Skenario

Author: SheilaLuv, yang gak pernah menyangka akhirnya akan menulis tentang Misa. She's got me cornered, people! And who am I to refuse?

Disclaimer: Death Note is the property of Ooba Tsugumi and Obata Takeshi.

-

Eksperimen pertama di wilayah RaitoMisa. Mohon dukungannya, minna-san! XD

-


Well, if it be my time to quit the stage,

Adieu to all the follies of the age!

-Alexander Pope-



"Biarkan Misa menjadi mata Light!"

Berucap lantang tanpa keraguan, keberanian serta devosi memancar terang dari kedua mata Misa. Lelaki pujaannya, pahlawannya, dewanya, memandang penuh pertimbangan, tenggelam dalam renungan, nafas berhembus pelan. Di hadapannya, Misa menanti penuh harap. Misa tak punya rumah untuk kembali, kehilangan keluarga untuk berpaling. Namun, kehadiran Light telah mengubah hidupnya, melumat musim dingin beku yang merantai nuraninya, membangkitkan kembali asa yang sempat padam dan redup.

Misa memutuskan bahwa hidupnya tak akan tersia-sia dengan Light di sisinya. Seandainya hal ini pun gagal mengembalikan tekadnya untuk hidup, Misa tak tahu lagi harus berbuat apa. Segalanya tak lagi berarti jika Misa kehilangan kekuatan untuk percaya.

Detik berikutnya, yang Misa merasa dirinya terhempas oleh sensasi euforia yang tak tertahankan. Darahnya mengalir deras, jantungnya berdentam-dentam riuh saat Light mendekap dirinya dalam satu pelukan. Membiarkan air matanya mengalir turun, Misa melingkarkan kedua tangannya di pundak Light, berpegangan pada satu-satunya harapan yang tersisa baginya.

"Misa akan berusaha… agar suatu saat Light mau mencintai Misa."

Tak ada kehadiran sosok lain di dunia yang mampu membuatnya ragu, bimbang, goyah. Hanya ada keinginan untuk mengabdikan diri pada sang raja yang telah menduduki takhta hatinya. Dalam hati, Misa sungguh-sungguh berharap, Light akan menciptakan dunia baru bagi mereka berdua, juga bagi seluruh umat manusia yang tunduk di bawah kekuasaan Kira—dan mungkin, setelah semua pengorbanan yang dilakukannya, Light akan menjadikannya ratunya, menduduki posisi tertinggi.

Ketika hari itu tiba, Misa tak harus berpura-pura. Misa tak perlu lagi menjadi nomor dua.

Tetapi Misa melupakan satu hal, hidup tak pernah dapat diduga. Harapan yang bersemi di dalam hatinya suatu saat akan mengkhianatinya, bukan karena kemauannya, bukan pula karena kesetiaannya meluntur seiring waktu, tapi karena Takdir berkata lain. Kompetitor tangguh dari dunia bayangan menghadang kokoh, bermaksud mengobrak-abrik angan, memaksanya melihat kenyataan dalam cara yang pahit.

Misa terhempas sedemikian rupa saat menyaksikan bagaimana Light semakin jauh, tak terjangkau, mustahil diraih. Misa tahu bagaimana gelora emosi yang tertidur lelap kini terbangun diakibatkan pesona dari satu sosok, satu nama, satu figur enigmatis yang tak mungkin dapat ditandingi. Sungguh ironi yang mengiris kalbu. Keindahan yang melekat padanya luntur di mata Light. Misa harus merasakan getirnya kekalahan—yang kali ini—disebabkan oleh seorang lelaki.

"Bukankah bersandiwara itu sulit, Misa-san?"

Selamanya, eksistensi L tetaplah merupakan misteri terbesar dalam rangkaian garis nasibnya.


Author's Notes: Entah kenapa, sekali-kali ingin juga mengulas tentang Misa. Akhirnya kesampaian juga di fanfic ini. Chapter selanjutnya bakal menyusul... untuk sementara, silahkan kirim komentar, kritik atau saran lewat review, ya? Makasih semuanya!

SheilaLuv