Demon Slayer belongs to Koyoharu Gotouge
Happy Reading
"Tomioka-San, ada masalah apa?" Pertanyaan dilontarkan oleh Shinobu Kocho, wakil ketua OSIS pecinta kupu-kupu yang bahkan pernah digosipkan bahwa ia lahir dari kupu-kupu, karena kecintaannya pada serangga bersayap indah tersebut. Ini sudah keempat kalinya ia mendengar helaan napas dari seorang Giyuu Tomioka dalam satu hari. Tidak biasanya.
"Tidak apa-apa." Jawab Giyuu cuek bebek.
"Biasanya kalau kita bilang gak apa-apa, berarti ada apa-apa loh."
"Teori dari mana itu. Sudahlah. Aku tak apa."
Giyuu melanjutkan kegiatannya membaca novel. Sejujurnya, Giyuu berbohong. Ia memiliki satu masalah. Yaitu adalah masalah cinta. Ini adalah kejadian langka, dimana manusia macam es batu yang baru saja dikeluarkan dari kulkas, mengalami peristiwa jatuh cinta. Dengan siapakah ia jatuh cinta?
Grekk!
Pintu ruang OSIS terbuka, menampilkan seorang anak dengan anting-anting hanafuda, menggendong temannya yang berwajah cantik namun berotot.
"Senpai! Tolong! Ini darurat! Aku butuh kunci UKS! Inosuke baru saja menantang Uzui Senpai berkelahi dan pingsan!" Seru anak itu, mengabaikan sopan santun yang biasanya ia kedepankan. Maklum, temannya dalam bahaya dan ia panik.
"Lalu? Apakah dia pingsan karena ditinju oleh titan rambut silver itu?" Tanya Giyuu.
Si anak menggeleng. "Bukan, tapi ia terpeleset kulit pisang saat akan berlari meninju Uzui Senpai."
Idiot. Batin Shinobu dan Giyuu bersamaan.
"Kunci UKS nya sedang dibawa Tamayo sensei, beliau sedang pergi mencari obat sakit hati. Nanti kembalilah ke sini lagi. Untuk sementara, ungsikan saja temanmu ke ruang ganti dulu, atau taruh mana saja aku tak peduli."
"Baik, terimakasih Tomioka Senpai. Kochou Senpai, aku duluan."
Shinobu dan Giyuu hanya mengangguk. Setelah pintu ruangan ditutup, Shinobu melirik jahil Giyuu.
"Ah, kalau kunci UKS dibawa Tamayo sensei, lalu kunci di lemari itu kunci apa yaa?" Shinobu tertawa jahil. "Aku tahu niatmu apa."
"Be... berisik. Aku kan lupa."
"Oh, begitu?" Shinobu masih tersenyum geli. "Tidak usah menceritakan masalahmu deh. Sepertinya aku sudah mengerti."
"Aku memang tidak ada niat bercerita." Sahut Giyuu datar.
"Ah, satu lagi."
"Apa?"
Shinobu berdiri dan membuka pintu ruangan. Ia berhenti sejenak untuk menatap Giyuu dan tertawa kecil.
"Kamu boleh berhenti membaca novel yang terbalik itu."
Hening.
.
.
.
Giyuu bersandar di dinding sambil menggenggam kunci UKS untuk sang pujaan hati. Sang pujaan hati? Iya, Kamado Tanjirou. Kalian tidak salah baca kok. Si ketua OSIS dingin nan datar sedang jatuh cinta pada anak berambut coklat kemerahan tersebut. Benih-benih rasa cintanya tumbuh sejak bulan lalu, saat Giyuu kehilangan peluit kesayangannya.
Flashback bulan lalu
"Apa? Peluit yang biasa kamu pakai? Mana mungkin aku tahu kan?" Jawab Shinobu saat Giyuu menanyakan perihal peluitnya yang hilang. "Salahmu menaruhnya sembarangan saat makan siang."
Giyuu tetap berekspresi datar, namun hatinya super dongkol.
Merasa tak ada gunanya untuk kesal, ia tetap mencari ke sana ke sini. Ia sudah menanyakannya pada Rengoku, tapi pria beralih tebal tersebut menggeleng. Muichirou juga sama, Mitsuri juga, sedangkan Sanemi malah memelototi dan memarahinya. Gyomei? Percuma. Pria itu malah menangis dengan dramatis sambil berdoa agar peluitnya cepat ketemu.
Frustrasi, Giyuu duduk di bangku taman dengan punggung setengah melorot sambil menatap langit. Saat ia memejamkan mata, ia mendengar suara lembut memanggil namanya.
"Tomioka-Senpai."
Giyuu membuka matanya. Ah, anak yang sering ia cyduk karena memakai anting-anting. Tanjirou Kamado.
"Ada apa?"
Tanjirou menyodorkan sebuah peluit berwarna kuning. Mata Giyuu mendadak melotot.
"Aku menemukannya di tempat sampah. Sebelumnya aku melihat Kochou-Senpai membuang sesuatu ke tempat sampah sambil tertawa. Saat aku lihat, ternyata benda yang dia buang itu peluit milik Tomioka-Senpai."
Oh, Kochou kurang ajar. Awas saja dia.
"Te... terimakasih." Ucap Giyuu.
"Sama-sama. Lain kali hati-hati ya, Senpai." Tanjirou tersenyum manis.
Jleb! Kalian tahu suara apa itu? Ya, barusan, cupid telah memanah hati Giyuu. Mendadak, perasaan ingin membunuh wakil ketua OSISnya hilang. Digantikan oleh perasaan yang fuwa-fuwa dan kira-kira. Walaupun hatinya sedang dipenuhi taman bunga, wajahnya tetap ala teflon. Yang terjadi selanjutnya adalah, ia tetap mematung sambil memandangi Tanjirou yang berjalan menjauh.
Ah, indahnya masa muda.
.
.
.
Otak Giyuu yang mendadak flashback kembali lagi ke masa kini. Ia menyadari Tanjirou telah berdiri di hadapannya sambil cengar-cengir. Bagi Giyuu, Tanjirou terlihat sangat lucu.
"Di mana kunci UKSnya, Tomioka-Senpai?"
Alis Giyuu sedikit berkerut. "Kamu langsung minta kuncinya?" Memang kamu gak senang bertemu denganku? Lanjutnya dalam hati.
"Eh? Bukannya dari awal aku emang mau minta kunci, ya, Senpai?"
Giyuu sedikit terbatuk. "Ya, benar. Tapi aku juga mau bicara dengan kamu."
"Oh, ada apa ya, Senpai?"
"Kamu ada waktu pulang sekolah?"
"Mungkin aku mau jalan sama Zenitsu nanti..."
"Batalkan."
Tanjirou mematung. "Hah?"
"Maksudku, Zenitsu akan pergi dengan Uzui nanti. Tadi Uzui sudah bilang."
Terimakasih Uzui. Batinnya.
"Begitu ya..."
"Maka dari itu, pulang sekolah pergi denganku ya?"
"Tapi kenapa aku harus pergi sama Tomioka-Senpai?"
Giyuu teringat perkataan Uzui tadi.
"Ingat, kalau mau PDKT, ajak dia pergi bareng, tapi jangan sampai dia tahu kalo kamu mau modus." Uzui menjelaskan bak guru.
Giyuu hanya mengangguk sambil mencatat hal yang sejujurnya tidak penting itu. Namun ia adalah seorang pemula dalam hal cinta, wajarlah.
"I... ini adalah program dari OSIS untuk kakak kelas agar mengakrabkan diri dengan adik kelas."
Bersyukurlah ia, atas otak yang cerdas dan cepat berpikir, ia langsung menemukan alasan. Semoga saja Tanjirou percaya.
"Oh begitu? Tapi apa cuma kelas 11 aja? Kelas 10? Kayak Dek Rui enggak?" Tanya Tanjirou.
"Ya, memang program hanya untuk kelas 11 dan 12 aja."
"Oke, aku ngerti. Kalau gitu, sampai ketemu pulang sekolah Senpai."
Tanjirou pergi sambil membawa kunci UKS setelah melambai pada Giyuu. Melihat punggung Tanjirou sudah benar-benar menjauh, Giyuu langsung mengeluarkan handsfree kecil.
"Halo, Uzui? Rencana satu sudah terlaksana."
"Ya, bagus. Saatnya rencana kedua."
"Baik. Lalu, apakah si Agatsuma itu sudah diurus?"
"Oh, tenang saja. Aman."
"Terimakasih. Mohon bantuannya."
Dengan langkah penuh percaya diri, Giyuu berjalan menuju ruang OSIS untuk bersiap agar terlihat tampan di mata calonnya nanti. Sekaligus, menyiapkan 'sedikit' hadiah untuknya.
.
.
.
TBC
.
.
.
A/N
Hi semwaaaa. Jadi ini fic pertama saya di fandom kimetsu. Maaf kalau aneh. Soalnya saya udah jarang nulis :" huhuu. Sebenernya saya udah mau publish ini kemaren-kemaren, tapi selalu aja ada halangan. Akhirnya sekarang deh bisa bener-bener publish. Saya emang pertama baca manga kny ini langsung jatuh cinta sama Giyuu/ dan jadi ngeship GiyuuTan gara-gara komen di instagram wkwk. Saya juga lumayan suka UzuZen btw kok. Hehe. Ah, anyway, sebenernya saya niat cuma bikin oneshot aja. Tapi kok dipikir-pikir saya pengen nambah penderitaan Giyuu buat dapetin hatinya Tanjirou lebih lama lagi. /ketawa jahat/
Apakah ada req buat tempat yang bakal mereka datengin atau cara si Mas Tapioka buat modus? Saya bakal berusaha buat memenuhinya dengan baik.
Sekian dulu dari saya, sampai ketemu next chapt. Bubyeee