Misi, Smut versi detailnya:

..

.

Naruto bersiap untuk memasukkan kejantanan miliknya kedalam liang kewanitaan Kushina, keringat dingin mengucur deras saat kejantanannya berada tepat di depan liang Kushina. Ia agak ragu dengan apa yang dilakukannya, di sisi lain, Kushina adalah Ibu kandungnya.

Namun, kabut yang diciptakan setan telah membutakannya, dia dengan pelan memasukkan kejantanannya yang sudah sangat ereksi itu ke liang senggama milik Kushina, terasa bagaimana liang tersebut menjepit kejantanan Naruto, hingga membuat pemuda itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan perasaan nikmat itu.

Pinggulnya terus di dorong, dia merasakan dinding rahim Kushina yang mulai basah akan cairan wanita itu. Mata biru Naruto menatap Kushina yang masih memenjamkan matanya, ia takut jika Kushina akan marah terhadap dirinya.

Dan dengan sekali hentak, Naruto mendorong dalam-dalam kejantanannya, membuat Kushina terbangun dari tidurnya.

Violet milik Kushina melebar saat ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Dia kemudian menatap ke bawah, dan melihat Naruto yang sedang menggerakkan pinggulnya maju mundur. 'Sochi!?' batinnya terkejut saat Naruto tengah memperkosa dirinya. Dia amat terkejut jika putra semata wayangnya itu tengah menyetubuhi dirinya.

"Ahnn!" Desahan Kushina keluar saat Naruto tiba-tiba mulai menjilati puting susunya yang masih terbalut kaos miliknya. "So-sochi!"

Naruto seolah tak mendengar panggilan Kushina, ia terus menggoyangkan pinggulnya, serta menjilati ujung payudara Kushina. Lalu, kedua tangannya menarik kaos Kushina ke atas, dua buah payudara terpampang jelas di depan matanya, Naruto langsung meremas salah satu dari mereka, sementara itu ia juga tak membiarkan yang satunya menganggur, jadi ia kembali menjilati ujung payudara kanan milik Kushina.

"Naruto...ahnn..."

Entah kenapa, Kushina malah menikmati bagaimana Naruto memanjakannya, ia dari dulu tak pernah diberikan sebuah Foreplay oleh Minato.

Naruto pun langsung mendorong Kushina untuk merebah, wanita itu terkejut saat ia di dorong oleh Naruto, bahkan ia terkejut saat Naruto menarik kejantanannya dari liang senggamanya.

"Maafkan aku, tapi aku tak bisa menahannya lagi. Malam ini, jadilah milikku!"

Kushina sedikit terperangah mendengar perkataan Naruto barusan. Ia juga sadar saat Naruto tak menginginkan seorang Ayah lagi, ia juga menyadari jika Naruto saat itu sangat cemburu jikalau ia menikah.

Kushina hanya tersenyum membalah perkataan Naruto, ia hanya pasrah saat Naruto mulai menarik kaosnya ke atas sehingga dia telanjang bulat.

Naruto menatap kagum sebuah pemandangan yang sangat ia dambakan. Dengan susah payah, Naruto meneguk liurnya, ia tak menyangka jika Kushina mempunyai tubuh yang sangat seksi saat telanjang bulat. Pemuda itu kemudian mendekatkan wajahnya, ia mencium bibir plum Kushina dengan lembut, mengecap bagaimana rasa dari bibir seksi tersebut.

Kedua tangannya pun mulai bergerak, ia meremas payudara Kushina dengan lembut, ia tak ingin menyakiti wanita yang ia cintai. Naruto merasakan kedua kaki Kushina bergerak tak beraturan saat ia meremas dua bukit wanita cantik itu.

Ciuman Naruto pun turun ke leher putih Kushina, ia memberikan sebuah kissmark pada wanita tersebut, ciuman Naruto kemudian berubah menjadi jilatan, bulir keringat yang keluar dari pori kulit Kushina pun tak luput dari jilatannya.

Jilatan Naruto kembali turun, dan sampai di dua gundukan indah milik Kushina. Dia menghisap puting susu Kushina, menyesapnya seolah air susu keluar dari sana.

Kushina merasa tubuhnya semakin panas saat Naruto terus merangsang dirinya, ia sudah sangat siap jikalau Naruto kembali memasukkan benda besar itu ke dalam tubuhnya.

"Kaachan, bersiaplah!"

Kushina sudah tak peduli lagi dengan ucapan Naruto, ia hanya mengangguk kecil menjawab pernyataan Naruto barusan.

Pemuda pirang itu kemudian membuka kedua kaki jenjang Kushina, ia bisa melihat kewanitaan Kushina yang berwarna merah jambu, Naruto kembali meneguk liurnya dengan susah payah. Ia kemudian mengarahkan kejantanannya untuk menerobos pintu masuk ke dalam tubuh Kushina.

Dengan pelan, Naruto mendorong pinggulnya, tubuhnya sedikit menegang saat ia kembali merasakan jepitan di dalam sana. Naruto juga merasakan cairan yang membasahi dinding rahim Kushina, dia terus mendorong pinggulnya hingga kejantannya masuk semua.

Gerakan Naruto terhenti sejenak, ia merasakan denyut dari dinding rahim Kushina, ia juga merasakan kejantanannya yang basah akibat cairan milik Kushina. "Kaachan...Kushina-chan..."

Kushina membuka matanya, wanita itu menatap sayu wajah putranya. Ia juga sedikit terkejut karena Naruto memanggil dengan namanya saja, kedua pipi Kushina kembali terasa panas saat itu juga. "Naruto...kun..."

Entah kenapa, Suara Kushina begitu merdu saat masuk ke telinga Naruto, napasnya langsung memburu saat itu juga, ia langsung menggerakkan pinggulnya maju-mundur, namun intensitas kecepatannya terus bertambah.

"So-sochi... Ahhh, jangan... jangan cepat...ahnn," Kushina mendesah, memanggil nama Naruto untuk memperlambat gerakannya, namun putranya itu seolah tuli saat dipanggil olehnya. Kedua tangan Kushina berada di bahu Naruto, meremasnya saat tubuhnya terus di genjot oleh pemuda itu. "Sochii!" Kushina langsung memeluk Naruto, kedua kakinya menyilang di pinggul pemuda pirang tersebut.

Naruto seolah tak peduli, ia terus menggerakkan pinggulnya, hingga Kushina klimaks untuk pertama kalinya. Naruto masih terus menggerakkan pinggulnya, ia memang merasakan cairan cinta yang membasahi kejantanannya, namun dia tak perduli.

Hingga pada akhirnya, Naruto harus mengeluarkan semua cairan hangat miliknya ke dalam rahim Kushina, dan kebetulan Kushina juga mencapai klimaks untuk kedua kalinya.

..

.

"Aku tak menyangka kalau kau akan berbuat seperti itu Naruto," ujar Kushina yang sedikit kesal akan kelakuan Naruto barusan. "Lihat, lengket semua!" Tubuh Kushina kini dipenuhi oleh keringatnya yang sudah mengering, ia juga mengusap area kewanitaannya yang masih mengeluarkan cairan milik Naruto. "Aku akan ke kamar mandi sebentar."

Namun, saat Kushina akan berdiri, ia dikejutkan dengan Naruto yang kembali memasukkan kejantanannya, posisi Kushina masih membungkuk, dan itu membuat Naruto dengan leluasa memasuki tubuhnya.

"Sochi... Cukup... Ahhnn..."

"Tidak, ini masih belum cukup, Kaachan!"

Tubuh Kushina menegang saat mendengar suara serak yang dikeluarkan Naruto barusan. Ia tak tahu jika putranya itu bisa membuat suara seseksi itu.

Kedua tangan Naruto mulai bergerak ke depan, hingga sampai di dua buah gundukan milik Kushina, ia meremasnya sambil mencubit puting susu Kushina, membuat si empunya menggigit bibir bawahnya menahan desahannya.

"Kaachan!"

Dengan sekali hentak, Naruto menanamkan kejantannya dalam-dalam, ia melepas semua cairan miliknya dan kembali memenuhi rahim Kushina.

Naruto menarik Kushina kebelakang, mereka berdua duduk lemas sambil mengatur napas mereka. Naruto masih memeluk Kushina yang terkulai di atas tubuhnya. Ia merasa puas akan pekerjaannya barusan. "Sepertinya kau sangat menikmati ini Kaachan?" Tanya Naruto sembari meremas pelan dua buah gundukan Kushina.

"Bodoh."

Naruto tertawa kecil mendengar gerutuan Kushina. Ia kemudian mendekatkan wajahnya di leher Kushina, dan mencium aroma citrus yang menguar dari wanita merah itu. "Aku ingin lagi."

Kushina terkejut saat benda yang ada di dalam tubuhnya tiba-tiba kembali mengeras, Iris Violetnya langsung menatap tajam ke arah Naruto. "Kau gila!"

"Aku memang tergila-gila padamu, Kaachan."

.

..

End!