Author: Sylvia Limmanto

Disclaimer: BoBoiBoy milik Animonsta Studios. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari karya ini.

Summary : 15 tahun sejak kejadian perang galaxy, kini BoBoiBoy dan kawan-kawan kembali melanjutkan hidup layaknya musia normal. Bukan hanya itu, kepribadian mereka telah banyak berubah. [Eduficentry. #BBBin15]

.

.

.

Pertempuran kala itu yang sengit dan akan menjadi pertempuran terakhir dalam penentuan siapa yang akan menjadi pemenang dari kedua pihak baik pelindung maupun penghancur.

Percikan cahaya terus terjadi di tengah-tengah area pertempuran yang berlokasi di luar angkasa lebih tepatnya di antara bumi dan bulan.

"Kalian jangan sampai menyerah! Kita harus melindungi mereka semua!" komando salah satu dari pihak pelindung.

"Keluarkan seluruh kekuatan serta tenaga kalian. Habisi mereka semua dan rebut semua power sphera!" teriak sang pimpinan dari pihak musuh.

"Kami tidak akan membiarkan kalian menyalahgunakan mereka!" balas dua orang gadis, Yaya dan Ying seraya menyerang balik.

"Dengan sisa kekuatan dan tenaga terakhir, kami akan mengakhiri semua ini!" tegas seorang alien berwujud manusia yang bernama Fang.

"Satukan hati dan gabungkan kekuatan!" teriak salah satu pecahan BoBoiBoy, sang superhero bumi, yaitu Gempa.

Semua pecahan BoBoiBoy bersama kawan-kawannya bersatu dan saling menggabungkan kekuatan mereka.

"Serangan combo! Hyaaahhh!"

Serangan gabungan dari kekuatan manipulasi masa, gravitasi, molekul, bayang, dan ketujuh elemental kini bercampur menjadi kekuatan yang besar.

"Ti-dak... TIDAK MUNGKIN!"

Ledakan cahaya terjadi begitu dahsyat, menghancurkan semua kapal luar angkasa dari pihak musuh. Untungnya kapal luar angkasa milik TAPOPS dan Tempur-A berada di jarak yang aman, hanya terhempas sedikit oleh dorongan angin dari kekuatan gabungan tersebut.

Mereka pun bersorak atas kemenangan yang diterima dan semua power sphera pun telah aman. Kedamaian dunia sekaligus galaksi pun telah kembali.

Perang telah usai, untuk selamanya.

.

.

.

15 tahun telah berlalu sejak perang galaksi yang memporak-porandakan dua kubu. Sejarah mencatat para superhero yang telah berhasil melindungi bumi dan galaksi setelah perang berskala masif tersebut, dan mengenang para pahlawan yang telah gugur bertugas.

Di bumi masa kini, semua aktivitas tampak berjalan seperti biasa. Keadaan telah normal kembali tanpa ada lagi ancaman serangan dari makhluk luar angkasa. Cuaca tampak cerah dilihat dari langit biru dengan beberapa awan putih, dan sinar matahari pagi yang hangat.

"BoBoiBoy, hot chocolate kurang manis satu," pesan seorang pelanggan.

"Siap!"

Kedai Kokotiam Tok Aba sampai sekarang masih ramai dikunjungi pelanggan dan sepertinya semakin ramai setiap harinya.

BoBoiBoy, cucu dari pemilik kedai coklat, kini menggantikan posisi kakeknya yang telah lama tiada. Meski terpukul kehilangan figur tersebut, dia tetap bersikap tegar dan ceria, mencoba memberikan pelayanan terbaik untuk mereka.

"Hai, BoBoiBoy!" sapa seseorang.

Pemuda yang masih setia menggunakan topi dinosaurusnya yang sudah menjadi ciri khasnya pun menoleh, setelah menyodorkan pesanan pada pembeli.

"Hai juga, Gopal!"

Gopal, kawan baik BoBoiBoy sekaligus pelanggan setia kedai ini, segera mengambil tempat duduk di dekat meja counter.

"Bagaimana kabarmu Gopal?" tanya BoBoiBoy seraya membuatkan minuman untuk kawan baiknya.

"Kabar baik. Kalau kabarmu bagaimana?" tanya balik Gopal.

"Baik juga. Nah, minuman yang biasa kamu pesan."

"Terima kasih BoBoiBoy."

"Sama-sama. Aku tidak menyangka kamu serius membayar semua hutangmu dulu." sindir BoBoiBoy.

"Dey, aku ini sudah sukses sekarang! Sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Jadi aku akan melunasi semua hutangku karena kalau tidak semua game-ku akan disita oleh Ayah."

Gopal menikmati cokelat panasnya. Sebuah gumaman keluar dari mulutnya, tanda ia sangat menyukai minuman tersebut.

"Apa kamu tidak capek berjualan sendiri? Apakah tidak ada niatan merekrut pegawai?" tanya Gopal seraya melihat suasana di kedai. Ramai pengunjung baik yang makan di tempat maupun hanya membeli untuk dibawa pulang.

"Masih aku pikirkan. Ngomong-ngomong bagaimana profesimu? Apakah ada sesi curhat lagi?"

"Haih... kamu tahu tidak, BoBoiBoy? Beberapa hari lalu aku telah naik jabatan menjadi ketua koki di restoranku tempatku bekerja."

"Wah, selamat ya Gopal atas keberhasilanmu!"

"Hehehe, terima kasih!"

"Syukurlah kamu telah menemukan bos yang baik dan tempat bekerja yang nyaman. Kukira kamu akan sungguhan resign dikarenakan masalahmu disana."

"Aku yang dulu berbeda dari yang sekarang, BoBoiBoy. Jika aku tetap merasa takut untuk melangkah maju, maka aku tidak akan sukses seperti sekarang ini. Aku sudah berubah. Bukan lagi seorang yang pengecut."

Gopal merasa bangga atas perubahan dirinya. BoBoiBoy tersenyum kecil, ikut merasa senang atas kesuksesan sahabatnya.

"Kamu memang sudah banyak berubah Gopal. Salut untuk kamu."

"Hehehe, begitu pun denganmu BoBoiBoy. Kamu sudah tidak bersikap polos dan naif lagi. Ya, walaupun kadang masih kambuh. Tapi tidak separah dulu sampai tidak memikirkan keadaan diri sendiri."

BoBoiBoy hanya menggaruk belakang kepalanya seraya cengegesan, sebuah kebiasaan yang dari dulu tidak pernah hilang. Gopal kembali meminum coklatnya sembari mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Tampak beberapa pelanggan tengah berbincang dan segerombol anak-anak yang sedang asyik bermain dengan cerianya.

Puas menyesap cokelatnya, Gopal meletakkan cangkir yang isinya sudah hampir habis. Ia merenung sejenak.

"Bagaimana kabar ketiga kawan kita sekarang ya?" gumam Gopal.

"Yaya dan Ying masih di luar negeri untuk menambah wawasan mereka." jawab BoBoiBoy.

Sekilas gambaran di mana Yaya dan Ying yang kian bersemangat belajar di kampus baru mereka seraya mengenali budaya negara asing walau tetap mempertahankan identitas mereka. Di sana keduanya bersama-sama mengejar gelar S2.

"Apakah mereka berdua masih berselisih, ah, maksudku saat belajar?" tanya Gopal setengah berkelakar.

"Sepertinya masih. Kamu seperti tidak tahu saja sifat mereka."

"Lalu kabar Fang?"

"Terakhir kali dihubungi, dia mengatakan dirinya telah direkrut menjadi panglima di satuan keamanan galaksi." kata BoBoiBoy seraya mengusap dagu.

"Wuish! pasti sangat sibuk sekali!" seru Gopal kagum. "Dia masih memikirkan popularitas?"

BoBoiBoy menggelengkan kepalanya sedikit.

"Fang telah dewasa, ia tak lagi memikirkan hal remeh begitu." ujarnya. "Ia cepat sadar kalau menjadi populer itu tujuan sia-sia."

BoBoiBoy tiba-tiba teringat pada kata-kata Fang hari itu, sebelum mereka berlima berpencar ke bumi. Setelah semuanya usai dan baik BoBoiBoy, Gopal, Yaya dan Ying dipensiunkan sebagai anggota TAPOPS.

Fang berkata pada mereka berempat sebelum mereka pulang ke bumi, wajahnya sendu namun bahagia.

"...berkat pertemuan kita semua dan menerima kekuatan ini, aku telah banyak belajar kebajikan dan arti persahabatan juga kekuatan sejati dari kalian. Terima kasih atas semua pelajaran berharga yang kalian berikan padaku. Aku ingin jadi kuat lagi supaya bisa melindungi apa yang ingin kulindungi seperti yang kalian lakukan." terang Fang seraya tersenyum tulus.

Mengenang perpisahan itu, BoBoiBoy hanya diam melamunkan sesuatu seraya memandang ke arah langit. Ia pun memikirkan sosok lain yang selalu ada di sisinya tanpa jeda, yang kini telah tiada bersamanya.

"Apa kamu merindukannya?" tanya Gopal tiba-tiba membuat mantan pemilik kuasa elemental itu menoleh padanya.

"Siapa yang kamu maksud?" tanya balik BoBoiBoy.

"Siapa lagi kalau bukan Ochobot?"

BoBoiBoy tidak langsung menjawab pertanyaan pemuda keturunan India itu. Ia hanya menundukkan kepalanya, ekspresinya berubah mendung. Gopal yang sudah peka, tidak lagi seperti dulu, langsung merasa tidak enak sudah mengungkit topik sensitif.

"Maaf kalau pertanyaanku menyinggungmu."

Dirinya memang lebih sensitif dalam bersosialisasi, tapi mulut yang suka ceplas-ceplos kadang suka kambuh. Gopal sangat menyesali ucapannya yang lagi-lagi tidak disaring terlebih dahulu.

Melihat kekalutan Gopal, BoBoiBoy hanya menggelengkan kepalanya pelan seraya mencoba tersenyum.

"Aku baik-baik saja Gopal. Tidak perlu khawatir. Aku memang sangat merindukan Ochobot."

Ia adalah power sphera generasi ke-sembilan, sekaligus sudah lama menjadi kawan baik BoBoiBoy dan keempat kawannya. Di akhir perang galaksi, Ochobot harus tinggal bersama seluruh power sphera atas perintah langsung dari Laksamana Maksamana, di bawah perlindungan TAPOPS dan Tempur-A.

Itu semua demi keamanan Ochobot sendiri dan semua power sphera adalah ilegal kecuali untuk keperluan militer. BoBoiBoy yang sudah dipensiunkan tentu saja tak diperbolehkan lagi mengemban power sphera apapun.

Karenanya dengan berat hati, ia meninggalkan Ochobot di sana.

.

.

.

Malam tiba dan kedai telah ditutup. BoBoiBoy pulang ke rumah yang sudah ia bersihkan dan rapikan. BoBoiBoy merasa rumah ini juga peninggalan Tok Aba selain kedai kokotiam, maka ia rawat dan jaga semampunya.

BoBoiBoy yang baru selesai mandi memilih untuk menatap keluar jendela kamarnya, seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dirinya sudah berpakaian kasual, sebuah kaos hitam polos dan celana selutut.

Dari jendela kamarnya, ia menatap langit malam cerah yang dihiasi bintang-bintang. Dari sini pun masih bisa melihat suasana kota yang sudah diterangi lampu-lampu. Suasana malam hampir selalu agak hening karena Pulau Rintis bukan kota besar yang padat dan ramai.

Ia tak seperti teman-temannya yang memilih meniti hidup di tempat jauh, seperti Yaya, Ying dan Gopal. BoBoiBoy memilih untuk tinggal di Pulau Rintis dan melanjutkan usaha kakeknya saja, merajut hidup tenang di kota masa kecilnya.

Ia ingat ketika ia mengutarakan keinginan itu pada Amato. Sang ayah hanya menepuk pundaknya.

"Umurmu sudah beranjak 29 tahun, Nak. Kamu sudah dewasa sekarang. Ya, walaupun kamu sudah bersikap layaknya orang dewasa saat masih kecil dulu. Ayah hargai keputusanmu dan bangga menerimanya."

Perkataan ayahnya terngiang di benaknya hingga sekarang, beserta wajah tegas lagi lembutnya. Pria muda itu kemudian meraih laci mejanya dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang. Ia membukanya perlahan. Sebuah jam tangan dengan layar berbentuk lingkaran dengan tujuh logo elemental menghiasi layar jam tersebut.

"Terima kasih Ochobot. Kalau bukan karenamu, mungkin aku masih akan terus menjadi anak yang terlampau polos dan naif." gumamnya seraya mengelus jam itu.

Sebelumnya, ia telah mendapat izin dari Laksamana Tarung dan Komandan Koko Ci untuk menyimpan jam yang mengandung kekuatan elemental tersebut untuk sementara waktu, hingga entah kapan. Yaya, Ying dan Gopal sudah memberikan jam kuasa mereka pada TAPOPS agar mereka bisa fokus mengejar cita-cita. Mereka ingin membangun hidup normal setelah masa pensiun. Tapi ada pengecualian bagi BoBoiBoy.

BoBoiBoy mengusap jam kuasanya, kacanya bening tertimpa cahaya lampu.

"Berkat kalian, aku telah mengenal diriku. Kata Gopal, aku sudah banyak berubah. Aku sudah mampu menerima uluran bantuan dan berhenti terlalu naif. Meski kalian tidak akan mendengarku, terima kasih untuk kalian, para elemental."

Setelah mengucapkan itu, ia kemudian mengembalikan jam kuasa pada kotaknya. Jam itu tampak kesepian dalam kotak kecilnya, tenggelam dalam ruang laci. BoBoiBoy mengalihkan pandangan dan matanya tanpa sengaja tertuju pada sebuah bingkai foto di atas meja. Tangannya meraih benda itu dan mengelusnya perlahan, tampak senyuman kecil terukir. Tanpa disadari, air matanya mulai membasahi kelopak mata.

"Terima kasih kawan-kawan atas semua nasehat, bantuan dan teguran yang kalian berikan selama ini padaku. Semoga kalian baik-baik saja dan sukses selalu."

Foto itu menampilkan BoBoiBoy yang berpecah 7 untuk terakhir kalinya dan mengambil gambar bersama kawan-kawannya serta si robot kuning-hitam. Yaya dan Ying bersisian, Gopal dan Fang tersenyum lebar. Sejuta ekspresi bahagia bercampur haru terperangkap abadi dalam foto tersebut.

BoBoiBoy menaruh kembali bingkai foto tersebut pada sudut meja. Ia tersenyum tipis.

Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze, Ice, Duri, Solar... terima kasih atas kerja keras kalian selama ini yang telah menyelamatkan banyak orang. Sekarang giliranku yang akan maju mencapai mimpiku sekaligus terus menyebarkan kebenaran, batinnya.

Ia memandang langit malam dan memikirkan harapannya. Harapannya hanyalah agar semua kejahatan yang diciptakan manusia dapat berhenti, dan mereka mau mengikuti jalan kebenaran sebelum mereka semua berpulang ke bumi. Ia berharap semua orang tetap bertahan dalam kebajikan, walau terasa hampir mustahil. Walau terasa pedih.

Karena kini bukan alien jahat lagi yang akan merusak, tapi juga manusia lain yang dengan mudahnya menginjak moralitas. Dengan mudahnya merebut paksa apa yang bukan haknya, dengan mudahnya menebar racun pada tiap penjuru.

BoBoiBoy lalu memejamkan mata dan menghela nafas kecil. Ia lalu berbalik dan meninggalkan kamarnya.

.

.

Fin.

.