Galau

Sebuah cerita ketika Konohamaru beserta semua genin berada dalam perjalanan pulang ke Konoha.

.

Langit biru seharusnya menyegarkan matanya. Akan tetapi, langit itu tidak berawan. Matahari bersinar dengan terik, menyinari tanah tandus dan berbatu yang berada di bawahnya. Pemandangan itulah yang terlihat dari jendela kereta yang melaju.

Seorang pemuda berambut coklat sedang melihat ke arah pemandangan itu. Syal biru dan seragam joninnya masih basah oleh keringat. Sarutobi Konohamaru. Itulah namanya. Tak peduli seberapa teriknya sinar matahari yang menyinarinya, ia terus melihat ke arah jendela. Meskipun ia berusaha untuk tetap terlihat tanpa masalah, pikirannya benar-benar kacau.

Kekacauan pikirannya lebih buruk dibandingkan dengan yang ia rasakan ketika salah satu muridnya, Uzumaki Boruto, kedapatan menggunakan Alat Sains Ninja pada ujian Chunin. Bagaimana lagi? Insiden itu melibatkan semua anggota Tim 7, bahkan Uchiha Sarada yang tidak suka terlibat dalam masalah. Konohamaru juga mengingat masa lalunya karena insiden itu. Saking kacaunya pikirannya, ia bahkan tidak melirik sedikitpun kepada Sai yang duduk di sebelahnya ataupun Mitsuki yang duduk di hadapannya.

Semua berawal pada minggu lalu. Pada saat itu, ia mendengar kabar mengenai penjaga gerbang yang diserang setelah pertemuan Lima Kage. Di dekat gerbang, ditemukan sebuah ikat kepala shinobi Konoha. Karena itu, Konohamaru dipanggil ke kantor Hokage. Ketika sampai di halaman kantor, Konohamaru bertemu kedua muridnya, yaitu Boruto dan Sarada yang mengabari tentang hilangnya Mitsuki. Konohamaru tersentak, namun ia menyembunyikan ekspresinya dengan wajah tegasnya. "Kalian tahu seperti apa Mitsuki. Mungkin tidak ada yang terjadi padanya," katanya.
"Apa Ni-Chan tidak khawatir dengannya?" tanya Boruto.
"Yang pastinya aku harus pergi. Jangan membuat masalah!" serunya.

Konohamaru membalikkan badannya dan meninggalkan kedua muridnya. Ia terpaksa tidak memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia tahu betul sifat Boruto yang suka mengambil tindakan sendiri, juga Sarada yang tidak pernah membiarkan Boruto bertindak sendirian.

Beberapa saat kemudian, Konohamaru sudah berdiri di hadapan Hokage Ketujuh, yaitu Naruto. Ia tidak sendirian. Ada Shikamaru, Sai, dan kedua hokage sebelumnya, yaitu Tsunade dan Kakashi. Ketika Sai memperlihatkan ikat kepala yang ia temukan, Konohamaru tahu siapa pemilik ikat kepala itu. Mitsuki.

Setelah itu, Konohamaru mengikuti mereka ke Departemen Medis untuk menemui penjaga yang terluka. Ino menyelidiki ingatan penjaga itu dan melaporkan hasil yang ia lihat.
"Dia tidak diculik. Dia pergi atas keinginannya sendiri," lapornya.

Kebanyakan orang di ruangan itu mulai yakin akan keterlibatan Mitsuki, namun Konohamaru tidak yakin kalau muridnya itu benar-benar terlibat. Ia tahu betul watak muridnya. Mitsuki tidak akan bertindak tanpa alasan jelas.
"Kita harus menghubungi walinya.. kalau tidak salah dia berasal dari Otogakure," ia memberi saran.
Mata Tsunade melebar,"Otogakure?" "Seharusnya kita bisa menghubunginya lewat monitor," Shikamaru berusaha memperbaiki suasana, mengingat Otogakure dulunya adalah tempat tinggal bagi musuh Konoha.

Konohamaru mulai curiga. Ia merasa bahwa ada yang disembunyikan darinya.
"Apa maksudnya ini, Hokage Ketujuh?" tanya Konohamaru pada Naruto.

Naruto menunjukkan ekspresi yang berat. Namun, ia memutuskan untuk memberitahunya. Ia tidak dapat menyembunyikan rahasia Mitsuki lagi.
"Konohamaru," jawab Naruto,"Mitsuki adalah.. putra Orochimaru."

Konohamaru sangat terkejut mendengar fakta itu. Rasanya seperti disambar petir. Bagaimanapun juga, Orochimaru telah membunuh kakeknya. Suasana hati orang-orang di sekelilingnya juga memburuk. Meskipun Naruto dan Shikamaru mencoba untuk meyakinkan bahwa Orochimaru tidak mengacau lagi, suasana itu tidak bisa diperbaiki.

Sehari setelah kejadian itu, Konohamaru mendapat kabar kalau Boruto dan Sarada juga menghilang. Ia yakin kalau Boruto pasti pergi mencari Mitsuki. Konohamaru menghela napas. Boruto selalu mengambil tindakan sendiri, tidak peduli sulitnya masalah yang akan dihadapinya. Di mana ada Boruto, di situ ada Sarada yang tidak pernah membiarkan Boruto bertindak sendirian. Artinya, Sarada juga pergi bersama Boruto. Kalau ketiga muridnya benar-benar meninggalkan Konoha, mereka bisa dicopot dari jabatan mereka sebagai genin.

Masalah Mitsuki menyebabkan masalah di Tim 7. Sebelumnya, Konohamaru menganggap Mitsuki sebagai murid yang berharga dan dapat dipercaya. Akan tetapi, ia diliputi emosi ketika mengetahui bahwa Mitsuki juga putra Orochimaru. Jujur saja, ia tidak dapat memaafkan Orochimaru yang telah membunuh kakeknya. Karena itu, ia marah mengapa Mitsuki dimasukkan ke dalam timnya. Seandainya Mitsuki tidak masuk ke timnya, timnya tidak akan bermasalah dan ia tidak akan mengetahui fakta tentang Mitsuki secepat itu.

Meskipun demikian, ia ingin sekali ikut dalam misi pencarian Mitsuki, namun ia tidak diperbolehkan karena perasaannya terlalu menguasai dirinya.

Hari-hari berlalu. Ketiga murid Konohamaru masih belum pulang. Kabarnya, mereka pergi ke Iwagakure. Hal yang sama terjadi pada tim 10 yang dipimpin Moegi dan ditugaskan untuk membawa Boruto dan Sarada pulang. Moegi bahkan memberitahukan Konohamaru kalau ia pulang sendirian karena timnya memutuskan untuk mengikuti Boruto dan Sarada.

Di tengah malam, Konohamaru semakin gusar. Ia berdiri di atas gerbang Konoha. Ingin sekali ia melompat keluar Konoha, akan tetapi ia tidak boleh melakukannya. Konoha berada di Siaga Satu. Siapapun yang meninggalkan Konoha akan dianggap sebagai penjahat. Tentu saja Konohamaru tidak bisa melakukan hal itu. Ia hanya bisa berdiri di atas gerbang sambil memandang bulan purnama yang bersinar di hadapannya.

Pikiran Konohamaru semakin kalut. Mengapa Mitsuki harus pergi dari Konoha? Ke manakah ia pergi? Apa yang akan ia lakukan? Apakah Boruto, Sarada, dan tim 10 bisa menemukannya tanpa bantuan guru mereka? Musuh seperti apa yang mereka hadapi? Apakah mereka sanggup melawan musuh itu? Bagaimana bila anak-anak itu tidak pernah kembali ke Konoha lagi?

Di tengah kekalutannya, ada seorang wanita yang menghampiri pemuda Sarutobi itu. Wanita itu tidak lain adalah adik sepupunya sendiri. Sarutobi Mirai. "Apa kamu membenci Mitsuki?" tanya Mirai,"Ia adalah putra dari Orochimaru yang membunuh kakek kita."
"Tidak. Bagiku Mitsuki adalah anggota penting di tim 7, sama seperti Boruto dan Sarada," jawab Konohamaru.

Konohamaru berpaling.
"Tetapi.. berdiam di sini memberiku banyak pikiran negatif.. Itu saja.." desahnya.

Jadi, Konohamaru memutuskan untuk kembali ke kantor Hokage. Baru saja ia akan membuka pintu, ia mendengar kabar bahwa Konoha kehilangan kontak dengan semua tim yang dikirim untuk mengejar Mitsuki. Ia juga mendengar bahwa pengkhianat tidak akan dibiarkan begitu saja. Kalau begitu, bagaimana dengan murid-muridnya yang kabur dari Konoha? Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia langsung masuk tanpa mempedulikan Shikamaru, Sai, dan Naruto yang sedang berdiskusi.
"Oi, jangan sekarang," larang Shikamaru sambil menahan dada Konohamaru.
"Serahkan misi itu padaku. Ini adalah masalah timku. Sebagai seorang shinobi, aku siap untuk melakukan apapun untuk menghukum anggota timku.

Konohamaru akhirnya diberikan misi, dengan syarat ia akan menjalankan misi tersebut secara rahasia. Ia tahu resiko dari misi itu. Kalau misi itu gagal dan ia dikenal sebagai shinobi Konoha, hal itu bisa merusak kedamaian kedua desa. Apalagi, Tsuchikage tidak memperbolehkan shinobi Konoha untuk menginvestigasi masalah itu. Namun, Konohamaru tetap menerima misi itu demi murid-muridnya.

Konohamaru akhirnya sampai di Iwagakure. Ketika ia sampai, tidak ada orang yang ia jumpai. Yang ia lihat hanyalah monster berwarna coklat yang berkeliaran. Ia pun menduga bahwa para penduduk telah ditawan.

Dengan susah payah, ia masuk ke dalam sebuah bangunan kuno yang dulunya adalah markas penjahat yang pergi bersama muridnya. Tak disangka, ia berjumpa dengan seorang anak berambut biru dan berjubah ungu. Ia mengeluarkan kunainya dan mengambil posisi siaga.

Akan tetapi, ia juga melihat bahwa anak itu berkulit pucat. Pupilnya berwarna keemasan. Iya, dia Mitsuki. Karena sudah mengenalinya, Konohamaru melepaskan topengnya dan tudung kepalanya.
"Konohamaru-Sensei. Saat ini aku kehabisan waktu. Kumohon, jangan halangi aku," pintanya.
"Apa kamu sadar dengan perbuatanmu?" tanya Konohamaru.
"Maaf, Sensei. Ada yang harus kulakukan. Setelah ini, aku akan menerima hukumanku."
"Baiklah. Tapi, apa yang ingin kamu lakukan?"
"Aku.. aku akan mewujudkan tekadku."

Konohamaru menunduk sejenak.
"Jangan sampai lupa," katanya yang lalu kembali melihat Mitsuki,"Apapun yang terjadi, kamu akan selalu menjadi anggota Tim 7."
"Baik," ucap Mitsuki.

Meskipun Konohamaru tidak mengetahui tekad Mitsuki, ia lega karena dapat bertemu kembali dengan Mitsuki. Hal berikutnya yang bisa ia lakukan adalah membebaskan pemimpin Iwagakure yang dikurung di bangunan itu. Setelah itu, Konohamaru mendengar suara ledakan. Ia tidak tahu siapa yang membuatnya, namun ia harap semuanya baik-baik saja.

Suara berikutnya adalah suara yang biasa ia dengar ketika bertarung. Entah itu suara retakan ataupun benturan. Mungkin saja murid-muridnya sedang bertarung melawan penjahat yang membawa Mitsuki pergi.

Pertarungan selesai. Konohamaru akhirnya bertemu kembali dengan murid-muridnya. Ia melihat robekan dan noda darah di jaket Boruto dan luka sayatan di lengan Sarada. Itu sudah membuktikan bahwa mereka ikut bertarung.

Konohamaru mendekati Mitsuki yang berdiri di hadapannya. Ia diam sejenak, melihat ikat kepala dan kimono birunya yang kembali dikenakan anak itu. Ia lega melihatnya. Ia kemudian memeluk Mitsuki dan memejamkan matanya. Ia kembali mengingat fakta tentang Mitsuki. Meskipun Mitsuki adalah putra Orochimaru dan menyulitkan teman-temannya atas pelariannya, Mitsuki tetap bagian dari kelompoknya. Ia menerima fakta itu apa adanya.
"Mitsuki, syukurlah kamu kembali, kore," bisiknya.

Konohamaru menghembuskan napasnya. Ia menyadari realita bahwa ia berada dalam perjalanan pulang ke Konoha. Dilihatnya Mitsuki sejenak. Ekspresi anak itu menunjukkan bahwa ia merasa bersalah. Apalagi, ia duduk di gerbong yang berbeda dari teman-temannya. Mitsuki sengaja dipisahkan supaya ia langsung ditahan dan diinterogasi ketika mereka sampai di Konoha.

Mengetahui itu, Konohamaru menghela napasnya. Setelah pelariannya, apakah Mitsuki akan tetap diizinkan untuk tinggal di Konoha? Hukuman apa yang akan diterimanya? Tidak hanya itu, bagaimana nasib Boruto dan Sarada yang meninggalkan Konoha tanpa izin? Mereka akan dicopot dari jabatan mereka sebagai genin bukan?

Apapun yang terjadi, ketiga muridnya itu tetap anggota Tim 7. Mereka sangat penting baginya. Apapun kesalahan mereka, ia tidak akan membiarkan status genin mereka dicabut.