CrushCrushCrush

CrushCrushCrush

Yayayayaya… akhirnya nih fic dilanjutin juga. AAAAAAAAAAAAAAAARGH…………… INDONESIA KALAH!! NUOOOOOOOOOOOOO!! Udah Thomas kalah, Uber kalah juga! Emang sih, lawannya berat, Cina. Tapi kan tim Uber Indo udah ngelewatin target. Gapapa lah. Oia, bls ripiu dulu ya (per tgl 6 Mei 2008):

apple ocha: bagus… anda puas ngata-ngatain si Sakura disini… yah, matilah kau Sakura!!

Faika Araifa: Hehe… jelas gagal dong. Orang spy-nya gak pro.

Hola-Ucup-Disini: maksudnya, setelah sekian lama cerita berjalan (bahasanya… braaaaaat), baru kali itu Japanese dipake. Hehe. Emang Hinata mau yah, sama bang Ucup? Silahkan lahh…

rEd-Ew: thanks yaph… bagian sedih? NaruHina bubar? Hohoho… sedang dipikirkan!

Sora Aburame: okay… permintaan maaf diterima… gpp kok. Saia mah orang baek (HOOOEEEEK). Iya, Naruto ekstrim tapi bego. Gak sewa FBI or CIA coz mahal…

.hoshi.na-chan.: iya, Sakura emang gila en gak ada kerjaan. Nggak kok, anda gak kayak Mbak-Mbak. Emang kata siapa?

Inuzumaki Helen: emangnya kenapa kemaren gak ripiu? Hehehe… yg itu sih, terinspirasi ma Extravaganza.

lil-Ecchan: GUE BENCI SAKURA. Sasuke emang kasian, ceweknya bgitu. Ke laut aja deh Sakura.

biaaulia: gapapa… iya, Sakura ngerendahin martabat kita, jeung. Hahaha… masa jij udah gede gitu masih dimarahin mama jij. Sama dong kayak ikke!

Sabaku no Ghee: yo, sama-sama teh… hehe, padahal saya tuh kurang ahli dalem pendeskripsian.

The Fire Flamers: dasar pengecut. Baka.

Ralat!! Ada ralat!!

MU VS Barca pas match pertama seri 0-0, tapi pas tanding di Old Trafford kemaren MU menang, tapi gak tau skornya berapa! Yang penting MU menang! Yay!!

Angkatan Hinata dkk itu kelas 2, sedangkan Tenten en Tema kls 3!!

OC… OC… rikuesan anak-anak niy… biaaulia jadi Mbak Iyem!!

PESAN BUAT PARA AUTHOR DAN AUTHORESS: AYO KITA MAJUKAN SONGFIC-SONGFIC!! AYO TERUS BIKIN FANFIC YANG BANYAK!! HIDUP SONGFIC!! I LOOOOOOOOOOOVEEEEEE SONGFIC!!

Ayo kita mulai ceritanyaaaaaaaaaaaaa!!

Chapter 4. Apologize and Betrayal!!

If you want to play it like a game

Well come on, come on let's play

Cause I'd rather waste my life pretending

Than have to forget you for one whole minute

Alarm handphone Hinata membangunkan si empunya dari tidur lelapnya. Hinata langsung terbangun, lalu mengucek-ucek matanya, lalu melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamarnya.

"Ukh… jam 5…," gumam Hinata. Hinata lalu menyiapkan baju seragamnya, lalu mandi.

Selesai mandi, sudah jam setengah enam lewat. Hinata harus berangkat jam setengah 7 pagi, makanya ia bangun pagi. Setelah mempersiapkan tas sekolahnya, Hinata langsung turun ke bawah untuk sarapan.

"Hinata-sama, pagi!" sapa sang juru masak di Hyuuga Mansion, Mbak Iyem, atau lebih pantas kita sebut dengan nama aslinya, Mbak Bia.

"Pagi, Mbak. Sarapannya hari ini apa?" tanya Hinata ramah.

"Uhm… sandwich isi telor ceplok. Udah, non makan duluan aja, nanti Hiashi-sama, Neji-sama, dan Hanabi-sama kan bisa nyusul," kata Mbak Bia sambil menggoreng telor ceplok, lalu mengolahnya menjadi sandwich dengan kecepatan cahaya (hohoho… dasar authoress maniak astronomi).

"Pagi, semua!" sapa Hanabi ceria.

"Hn, pagi," sapa Neji cuek (biasaaaaa…).

"Halo, pagi semuanya," sapa Hiashi, kali ini memakai setelan jas dan menjinjing tas laptopnya.

"Pagi," jawab semuanya, termasuk Mbak Bia. Mereka lalu sarapan dengan damai makmur sentausa sejahtera sakinah mawaddah warohmah (maxud??).

Jam setengah 7. Neji, Hinata, Hiashi, dan Hanabi beranjak ke garasi. Hiashi dengan supirnya langsung jalan ke kantornya dengan mobil BMW-nya (hayo… siapa yang mau jadi supirnya?? Harus cowok, lho!). sementara itu, Neji, Hinata, dan Hanabi langsung naik ke mobil Toyota Nyaris, eh, Yaris-nya Neji. Maklum, Neji itu kan udah 17 tahun, jadinya udah punya SIM.

Kediaman keluarga Yondaime Hokage, setengah 7 pagi. Minato dan Naruto buru-buru menghabiskan sarapannya, lalu menyiapkan kendaraannya masing-masing. Minato langsung lari ke Kijang Inninja-nya, dan Naruto langsung lompat ke motor Yamaha Jupiter MX – Monyet Xialan – nya (Perda Kota Tangerang: siswa sekolah dibawah umur boleh membawa motor tanpa SIM, asalkan memakai helm dan membawa STNK. Kenapa? Karena ongkos angkot mahalnya setengah mampus! Masa' cuma jalan dikit doang minta serebu? Ogah gua!).

"Hati-hati!! Jangan lupa baca doa!!" teriak Kushina dari halaman depan rumah, sementara Minato dan Naruto udah melesat duluan ke tempat tujuan masing-masing.

"Dasar… ayah dan anak sama aja…," keluh Kushina.

Mobil Yaris Neji memasuki lapangan parkir Komplek Sekolah Shinobi Harapan. Setelah menerima kartu parkir dari si satpam, Pak Ebuta, eh, Ebudeg, eh, Ebisu, Neji pun memarkir mobilnya di tempat parkir favoritnya. Seluruh penumpang turun dari mobil itu, tak lupa juga dengan sopirnya. Hanabi menyalami kakak dan sepupunya, lalu berlari ke SD Shinobi Harapan. Setelah itu, Hinata dan Neji berjalan bersama menuju SMA.

"Pagi, Hinata-chan, Neji-kun!" sapa banyak orang.

"Pagi," balas Hinata. Neji hanya menjawab, "Hn."

Sampailah mereka di lantai 2, lantai dimana kelas Neji dan Hinata berada. Sesampainya mereka di lantai 2, mereka disambut oleh pemandangan rutin setiap pagi.

Tenten langsung ngedeketin Neji. Ino yang lagi ngegosip di hape digambar sama Sai. Temari lagi nyuapin Shikamaru, yang males sarapan lagi. Gaara lagi ngecek pe-ernya Na-chan, dan Kankurou lagi mendengarkan penjelasan Sasa soal vektor.

"Ohayou gozaimatsu, semuanya…," sapa Hinata.

"Ohayou!" balas yang lain.

"Ngg... Naruto-kun... belom dateng ya?" tanya Hinata sembari celingukan.

"Belom," jawab Gaara.

Hinata menghela nafas. Neji menepuk pundak Hinata sambil tersenyum, memberikan semangat. Hinata membalas senyumnya. Pada saat itu juga bel berbunyi.

"Yah udah deeeh… pada masuk dulu ya… sampe ketemu pas istirahat…," kata Ino. Mereka pun masuk ke kelas masing-masing.

Keadaan di dalam kelas sangatlah kacau. Anak-anak berlarian meminta contekan pr kimia.

"Hinata-chan!! Pe-er kimia udah belom?? Liat ya!!" pinta Kiba dan Ryoucchan berbarengan (solmet… solmet… bandelnya sama…).

Hinata tersenyum simpul, lalu membuka tasnya dan mengambil buku kimianya.

"Buruan ya, gak pake lama…"

Kiba dan Ryoucchan langsung menyambar buku itu, lalu membukanya dan menyalin apa yang harus disalin.

"Pagi semuaaaaaaaaaaaaaaa!!" sapa Naruto yang baru muncul di pintu kelas. Saat ia berjalan ke tempat duduknya yang berada di belakang tempat duduk Hinata, Naruto melempar senyum kecil yang tidak digubris oleh Hinata.

Anak-anak 11 IPA 2 yang menyelesaikan acara salin menyalin tepat pada waktunya. Pak Kabuto langsung memasuki kelas saat anak terakhir yang nyontek, Naruto, duduk di tempatnya.

"Selamat pagi, semuanya," sapa Pak Kabuto dingin.

"Paaagi paaaak," jawab anak-anak.

"Silahkan dikumpulkan pe-ernya," kata Pak Kabuto tanpa basa-basi. Anak-anak, tanpa basa-basi juga, langsung mengumpulkan pe-er mereka.

"Ada yang tidak mengerjakan pe-er?" tanya Pak Kabuto. Kacamatanya berkilauan.

Anak-anak menggeleng. Pelajaran pun dilanjutkan.

Bel berbunyi lagi. pelajaran pun berganti. Pak Jiraiya, guru Bahasa Indonesia (lah? Kan harusnya Jepang? Bodo ah!) memasuki kelas.

"Pagi semua!" sapa Pak Jiraiya bersemangat.

"Paaagi paaaak!!" jawab anak-anak lelaki bersemangat. Gimana enggak, orang Pak Jiraiya itu orangnya pervert abis. Kalo bikin kalimat, pasti pake nama cewek dan rada mesum. Makanya anak cewek agak sebel sama dia.

Bel istirahat berdering. Anak-anak keluar kelas, mau istirahat. Begitupun dengan Hinata.

"Akhirnyaaa… pelajaran pervert itu kelar juga!" kata Ino senang. Kenapa Ino senang? Soalnya, dia sering dijadiin model yang enggak-enggak sama Pak Jiraiya. Hinata tertawa.

"Oi! Kita ikut dong!" panggil Tenten dan Temari. Neji, Shikamaru, dan Sai mengikuti di belakang mereka, ngobrol soal MU yang menangin Liga Inggris (YESS!! YEEEEEESSSSS!!).

Hinata, Ino, Tenten, dan Temari berjalan berdampingan. Mereka mengobrol soal gossip Vanessa Anne Hudgens yang nggak jadi dipecat dari film High School Musical. Seenggaknya sampai seorang cowok pirang jabrik memanggil Hinata.

"Hinata-chan!!"

Hinata berbalik. Naruto berlari ke arahnya, dan berhenti tepart di depan Hinata.

"Akh, akhirnya kekejar juga," kata Naruto sambil nyengir kuda. Hinata tetap bersikap dingin.

"Ada perlu apa, Naruto?" tanyanya dingin.

"Aku mau ngomong sebentar sama kamu. Boleh kan?" pinta Naruto sambil mengeluarkan puppy eyes andalannya. Hinata menghela nafas, lalu memberi isyarat pada Ino, Tenten, dan Temari. Mereka mengerti, lalu meninggalkan Naruto dan Hinata berdua. Naruto mengajak Hinata ke lab fisika yang sednag kosong.

"Mau ngomong apaan?" tanya Hinata ketus.

"Hinata-chan… aku tau, kamu pasti marah banget sama aku," Naruto mengambil nafas, lalu melanjutkan lagi.

"Sikap aku akhir-akhir ini emang keterlaluan. Mulai dari enggak nemenin kamu ke toko buku, nuduh kamu selingkuh sama Kiba, dan… aku yang selingkuh. Kamu pasti tau itu," Naruto mengambil nafas lagi. jantungnya serasa kayak ikut lomba lari marathon.

"Terus?" pancing Hinata.

"Aku… aku minta maaf, Hinata, buat semua kesalahanku. I'm so sorry. Gomenasai. Kamu mau kan, maafin aku?" pinta Naruto. Matanya menatap mata Hinata dalam-dalam. Hinata terdiam, seperti sedang membuat perhitungan.

Maafin nggak ya… aduuh, maafin aja kali ya, kasih dia kessempatan lagi… batin Hinata deg-degan.

"Aku… maafin kamu kok, Naruto-kun," jawab Hinata. Seulas senyum muncul di bibirnya. Naruto terlihat sangat bahagia. Mereka berdua langsung berpelukan.

"Terima kasih ya, malaikatku, udah ngasih aku kesempatan kedua," bisik Naruto di telinga Hinata.

"Asal kamu nggak ngulangin lagi," balas Hinata. Mereka berdua lalu melepas pelukan mereka, lalu berjalan berdua menuju kantin sekolah.

"Cieeee… yang udah baikan…," ledek Ino, Sai, Temari, Shika, Tenten, dan Neji. Naruto hanya ketawa, dan muka Hinata memerah.

"Pak, ramennya satu ya! yang gede!" pesan Naruto ke 'Bapak Kantin', Pak Teuchi, yang juga pemilik restoran ramen terkenal di komplek Sekolah Shinobi Harapan, Ramen Ichiraku.

"Kok cuma satu sih?" tanya Hinata heran.

"Kan satu buat berdua…"

Hinata tertawa, lalu memukul lengan Naruto pelan. Mereka berdua akhirnya menghabiskan istirahat dengan makan ramen semangkuk berdua.

Istirahat pertama pun selesai. Anak-anak kembali ke kelas masing-masing. Kelas Hinata, 11 IPA 2, sedang menunggu Pak Ibiki, guru PPKn, sebuah pelajaran yang tidak terlalu berguna.

"Anjrit… pe-pe-ka-en… ngantuk gue, ngedengerin ceramah si bangkotan Ibiki…," komentar Shikamaru.

"Bukannya elo emang selalu ngantuk ya?" tanya Sai polos. Shikamaru cuma mencibir, lalu menguap lebar-lebar. Pak Ibiki masuk kelas.

"Selamat pagi menjelang siang, semua," sapa Pak Ibiki. Ya iyalah, udah jam setengah sebelas getohh...

Shikamaru langsung terlelap di mejanya saat Pak Ibiki memulai pelajaran. Begitupun dengan para penghuni 11 IPA 2 yang lainnya. Zzz.

Bel berdering. Istirahat kedua dimulai. Naruto dan yang lain ke kantin, makan siang. Naruto makan ramen lagi, dan membelikan Hinata semangkuk besar ramen. Naruto, Neji, Shikamaru, Sai, plus Chouji, Kiba, Shino, Lee, Gaara, dan Kankurou sedang ngobrol soal Piala Thomas dan Uber. Sementara itu, Hinata, Ino, Tenten, dan Temari ngobrol soal gossip perkawinan Mariah Carey dan Nick Cannon (asli… gossip anget).

Bel berdering lagi. mereka pun kembali ke kelas masing-masing, menunggu 'siksaan siang' dari Bu Tsunade (11 IPA 2) dan Pak Orochimaru (12 IPA 3)…

Bel pulang akhirnya berdering juga, mengembalikan keceriaan anak-anak 11 IPA 2 yang habis dimarahi Tsunade no Baachan.

"Sialan… kan gue cuma lupa rumusnya apa…," keluh Sai. Yap, pelajaran Tsunade, Matematika, adalah pelajaran paling dihindari di Shinobi Harapan.

"Masuk IPS dong, kayak gue…," kata Chouji sambil mengunyah keripik kentangnya.

"Nggg… Naruto… temenin aku pulang ya?" pinta Hinata. Tetapi… saat itu juga, seorang cewek bermuka playgirl, berjiidat nong nong dan lebar kayak ikan lohan, dan berambut pink gajebo menghampiri Naruto.

"Naaaruuutooo-kuuuun!!" panggilnya dengan suara yang sok manis, atau yang biasa authoress dan teman-temannya sebut sebagai gaya bicara menye-menye.

"Oh, shit! Fuck! Crap! Damn!" maki Hinata pelan, pelan sekali.

"Eh… Sakura-chan," jawab Naruto. Mukanya terlihat agak bingung dan waspada.

"Naruto-kun, mau temenin aku belanja ke mall nggak? Kosmetikku abis niiiiy…," kata Sakura, masih dengan gaya bicara menye-menye.

"Err… Sakura-chan, aku mau nganterin Hinata-chan pulang dulu," tolak Naruto. Sakura pura-pura manyun. Menjijikkan sekali.

"Kan Hinata bukan anak teka lagi, udah bisa pulang sendiri," kata Sakura. Mukanya manyun nggak jelas.

"Yah… gimana ya…," Naruto garuk-garuk kepala, bingung. Sakura pasang tampang memohon, tapi menjijikkan banget. Hinata merengut.

"Ayo dong, Naru… aku kan temen se-tim kamu…," rayu Sakura lagi.

"Argh… so, sori ya Hinata-chan… kayaknya, aku nggak bisa nemenin kamu pulang… sori ya?" pinta Naruto. Hinata kaget. Ia merasa matanya memanas.

Tiba-tiba, Sakura langsung menarik dan memeluk tangan Naruto.

"Ayo, jalan, Naruto," perintahnya. Naruto pun berjalan di sampingnya, tangannya digelayuti oleh Sakura.

Baru mereka berjalan beberapa meter, Sakura menengok ke belakang, ke arah Hinata yang ditinggalkan sendirian di depan pintu gerbang sekolah.

"Kasian deh lo," kata Sakura tanpa suara, lalu sebuah senyum licik dan culas muncul di wajahnya. Hinata tidak tahan lagi.

"UAAAAAGGH!! Mau elo apa sih, Sakura?? Semua cowok orang elo rebutin, padahal elo kan udah punya si Sasuke!! Kurang untung apa sih lo?? Nggak seneng apa elo ngeliat orang lain bahagia?? Dasar setan berjidat lebar!! YOU ARE SUCH A FUCKIN' BITCH!!" raung Hinata keras. Semua orang menengok kaget ke arahnya, tidak menyangka bahwa seorang Hinata Hyuuga yang lembut bisa melabrak seorang Sakura Haruno. Sakura dan Naruto terlihat sangat kaget.

"Hinata… a, aku…," Naruto memucat. Tangis Hinata pecah. Neji segera menghampirinya.

"Pulang yuk," ajak Neji sambil merangkul Hinata. Hinata mengangguk, masih sesenggukan. Naruto dan Sakura berdiri mematung di depan pintu gerbang sekolah, tidak tahu apa yang harus dilakukan…

"Udah, Hinata… udah…," kata Neji, membelai lengan Hinata yang terisak di sebelahnya, sambil menyetir Yaris-nya.

"Da… dasar ikan lohan… hiks…," Hinata memaki Sakura lagi. Neji terdiam. Tidak biasanya Hinata memaki orang lain.

Tanpa terasa, mereka akhirnya sampai di Hyuuga Mansion. Tangis Hinata sudah mereda saat mereka turun dari mobil. Mbak Bia menyambut mereka.

"Wah, udah pulang ya… lho, Hinata-sama kenapa?" tanya Mbak Bia heran. Hinata hanya menggeleng.

"Lagi pengen sendiri, Mbak. Tadi ada masalah sama cowoknya," jelas Neji. Mbak Bia paham.

"Mau mbak anterin ke kamar?"

Hinata menggeleng, lalu langsung beranjak ke kamarnya.

"Masalah cowok… kayaknya nggak ada abisnya," komentar Mbak Bia.

"Iya, aku pusing juga ngeliatnya. Untung aku sama Tenten nggak gitu," tambah Neji.

"Bener, Neji-sama. Jangan sampe deh, Neji-sama dan Tenten-sama berantem kayak gitu. Serem diliatnya," kata Mbak Bia. Neji ngangguk-ngangguk.

"Mbak, aku naik dulu ya. ada yang mau dicari di internet," kata Neji.

"Yo. Hati-hati ya, jangan buka yang macem-macem!" pesen Mbak Bia. Neji cuma cengar cengir gajebo.

Pukul 9 malam, kamar Hinata. Hinata tercenung di atas kasurnya. Kamarnya gelap dan sunyi. Hinata merasa kesepian, lalu ia menyalakan radionya, dan menyetelnya di frekwensi 101.4 FM, yang tak lain dan tak bukan adalah frekwensi radio favoritnya, Trax FM Jakarta-Konoha (blehh… emangnya jarak Jakarta-Konoha deket ya?).

Intro sebuah lagu langsung terdengar. Hinata mengenali lagu itu, lagu Jojo yang Too Little Too Late.

Come with me


Stay the night


You say the words but boy it don't feel right


What do you expect me to say


(You know it's just too little too late)

Hinata meresapi lirik-lirik lagu ini.

Apa benar ya, hubunganku dengan Naruto sudah tidak bisa diselamatkan lagi? Is it too late?

You take my hand and you say you've changed


But boy you know you're begging don't fool me


Because to you it's just a game


(You know it's just a little too late)

Hinata bangun, menyalakan lampu kamar, lalu mengambil handphonenya dan duduk di atas kasur. Bingung.

So let me on down 'cause time has made me strong


I'm starting to move on


I'm gonna say this now


Your chance has come and gone and you know

It's just too little too late


A little too wrong and I can't wait


Boy you know all the right things to say


You know it's just a little too late


You say you dream of my face but you don't like me


You just like the chase


To be real it doesn't matter anyway


You know it's just too little too late

Yeah, yeah


It's just too little too late


Mmm...

I was young and in love


I gave you everything but it wasn't enough


And now you wanna communicate


(You know it's just too little too late)

Go find someone else


In letting you go I'm loving myself


You gotta problem


But don't come asking me for help


'Cause you know

Hinata memencet-mencet keypad hapenya tanpa niat. Esemes Naruto nggak ya… duh…

I can love with all of my heart baby


I know I have so much to give


(I have so much to give)


With a player like you I don't have a prayer


That's no way to live, no

Mmm no


It's just too little too late


Yeah, yeah!

It's just too little too late


(Oh yeah)


A little too wrong and I can't wait


(Yeah yeah yeah yeah)


Boy you know all the right things to say


(Whoo)


You know it's just a little too late (Late)


You say you dream of my face but you don't like me


You just like the chase


(You just like the chase baby)


To be real it doesn't matter anyway (A hey)


You know it's just too little too late

Ooh ooh ooh ooh


Yeah yeah yeah yeah


(You know it's just a little too late)


Oh


I can't wait


No no ooh

It's just too little too late


(Ooh ooh ooh ooh ooh ooh ooh ooh ooh)


A little too wrong and I can't wait


(Yeah yeah yeah yeah yeah)


Boy you know all the right things to say (A hey)


You know it's just a little too late


You say you dream of my face but you don't like me


You just like the chase...

Lagu 'Too Little Too Late' memudar, digantikan oleh jingle segmen Prahara di acara Zona Cinta.

Oh iya, senin malam… waktunya Zona Cinta ya…batin Hinata.

"One o one point four Trax FM, we are the now generation…," suara Ocha – iya, Ocha yang jadi MC di acara 'Weekend Seru' di Global TV – memulai pembicaraan.

"Balik lagi di Zona Cinta, dan sekarang waktunya buat Prahara, Problema Hati Resah," suara Dimas Akira – iya, D-must Akira yang penyanyi itu – menyahuti suara Ocha. Backsound dentingan piano menambah suasana mellow.

"Buat Anak Trax yang lagi punya masalah cinta, silahkan esemes ke sini, ketik Prahara spasi nama spasi umur spasi sekolah atau kampus, spasi masalah cintanya, dan kirim ke 0811971014 – beneraaan, suer dah – … ditunggu lho…," tambah Dimas.

"Sambil nunggu esemes dari Anak Trax, kita dengerin dulu lagu '4 in the Morning' dari Gwen Stefani… yang terlihat sangat cantik di videonya," komentar Ocha. Suaranya lalu digantikan oleh denting piano, intro 4 in the Morning.

Wakin up to find another day


The moon got lost again last night


But now the sun has finally had its say


I guess I feel alright

But it hurts when I think, when I let it sink in


It's all over me


I know you're here, in the dark


I'm watchin you sleep, it hurts a lot

Hinata mendengus. "Trax emang pinter, muterin lagu yang pas sama suasana hati aku…"

Bridge

And all I know is you've got to give me everything


And nothing else, cause you know I'd give you all of me

Chorus


I'd give you everything that I am


I'm handin over everything that I've got


Cause I wanna have a really true love


Don't ever wanna have to go and give you up


Stay up till four in the morning and the tears are pouring


And I wanna make it worth the fight


What have we been doing for all this time


Baby if we're gonna do it come and do it right

Hinata mengambil hapenya, lalu mulai mengetik esemes untuk Zona Cinta. Siapa tahu Ocha dan Dimas bisa membantunya.

All I wanted was to know I'm safe


Don't wanna lose the love I found


Remember when you said that you would change


Don't let me down

It's not fair, how you are


I can't be complete, can you give me more

Bridge

And all I know is you've got to give me everything


And nothing else, cause you know I'd give you all of me

Chorus


I'd give you everything that I am


I'm handin over everything that I've got


Cause I wanna have a really true love


Don't ever wanna have to go and give you up


Stay up till four in the morning and the tears are pouring


And I wanna make it worth the fight


What have we been doing for all this time


Baby if we're gonna do it come and do it right

Jari Hinata terus mengetik, menumpahkan semua masalahnya.

Oh please, you know what I need


Save all your lovin for me


We can't escape the love


With everything that you have

Sms selesai diketik. Tinggal dikirim.

Bridge

And all I know is you've got to give me everything


And nothing else, cause you know I'd give you all of me

Chorus


I'd give you everything that I am


I'm handin over everything that I've got


Cause I wanna have a really true love


Don't ever wanna have to go and give you up


Stay up till four in the morning and the tears are pouring


And I wanna make it worth the fight


What have we been doing for all this time


Baby if we're gonna do it come and do it right

Sms sudah dikirim. Lagu 4 in the Morning selesai, digantikan oleh iklan.

Beberapa menit kemudian, saat Trax FM sedang memutarkan lagu 'Slow Me Down'-nya Emmy Rossum, hape Hinata berdering. Nomornya tidak dikenal Hinata.

"Halo."

"Halo, ini Hinata ya?"

"Iya, ini siapa ya?"

"Ini dari Trax FM, kamu bakalan on air di Prahara kali ini."

"Ya ampun! Berarti… ini Nia 'bukan Ramadhani' dong, produsernya Zona Cinta!"

"Hehehe. Iya. Kamu udah siap, buat on air?"

"Udah, udah."

"Tunggu sebentar ya."

Hinata senang sekali. Akhirnya dia on air juga. Terakhir on air, waktu dia ikut games di acara Kompak Kampus. Kalah sih.

Akhirnya, lagu selesai. Backsound piano masuk lagi.

"One o one point four Trax FM… Traxercise your mind – slogan bulan Mei nih… hehehe – dan kita balik lagi di Prahara, Problema Hati Resah," Ocha kembali membuka pembicaraan.

"Kita udah punya satu Anak Trax di line telpon nih… selamat malam, Hinata!" sapa Dimas.

"Malam juga Dimas… Ocha…"

"Lagi ada masalah apa nih, Hinata?" tanya Ocha.

"Huuf… gimana ya nyeritainnya… masalah aku agak ribet sih."

"Gapapa, cerita aja," kata Dimas.

"Gini… udah beberapa hari ini, aku berantem sama cowokku. Gara-garanya, cowokku itu selingkuh sama temennya yang juga udah punya cowok, tapi pacarannya long distance. Jadilah, dia dengan bebas selingkuh dengan cowokku," jelas Hinata.

"Long distance-nya dimana? Terus, kok kamu bisa tau kalo pacar kamu itu selingkuh?" tanya Dimas.

"Pacarnya si cewek itu lagi kuliah di Jerman. Aku tau karena… aku ngeliat mereka lagi jalan. Well, gak cuma jalan, tapi juga… lagi kissing di taman," jawab Hinata.

"Ya ampun!! Lagi kissing?? Dan kamu ngeliat itu dengan mata kepala kamu sendiri??" Ocha histeris.

"Iya. Jadilah, malam minggu kemaren kita berantem. Waktu itu, cowokku nggak mau ngaku kalo dia selingkuh. Dia malah nuduh aku selingkuh sama sahabatku. Jadilah aku ngamuk. Aku nggak tegor-tegoran sama dia sampe tadi pagi. Tadi pagi, pas istirahat pertama, dia minta maaf sama aku. Dia janji nggak bakalan ngulangin perbuatannya lagi, termasuk lebih milih si cewek itu daripada aku. Oke, aku maafin. Aku kasih dia kesempatan kedua," Hinata mengambil nafas.

"Terus?" pancing Dimas.

"Tadi siang aku minta dianterin pulang sama dia. Tapi… si cewek selingkuhannya dia itu nyamperin kita, dan minta sama cowokku buat dianterin ke mall. Padahal jelas-jelas aku lagi ada di sebelah cowokku."

"Ya ampun… parah banget…," komentar Ocha.

"Parahnya lagi, cowokku malah milih dia. Padahal, baru beberapa jam yang lalu dia minta maaf sama aku, dan dia malah bikin kesalahan yang sama lagi. Aku marah dan sedih banget. Apalagi, cewek itu sempet-sempetnya nengok ke arahku dan ngatain aku tanpa suara. Aku jadi upset, dan aku labrak cewek itu."

"Dan cowok kamu?" tanya Dimas.

"Cowokku bengong, dan gak tau mau ngapain. Sampe sekarang, kita belom sapa-sapaan. Aku bingung. Kalo aku maafin dia dan ngasih dia kesempatan buat berubah lagi, aku takut kalo dia malah ngulangin perbuatannya lagi. Aku jadi trauma sama yang tadi. Tapi kalo aku putusin… aku masih sayang banget sama dia. Gimana nih. DimCha?" Hinata mengakhiri ceritanya.

"Hmmm… masalah kamu complicated banget ya. aku jadi agak bingung," kata Ocha.

"Gini deh. Kita ambil inti permasalahannya dulu. Cowok kamu selingkuh, dan dia malah nuduh kamu selingkuh. Terus, tadi pagi dia minta maaf. Tapi tadi pas pulang sekolah, kamu minta dianter pulang sama dia, tapi dia malah milih jalan sama cewek selingkuhannya ke mall, dan kejadian itu berlangsung di depan mata kamu. Dan, kamu bingung, cowok kamu itu harus diapain, digeplak atau ditendang, eh, dimaafin atau diputusin. Gitu kan?" tanya Dimas seusai menyimpulkan.

"Iya," jawab Hinata.

"Kalo menurut aku ya, mendingan kamu ajak ngomong dulu cowok kamu ini. maunya apa, terus enaknya gimana. Bikin perjanjian antara kamu dan dia. Bilang, aku udah nggak tahan lagi dengan sikap kamu yang begini terus. Kamu maunya gimana?" Ocha mencoba memberi saran.

"Tapi aku udah males ngomong sama dia. Semua janji-janji dia itu palsu. Aku nggak tahan. Mau nggak mau aku harus mutusin dia dong?" tanya Hinata.

"Hmm… kalo kamu mau mutusin dia, putusin dengan cara yang baik-aik. Jangan teriak-teriak. Bilang kalo kamu masih mau temenan sama dia setelah kalian putus. Well, gue bukannya nyaranin kalian putus sih, sebisa mungkin elo selamatkan hubungan kalian. Emangnya kalian udah pacaran berapa lama?" tanya Dimas.

"2 tahun," jawab Hinata.

"Udah lumayan lama, ya. pokoknya gini aja deh… kamu coba selamatkan dulu hubungan kamu, tapi kalo udah mentok banget, yah… mau diapain lagi. Good luck ya," kata Ocha.

"Makasih ya Dimas, Ocha. Daah…," kata Hinata.

"Daah…," kata Dimas dan Ocha. Intro lagu 'No Air'-nya Jordin Sparks feat. Chris Brown terdengar.

"Halo? Hinata?" Nia kembali menyapa Hinata di telepon.

"Iya?"

"Makasih ya, dan semoga problem kamu cepet terselesaikan."

"Makasih ya."

Hinata menutup teleponnya, mendengarkan lagu No Air yang terdengar dari radionya yang sudah dikencangkan kembali (ada remot getoh…).

Mungkin nggak ya, aku ngajak Naruto ngomong...

Yayaya… chapter yang kali ini panjang banget ya? buat author HyuuGaMisako-neechan, maap nggak bisa masuk hari ini. hehehe. Piss atuh.

Yawdah, gw cuma minta 1, yaitu REVIEW. Yang banyak ya! okeh!

PuTiLiciOUs.