Gomen!!

Lama ya????

Author kena penyakit "kau-tidak-akan-bisa-menulis-kalau-nilai-semester-belum-keluar" nih!!

Author juga mau ngucapin makasiiiiiiiiiiiiih banget buat yang udah review dan ngasih inspirasi buat nerusin fic ini. Aku persembahkan OC yang kubuat ini untuk kalian! (Ga penting yah! Hehe, gomen deh!)

Enjoy!!


CHAPTER IV

REKAN

Shikamaru melesat memasuki hutan dengan melompat dari pohon ke pohon. Dia menajamkan mata, hidung dan telinganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Mulai sekarang dia harus ekstra hati-hati. Baru masuk hutan sekitar setengah kilometer saja dia sudah menemukan beberapa jebakan berbahaya.

Sial... pikir Shikamaru. Ini lebih berbahaya dari misi pengejaran Sasuke dulu. Ternyata mereka memang tidak main-main. Jebakan yang terpasang benar-benar berbahaya. Lengah sedikit saja aku pasti sudah mati.

Shikamaru berhenti disebuah pohon untuk melihat sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda peserta lain. Dan sampai sejauh ini sama sekali tidak terlihat batas lapisan labirin yang pertama.

Sebenarnya seberapa luas hutan ini? Shikamaru bertanya-tanya dalam hati. Ada 10 lapisan dan 5 gerbang... tapi sampai sekarang aku belum juga menemukan lapisan yang pertama. Atau jangan-jangan... aku tersesat? Sial... padahal baru lapisan pertama...

DUAR!!!

Terdengar ledakan dari tempat yang cukup jauh. Shikamaru terlonjak mendengarnya. Apa itu?? Apakah salah satu jebakan merepotkan itu berhasil mengenai peserta lain?

Perasaan Shikamaru jadi tidak enak. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sesekali dia memberi tanda pada pohon-pohon yang dilaluinya, supaya dia tahu kalau pernah melewatinya.

Setelah berjalan-atau melompat- hampir lima jam, melewati puluhan jebakan, dan ratusan kali berkata "merepotkan", Akhirnya Shikamaru menemukan apa yang dia cari, Pintu keluar lapisan pertama labirin. Dan seperti yang ia duga, ini juga sangat amat merepotkan.

Dihadapan Shikamaru sekarang, terbentang dinding transparan berwarna itu sangat luas dan panjang, saking luasnya, dia sampai tidak bisa melihat ujungnya. Shikamaru tahu dinding ini adalah segel gaib. Dinding yang sama seperti yang dibuat oleh para ninja Oto saat Orochimaru menyerang Hokage ketiga di atap gedung.

Kalau seperti ini, satu-satunya cara melewatinya adalah dengan memaksa si pembuat segel mematahkan jurusnya. Dan dilihat dari ukurannya, Shikamaru merasa dia harus berjalan lima hari lagi sebelum bisa mencapai ujung dinding dan menemukan si pembuat segel.

Tapi pasti ada jalan keluarnya... Otak Shikamaru mulai berpikir. Dia melihat-lihat sekelilingnya, mencari petunjuk. Kemudian dia menemukan jawabannya.

Ada beberapa lembar kertas segel tertempel di dinding itu. Masing-masing kertas berjarak satu meter. Setiap kertas terdapat lambang desa yang berbeda-beda.

Kertas segel ini... pasti tidak hanya untuk pajangan. Shikamaru lalu mencari kertas berlambang Konoha, yang ia temukan dua meter dari tempatnya berdiri. Dengan sedikit ragu, dia menjulurkan tangannya dan menarik kertas itu.

Sebuah lubang terbentuk ketika kertasnya ditarik. Makin lama makin lebar. Shikamaru tersenyum melihat ini. Lubang tadi, telah membentuk sebuah pintu keluar setinggi dia dengan lebar satu meter.

Jadi begitu... kertas segel ini berfungsi sebagai pembuka jalan. Kalau begitu kemungkinan besar kertas lain juga sama. Shikamaru menatap kertas segel berlambang Kirigakure disampingnya. Apakah aku memilih segel yang benar? Atau malah akan membuatku tersesat? Dia berpikir sejenak. Tidak ada cara lain selain mencobanya...

Dengan langkah pasti, Shikamaru melewati lubang itu. Baiklah... sekarang lapisan kedua!!!

Lubangnya langsung menutup setelah dilewati Shikamaru. Tapi dia tidak peduli, dan tetap melanjutkan perjalanan. Dia sudah siap menghadapi hal-hal merepotkan lain yang telah menunggunya didepan sana.

Tapi ada yang aneh setelah Shikamaru masuk makin dalam di lapisan kedua ini. Seperti dia sudah pernah melewatinya. Pohon-pohonnya, jebakan-jebakannya...

Sama persis seperti lapisan pertama tadi. Atau mungkin...

"Sial... ternyata aku memang salah memilih segel!" Shikamaru mengumpat keras saat ia melihat tanda buatannya sendiri disebuah pohon.

"Aku senang bukan hanya aku yang terjebak!" Sebuah suara yang keras dan lantang mengagetkan Shikamaru. "Kupikir hanya aku orang bodoh yang berkali-kali salah memilih segel!"

Shikamaru menoleh. Seorang pria berambut panjang berdiri lima meter dibelakangnya. Pria itu membawa gulungan yang besar dipunggungnya. Kalau dilihat dari ikat kepalanya, dia Shinobi dari Kusagakure.

Shikamaru memandangnya dengan malas. Orang bodoh katanya? Setidaknya aku tidak tertipu berkali-kali!

"Siapa kau?" Tanya Shikamaru

"Namaku Wazamono Ryubi. Aku peserta dari Kusagakure!" Seringai menghiasi wajahnya.

"Kau... Ryubi si seribu pedang?"

Ryubi tersenyum. Entah mengapa Shikamaru merasa dia punya niat jahat. "Aku terkesan namaku sampai dikenal di desamu!"

"Aku pernah menjalani misi yang berhubungan dengan kasusmu. Kau penjahat kelas S. Tidak kusangka Kusagakure mengutus orang sepertimu!"

"Apapun akan dilakukan orang untuk memenuhi keinginannya. Mereka mau membayarku asalkan aku menang."

"Merepotkan... kenapa semua orang rela melakukan apa saja demi uang dan kejayaan"

"Itu benar... Dan asal kau tahu saja, Aku harus memenangkan turnamen ini demi uang. Apapun akan kulakukan untuk itu" Raut wajahnya tiba-tiba berubah mengerikan. "Termasuk dengan membunuhmu!"

Ryubi mengambil gulungan dibelakangnya dan membukanya. Tangannya dengan cepat membentuk segel.

Poof!!

Ribuan pedang tiba-tiba muncul di udara. Shikamaru yang kaget langsung memasang kuda-kuda. Bersiap menghadapi segala kemungkinan.

"Percuma saja..." Ryubi mengangkat kedua tangannya. Ada benang halus berwarna biru keluar dari ujung-ujung jarinya. "Aku tidak akan membiarkanmu lolos!"

Benang cakra... Shikamaru mengamati dengan seksama. Benang yang biasa digunakan oleh ahli kagutsu untuk mengendalikan boneka tempurnya. Tapi orang ini menggunakannya untuk mengendalikan ribuan pedang! Ini akan jadi sangat merepotkan!

Sebuah pedang meluncur ke arah Shikamaru, yang menghindar tepat waktu. Dia melompat kesamping, dan langsung menunduk ketika sebilah pedang hampir mengenainya dari belakang. Kali ini Shikamaru benar-benar dibuat repot. Serangan datang dari segala arah. Dia benar-benar tidak diberi kesempatan untuk melakukan hal lain selain menghindar.

"Kenapa? Kau tidak punya kemampuan lain selain melarikan diri ya?" Ryubi tertawa puas. Shikamaru memanfaatkan kelengahannya, dan balik menyerang.

"Kagemane no jutsu!"

Bayangan Shikamaru meluncur ke arah Ryubi. Anehnya, Ryubi sama sekali tidak berniat untuk menghindar. Dia malah tertawa semakin keras.

"Kau tidak akan bisa mencapaiku! Jurus bayanganmu ada batasnya kan?"

Ryubi benar. Bayangan Shikamaru berhenti tepat satu senti didepan kakinya.

Dia tahu! Dia tahu kelemahan jurusku! Shikamaru menatap Ryubi tak percaya.

"Tidak usah heran... aku tahu bayanganmu hanya bisa memanjang sampai jarak tertentu. Aku juga tahu kalau jurus bayanganmu hanya bisa bertahan lima menit. Aku malah sudah tahu jauh sebelumnya kalau peserta dari Konoha adalah seorang pengendali bayangan!"

Shikamaru malah bertambah heran. Bagaimana dia bisa tahu semua tentang aku?

"Kau kaget aku tahu semuanya?" Ryubi seakan bisa membaca pikiran Shikamaru. "Bukan hanya kau! Aku juga tahu semua hal tentang peserta lain. Siapa mereka... jurus-jurusnya... bahkan kelemahan mereka. Aku tahu semua!" Dia tersenyum bangga. "Sebelum ikut turnamen ini, aku sudah menyelidiki kalian semua! Dengan begitu... aku bisa dengan mudah membunuh kalian!"

"JURUS PENJARA SERIBU PEDANG!!!"

Ryubi menggerak-gerakkan tangan dan jarinya. Sekarang semua pedang mengepung Shikamaru dari segala arah. Meluncur kearahnya dengan kecepatan tinggi. Sama sekali tidak ada celah untuk melarikan diri...

Shikamaru tahu ini adalah akhirnya. Tidak ada waktu untuk berpikir. Dan tidak ada jalan untuk menghindar. Maka, ia hanya bisa menutup mata dan menyilangkan kedua tangannya di atas kepala sebagai gerakan refleks untuk melindungi diri. Menunggu ribuan besi tajam itu menusuk tubuhnya...

"KAMAITACHI NO JUTSU!"

Brush.....

Tiba-tiba pusaran angin datang dan memutuskan benang cakra yang menghubungkan Ryubi dengan pedangnya. Akibatnya, tubuh Ryubi terpental dan pedang-pedangnya langsung berjatuhan disekeliling Shikamaru.

Shikamaru membuka matanya, dan langsung terbelalak. Pedang-pedang tajam yang harusnya sudah menempel ditubuhnya berserakan ditanah. Ryubi yang semestinya tertawa penuh kemenangan, malah terbaring sambil meringis kesakitan.

Kaget Shikamaru masih belum hilang ketika dia harus dikejutkan lagi oleh kemunculan sesosok tubuh didepannya. Sosok yang familiar... Shikamaru malah merasa seperti De Javu. Karena ini juga pernah terjadi sebelumnya.

Lagi-lagi Temari datang menyelamatkan nyawanya. Tepat ketika dia sudah hampir mati. Shikamaru bersyukur dia selamat, tapi...

"Sedang apa kau disini?" Kata-kata itu meluncur begitu saja sebelum dia sempat menahannya.

Temari mengangkat alisnya. "Apa itu caramu berterima kasih?"

Shikamaru salah tingkah. Merepotkan... kenapa lagi-lagi dia yang menyelamatkanku! Kenapa harus dia?. Shikamaru membuka mulutnya untuk bicara, tapi gerakan mendadak Temari menghentikannya.

Ryubi sudah berdiri lagi, dan langsung melempar kunai kearah mereka. Temari dengan sigap menangkis kunai itu dengan besi kipasnya.

"Siapa kau?" Ryubi berkata liar. "Kau dari desa mana? Dalam daftarku, tidak ada peserta yang menggunakan jurus angin!"

Temari tersenyum angkuh. "Sabaku No Temari, kunoichi Sunagakure!"

"Suna? Tidak... tidak..." Ryubi menggeleng tak percaya. "Peserta dari Suna adalah ahli kagutsu! Bukan pengendali angin seperti kau!"

"Sayang sekali... tapi akulah utusan Suna. Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa!"

Ryubi tertawa sinis mendengar ini. "Huh! Sombong sekali... Tidak kusangka aku bisa salah perhitungan seperti ini. Yah... itu wajar. Karena sejak awal aku memang tidak terlalu menganggap kalian sebagai ancaman!"

"Apa maksudmu?" Temari menatap Ryubi tajam.

"Bagiku, siapapun yang diutus Sunagakure sebagai peserta, bukanlah seorang lawan yang patut diwaspadai. Mereka pasti shinobi yang lemah. Sama seperti Kazekage mereka!"

Shikamaru merasa ini sudah keterlaluan. Dia melihat tubuh Temari bergetar saking marahnya. Ryubi harus berhenti bicara sebelum hal-hal mengerikan akan terjadi padanya.

"Apa yang bisa diharapkan dari Kazekage yang tidak punya kekuatan. Tidak bisa melindungi desa. Cepat atau lambat, Suna pasti akan hancur bila mempertahankannya. Aku sendiri berpendapat, kau hanya buang waktu ikut turnamen ini. Bukankah lebih baik kalau kau pulang dan mempersiapkan Kazekage yang baru?"

Cukup sudah. Shikamaru memandang Ryubi dan Temari bergantian. Ryubi masih tersenyum puas sementara Temari memandangnya marah. Shikamaru heran Ryubi tidak gemetar dibawah tatapan mengerikan Temari.

"Orang rendahan sepertimu..." Suara Temari bergetar saat mengatakan ini. "Tidak pantas bicara tentang Gaara!"

Temari membuka kipasnya. Bersiap untuk menyerang. Ryubi yang kaget berusaha untuk meraih pedang yang paling dekat dengannya.

"DAI KAMAITACHI NO JUTSU!!"

Pusaran angin raksasa keluar dari kipas Temari saat dia mengibaskannya. Dengan cepat menyerang dan menerbangkan Ryubi ke udara. Pusaran angin itu melukai setiap senti tubuhnya.

Shikamaru menyaksikan semua itu dengan takjub. Sebelum akhirnya dia menyadari sesuatu. Sesaat sebelum serangan Temari mengenainya, Ryubi sempat menempelkan benang cakranya pada pedang yang terdekat dengannya. Dan di sisa-sisa tenaganya, Ryubi meluncurkan pedang itu kearah Temari.

"AWAS!!" Shikamaru berusaha memperingatkannya.

Pedang itu terlalu cepat. Temari yang tersadar karena teriakan Shikamaru tadi terlambat menghindar.

CRASS....

Darah mengucur deras dari lengan Temari. Pedang itu berhasil melukainya.

"Temari!" Shikamaru berlari mendekatinya.

"Tidak apa-apa!" Kata Temari. "Hanya luka gores!" Dia menambahkan ketika melihat wajah cemas Shikamaru.

"Tapi... kelihatannya cukup parah. Lagipula..." Shikamaru memungut pedang yang melukai Temari tadi. Lalu mengamatinya. Ada sisa-sisa cairan berwarna ungu di sisi-sisi pedangnya. "Sepertinya pedang ini sudah dilumuri racun. Ini akan sangat berbahaya meskipun cuma luka gores!"

Temari memegangi lengannya yang terluka. "Sial... aku lengah!"

Shikamaru menatapnya sebentar. Kemudian dia merogoh kantong celananya, dan mengeluarkan sebuah botol kecil berwarna jingga.

"Ini!" Dia menyodorkannya pada Temari, yang menatapnya heran. "Aku dibekali berbagai macam obat-obatan oleh Hokage-Sama. Yang ini adalah obat penawar hampir semua jenis racun. Tapi sifatnya sementara. Hanya bisa bertahan beberapa hari!"

Temari tersenyum lega. "Tidak masalah! Aku akan menyelesaikan semua rintangan ini sebelum penawarnya habis!"

"Bukan hanya itu! ! kau tidak boleh menggunakan cakra dalam jumlah besar setelah meminumnya. Karena penawar ini malah akan bercampur dengan racun dan akan menyebar seketika kedalam tubuhmu!"

Temari tidak menghiraukannya. Dia mengambil botol penawar itu dari Shikamaru dan menghabiskannya dengan sekali teguk.

"Hei... hei..." Shikamaru mencoba memperingatkannya sekali lagi. "Kau mengerti apa yang barusan kukatakan kan? Kau harus.."

"Bukan masalah besar!" Potong Temari. Dia merasakan penawarnya sedang bereaksi. Rasa sakit dilengannya perlahan berkurang.

Bukan masalah besar? Shikamaru menatapnya heran. Benar-benar perempuan mengerikan!. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak Shikamaru. Ide yang mungkin akan membantu mereka melewati semua hal yang merepotkan ini.

"Hei... Kau tahu... aku baru saja berpikir tentang sebuah taktik yang akan membantu kita melewati semua ini!"

Shikamaru diam sesaat. Temari mengerutkan dahinya.

"Bagaimana kalau kita bekerja sama?"

Sesuai dugaan Shikamaru, Temari kaget mendengar ini. "Kerjasama?"

"Kita akan bekerjasama melewati semua rintangan ini. Dari sini sampai ke gerbang Keadilan yang terakhir! Sisanya, kita akan jalan sendiri-sendiri lagi!"

Temari berpikir sejenak. Ide Shikamaru sangat tidak masuk akal baginya.

"Lagipula, saat ini kau sedang terluka! Tidak baik menelusuri hutan ini sendirian!" Shikamaru merasakan wajahnya panas yang tidak ada hubungannya dengan cuaca.

Hening sejenak. Suasana canggung tiba-tiba merasuki mereka. Sampai akhirnya Shikamaru berinisiatif untuk bicara duluan.

"Rekan?" Dia menjulurkan tangannya.

"Rekan!" Balas Temari, tersenyum menyambut tangan Shikamaru.


Waduh... waduh...

Oh iya, alasan kenapa Fic ini bergenre Romance akan terungkap di chapter depan! Tungguin yah! (Ngarep!)

P.S. OC disini dibuat dari gabungan nama tokoh dari berbagai komik, ada yang tahu darimana aja???