(c) Masashi Kishimoto
Warning : Bukan Canon/AU, OOC, ChibiSasuSaku

.

.

"Kamu cangat cantik."
Sepasang mata hijau polos itu dipenuhi kekaguman ketika menatap wajah cantik nan halus bocah emo yang memakai kaus bergambar stich di depannya

Uchiha Sasuke mendengus dingin mendengar pujian anak aneh berambut gulali yang tiba-tiba muncul di sampingnya dan mengikutinya kemanapun, seperti ekor kecil. Dan apa dia bilang tadi? Cantik? Huh. Dasar bodoh! Apa dia tidak tahu kalau dia laki-laki? Dia ganteng. Dia pakai baju kaos anak laki dan celana. Kata Bang Itachi, semua anak laki-laki pakai celana. Jadi ... dia itu laki-laki!

"Cantik. Kita main cama-cama yuk. Kita cali Ino buat main belbi."

Menepis keras tangan mungil yang tiba-tiba memegang tangannya, Sasuke menatap si kepala aneh dengan ekspresi dingin.

"Janyan pandil aku cantik. Aku cowok. Aku campan. Kamu dodoh!" Bentak Sasuke cadel. Bocah berusia empat tahun itu cemberut, meletakan kedua tangannya di pinggang, dan memelototi cewek kecil berambut merah muda yang terlihat seumuran dengannya.

Cewek kecil kepala aneh, Haruno Sakura, terkejut dengan reaksi berlebihan anak cantik di depannya. Tapi dia tidak marah atau menangis, dia hanya terlihat bingung, "kamu cowok?" Dia tak percaya, dia mengamati Sasuke dengan seksama. Matanya hitam legam, kulitnya lembut, hidungnya mancung, seperti tokoh anime cantik di dalam tv. Ino Yamanaka yang paling cantik di TK mereka saja kalah, "Kamu bo'on," katanya kemudian.

Sasuke mendelik, "Aku celiyus. Aku cowok." Kalau tidak ingat nasihat Papa Fugaku dan Mama Mikoto untuk tidak menyakiti anak perempuan, Sasuke ingin sekali memukul anak aneh di depannya.

"Manya buttinya?" Sakura mencibir sombong. Orang-orang dewasa yang ada di acara pesta Ulang tahun kepala keluarga uchiha itu sama sekali tidak memerhatikan kelakuan absurd dua anak yang ada di sana.

"Ini. Aku pate celana," Sasuke menunjuk celananya sendiri. Ekspresinya sangat jelek. Dia benar-benar marah.

"Aku cewek. Dilumah aku juga pate celana," bantah Sakura. Dia tidak percaya, anak di depannya terlalu cantik untuk jadi anak cowok. Dia pasti tomboy. Seperti di drama yang sering ditonton Oma Tsunade, ada perempuan cantik yang suka menyamar memakai pakaian cowok dan berpura-pura jadi cowok. Jadi Sakura yakin kalau anak di depannya juga cewek yang pura-pura jadi cowok.

"Kamu dodoh!"

"Aki tidak dodoh. Kamu yang dodoh, kamu anak cewe tapi pake baju cowo." Sakura keras kepala.

Sasuke hampir menangis. "Aku cowoook!" Bentaknya, "lambutku pendek. Liat!" Dia menunjuk bokong ayam emo hitam yang ada di kepalanya.

"Lambutku juga pendek." Sakura juga menunjuk kepalanya sendiri.

"Aku kuat. Aku cowok."

"Aku juga kuat. Aku bisa tinju," potong Sakura bangga.

Sasuke diam. Kalau tidak lihat muka tripleks horror Kakek Madara yang sedang bicara dengan Ayahnya, Sasuke sudah menangis histeris. Serius. Anak di depannya menjengkelkan, tapi dia lebih takut pada Kakek Madara. Kalau Kakek Madara melihatnya menangis, dia akan menyuruh Paman Orochimaru (Bulter setia kakek Madara) untuk memasukannya ke kandang Ular python raksasa bernama Manda. Karena menurut prinsip usang Kakek Madara, laki-laki tidak boleh menangis. Apalagi kalau dia seorang Uchiha. Jadi Sasuke takut untuk menangis.

"Apa?" Sasuke mengernyit ketika Sakura tiba-tiba menariknya ke arah taman dan bersembunyi di belakang semak.

"Kata Kakek Jilaya, yang membedakan cewek dan cowok ada satu." Sakura terlihat serius.

"Apa?"

Sakura berlutut di depan Sasuke.

Dan sedetik kemudian ...

Sasuke berteriak dan menangis histeris.

"MAMA, AKU TELNODAAAA!"

Uchiha dan para tamu yang mendengar teriakan si bungsu Uchiha terkejut, kemudian dengan panik berlari ke sumber suara.

"Itachi, adikmu!" Seru Mikoto.

Itachi Uchiha, si kapten tim rugby SMA Konohagakure langsung berlari cepat untuk menyelamatkan adik kesayangannya.

Dia yang pertama tiba di Tkp. Dan saat melihat situasi yang tak dapat dijelaskan di depannya, wajahnya langsung berubah aneh.

"Itachi, adikmu kenapa?" Tanya Mikoto.

Itachi tidak menjawab, dia membeku sambil menunjuk ke dua objek di depannya.

Mikoto hampir pingsan.

Fugaku, Madara dan para tamu pesta lain yang datang setelahnya, langsung membeku dan tak tahu harus berekspresi seperti apa.

Pemandangan di depan mereka benar-benar sesuatu, anak bungsu keluarga Uchiha yang menangis keras dengan celana dipeloroti, sementara seorang gadis kecil duduk di depannya, dengan ekspresi serius menatap belalai kecil yang tergantung diantara kaki bocah Uchiha itu.

"YA AMPUN SAKURAAAA!" Walikota Tsunade histeris melihat kelakuan cucu semata wayangnya.

Sakura menoleh. Dia menatap Tsunade polos, "Oma. Kenyapa aku tidak punya hal lucu ini?"

Krik. Krik. Krik.

Tawa Itachi langsung meledak. Para tamu cengengesan, sementara Uchiha lain hanya bisa memasang ekspresi aneh menatap Sasuke yang wajahnya merah dan basah oleh air mata. Bocah cantik itu memasang ekspresi sedih dan terluka.

"Mama. Aku telnoda."

.

.

END