30 Days OTP Challenge

Day 5 : Holding hands

Touken Ranbu adalah milik DMM dan Nitroplus.

Pairing : Kogitsunemaru x Mikazuki Munechika

Don't like? Don't read!

Enjoy~


Aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi.

Tangan yang senantiasa menyisir rambut panjangku,

Tangan yang senantiasa mengelus kepalaku ketika aku merasa sedih,

Tangan yang senantiasa menautkan jari jemarinya pada jari jemariku,

Tangan itu sudah kehilangan kehangatannya.

Sekarang disinilah aku, duduk di tengah rerumputan yang berlumuran darah dengan pikiran yang kosong.

Ku genggam erat-erat tangan yang pernah hangat itu. Berharap agar sang pemilik kembali membuka matanya dan menatapku dengan kedua matanya yang indah itu.

Tapi nihil, tidak ada jawaban darinya setelah ku teriakkan namanya berulang-ulang kali. Suaraku serak. Tenggorokanku sakit. Hatiku apalagi.

Tidak ku perdulikan luka-luka yang ada di tubuhku. Yang aku inginkan hanyalah untuk mendengar namaku kembali dari mulutnya itu.

Seharusnya kau tidak mudah untuk mati karena kau adalah tenka goken. Salah satu pedang terkuat dan tercantik yang pernah ada. Tapi kenapa kau semudah ini pergi meninggalkanku?

Apakah karena aku yang terlalu posesif?

Apakah karena aku terlalu manja padamu?

Atau... apakah karena kau sudah tidak mencintaiku lagi?

Aku hanya ingin kau kembali padaku. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan, asalkan kau kembali ke sisiku.

"Kogitsunemaru-san! Ayo berdiri! Kita harus cepat kembali! Mereka mulai berdatangan! Kita tak akan menang, Kogitsunemaru-san!" Aku mendengar Hasebe berucap. Dia menyuruh ku kembali dan meninggalkan Mikazuki disini?

Maaf, tapi aku tidak akan membiarkan Mikazuki sendirian disini.

"Kalian saja yang pergi. Biarkan aku menemani Mikazuki disini." Biarkanlah mereka mengataiku egois. Aku tidak peduli. Yang kuinginkan hanyalah untuk bersama Mikazuki.

"Apa kau gila?! Aruji sudah memberikan kita waktu untuk meloloskan diri! Jadi ayo pulang dan relakan Mikazuki!" Marahnya padaku. Aku hanya menatapnya dengan dingin. Dia tidak merasakan apa yang ku rasakan. Jadi seenaknya saja menyuruh seseorang meninggalkan kekasihnya begitu saja.

"Aku tidak peduli. Biarkan aku tinggal disini menemani Mikazuki!" Dengan itu, aku mengangkat Mikazuki dan membawanya pergi masuk ke dalam hutan. Meninggalkan Hasebe dan anggota lain yang emosi akan perbuatanku.

Setelah ku rasa cukup jauh, aku membaringkan Mikazuki dengan lembut. Luka yang membekas saat pertarungan tadi mulai membuatku sakit. Kurasa beberapa luka kecil mulai membesar dan luka besarku mulai mengeluarkan banyak darah.

Sudah ku katakan aku tidak peduli asalkan aku bisa bersama Mikazuki.

Aku menyandarkan tubuhku ke pohon seraya mengelus surai hitam kebiru-biruan Mikazuki. Rambutnya tetap lembut seperti pada saat aku mengelusnya ketika ia tidur.

Aku tahu bahwa apa yang kulakukan ini sangat sia-sia. Mikazuki tidak akan pernah kembali lagi. Begitu juga kenangan indah yang pernah kami lalui bersama.

Itu semua hanya akan menjadi masa lalu.

Suara langkah kaki berat memasuki indra pendengaranku. Jadi benar apa yang dikatakan Hasebe mengenai musuh akan semakin berdatangan.

Aku berdiri, mengangkat pedangku. Aku berjalan mendekati tubuh Mikazuki yang tengah terbaring tanpa jiwa. Walaupun begitu aku akan tetap melindungi Mikazuki sampai titik terakhirku.

Itu adalah janjiku padanya.

"Maju sini, berengsek." Para penjajah waktu bertipe ootachi mulai menampakkan batang hidungnya.

Sebentar lagi aku akan menemuimu, Mikazuki.

=-=-=

Langit yang berwarna oranye menjadi pemandanganku. Di sampingku ada Mikazuki yang perlahan mulai memudar. Serbuk-serbuk emas beterbangan dari tubuh indahnya, mulai meninggalkanku dan terbang ke langit.

Aku bersusah payah merangkak ke sampingnya. Memegang tangan yang telah kehilangan kehangatannya itu. Menggenggamnya dengan erat sambil mengelusnya pelan. Ku bawa tangannya ke bibirku dan mengecupnya lembut. Membaui tangan yang telah berbau anyir darah itu.

Lalu ku bawa tanganku yang bebas menuju pipi putihnya itu dan mengelusnya. Walaupun baru beberapa jam, tapi aku sudah merindukan dirinya dan kehangatannya.

Tak apa, karena sebentar lagi aku juga akan menyusulnya.

"Aku akan selalu mencintaimu dimanapun kau berada, Mikazuki." Aku tersenyum seraya menyaksikan hilangnya tubuhnya dan meninggalkanku lagi sendirian disini.

"Aku akan menyusulmu, Mikazuki. Jadi tolong tunggu aku sebentar lagi, ya?" Ucapku pada langit yang mulai gelap. Betapa indahnya pemandangan terakhirku.

Pandanganku memburam. Aku kehilangan kontrol tubuhku. Ini dia yang ku tunggu-tunggu, yaitu untuk bertemu dengannya sekali lagi.

"Kau sudah berusaha dengan keras, Kogitsunemaru." Nushi-sama? Apa itu Nushi-sama?

"Ayo kita kembali ke benteng." Tidak, aku tidak ingin pulang! Aku ingin menemui Mikazuki! Aku ingin berteriak protes, tapi suaraku seakan hilang. Aku tak bisa berucap apa-apa selain membiarkan diriku dibawa oleh Nushi-sama. Aku juga tidak bisa meronta ataupun bergerak, aku hanya bisa pasrah saja.

Pandanganku mulai menggelap saat ku dengar Nushi-sama berkata,

"Mikazuki sudah menunggumu di benteng, Kogitsunemaru."


A/N:

Angst tpi ga jadi moment : /ditampar,ditendang,dicelupin.

Ya sowwy aku kan suka bikin ginian. Muehehehehhe. (3)

Semoga suka ya!

yaudahhh byebye! Airyn out!

Airyn~