Boku wa Exorcist - Remake
.
.
Chapter 3
Kehidupan di jalanan
Miku terus berteriak, memohon kepada orang itu untuk melepaskannya. Mereka kini telah sampai di tengah-tengah hutan.
"Nona, tenanglah." Ujar sebuah suara yang sangat familiar di telinga Miku.
"Ki-Kiyoteru-san?" kata Miku tidak percaya. Orang itu melepas masker hitamnya, dan benar saja. Dia adalah Kiyoteru. "Ke-kenapa Kiyoteru-san membantu paman?!" jerit Miku tidak percaya.
"Ini tidak seperti yang kau bayangkan Miku. Kau menyimpan stempelmu bukan?" tanya Kiyoteru. Miku hanya mengangguk. "Baik, sekarang simpan itu Miku. Ini, semua hal yang terjadi telah aku tuliskan disini." Ujar Kiyoteru sambil menyerahkan surat itu.
"Lalu? Apa yang aku lakukan sekarang Kiyoteru-san?" tanya Miku sedikit frustasi.
"Aku sungguh menyesal kepada tuan dan nyonya atas tidakanku sekarang ini. Tetapi, aku harap kau sementara berlindung di bayangan. Ganti namamu, dan mencoba bertahan hiduplah nona." Kata Kiyoteru sambil sedikit menitikkan air mata. "Larilah hingga ke kota dimana tidak ada yang mengenalmu nona. Ke tempat dimana pamanmu tidak akan menemukanmu! Dan jangan sekali-sekali ungkap identitasmu disana nona." Ujar Kiyoteru.
"La-lalu. Apakah aku bisa kembali?" tanya Miku.
"Bisa. Tetapi, aku menunggu panggilan darimu ketika di kota lain. Ada nomorku juga di surat itu." Kata Kiyoteru sambil menangis.
"Kenapa tidak sekarang Kiyoteru-san?!" Ujar Miku sambil menangis.
"Maka pamanmu akan betulan membunuhmu! Setidaknya tunggu hingga masalah ini mereda." Kata Kiyoteru. Dia merebut bandana dari kepala Miku dan sedikit melukai lengan Miku. Miku sedikit menjerit dengan perlakuan itu. Kiyoteru menekankan bandana itu kepada luka Miku untuk mendapatkan darahnya. "Maafkan aku nona. Aku benar-benar minta maaf. Tetapi, ini demi kebaikan nona sendiri." Ujar Kiyoteru sambil mendorong Miku untuk berlari.
Sambil menangis, Miku berlari mengikuti arahan dari Kiyoteru dan menggenggam surat dari Kiyoteru erat-erat.
'Kiyoteru-san, kuharap kita bisa bertemu lagi. Ku harap, kita bisa mengalahkan paman suatu hari.' Batin Miku sambil berlari. Tetapi, karena berlari sambil menangis. Pandangan matanya tidak jelas. Hampir saja dia terjatuh ke sebuah sungai yang sangat deras. Sepatu cantik nya terjatuh dan terbawa arus sungai. Gadis itu tidak ingin mengambilnya, karena itu adalah sungai yang berbahaya. Dan orangtuanya telah memberitahukan untuk tidak dekat-dekat dengan sungai itu.
Miku terus berlari tidak tentu arah. Kaki nya yang tidak terlindungi alas kaki terluka oleh tanaman duri. Dia berjalan tertatih-tatih karena kaki nya tidak bisa berlari lagi. Miku mencoba untuk berjalan hingga dia menemukan pemukiman.
..
.
Akhirnya Miku bisa menemukan pemukiman.
"Permisi, dimanakah ini?" tanya Miku kepada seseorang yang lewat.
"Oh, ini ibukota Amarytis." Kata orang itu.
"Seberapa jauh tempat ini dengan RainyForest?" tanya Miku lagi.
"Kau butuh 3 hari. Tetapi kalau kau melewati hutan ini, tidak sampai 2 hari." Kata orang itu. Miku terduduk. Akhirnya, setelah semalaman tidak tertidur dan berjalan tertatih-tatih. Miku berada di tempat yang jauh. "Apa kau tersesat anak muda?" tanya orang itu.
"Ti-tidak. Terima kasih telah menunjukkan arah." Ujar Miku. Orang itu kembali melanjutkan perjalanannya. Sementara Miku terduduk di trotoar jalan itu. Kakinya sudah sangat sakit. Miku kembali menangis.
'Sekarang aku harus berbuat apa? Perutku sangat kelaparan. Badanku kotor.' Batin Miku. Dirinya hanya bisa meremas perutnya yang meronta ingin di beri makanan.
"Hei nak, apa kau tersesat?" tanya seseorang lagi. Miku hanya menjawab dengan gelengan kepala. "Apa kau lapar?" tanya orang itu lagi. Miku hanya mengangguk. Kemudian sebuah roti terjatuh di depannya. Tidak hanya roti, ada sebuah susu dan sup yang di taruh di wadah anti tumpah. Miku mendongak ke orang itu. Dari kelihatannya, orang itu adalah gelandangan.
"Da-darimana anda mendapatkan makanan ini?" tanya Miku. Orang itu hanya menunjuk kepada van yang d sebelahnya ada tulisan. 'makanan untuk mereka yang tidak mampu.'
"Makan saja. Aku bisa mengambilnya lagi." Ujar orang itu sambil berjalan ke van itu lagi.
Miku membuka bungkusan roti itu dan menggigitnya. Dia sedikit menangis. Akhirnya dia bisa makan juga. Dia juga membuka wadah sup itu dan menyesap isinya.
"Hei bukankah kau sudah mengambil jatah hari ini?" tanya penjaga van itu.
"Maafkan aku, tetapi makananku untuk seorang anak disana." Kata gelandangan itu sambil menunjuk kepada Miku yang makan sambil sedikit menangis karena bersyukur.
"Baiklah. Silahkan ambil lagi." Kata penjaga van sambil mempersilahkan orang itu untuk mengambil jatah. Gelandangan itu kembali ke tempat Miku duduk dan makan.
"Hei. Pakaianmu terlihat mahal tapi kondisimu memprihatinkan. Apa yang terjadi?" tanya orang itu sambil duduk di sebelah Miku yang telah menghabiskan rotinya.
"A-aku di usir dari rumah." Hanya itu jawaban Miku. Miku harus memegang omongannya untuk menjaga identitasnya di tempat baru.
"Orangtua jaman sekarang memang tidak punya hati. Mereka hanya suka proses membuat anak tetapi tidak suka tanggung jawabnya." Komentar orang itu sambil menggigit rotinya.
"Orangtuaku telah meninggal karena kecelakaan." Hanya itu ujar Miku.
"Lalu apa kau di usir dari rumah saudaramu?" tanya orang itu lagi. Miku hanya mengangguk. "Aku tidak mengerti jalan pemikiran orang-orang saat ini. Begitu saja mengusir anak kecil tidak tahu apa-apa di dunia kejam seperti ini." Komentar orang itu lagi. "Setelah makan ikutlah aku. Aku melihat kakimu terluka, aku tahu tempat dimana mereka mau merawat orang yang tidak memiliki uang seperti kita." Kata orang itu. Miku hanya menangguk dan menghabiskan sup nya juga susu nya. Miku terasa kenyang dan mengikuti orang itu berjalan menyusuri trotoar, dirinya berjalan tertatih-tatih.
Sampailah mereka di sebuah bangunan dengan tanda "+" besar berwarna merah di atasnya.
"Selamat datang. Astaga, gadis yang malang." Kata seseorang di dalam tempat itu.
"Aku menemukannya keluar dari hutan. Dia di usir dari rumahnya." Jelas gelandangan yang mengantarkannya itu. Wanita itu berpakaian dengan jas putih lengkap seperti dokter. Wanita itu mengantarkan Miku ke kasur periksa untuk memeriksa lukanya.
"Jadi siapa namamu gadis kecil?" tanya wanita itu.
"A-aku.. Miki Zatsune." Ujar Miku. Mulai sekarang, itu adalah identitasnya. Wanita itu membersihkan kaki Miku.
"Keluarga Zatsune ya, aku belum pernah mendengarnya." Ujar wanita itu. "Perkenalkan namaku Sweet Ann. Kau bisa memanggilku Ann." Ujar Ann. Miku hanya mengangguk.
"Baiklah aku akan pergi, tolong kau rawat anak itu." Ujar gelandangan itu sambil pergi dari klinik.
"Kau beruntung juga sedikit sial bertemu dengan orang itu." Komentar Ann.
"Kenapa?" Tanya Miku.
"Dia sebenarnya adalah seorang pengusaha hotel yang terkenal di sini. Sayangnya, seseorang mengkhianatinya, dan membuatnya menjadi gelandangan. Kejadiannya sudah seminggu yang lalu. Kelihatannya orang yang membuat dia menjadi gelandangan adalah bangsawan baru. Kau beruntung dia adalah orang baik, tidak seperti kebanyakan gelandangan di sini yang jahat. Sialnya kau bertemu dengannya di saat dia sudah seperti ini." Ujar Ann. Entah mengapa, batin Miku menjerit bahwa yang membuat orang itu adalah pamannya. "Jadi, apakah aku memiliki tempat untuk bermalam? Aku tidak bisa membiarkanmu bermalam dengan gelandangan diluar sana. Dia tidak mungkin ada di sisimu setiap saat." Ujar Ann.
Miku hanya menggeleng. Dirinya tidak memiliki tempat tinggal atau tempat berteduh.
"Aku memiliki apartemen kecil yang bisa kau huni. Juga aku bisa mengenalkanmu kepada seseorang. Dia mungkin mau menerimamu bekerja di tempatnya. Kau masih hijau, masih banyak kesempatan di masa depan." Ujar Ann sambil membalut kaki nya ringan.
"Ta-tapi aku tidak pernah bekerja sebelumnya." Kata Miku mengaku.
"Tidak apa-apa. Aku akan berkata kepadanya, dia akan mengajarimu." Ujar Ann masih dengan senyuman di wajahnya.
..
.
Kini sudah hampir setahun Miku tinggal di ibukota Amarytis. Pengalaman pertama bekerjanya? Tidak terlalu bagus. Dia bekerja di sebuah restoran sebagai pembantu cuci piring di dapur. Sudah banyak piring yang dia pecahkan, tetapi Miku adalah orang yang bertanggung jawab. Dia menginginkan agar sang pemilik restoran untuk memotong gajinya, untuk mengganti piring yang dia pecahkan.
Dia juga membeli pewarna rambut untuk merubah rambutnya menjadi hitam. Ketika Ann menanyakan alasannya. Miku hanya menjawab bahwa itu adalah tanda hidup barunya, dan dia beralasan telah lama ingin rambut hitam.
Miku sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya ini. Dia juga belajar berhemat dan menabung.
Hari ini adalah hari gajian Miku. Dan Miku sangat senang, dia menyisihkan uangnya di akun bank, tentunya dengan nama samaran dan pegawai bank percaya saja bahwa namanya Miki Zatsune. Karena, tidak ada tanda pengenal lain yang di bawa Miku. Kecuali stampel miliknya. Yang tidak akan dia tunjukkan kepada siapapun.
Hari itu memang pamannya berhasil merebut stempel, tetapi itu adalah milik orangtuanya. Dan kelihatannya semuanya tertipu. Tetapi yang paling menyesakkan dada adalah, pamannya mendapatkan gelar bangsawan itu.
Miku memilih untuk makan malam di sebuah restoran oden untuk menghibur diri. Di tempat itu selain dirinya, juga ada beberapa orang dengan bau sake dari tubuhnya. Orang-orang tersebut berbaju jas rapi dengan warna krem, hitam, dan putih.
Di warung itu terdapat sebuah televisi yang sedang menayangkan sebuah berita.
"Sudah setahun lebih semenjak menghilangnya anak satu-satunya dari keluarga Hatsune." Miku yang mendengarkan hal itu ingin menyemburkan kaldu dari oden yang ada di mulutnya. Tetapi dia berusaha untuk tenang, dia tidak ingin menimbulkan berbagai mata penasaran yang tidak di perlukan.
"Malam ini tepat 1 tahun menghilangnya anak dari keluarga bangsawan Hatsune. Hingga saat ini proses pencarian masih terus di lakukan. Petunjuk yang di dapatkan kepolisian hanyalah sepasang sepatu yang di kenakan Miku Hatsune ketika menghilang. Polisi masih menyusuri sungat tempat di temukannya petunjuk sepatu tersebut." Ujar pembawa berita itu.
'Huh meskipun sampai ayam betina beranak pun kalian menyusuri sungai itu tidak akan ketemu.' Batin Miku sambil memakan odennya kembali.
"Oh iya, kalau tidak salah kau adalah ketua penyelidikan hilanya Miku Hatsune bukan?" kata seseorang. Miku sedikit melirik ke arah datangnya suara itu. Ternyata, dari para laki-laki yang bau sake.
"Iya, sampai sekarang memang jasadnya belum di temukan. Tapi entah kenapa pimpinan sangat memfokuskan untuk mencari bukti jasad dari gadis itu. Padahal bisa saja dia selamat dan terdampar di suatu tempat." Kata orang yang memakai jas krem.
"Ini Cuma pendapatku. Semenjak menghilangnya sang satu-satunya ahli waris, banyak sekali keanehan." Ujar orang yang memakai jas berwarna hitam.
"Keanehan apa?" tanya orang berjas krem.
"Apa kau tidak tahu? Semenjak di nyatakan menghilang. Lorra-san terus mengambil alih kekayaan keluarga Hatsune. Mulai dari mansion di kota RainyForest, hingga seluruh sahamnya. Bahkan dengan stampel keluarga Hatsune." Kata orang berjas putih.
"Kan memang sesuai ketentuan." Ujar orang berjas krem.
"Tidak. Kau mungkin tidak pernah bergaul dengan para bangsawan, sehingga tidak tahu. Aku beritahu satu hal. Di lingkungan bangsawan, ada stempel khusus yang bisa di hias dan di bentuk sesuka hati." Kata orang berjas putih.
"Benar, dan aku melihat adanya kerjasama antara petugas hukum dengan Lorra-san. Menurut wasiat, hanya stempel milik Miku Hatsune yang dapat mengubah seluruh isi wasiat atau bahkan mengalihkan kekayaan. Tetapi, yang di pakai Lorra-san adalah stempel keluarga Hatsune, bukan stempel milik Miku-san itu sendiri." Ujar orang berjas hitam.
"Oh iya, kau merupakan bagian hukum kekayaan kan?" Tanya orang berjas krem.
"Benar, dan atasanku seakan menekanku untuk melancarkan prosesnya. Aku juga di larang bertanya banyak." Ujar orang berjas hitam.
"Saat kami menyusuri mansion Hatsune pun tidak ada tanda-tanda bahwa rumah di dobrak. Jadi, kami tidak bisa menyimpulkan penyulikan." Kata orang berjas krem. Miku terkejut.
'Apa mereka tidak melihat gunungan mayat itu? Itu seharusnya menjadi petunjuk kalian bahwa pamanku yang ingin aku mati!' Batin Miku sambil menggenggam sumpitnya erat-erat.
"Tidak ada barang rusak?!" tanya orang berjas putih.
"Tidak ada. Rumahnya dalam keadaan rapi." Jawab orang berjas krem. Miku sedikit memegangi kepalanya.
'Apa mayat-mayat yang bergelimpangan itu hanya ilusi ku? Lalu kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak melaporkan apa yang terjadi sebenarnya?' Batin Miku pusing.
"Aku juga menyelidiki dugaan Miku di 'hilangkan' oleh pamannya karena kekayaan keluarga Hatsune." Ujar orang berjas Putih.
'Apa-apaan ini? Apa maksudnya yang aku lihat selama aku keluar dari mansion itu Kiyoteru-san?!' Batin Miku masih bergumul.
"Itu bisa juga." Kata orang berjas krem sepakat.
Miku sudah tidak kuat lagi. Dia ingat, dia belum membuka surat dari Kiyoteru dan terdapat di kamar apartemen mungil nya. Miku segera membayar dan meninggalkan tempat itu. Dia berjalan ke areal apartemennya untuk meminta penjelasan.
Setelah berjalanan setengah jam. Miku akhirnya sampai di kompleks apartemennya. Gadis itu berjalan menuju pintu apartemennya, dan membuka kuncinya. Sebuah kamar apartemen dengan dapur sederhana dan kamar mandi sederhana. Ruangan tersisa hanya cukup untuk meja penghangat saat musim dingin dan futon ketika malam. Miku membuka lebar-lebar lemarinya, menampakkan sekat yang setinggi mukanya.
Di sekat itu terdapat baju saat dia pergi dari rumahnya, liontin berisi gambar mereka bertiga. Selain itu, surat dari Kiyoteru dan cincin pelindungnya sebagai seorang exorcist. Tetapi, dia tidak memakainya, karena dia merasa percuma memakainya. Dia tidak memiliki kekuatan exorcist apapun.
Miku dengan perlahan mengambil surat itu dan membuka isinya. Sedikit membutuhkan waktu lama untuk dia membaca surat itu secara keseluruhan. Gadis itu membungkam mulutnya dan mulai menangis. Sudah lama semenjak terakhir kali dia menangis.
"Kiyoteru-san. Maafkan aku karena aku melupakan suratmu. Maafkan aku juga karena aku meragukanmu. Terima kasih Kiyoteru-san." Ujar Miku sambil mendekap surat itu.
.
.
.
TBC
Maaf Clara mulai lama lagi upload nya-desu. Beberapa hari ini Clara tiba-tiba kena writer block lagi-desu. Oh iya-desu. Jangan lupa mampir ke karya Clara di Mangatoon-desu! Judulnya My Dear Brother-desu. Ada dua judul yang sama-desu. Dan punya Clara bukan yang fandom K-popers-desu! Mohon mampir yak! Terima kasih!
PS : Mulai sekarang Clara akan membalas review lewat PM-desu. Tetapi, kalau quest Clara akan balas di sini-desu! Terima kasih telah membaca karya ku-desu~~