauhi teman-temannya karena bau!! Untungnya Menteri Pendidikan telah menanggulangi hal ini dengan membuat bangku berlubang…".

"Terakhir, karena jempol disebut Ibu jari. Dan karena tak ada istilah 'Bapak jari', maka 'Ibu jari'lah yang kedudukannya dianggap paling tinggi, karena itulah dia diberi mandat(?) untuk mengetik sms. Sekian".

Semua hadirin terdiam, terpukau, terkesima… (atau lebih tepatnya cengo) pada jawaban yang sangat awesomely (tidak) logis itu. Namun keheningan itu pecah ketika seseorang bertepuk tangan…

"BRAVO!! LUAR BIASA!! Saya tidak menyangka anda bisa menjawabnya dengan sangat luar biasa awesomely logis seperti itu!! Bahkan jawaban anda jauh lebih sempurna daripada para ilmuwan kami!! Benar-benar jawaban jenius yang sarat informasi dari akal orang yang IQnya diatas rata-rata! Saya terharu... ternyata masih ada orang jenius berpikiran terbuka seperti Kuchiki-san!" sorak Mr. M membuat Ichigo dan yang lainnya (minus Rukia pastinya) sweatdrop.

"Kau serius, Mr. M?" tanya Mr. P, masih sweatdrop.

"Tentu saja!! Siaran radio yang sarat ilmu pengetahuan seperti seharusnya tetap mengudara!!" Mr. M berkata meyakinkan sambil mengelap air matanya yang menetes karena begitu terharu. (=.=;)

"Oke, kalau begitu sudah diputuskan!! " Kata Rukia riang.

"Tunggu dulu, tidak bisa diputuskan begitu saja!! Aku tidak terima kalau begini!!" Mr. P memprotes.

"Kalau begitu, kita buat voting saja, jika ada lebih dari 25 voters alias penanya yang mengajukan surat pertanyaan atau komentar saat diumumkan kemungkinan radio ini bisa disiarkan kembali, siaran ini bisa kembali mengudara, bagaimana?" tantang Mr. P.

"Hmph, itu sih mudah…" kata Rukia yang berpikir akan memaksa teman-temannya untuk membantunya jika tidak ingin diary mereka diambil dan disebarluaskan. Rukia bakat jadi maling ternyata (dilempar Chappy).

"Huh, Percaya diri sekali kalian bisa mendapatkan voters. Aku ragu apa kalian bisa memperoleh 10 suara saja…"

Perwakilan dari ffn. net pun menyeringai. "Yeah? Let's see…"

Dengan begitu, dadu sudah dilempar. Pertaruhan telah terukir. Bisakah Rukia menjadi penyiar lagi? Its all up to YOU!!

Nggak tau bakal nyambung apa kagak…


Mr.M: Misi mbak, ruang konferensi mengenai siaran radio hari ini dimana ya?

Resepsionis: Maaf, anda siapa ya?

Mr. M: Saya Mr. M, perwakilan dari mahasiswa yang diundang...

Resepsionis: Lho, tadi Mr. M udah dateng kok...

Mr. M: What the Fudge?! Jangan-jangan itu adek kembar saya yang kabur dari RSJ?!

Resepsionis: =A=;


saya agak ragu melanjutkan nih fic apa kagak... =.=;a (ditimpuk karena plin-plan) Makanya saya serahkan sama readers...

Yosh, questions n REVIEWnya ditunggu!! XD Klo nggak nanti dikutuk jadi Chappy lho!!