SUMMARY : Grimmjow pindah sekolah ke X Gakuen gara-gara sering buat masalah di sekolahnya yang dulu. Jadi lebih baik kah keadaannya?

DISCLAIMER : BLEACH belongs to Tite Kubo and borrowed by Nanakizawa at X Gakuen

GENRE : Drama, Friendship(?)

NOTE : Di sini tak ada Shinigami, Hollow, Arrancar, ato makhluk sejenisnya, adanya 100% manusia biasa.

.

X GAKUEN

By : Ankoku Nai†0 a.k.a Nanakizawa

Chapter 1

.

Aku bangun dari tidur tenangku pagi ini

Cih, padahal dunia tak pernah berharap aku bangun

Aku = Monster

Makhluk yang selalu buat kekacauan…

Setidaknya begitulah mereka menganggapku

.

"Hei, Grimm! Kau masih hidup kan!?"

.

Kudengar ada yang memanggilku dari luar, manusia sialan itu, orang yang kupanggil 'kakak'..

.

"Apa!?"

"Cepat siap-siap ke sekolah!"

.

Setahuku aku sudah dikeluarkan seminggu yang lalu

.

"Sekolah mana?" tanya pemuda yang dipanggil Grimm ketus sambil bangkit dari ranjang dan bersiap melakukan perintah kakaknya itu dengan malas.

"X Gakuen," balas si kakak menjauh.

.

Hasilnya pasti sama saja,

Tapi…tak apa lah, aku bisa sedikit bersenang-senang di tempat baru itu. Hitung-hitung menambah item di daftar sekolah yang telah kutempati.

Ini adalah kota ke-10 yang kutempati dalam tiga tahun terakhir, Kota Karakura.

Kakakku, Nnoitra Jiruga, bukan kakak kandung—kami berdua berasal dari panti asuhan di Las Noches—. Kuakui, dia orang yang perfect—juga lebih kacau dariku—. Semua orang percaya pada kemampuannya dalam berbagai bidang.

Sedangkan aku…

Aku dipercaya sebagai pembuat kekacauan.

.

"Hoi! Kau bisa cepat tidak!?" Nnoitra menggedor pintu kamar Grimm.

.

Tergesa-gesa, itulah ciri khas Nnoitra.

Jadi seorang Programmer di sebuah perusahaan software ternama memang membuatnya sibuk sampai tak memperhatikanku lagi.

Aku diadopsi oleh keluarga pengusaha kaya sejak sepuluh tahun lalu. Usiaku 7 tahun waktu itu dan Nnoitra 12 tahun. Tadinya Nnoitra perhatian padaku. Melakukan apa yang membuatku senang. Tiang listrik pun dipanjatnya untuk mengambil layang-layang kesayanganku.

Itu masa lalu…

Dia mulai lupa darimana kami berasal ketika dia mulai SMA. Bergaul dengan teman-teman yang sama sepertinya.

Lalu aku hanya seperti angin lalu saja.

.

"Kau dengar tidak!!?" Nnoitra mulai berteriak marah. Grimm hanya membisu dan merapikan seragam serta sepatunya. Diraihnya tas lalu membuka pintu.

"Kau berangkat saja dulu, aku sedang malas pergi denganmu," katanya dingin sambil berlalu di depan Nnoitra.

.

Kulihat sekilas wajahnya merah padam menahan amarah. Ya, dia tak pernah memarahi aku. Hanya berteriak jengkel sambil lalu, itu yang dilakukannya saat marah padaku.

.

"Oke! Aku duluan. Hati-hati di jalan ya, adik!" katanya sambil berlari. Tak lupa mengacak rambut Grimm.

Grimm tersenyum tipis.

.

Setidaknya masih ada yang tersisa darimu, begitu pikir Grimm.

.

"Eh, aku lupa satu hal," Nnoitra melongok dari pintu depan.

Grimm mendongak penasaran.

"Kau yakin takkan tersesat?" tanyanya mengerutkan dahi.

"Ponselku sudah dilengkapi GPS, jangan khawatirkan aku. Sudah, pergilah!" kata Grimm sambil mendorong kepala kakaknya keluar pintu.

"Fiuh…" Grimm menghela napas.

.

Itu juga salah satu hal yang tersisa darinya.

.

"Kau tidak apa-apa kan?" Nnoitra kembali melongok mengagetkan Grimm.

"Cepat pergi!!!" seru Grimm masih terkaget-kaget.

Nnoitra langsung buru-buru kembali ke mobil sport-nya. Beberapa detik kemudian terdengar deru mobil itu melaju kencang.

.

Sebaiknya aku berangkat, pikir Grimm sambil melihat jam yang sudah menunjukkan angka 8.15.

Pantas saja aku selalu dikeluarkan dari sekolah…

.

***

.

"Oke!!! Hari ini aku akan memberi kalian tugas menulis!" Grimm mendengar seorang guru berseru semangat dari kelas di ujung koridor.

"Bukannya kita selalu menulis?" terdengar lagi seorang siswa mengomentarinya.

"Yeah, tiap hari…" lagi, seorang siswi.

"Tiap jam…" lagi.

"Tiap menit…" sekali lagi.

"Detik juga!" tampaknya siswa-siswa itu benar-benar kurang kerjaan mengomentari si guru.

"Kalian harus menulis tentang orang yang kalian sayangi," ujar guru itu lagi.

"APA!?" sekarang kelas itu bagaikan regu koor. Kelas jadi ramai dengan celotehan tak jelas para siswa.

"LIMA LEMBAR KERTAS A4, BOLAK-BALIK! AKU TAK MENERIMA HURUF RENGGANG MAUPUN DIPERBESAR! LAKUKAN SEKARANG JUGA!!!" kali ini suara menggelegar si guru membuat jalan Grimm jadi agak tak seimbang—mungkin karena getaran suaranya—.

Siswa-siswa itu langsung ber-'ooh' panjang dan kecewa.

.

Dengan cuek Grimm memasuki kelas itu. Seisi kelas menatap Grimm dengan tatapan aneh. Guru ternyata tak menyadari kehadiran Grimm.

"Siapa dia?" celetuk seorang siswa botak.

"Kau mau mengajaknya bertarung, Ikkaku?" siswa yang di sebelahnya malah balik bertanya.

"Diam kau, Yumichika! Dandan saja sana!" bentak Ikkaku jengkel.

"Ummm…Hitsugaya-sensei! Sepertinya ada yang ingin bertemu denganmu," seorang siswi berambut pirang panjang memberitahu gurunya kalau Grimm ada di kelas itu.

"Siapa, Orihime?" tanya Hatsugaya-sensei masih belum menyadari kehadiran Grimm.

Tanpa dikomando seisi kelas langsung menunjuk Grimm yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu.

.

Yakin dia gurunya?

Kukira dia anak salah satu guru di sini. Mungil sekali. Seperti anak SD.

.

"PLAKK!!!" penghapus papan tulis mendarat tepat di pipi Grimm yang lansung menghitam—bekas spidol—.

"Wah, wajahnya ternodai," celetuk seorang siswi terlihat shock.

"Rangiku, jangan lebay deh!" seru seorang siswi lagi.

"Urusai! Terserah aku dong, Rukiah!" balas Rangiku centil.

Kedua siswi aneh itu langsung terlibat pertarungan sengit khas cewek, tarik-menarik rambut, umpat-mengumpat, dan tending-menendang.

"GUBRAKK!!!" satu lagi kekacauan terlibat. Hitsugaya-sensei melempar kursinya.

"URUSAI!!!!" serunya sambil berjinjit—untuk meninggikan suara—.

Kelas mendadak damai tentram. Murid-murid kembali ke aktivitas mereka, menatap Grimm.

"Kau!" Hitsugaya-sensei menunjuk Grimm.

"Aku tahu yang kau pikirkan!" ujarnya kemudian.

.

Ternyata dia tak bisa diremehkan, batin Grimm.

.

"Kau anak baru itu kan?" tanya Hitugaya-sensei sambil mengembalikan kursinya.

"Begitulah," jawab Grimm cuek.

"Perkenalkan dirimu," kata Hitsugaya-sensei kemudian.

.

Merepotkan…

.

"Namaku Grimmjow Jaegerjaquez"

.

***

.

Huah…selesai! Kelam sekali, aku bahkan ga tau kemana cerita ini berlanjut. Menyebalkan memang.

Nnoitra : "Ngapain gue punya adek kaya dia?" –nunjuk Grimmjow pake jari tengah-

Grimmjow : "Sapa juga yang mw punya kakak kaya elu, hah!?"

Nnoitra : "Gag guna!"

Grimmjow : "Dasar!"

Nanakizawa : "Terserah gue. Gue authornya!"

RnR pliiizzzz!!!