Dunia tidak pernah adil.

Kata-kata itu yang terus menerus terngiang di dalam kepalaku. Kata-kata yang selalu mengingatkanku dengan keluargaku. Senyum pahit menjadi kebiasaanku. Namun di tengah-tengah dunia ini aku masih mempunyai teman dan kakak tingkat yang mau aku repotkan. Disela umpatanku aku masih bisa bersyukur.

Aku Sawamura Eijun kini umurku sudah menginjak 25 tahun. Sudah bukan lagi remaja namun orang dewasa yang tidak bisa apa-apa. Aku hanya seorang omega yang tidak bebas. Ya karena sebuah insiden seorang alpha membuat pair denganku saat masa heatku. Aku tidak begitu jelas mengingat wajahnya apalagi tahu namanya. Waktu itu aku terlalu takut dengan kejadian yang telah terjadi dan susah payah aku langsung kabur begitu selesai mating. Satu hal yang aku ingat hanyalah pheromone milik alpha tersebut.

Aku kembali menggulum senyum. Semenjak itu tubuhku tidak bisa menggunakan obat suppressant yang biasanya. Padahal harganya yang biasa saja sudah membuatku susah. Dan selain itu aku terus dihantui oleh kenangan yang buruk serta sebuah dosa yang telah kuperbuat tak akan bisa dihapuskan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ace of Diamond (Daiya no A)

There is belongs to Terajima Yuuji-sensei

Kuro tidak mengambil keuntungan apapun hanya untuk dokumen kesenangan pribadi

This plot is mine

WARN

This is BL fanfiction

Omegaverse Mpreg HURT drama

RATE 21 (Kekerasan, Blaming, alkohol)

MIYUKI KAZUYA X SAWAMURA EIJUN

BL = Shonen ai = Yaoi = BxB

TIDAK SESUAI EYD, TYPO, AU, Boysromance, gaje, alur cepat maju-mundur tiba-tiba, OOC

Dark plot

Kalau tidak kuat baca silahkan di tutup

Happy reading

Kuroshironekore

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sawamura, tolong buang sampah yang ada didapur!", perintah seorang yang sedang membersihkan gelas-gelas yang beragam bentuk dan ukuran.

"Kenapa tidak senpai saja aku sedang mengelap meja disini!", elak seorang pemuda yang dipanggil tadi dari ruangan yang berbeda. "lagipula jauh lebih dekat dari tempat senpai dari padaku!", tambahnya.

"Kora! Jangan membentak senpaimu! Ke mana sopan santunmu HAH?!", teriak orang itu lagi sambil menghentikan kegiatannya dan segera berlari ke arah depan pintu yang menghubungkan ruangan dimana pemuda itu berada. Pemuda yang bernama Sawamura itu berjenggit kaget begitu mendengar teriakan senpainya.

"Geh! K-kau kan yang mulai berteriak?!" balas Sawamura tidak mau kalah. Ia juga menghentikan kegiatannya dan menoleh dengan kesal ke arah senpainya itu.

"SAWA—"

"Ma, ma Youichi-kun. Jangan sampai aku menerima keluhan dari orang sekitar sini karena kalian berdua terlalu TENANG di saat cafe ini mau tutup." Ucap seseorang menengahi keduanya sambil merapikan counter barnya. Sontak keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara.

"O-osu.." jawab keduanya bersamaan dengan wajah pucat.

"Dan Sawamura lebih baik kau pergi membuang sampah sepertinya percuma kalau kau hanya menatap meja tanpa mengelapnya." Kata orang itu lagi sambil mengelap beberapa botol red wine. Sawamura menghela nafasnya panjang dan menjawab singkat kepada orang itu lalu segera membuang sampah.

Dua kantong besar sampah ia pegang erat agar isinya tidak tumpah. Sawamura merasa kesal kenapa ia mengingat lagi masa lalunya dan membuatnya tidak fokus untuk bekerja. Saat ini Sawamura bekerja sebagai pelayan di cafe and bar milik kakak temannya, Kominato Ryousuke sekaligus menjadi bartender di situ. Sementara chief dipegang oleh Kuramochi Youichi, kakak tingkat Sawamura sewaktu kuliah dulu. Di waktu siang Kominato Ryousuke juga menjadi chief dan kasier. Jam operasional cafe mulai dari 10.00 sampai 16.00 dan 20.00 sampai 23.00. Sedangkan bar dari jam 20.00 sampai jam 23.00.

Hanya Sawamura dan Ryousuke yang bekerja full di cafe and bar itu. Kumamochi merupakan pegawai part-time. Walau kadang-kadang Haruichi membantu 1 atau 2 kali tiap bulannya. Ryousuke tidak memaksa Haruichi untuk membantunya. Tapi nalurinya sebagai kakak, ia tidak rela melihat adik omeganya berkeliaran menyapa beragam orang. Dan alasan utama Haruichi belum membuat pair. Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa Sawamura diperbolehkan untuk bekerja di cafe bar miliknya sebagai pegawai tetap.

Pair hanya bisa dibentuk dari omega yang sedang masa heat melakukan bonding dengan seorang alpha. Kejamnya seorang omega hanya bisa menjadi pair dari satu alpha dan alpha tersebut bisa membuat pair dengan omega lainnya. Bagaikan kutukan pair tersebut tidak bisa dihapus. Selamanya akan terikat oleh orang tersebut. Dengan terbentuknya pair pheromone yang dilepaskan omega saat heat maupun tidak, tidak akan meng-attract alpha maupun beta. Tapi hanya bisa diterima oleh alpha yang membuat pair dengannya. Serta tubuhnya akan menolak sentuhan dari alpha atau beta lain.

Karena hal itu, pandangan masyarakat menilai seorang omega harusnya membuat pair setelah menikah. Jika seorang omega memiliki pair tanpa menikah berarti omega itu telah bercerai atau ditinggal mati oleh alphanya atau kekerasan seksual atau gang rape atau menjadi penghibur. Dalam kasus Sawamura bukan hal positif yang dipandang oleh masyarakat sekitarnya. Bukan rasa simpati melainkan hujatan, caci maki, dan dikucilkan dari masyakarat. Namun teman-temannya menerima apa adanya, walau Sawamura tidak pernah bercerita apa pun.

Sawamura kerap memakai baju dengan leher tinggi. Ia tidak mau memamerkan tanda pair itu. Walau di musim panas Sawamura tetap memakai baju leher tinggi. Kadang Kuramochi memarahinya karena ia jadi gerah sendiri melihat Sawamura.

Sawamura berjalan ke tong sampah yang besar. Setiap jam 5 pagi ada petugas yang mengangkut sampah di tong sampah itu. Jarak antara tong sampah itu dengan cafe lumayan jauh. Sawamura meletakan dua kantong sampah itu disamping tong sampah tersebut. Badannya cukup lelah hari ini, rasanya ia ingin segera berendam air panas.

Untuk tempat tinggal ia tinggal bersama dengan dua orang beta senpainya itu di lantai 3 cafe itu. Lantai 1 dan 2 digunakan untuk cafe bar. Sedangkan tempat tinggal ada di rooftop dan lantai 3. Lantai 3 terdiri dari 4 kamar, satu kamar mandi, satu toilet, mini dapur, dan satu ruang serba guna. Rooftop digunakan untuk menjemur pakaian atau peralatan cafe bar. Serta ada beberapa tanaman bunga milik Kuramochi walau kebanyakan adalah kaktus.

Sawamura sejenak berdiam diri. Mengingat kebaikan dua senpainya itu selama ini. Ia menatap diam sampah yang telah ia letakkan. Jika tidak ada orang seperti senpainya itu sepertinya hidupnya akan tenggelam di antara sampah dan terus menerus membusuk tanpa sisa. Dirinya yang sebagian hancur dan makin rapuh ia ingin membalas kebaikan teman-temannya. Ketidakberdayaan membuat Sawamura sering berteriak histeris di dalam hatinya yang hancur.

Deg.

Sekilas bau pheromone menarik dirinya kembali sadar. Menampar ketenangannya. Wajah Sawamura memucat. Tubuhnya seketika menjadi kaku. Mata emasnya yang redup membola kaget. Nafasnya tercekat. Keseimbangannya mulai goyah, Sawamura melangkah mundur. Dengan paksa ia menoleh kearah orang yang mengeluarkan pheromone itu.

Kumohon semoga salah orang! Salah orang! Salah orang! Ya salah orang!

Hatinya tergores-gores. Keringat dingin membanjiri kepalanya. Suaranya tertahan. Tangannya refleks memegang tengkuknya. Tanda pair berdenyut sakit dan panas seakan-akan baru terbentuk. Denyut jantungnya makin berpacu. Orang itu berada disebrang jalan. Sawamura kembali menahan nafasnya ketika kedua mata mereka bertemu.

Khh...

Adrenalin memacu kakinya yang lemas untuk berlari secepatnya. Sawamura kembali berlari kabur. Sebelum orang itu mengenalinya, ia harus segera pergi dari situ. Ingatannya akan hari itu berputar kembali dengan cepat bagai film singkat. Rasa mual hebat bergejolak. Sawamura melangkahkan kakinya makin cepat.

Dunia itu tidak adil. Ia terlalu kejam untuk dilalui sendiri.

"Hm? Ada apa Kazuya?"

"eh? A-ah... Tidak ada apa-apa Mei."

"Heee.. Seorang Miyuki Kazuya begitu terpana melihat sebuah tong sampah di sebrang jalanan."

"... Haa.. Terserah kau saja. Aku sedang tidak ingin bercanda sekarang."

Rasanya orang itu tidak asing... Tapi wajahnya pucat sekali begitu menatapku memangnya aku hantu?!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Miyuki Kazuya mahasiswa tingkat empat di universitas XX. Seorang alpha yang tidak tertarik hubungan romantis atau bahkan omega. Ia hanya ingin hidup dengan damai bersama Ayahnya. Satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Waktu remaja ia sering memberontak, tapi kini ia berusaha menyusun kembali jembatan yang hampir putus.

Mahasiswa tingkat empat harus menyelesaikan tugas akhirnya. Namun Miyuki selalu dihambat oleh dosennya. Janji pertemuan yang dibatalkan, kartu bimbingan yang hilang, revisi puluhan kali, susah dihubungi, pengarahan yang berputar-putar. Segala hal sudah ia rasakan. Hari ini harusnya menjadi terakhir ia mendapatkan revisi namun sang dosen membatalkan janji secara mendadak saat Miyuki baru sampai di kampus.

Dongkol. Frustasi. Ia mengacak gusar rambut coklat mudanya. Rasanya ia perlu membilas wajahnya. Dengan cepat Miyuki pergi ke toilet. Ia menyalakan air keran di wastafel kemudian menatap wajahnya yang kacau. Miyuki mendengus kasar, segera ia melepaskan kacamatanya. Air dingin mulai membasahi wajahnya. Miyuki menghela nafas panjang, melepas rasa kesalnya.

Kalau dipikir-pikir siapa juga yang mau ke kampus di waktu akhir pekan. Kalau bukan demi segera lulus Miyuki juga tidak mau repot-repot ke kampus. Sialan. Kepalanya tertunduk dan kedua tangannya mengepal kuat.

Sniff.

Hm? Bau apa ini?. Sekilas barusan ada aroma manis melewati hidungnya. Penasaran Miyuki berbalik badan dan memeriksa disekelilingnya. Memastikan apakah ada orang lain yang masuk ke toilet ketika dirinya tadi merenung sejenak.

Tidak ada siapa pun.

Miyuki tertegun bingung. Aroma caffeine kuat di dalam toilet ini berlawan keras dengan aroma tadi. Eh? Indra penciumannya rusak?. Miyuki menggosokan punggung tangannya di hidungnya pelan.

Sniff.

Miyuki menahan nafasnya. Aroma manis kembali mendominasi penciumannya, namun kali ini lebih kuat. Instingnya mengatakan aroma itu berasal dari luar toilet. Miyuki menelan ludahnya dan ia mulai berjalan pelan ke arah pintu toilet. Tangannya perlahan membuka pintu toilet.

Miyuki membelalakan matanya. Tubuhnya tiba-tiba merosot jatuh dengan cepat ia menutup hidungnya. Aroma manis itu begitu kuat seakan-akan menghempaskan dirinya. Insting alphanya bergejolak kuat. Meraung liar. Dengan cepat matanya mencari-cari sumber aroma manis ini.

Tidak salah lagi ini... ada omega yang sedang heat.

Sawamura Eijun, untuk pertama kalinya ia lupa meminum suppressantnya. Dan ia merutuki dirinya yang bangun kesiangan serta salah membawa tasnya. Suppressant daruratnya berada ditas yang biasa ia bawa. Entah mengapa akhir-akhir ini masa heatnya tidak teratur.

Hari ini ia mendapat jadwal giliran untuk memeriksa laporan adik tingkat dan memberi makan serta menimbang mencit di lab. Sebuah penelitian untuk bahan tugas akhirnya. Sebagian mahasiswa tingkat tiga ada yang seperti dirinya yang memulai penelitian sekarang atau menunda untuk memulai di tingkat empat.

Sawamura ingin segera lulus dan bisa menghasilkan uang sendiri. Ia tidak mau menjadi beban bagi kerabat orangtuanya. Kedua orangtuanya meninggal di sebuah kecelakaan mobil saat mereka hendak berangkat kerja dan waktu itu Sawamura masih duduk dibangku sekolah dasar. Ibunya seorang beta sedangkan ayahnya seorang omega, jadi wajar Sawamura adalah seorang omega. Namun dikerabat kedua orangtuanya tidak ada satu pun seorang omega.

Maka dari itu pengetahuannya bisa dikatakan kurang. Karena itu waktu SMA ia beruntung bisa bertemu dengan Haruichi. Haruichi yang mengajarkan segala hal padanya dan bahkan menolongnya waktu heat pertamanya datang. Ia langsung dibawa ke rumah pemuda merah muda itu dari sekolah. Kalau tidak entah bagaimana jadinya.

Tubuh Sawamura merinding seketika. Ia menggeleng kepalanya kuat. Kali ini ia tidak boleh merepotkan sahabatnya itu.

Ingat Sawamura Eijun kau sudah berumur 21 tahun! Sudah bukan lagi anak-anak!

"Hngghh—! Ah!". Sensasi terbakar kembali menerjang tubuhnya. Kakinya lemas layaknya jelly. Sebelah tangannya membantu tubuhnya menumpu ke dinding koridor yang sepi. Tangannya yang lain meremas tali tas selempangnya. Mencari pegangan agar tidak kehilang kesadarannya.

"Hhh.. Sial..", ucapnya dengan suara serak dan nafas yang terbata-bata. Keringat membanjiri tubuhnya. Sawamura menatap kakinya yang bergetar pelan dan mengumpat dalam hati. Ia merasa celananya mulai basah dan kakinya makin berat melangkah. Ia ingin segera mengunci dirinya di dalam lab.

Deg. Deg. Deg.

Tiba-tiba denyut jantungnya makin berpacu. Punggungnya merasa merinding seperti ada yang mengawasinya. Sawamura menggigit pelan bibir bawahnya. Bagaimana kalau seseorang melihat kondisinya sekarang?. Dengan pelan Sawamura mengarahkan kepalanya untuk melihat di sekitarnya.

Mata emasnya membola. Wajahnya yang tadinya memerah berubah menjadi pucat pasi. Nafas dan suaranya tercekat. Tubuhnya merosot dengan cepat akibat kakinya kehilangan tenaga seketika. Tubuhnya bergetar pelan. Takut. Seseorang tengah berjalan ke arahnya.

Seorang alpha dengan tatapan lapar mendekat.

Seorang alpha yang sepertinya sudah dipikat oleh pheromonenya. Ia hilang kendali, terlihat jelas dengan tatapannya serta pheromone yang dilepaskannya. Alpha itu ingin mating dengannya. Keinginan dan pheromone alpha itu terlalu kuat.

Mata amber yang lapar dan rambut coklat muda yang basah itu sepertinya alpha itu dari toilet yang tidak jauh dari lokasi koridor Sawamura berada. Sawamura terlalu lama berkecambuk dengan pikirannya hingga tanpa ia sadari tangan dingin alpha itu menyentuh pipinya. Dan menarik fokus Sawamura kembali.

"AP—"

Tanpa diduga alpha itu langsung meraup bibirnya. Ia menyelipkan lidahnya. Bermain dengan lidah panas Sawamura yang pasif. Sawamura sendiri terlonjak kaget, kedua tangannya langsung ditahan sebelum mendorong lemas tubuh alpha tersebut.

"Haa—mmhh..". Alpha itu melumat bibir Sawamura dengan kasar. Saliva mulai menetes di ujung bibir Sawamura yang makin memerah. Air mata mulai menggenang di sudut matanya. Sedangkan dibawah ia merasakan sesak luar biasa sayangnya tangannya tidak bisa menyentuhnya.

"Hmm.. Nghhh..". Pikiran Sawamura terlalu kacau akibat ciuman panas dan oksigen yang makin menipis. Tak lama alpha itu melepaskan ciumannya dan wajahnya membentuk seringai. Ia melepaskan ikat pinggangnya. Sawamura menatapnya horor.

"Tu—TUNGGU SEBENTAR! HEI! APA YANG MAU KAU LA—AKH!"

Kedua tangan Sawamura dikat kencang dengan ikat pinggang dan kepalanya dibenturkan ke tembok hingga dipelipisnya memar dan berdarah. Tenaganya tidak main-main. Kepala Sawamura sedikit pusing entah akibat benturan atau heatnya sendiri. Ia tidak tahu. Kesadarannya diambang batas.

Lagi-lagi ia tidak berdaya. Disaat Sawamura mengalami inkoordinasi antara tubuh, pikiran, dan kesadarannya akibat benturan tadi alpha itu melepaskan seluruh kain yang menempel dibagian bawah tubuh Sawamura. Hingga memperlihatkan kaki mulus Sawamura. Lalu alpha itu mengangkat kaki Sawamura dan memperlihatkan lubangnya yang basah akibat cairan lubricant yang dihasilkan tubuh omeganya.

Tangan alpha itu mulai meraba kaki dan paha mulus Sawamura. Ia mengecup, menggigit, dan menjilat, membentuk ruam-ruam merah yang banyak di paha polos Sawamura. Sawamura menggigit bibir bawahnya mati-matian menahan desahan dan kesadarannya serta akal sehatnya.

Hentikan.

Alpha itu terus membentuk ruam-ruam merah. Tangannya makin berani dengan meremas bokong Sawamura.

Hentikan. Aku tidak mau. Hentikan. Hen—!

Tangan alpha itu tiba-tiba meremas dan memijat milik Sawamura yang sudah dari tadi tegang. Sensasi itu membuat Sawamura terkejut matanya membola dan ia menahan nafasnya. Ia makin keras menggigit bibirnya hingga darah terselip di sela bibirnya.

Menjijikkan. Menjijikkan. Menjijikkan.

Sawamura merapalkan kata-kata itu setiap sentuhan dan gerakan tangan alpha itu. Berusaha menepis hasrat berahinya yang memuncak. Sialnya tubuhnya merespon sebaliknya. Tangan lihai alpha itu membantunya melepaskan hasratnya. Sawamura dibuat kepayahan, ia mengambil nafas tergesah-gesah.

Ziip...

Suara itu menarik perhatian Sawamura. Tubuhnya kembali kaku. Nafasnya tercekat. Keringat dingin kembali menetes. Bukan karena ukuran milik alpha tersebut tapi apa yang akan dilakukan alpha itu. Sawamura mendongkakkan kepalanya pelan hingga mata emasnya bertemu warna amber yang haus. Ah.. dia.

Tidak... Jangan... JANGAN!!!

"Hen—hentikan..", ucap Sawamura hampir seperti berbisik. Pandangannya menjadi kosong. Mata emasnya perlahan meredup. "Haa—AKH! Khh..". Sawamura mendesah kesakitan. Sesuatu asing yang besar menerobos masuk. Terus memaksa masuk hingga menerjang leher rahimnya*. Rasa sakit itu menjalar hingga ketulang-tulangnya.

Kumohon hentikan. CUKUP SUDAH. Hentikan. Menjijikan.

Sawamura menangis dalam diam. Mata emasnya terus meredup seiring dengan gerakan yang dibuat alpha itu. Hingga saat alpha itu akan melepaskan hasratnya di dalam Sawamura dan bersiap menggigit tengkuk Sawamura.

Pair... Aku membencimu.. MENJIJIKAN. AKU MEMBENCIMU!

"aku membencimu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

end or continue

selamat pagi/malam/sore

kuroshironekore desu!! hampir setahun kuro engga buka fanfiction net. trus akhirnya lanjutan dari anime ini tayang!!/udah dari lama kali wkwkwk

efek dari karantina diri sendiri di rumah kuro nulis ini. SEMOGA KALIAN YANG BACA BAEK-BAEKNYA DI RUMAH DAN JANGAN KELAYAPAN PEGI SANA SINI.

Sebenarnya kuro lagi hiatus dikarenakan harus menyelesaikan satu hal/alasan teroozz

ehem. jadi. awalnya. ini. cerita. tidak. se-dark. ini. Astaga kenapa jadi seperti ini huuee kuro engga ngerti lagi...

ya sudahlah! lanjut atau tidaknya tergantung seberapa gelap lanjutan yang sedang kuro tulis. hehehe gomen.

sebenarnya kuro sudah berusaha mengedit di apk fanfiction net beberapa bagian yang spasinya aneh serta beberapa tanda entah mengapa malah tidak berubah sama sekali huuaa kenapa ya? padahal saat upload file kuro pakai file ms word.

BTW DISINI KAZUYA BANGSAT BANGET AHAHAHAHAHAAA

matta ne

kuroshironekore

tanda bintang : kuro mengambil konsep kalo omega punya bagian reproduksi dari betina yang lengkap kecuali vagina yang sangat pendek hehehe maaf kalo disgusting bisa dibilang true hemaprodite