Our White Heart

Hari sudah malam sementara Mori dan Ueki masih membersihkan taman (tepatnya sih Ueki yang bersihin taman, Mori cuma nemenin.)

" Eh…kapan sih kita selesainya ?" tanya Mori marah.

" Maaf… kan masih ada yang kotor," kata Ueki yang kini mukanya bisa jadi lebih kotor daripada salah satu tong sampah di taman yang tidak terawat lagi (dan belum dibersihin Ueki.)

" Tapi kan ini sudah malam! Besok juga bisa dilanjutin," kata Mori dengan darah yang sudah mengalir di ubun-ubun. Mori lalu melihat jam di taman. " Sudah jam 7 malam tahu!"

Ueki nyengir dan berkata, "Maaf. Sebentar lagi selesai kok.."

Entah mengapa, melihat jam di taman, Mori jadi teringat kejadian 1 minggu yang lalu. Di hari ulangtahunnya.

~ - ~

Mori melihat kelender di rumahnya. Sekarang tanggal 8 Agustus! Hari ulangtahunnya (dan kebetulan bertepatan dengan hari Minggu! Senangnya!) Mori pun bangun dengan semangat serta dengan terburu-buru Mori menuju kamar mandi, mandi, berganti baju, lalu makan sarapan.

Ibunya telah membuatkan sarapan yang spesial untuk Mori! Makanan favoritnya tersuguh di meja makan dengan penataan yang apik membuat Mori segera memakannya dengan bahagia.

Lalu setelah itu, Mori segera menuju taman. Ueki berjanji bahwa ia akan datang ket aman jam 9 pagi. Memang sih, sebenarnya sekarang masih jam 8 pagi, terlalu pagi untuk menuju taman yang sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu 10 menit dengan jalan santai. Tapi entah mengapa Mori sangat bersemangat sehingga ia tak sabar ke taman !

Kini, Mori sedang duduk di taman. Dirinya memperhatikan suasana taman yang cukup ramai. Betul-betul suasana yang Mori sukai.

Waktu terasa begitu lambat bagi Mori. 1 detik baginya bagaikan 1 menit. Sementara waktu masih menunjukkan jam 8.30. Berarti, kalau pakai 'rumus waktunya Mori', maka ia harus menunggu 1800 menit lagi! Lewat dari 1 hari tuh! (penulisnya ngitungnya sampai detil gitu.. hehe…)

Mori pun memilih membaca buku novel yang diberi ayahnya Ueki.

~ - ~

20 menit telah berlalu…….

Ueki sedang bingung. Pasalnya, saat ia berjalan, ia menemukan anjing lucu berwarna putih yang tampaknya dibuang oleh majikannya. Sekujur tubuhnya penuh luka. Anjing itu terlihat kesakitan. Masalahnya, kalau ia membawanya ke dokter hewan terdekat, ia akan terlambat bertemu Mori dan Ueki tentu nggak enak dengan Mori. Tapi kalau ia bertemu Mori dulu, Ueki takut anjingnya malah makin kesakitan.

Ueki akhirnya harus memutuskan. Anjing itu atau Mori yang akan dia utamakan…

~ - ~

NB: Inilah Part Pertama dari Fanfic hancur saya… hahaha. Tolong review ya… mau bagus, mau jelek juga gak papa…..