Naruto by Masashi Kishimoto
Credit cover to artist
Hujan di Langit yang Tak Mendung
Bagaimana kabarmu? Semua ini mungkin hanya sebuah mimpi semu. Bodoh sekali aku, karena masih saja terus mengharapkanmu. Saat wajahmu muncul kembali dalam benakku, memoriku lagi dan lagi terlempar pada kenangan pilu.
Dan saat ini kau berdiri di depanku. Di depan mataku. Bagai sebuah mimpi yang selama ini hanya kuanggap angin lalu. Sakura kasihku, kenapa wajahmu nampak begitu kacau dan kaku? Kenapa kau memundurkan langkah saat aku berusaha menggapaimu?
"Sasuke-san," panggilmu padaku.
Aneh rasanya mendengar sebutan bak orang asing itu. Bahkan setelah waktu berlalu, hatiku terus mengulangi hari-hari bersamamu. Ketika aku menutup mataku, kenangan itu menyeretku kembali ke sebuah waktu. Waktu dimana definisi kita adalah kau dan aku. Aku terus menghukum diriku, sebagai bentuk lain dari memohon pengampunanmu.
Aku ingin mengatakan semua padamu. Aku menyesali semua hal buruk yang kulakukan saat kau bersamaku. Tapi anehnya tak ada satupun kata yang keluar dari bibirku yang kelu. Sakuraku, aku ingin mengucap hal itu. Tapi lagi-lagi kau bergerak mundur saat aku mengulurkan tangan meraihmu.
Tak ada yang bisa kulakukan untuk mempertahankanmu. Entah hari ini ataupun hari itu. Aku telah mencoba berkali-kali untuk melupakanmu. Tapi nyatanya aku masih mencintaimu. Ini mungkin terlambat bagiku, tapi aku sungguh mencintaimu.
Lewat kebisuan yang menderu, aku ingin mengatakan aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Di atas tanah aku mencintaimu. Dan di bawah tanah nanti aku akan tetap mencintaimu. Selalu, akan selalu seperti itu.
Kenapa aku tidak bisa melupakanmu? Ah kurasa bukan tak bisa tapi aku memang tak ingin menghapusmu. Dalam hidup yang seperti sebuah mimpi semu. Dan dalam mimpi yang seperti kenyataan pilu. Aku ... masih mencintaimu. Aku terus melewati mimpi buruk dan mengharapkanmu.
Duniaku tanpamu. Rasanya bagai berpijak di atas debu. Semua yang tersisa hanyalah impian tentangmu. Aku tahu, aku harus segera berhenti sebelum ini kembali menyakiti diriku. Tapi sayangnya aku masih tak bisa mengabaikan kemilau manik giokmu.
Kenapa aku tak bisa mengabaikanmu? Kenangan ini selalu menyiksaku. Aku ingin terus menemuimu, bersamamu. Walau itu berarti aku selamanya akan terjebak dalam mimpi yang semu. Aku tak keberatan berada dimanapun selama di situ ada dirimu.
"Sasuke-san."
Kau memanggil namaku sekali lagi. Menarikku dari lamunan menyedihkan yang kubuat tentangmu. Lengan mungilmu terulur menyodorkan sebuah undangan berwarna kelabu. Tanganku bergetar saat menerima kenyataan itu. Walau jujur saja batinku menyuruhku untuk membuangnya dan memelukmu.
Iris hitamku bergulir untuk menatap setiap susunan fonem yang terasa membunuhku. Di atas kertas itu tertulis namamu. Dan juga nama satu orang lagi yang bukan diriku. Bukan diriku.
Wajahku terangkat untuk menatap paras cantikmu. Berusaha menemukan sesuatu yang aku sendiri tak tahu. Batinku terasa mencelos melihatmu tersenyum padaku. Bukan senyum menenangkan yang selama ini kutunggu. Melainkan senyum yang syarat akan perpisahan dengan bertetes air mata yang terasa sendu.
Lelehan air mata yang terus turun dari wajah yang berusaha tersenyum. Rasanya, seperti menatap hujan di langit yang tak mendung.
.
.
E N D
Happy SasuSaku Month Day 31! Last day ㅠㅠ. Prompt day 31: free prompt.
My own prompt for day 31: Timeless.
—2020.07.31.