Shiroyukki Present

Naruto : Masashi kishimoto

Highschool DxD : Ichie Ishibumi

.

Summary : Di dunia ini Sihir adalah karunia yang di berikan pada segelintir orang. Naruto adalah salah dari sekian banyak orang tersebut. Petualangan panjang di mulai saat seorang tuan putri datang ke padanya. Kenapa tuan putri datang ke rumahnya?

.

.

.

Ini adalah sebuah cerita yang berlangsung Lima puluh tahun yang lalu, saat itu Kerajaan Airia mengalami kemajuan yang sangat pesat karena ahli sihir yang dapat melihat masa depan dengan keakuratan sembilan puluh persen.

Di benua ini, Benua Acedia terdapat beberapa kerajaan yang kuat diantaranya adalah Kerajaan Airia yang terletak di pusat benua. Lima tahun kemudian, kerajaan Airia melakukan perluasan wilayah dengan senjata aneh yang belum pernah dilihat kerajaan lawan. Invasi dilakukan dengan persenjataan yang dibawa dari dalam mimpi si penyihir membuat penginvasian wilayah tengah benua menjadi sangat cepat. Tawanan perang menjadi pasukan garis depan yang digunakan sebagai dinding daging dan di bagian belakang terdapat pasukan Infanteri dan Cavaleri kerajaan Airia. Dengan strategi ini kerajaan Airia menjadi sangat kuat dengan tentara yang siap mati untuk kerajaan mereka dan tawanan perang yang sangat banyak. Penaklukan benua tengah terjadi selama sepuluh tahun dan akhirnya terbentuklah sebuah kekaisaran, Kekaisaran Airia.

Perang selama sepuluh tahun membuat seorang kapten diangkat menjadi seorang jendral oleh Kaisar. Terdapat beberapa Jendral yang mengambil sumpah, sebuah sumpah yang mengorbankan kebebasan anak dan cucu mereka sampai keturunan ke tujuh untuk setia pada kerajaan. Salah satunya adalah seorang Jendral yang di kenal dengan julukan "Kirroi Senkou".

Kekaisaran ini berkembang dengan pesat dalam hal Ekonomi, Sosial, dan juga Keamanan setelah kaisar memutuskan untuk menikah. Perkembangan dalam hal Ekonomi, pertanian dan juga pertambangan menjadi pendapatan utama contohnya Gandum, sayur, dan juga buah-buahan dan bijih besi yang diolah menjadi persenjataan yang dapat dijual ke kerajaan tetangga hingga menjadi penghasilan kekaisaran. Bidang sosial, Kaisar membangun lembaga sosial dimana Rakyat bisa memberikan suara aspirasi mereka untuk kemajuan Kekaisaran Airia dan juga sekolah militer untuk membentuk militer dan petugas keamanan bagi para rakyat.

Namun, para pejabat mulai korup dan gelap mata melupakan ajaran kaisar yang berbunyi 'dari Rakyat, oleh Rakyat, untuk Rakyat' membuat satu per satu jendral mengundurkan dirinya dan menghilang dari peradaban.

Lima tahun berlalu, Kekaisaran Airia tumbuh dengan pesat sebagai pusat dari tempat jual beli dan terdapat Black Market suatu tempat melakukan jual beli informasi antar kerajaan dan juga Budak yang terletak di bawah tanah tentunya tanpa diketahui oleh kaisar sendiri.

Kekaisaran yang damai mulai rusak dari dalam 'Suatu bangsa tidak akan hancur sebelum menghancurkan dirinya sendiri' itulah yang beberapa orang percayai. Puncak dari itu semua, Perdana menteri bersama seorang jendral yang tersisa melakukan kudeta paksa dengan bantuan si penyihir Raja dan Ratu di ubah menjadi debu dan sang putri di penjara.

Lima tahun kemudian terjadi perubahan besar-besaran pada Kekaisaran Airia. Pajak yang di mulai naik tiap tahun, sulitnya memberikan suara aspirasi rakyat, dan beberapa tokoh masyarakat yang di anggap berbahaya karena dapat menyebabkan pemberontakan oleh rakyat hilang bagaikan di telan bumi, juga Kaisar memerintahkan pembangunan tembok berlapis dengan dalih sebagai antisipasi penyerangan kerajaan- kerajaan di bagian benua yang lain. Kesengsaraan mulai terjadi dimana-mana, bangsa Dwarf yang bekerja di dalam tambang tidak tau akan perubahan itu dan saat mereka keluar dari gua para Dwarf terusir dari Kekaisaran. Perkampungan Half-Beast di serang dan dijadikan budak dengan rantai khusus. Hutan para Elf mulai tergerus karena keserakahan manusia akan lahan. Hingga invasi dari Kekaisaran menyentuh timur benua.

Para penyihir suci di kuil Apasoreon mengatakan "Akan ada saat dimana kebaikan akan memerangi kejahatan, Cahaya dan Kegelapan akan bekerja sama, dan cahaya akan menyatukan benua ini dalam satu panji kebenaran"

"Sayangnya aku tidak percaya akan hal itu..." Pemuda berusia sembilan belas tahun menutup buku dan menaruhnya di rak "... ramalan adalah hal yang semu dan dapat dipatahkan dan lagi Cahaya juga Kegelapan dapat bersatu? jangan membuatku tertawa" pemuda itu mulai menyentuh lempeng besi di dalam bengkelnya.

"Sampai dimana kemarin? Ahhhh iya... Kemarin mesin mengalami Blown-Engine karena aku tidak membuat saluran pembuangan suhu panas" lempeng besi itu mulai di masukkan ke dalam tungku berisi bara panas.

Nama pemuda itu adalah Naruto Uzumaki, seorang peneliti yang melakukan pengembangan terhadap alat-alat sederhana. Pengembangan yang ia lakukan mulai dari roda yang pada awalnya terbuat dari kayu ia membuat roda dari besi yang dibentuk dari proses pemanasan agar besi dapat melunak hingga dapat dibentuk.

"Kurasa sudah cukup..." lempengan besi itu ia tarik dari tungku.

Tang... Tang... Tang...

Dengan palu di tangannya kanannya dan pencepit di tangan kirinya, Naruto mulai mencoba melengkungkan lempengan besi itu.

Setelah puluhan bahkan ratusan pukulan palu terbentulah sebuah pipa panjang yang berbentuk ala kadarnya. 'Untuk percobaan pertama design ini kurasa cukup'

Pemuda itu memasang pipa itu pada bagian bawah mesin dan berhasil terpasang pada bagain blok mesin. Dengan bahan bakar dari hasil Eather Stone pembakaran yang terdapat pada mesin menjadi sangat maksimal dalam kecepatan penuhnya mesin buatan Naruto sudah mencapai kecepatan yang setara dengan kereta kuda yang ditarik enam ekor kuda. Namun itu berbuah kegagalan, mesinnya meledak dan mementalkan dirinya hingga terbaring di ruang perawatan selama dua hari penuh.

"Yosh... saatnya melakukan percobaan! Dengan hanya dua roda yang ku pasang akan menyusahkan diriku dalam masalah keseimbangan dan kelebihannya adalah dengan dua roda kendaraan ini dapat melaju di gang sempit juga menjadi sangat lincah..." pada awalnya kendaraan ini memiliki empat roda, dua di depan dan sisanya dibelakang karena rasa ingin tau akan hal baru membuat Naruto sedikit mencoba eksperimen.

Pemuda itu mulai menghidupkan mesin, dengan energi yang tercipta dari petir yang disimpan didalam suatu cairan khusus bahan bakar dari Eather Stone mulai menggerakkan mesin dari dalam.

"... Yosh, larilah Eather-Moto 1" teriak pemuda itu perlahan tali yang terbuat dari baja itu menarik knop gas dan kecepatan dari Eather-moto bertambah dan semakin cepat, semakin cepat, dan semakin cepat. 'Ayo lebih lagi, lagi, lagi dan lagi!'

Kecepatan mulai turun saat kedua plat besi mencengkeram sisi roda besi. Secara perlahan Naruto berhenti di tengah lapangan bersama Eather-moto miliknya.

"Wah wah wah..." suara bariton pria dewasa mengetuk gendang telinganya. Disana, dari tepi lapangan pengetesan, berjalan seorang pria dengan rambut hitam panjang dengan poni yang menutupi salah satu matanya.

"Ahh... suatu kehormatan dapat bertemu dengan anda, Jendral Madara" Madara adalah satu-satunya jendral yang tersisa di kekaisaran ini dan menyisihkan sepuluh persen pendapatan Negara untuk kemajuan teknologi.

"Apa kendaraan itu sudah kau sempurnakan? Jika sudah aku akan memberikan perintah produksi massal untuk kendaraan ini" pandangan mata yang berwibawa dan juga sedikit menyeramkan sedang memandang dirinya. Alasan kenapa Naruto berada di tempat pengembangan teknologi adalah karena kemampuan Naruto yang dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hal yang sudah ada lebih tepatnya mengembangkan.

"Sejauh ini Eather-moto sudah sempurna namun masih memiliki kendala yaitu bahan bakarnya! Jika Eather-stone terus dipakai maka tambang negara kita akan kehabisan Eather-Stone dan menjadi kerugian untuk negara kita... Tunggu sebentar" Pemuda itu berlari dengan cepat dan masuk ke dalam bengkel miliknya dan keluar dengan sebuah papan yang sudah ia tulis menggunakan arang.

"... dari pengamatan ku, Eather-Stone sudah ada sejak zaman Kekaisaran Geihar von Listbrom sekitar seratus tahun yang lalu! Pada zaman itu Eather-Stone dipercaya sebagai sumber sihir dan terjadilah eksploitasi besar-besaran hingga akhirnya Eather-Stone menjadi habis. Sekarang Eather-Stone mulai kembali nampak maka kesimpulan yang kudapat Eather-Stone dapat habis dan butuh seratus tahun untuk muncul lagi" walaupun jendral itu tampak tidak percaya tapi akhirnya ia tersenyum tipis di balik wajah datar nan tegas milik jendral ini.

"Pengamatan yang bagus! jadi sejauh ini Eather-Stone dengan diameter sepuluh sentimeter dapat menghasilkan berapa Eather-Liquid?" pemuda itu tersenyum karena sepertinya jendral didepannya akan menambah pasokan bahan untuk pengembangan teknologi di bawah kendalinya.

"Sekitar lima sampai enam liter Eather-Liquid pasalnya kemarin aku mengekstrak Eather-Stone menjadi Eather-Liquid dari Eather-Stone berdiameter lima sentimeter didapatkan sekitar dua sampai tiga liter Eather-Liquid saat itu aku mengetesnya dan tiga liter Eather-Liquid dapat mengitari perbatasan kekaisaran selama seharian penuh." Kemarin pagi pada delapan pollo, ia dengan iseng mencoba Proto Eather-Moto miliknya dan mengelilingi kekaisaran hasilnya ia kehabisan bahan bakar saat waktu menunjukan sembilan Luna. Maka di pastikan tiga liter Eather-Liquid dapat melaju selama tiga belas Rascal.

"Kalau begitu lanjutkan kerja bagusmu, besok akan ada pengirimam bahan baku pembuatan Eather-Moto dan aku meminta sepuluh kendaraan itu" dengan titah yang sudah disampaikan jendral Madara pergi dari lapangan uji coba. Sesudah Madara pergi Naruto memasukan Eather-Moto ke dalam bengkel.

"Mungkin meminum Ale di bar sampai mabuk hahaha..." Naruto tertawa bahagia sebelum tawa itu di hentikan dengan suara sesuatu yang jatuh dan pecah.

Prank...

'Aku mohon jangan Hantu...' Perlahan dengan langkah berat ia berjalan ke arah asal suara itu. Kedua matanya terbuka dengan kaki yang gemetar '... ternyata hanya seorang gadis' dihadapannya ada seorang gadis yang mengenakan gaun dengan rambut kuning yang dibiarkan tergerai sedang menatapnya seakan berkata tolong, jangan teriak.

.

.

.

Beberapa jam sebelumnya...

Someone POV

"Tuan putri, silakan makanan anda" suara itu adalah suara penjaga sel khusus untuk diriku. Dari celah kecil pada pintu besi itu aku mendapatkan sebuah nampan dengan isi sebuah roti dan semangkuk sup lengkap dengan pperalatan makan dari besi.

Namaku adalah Gabriel van Airia, Putri pertama kerajaan Airia, pewaris tahta kerajaan dan suatu hari nanti aku akan membalaskan dendam kedua orangtua-ku yang kau bunuh, Madara!

Aku mengambil nampan itu dan membawanya kearah tembok dengan torehan pada dinding. Di sel ini aku terkurung selama dua tahun, sel yang berukuran empat kali empat meter dilengkapi kasur dan juga kamar mandi. Sejauh ini aku sudah membuat sekat pada dinding batu dengan peralatan makan. Dan menurut prediksiku, maka dinding ini akan terbuka... Sekarang.

Dihadapanku saat ini susunan batu sudah aku lepaskan dari tempatnya, aku yakin ini tidak akan berjalan lancar. Aku memulai rencana pelarianku dengan celah itu aku berhasil keluar dari sel dan perjalanan baru dimulai sekarang.

Aku mengendap-ngendap melewati beberapa penjaga. Kenapa banyak sekali penjaga disini? Hmm... Itu kan kereta kuda. Perlahan aku masuk ke dalam kereta kuda tersebut.

Perjalanan di lanjutkan tanpa ku ketahui bahwa ini adalah kereta kuda milik Madara. Disinilah aku, entah kenapa ini tampak seperti bengkel pembuatan senjata ya? Mungkin bersembunyi semetara waktu disini tidak buruk setidaknya sampai Madara pergi.

Sudah satu jam aku bersembunyi disini, pengap seperti didalam penjara dan kotor. Aku yakin pemilik bengkel ini adalah orang tua pemalas yang hanya bisa mabuk di bar pada malam hari. Tapi, aku menepis pemikiran itu saat tau kereta kuda Madara meninggalkan tempat ini dan seorang pemuda berambut pirang sepertiku memasuki bengkel dan menuntun sebuah benda yang sangat aneh. Aku mundur perlahan tanpa mengetahui kalau di belakangku ada gelas.

Prank...

Astaga gelas itu jatuh dan dapat ku lihat bahwa pemuda itu seperti ketakutan. Saat sampai di tempatku aku mengatupkan mulut dengan jari telunjuk di depan mulutku mengirimkan pesan tak bersuara Tolong jangan berteriak.

Gabriel POV End.

.

.

.

"Kau! Mau apa kau, hah? Karena gelagatmu mencurigakan pasti kau mau mencuri, kan? Cepat jawab atau aku akan memanggil penjaga yang berpatroli." Ancam Naruto. Dengan sigap dirinya bergerak menuju meja dan mengambil sebilah belati guna mengancam Gabriel, gadis di hadapannya saat ini.

"Oii Naruto, aku membawakan sebotol Ale dari bar langganan kita" pria yang baru saja keluar dari pintu masuk itu terdiam dan tanpa sadar botol Ale itu terjatuh walau tidak pecah tapi isinya terbuang percuma membuat lantai menjadi becek.

"Oii bodoh, kau tau siapa yang sedang kau ancam itu?" Pria itu langsung tunduk bagai Ksatria di hadapan si gadis.

"Ayolah Kakashi-Nii dia hanyalah pencuri yang masuk ke rumah ku." Dengan santainya Naruto menjawab pertanyaan Kakashi -si Pria yang membawa Ale- tanpa curiga pada tingkah Kakashi.

"Menunduk bodoh, dia adalah Putri Kaisar Airia ini..." seakan merespon Kakashi, Naruto juga tunduk bagaikan Ksatria di hadapan Gabriel. "... Tuan putri Gabriel van Airia, maafkan hamba atas segala emosi tadi" sekarang entah kenapa Naruto sedikit takut.

"Naruto tutup pintu bengkel dan aku akan mengunci pintu rumah ini." Dengan sigap Naruto mulai menutup pintu bengkel.

"Sekarang kenapa Anda ada disini tuan putri?" Kakashi yang memulai percakapan saat ini mereka ada di ruang santai di rumah Naruto.

"Diriku saat ini sedang dalam pelarian untuk pergi dari kekaisaran." Kedua mata laki-laki itu terbuka lebar karena terkejut.

"Kenapa anda ingin lari Kekaisaran? Bukankah kaisar akan marah dan mengirim pasukan untuk mencari anda?" tanya Naruto dan entah kenapa setelah ia melontarkan pertanyaan itu kepala Tuan putri di hadapannya tertunduk sedih.

"Kaisar tidak akan mengirim pasukan mana pun karena Kaisar sudah tiada karena pemberontak yang dilakukan oleh Madara" Naruto terkejut bukan kepalang, Jendral yang ia kagumi dari kecil yang sudah menyelamatkan dirinya ternyata melakukan hal sekeji itu.

"Jendral Madara tidak akan melakukan itu! Walaupun ia terlihat sangar dan menyeramkan tapi aku yakin ia memiliki hati buktinya ia menyelamatkan diriku ini." Nada bicara Naruto meninggi tidak sadar dia sedang berhadapan dengan siapa? Tapi peduli setan, bagi Naruto Madara adalah sosok penyelamat. Saat kecil ia terjebak di reruntuhan rumahnya di bagian barat daya kekaisaran dan Madara datang menyelamatkan dirinya.

"Walaupun sulit diterima tapi itu kenyataannya. Dua tahun yang lalu, Madara membunuh orangtua-ku dan mengubah mereka menjadi abu." Perlahan tetes demi tetes air mata keluar dari manik zamrud milik Gabriel serasa dirinya sedang di ikat dengan kencang menggunakan tali tambang membuat dadanya sesak.

Brak... Srek...

Naruto menggebrak meja di hadapan Gabriel yang notabenenya seorang tuan putri dan menggeser kursi hingga pemuda itu mulai berdiri "Dengar! Setidaknya kau beruntung dapat merasakan kasih sayang kedua orangtua dan dapat mengingat bagaimana wajah mereka walau sudah tiada..." perlahan air mata mulai keluar dari matanya, pemuda itu, Naruto, sedang menangis dengan wajah mengeras "... Seharusnya kau bersyukur! Kau tau aku iri pada setiap keluarga, pada setiap orang, bahkan pada setiap anak yang memiliki orangtua bahkan aku tidak tau siapa orangtua-ku. Sudahlah, aku rasa tidak ada hal yang harus aku bicarakan padamu jika kau ingin menginap di sini tidurlah di kamarku" pemuda itu melangkah kakinya menuju ruang depan dan sepertinya akan pergi dari rumah.

"Oii Naruto, kau mau kemana?" tanya Kakashi. Pemuda itu menghentikan langkah kakinya di depan pintu rumah.

"Entahlah, mungkin ke bar lalu meminum segelas Ale dan melihat kebodohan Kazuma beserta anggota party miliknya dapat menenangkan pikiranku." Setelah ucapannya Naruto pergi keluar rumah meninggalkan Kakashi bersama si tuan putri.

"Ahhh iya sebelumnya perkenalkan namaku Hatake Kakashi, kapten divisi tujuh. Aku ingin meminta maaf soal Naruto."

"Ti-tidak apa kok tapi bisakah kau menceritakan soal Naruto, kumohon ceritakan tentang masa lalu ataupun semua hal tentang Naruto." Walaupun baru mengenal beberapa saat yang lalu entah kenapa setiap ia melihat manik safir yang ada di mata pemuda yang memiliki warna rambut sepertinya ia merasa nyaman dan hangat.

"Pemuda itu bernama Uzumaki Naruto, pemimpin senior di divisi tiga dan walaupun sulit di percaya menjadi pemimpin senior di usia semuda itu Naruto dapat berperan layaknya pemimpin. Masa kecilnya tidak seperti kebanyakan anak-anak seusianya, ia ditemukan di depan pintu panti asuhan lalu saat berusia lima tahun panti asuhannya di serang pasukan dari barat. Kaisar mengirim pasukan penghancur milik Madara dan seperti yang ia ceritakan Madara menemukan dirinya di reruntuhan. Madara membesarkan bagaikan anaknya sendiri, Madara mengajarkan banyak hal pada Naruto keahlian senjata, seni bela diri, manipulasi pikiran musuh dan masih banyak lagi yang Madara ajarkan pada pemuda itu. Jadi wajar saja ia marah saat orang yang sudah ia anggap penyelamat, pahlawan, dan sosok ayah di hina di depan mukanya." Ujar Kakashi. Penjelasan panjang Kapten muda itu membuat Gabriel sedikit mengerti siapa pemuda yang mengabaikan gelar Putri pada dirinya dan meninggikan suara di hadapannya.

Kesengsaraan, kesedihan, dan kebencian pada setiap orang adalah apa yang dapat Gabriel lihat pada pemuda yang seumuran dengannya.

Saat dirinya lahir di tengah hangatnya keluarga, Naruto lahir di tengah dingin malam tanpa siapapun yang menginginkan dirinya.

Saat dirinya tumbuh dan belajar dengan bahagia, Naruto tumbuh di suatu zona yang di katakan keras untuk anak kecil.

Dan saat dirinya menangis meratapi ketidakadilan dunia, Naruto berdiri dan melawan dunia.

"Dia adalah pemuda yang kuat, aku benar kan? " ucap Gabriel, walaupun usia mereka mungkin sama tapi dapat Gabriel rasakan kalau Naruto jauh lebih dewasa dari pada dirinya.

"Ya, dia adalah pemuda yang kuat seorang pemuda yang berjalan di atas dominasi dunia bagaikan burung angkuh yang terbang di dalam badai."

"Untuk sekarang istirahatlah di kamar Naruto, Gabriel-sama. Hari sudah mulai malam dan aku khawatir Jendral Madara akan memerintahkan pasukan kerajaan untuk menangkapmu." Walaupun dirinya sendiri lelah, sudah menjadi kewajiban dirinya sendiri untuk melindungi putri Gabriel karena dirinya adalah salah satu keturunan dari seorang jendral yang mengambil sumpah setia pada Kaisar.

'Ayah, aku akan melindungi tuan putri dari bahaya dan mempertahankan kehormatan keluarga kita.' pikirannya melayang mengenang sosok berharga yang ia panggil ayah.

.

.

.

TuBerCulosis

.

.

.

Yoooo apa kabar kalian para Reader lemah yang selalu minta para Author untuk Update fic mereka! (Hanya bercanda :V).

Saat ini Shiro membuat Fic bertema Fantasi jaman pertengahan dimana masih banyak kesatria dan juga kerajaan. Disini kekaisaran Airia berada di benua tengah.

Dan fic ini berbeda dengan fic fantasi lain. Apa yang membedakan? Ahh... kalian lihat saja di next chapter aku manusia anti-spoiler.

Lalu aku memakai sistem waktu yang ku buat sendiri. Pollo untuk siang dan Luna untuk malam. Pollo, aku ambil dari nama dewa matahari yunani yaitu Apollo dan Luna yang berarti bulan dalam bahasa (Lupa gw bahasa apa :v).

Disini Naruto dan Gabriel itu gk seumuran. Gabriel usia 20 tahun dan untuk si Naruto usia 22 tahun lalu Kakashi usianya 30 tahun dia juga udah nikah. Untuk Istri Kakashi aku belum kepikiran kalau kalian berkenan kalian bisa membantu ku?

Dan lagi, ide untuk Fic ini seketika melewati pikiran ku. Yahhh... Dari pada hilang lebih baik aku tuangkan ide ku di Microsoft.

Setelah ini aku akan Meng-Update Fic Fallen[84%] dan My life[40%] beberapa hari lagi. Jadi tunggu saja para Reader sekalian.

Akhir kata, Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kalian pada Author ini. Jangan lupa Review karena setiap Review yang kalian kirim adalah bahan bakar bagi kami para Author.