Written by Yyohei
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke, Sakura
Rate : M
Genre : Romance, Hurt, Comedy
*
~"Ku kira aku di hatimu. Tetapi sungguh kenyataan ini menjadi tamparan menyakitkan. Kau dengan kebodohanmu itu enggan melihatku."~
*
Kata sahabat saja seperti mampu membuat dinding hatinya beku, Akasuna Sakura mulai jengah pada dirinya sendiri yang sulit mengendalikan hati. Dari sudut pandangnya, sosok itu sungguh menjadi sesuatu yang semu. "Saku, bisakah kau melihatku? Aku ini sedang berbicara denganmu loh."
Bukannya ia tidak mau, ia hanya tengah fokus memainkan benda pipih canggih miliknya. "Aku mendengarmu Uta-kun."
"Tetap saja aku tidak suka." Kemudian tindakan tiba-tiba yang dilakukan laki-laki yang Sakura sebut Uta-kun itu membuatnya tercengang. Utakata menyentuh kedua pipinya sampai iris mereka saling beradu. "Kau harus melihatku."
Sakura selalu melihatnya, selalu memikirkannya tiada henti.
"Sekarang apa lagi?"
"Aku benar-benar tidak dapat memahami perasaan perempuan, ini sangat sulit bagiku."
"Kau selalu mengatakan itu padaku, menyebalkan sekali."
"Lalu aku harus bagaimana? Dia rasanya sulit ku jangkau."
Sulit dijangkau ya? Bagaimana dengan perasaannya yang bahkan lebih rumit lagi. Sakura seperti mengingat masa-masa indah mereka yang sudah sangat akrab dari mulai sekolah dasar, Utakata sangat supel pada dirinya yang saat itu masih menjadi anak baru. Ke mana-mana bersama sampai semua orang mengira jika keduanya memiliki hubungan khusus. Namun kenyataannya, pandangan orang-orang tidak dapat membuat hatinya terbaca. Sakura mulai memandang Utakata lain, sayangnya si laki-laki tidak. Ini adalah kali pertama ia jatuh cinta yang menjadi duri menyakitkan. Sampai detik ini Sakura tidak mengerti, ia masih menaruh harapan besar.
"Kau laki-laki, memang seharusnya berjuang."
"Shion sangat cantik, aku tidak percaya diri."
Bodoh, dia sendiri sangat tampan. Sakura kembali menguatkan hatinya, ia sudah cukup sadar diri akan posisinya. "Kau sudah pernah mengajaknya untuk pulang bersama bukan dan dia mau?"
"Ya."
"Itu artinya dia juga tertarik padamu." Sakura semakin menyalahkan lisannya. Sial!
Utakata selalu apa adanya, siswa-siswi seangkatan banyak yang mengenalnya karena ia cakap dan murah senyum. Anehnya selama ini Sakura tidak begitu memusingkan ketika beberapa gadis mendekati Utakata, tetapi sejak kedatangan si dia semuanya menjadi terasa lain.
Jujur saja Sakura sempat sakit hati ketika dua bulan lalu Utakata meninggalkannya di sekolah hanya demi bisa pulang dengan Shion. Tidak ada pemberitahuan apapun, dua jam ia menunggu di gerbang sampai kakinya terasa pegal. Tuhan, demi apapun ia ingin menangis waktu itu. Namun kedatangan si Pantat Ayam yang baru saja selesai mengikuti ekskul basket seperti menjadi malaikat penolong untuk Sakura. Namanya Uchiha Sasuke, tetangga sekaligus musuh bebuyutannya. Jika di sekolah semua orang memanggilnya Sasuke tampan, pengecualian di rumah semua orang memanggilnya Sasu-chan. Ia sangat bersyukur mendapati tumpangan secara cuma-cuma, meski harus menerima cacian dari laki-laki itu. Sasuke bilang, Utakata memang sudah tidak mau bersahabat dengannya lagi karena ia telah sadar diri.
Menjengkelkan!
Perkara telah datang. Ketika Utakata memutuskan untuk keluar kelas, Sasuke tiba-tiba saja menduduki meja Sakura sembari berbicara dengan Shimura Sai. Di atas meja itu terdapat satu bungkus snack kentang, alhasil benda itu meledak hingga isinya bertebaran keluar berkat injakan bokong si pelaku. Wajah Sakura langsung merah padam menahan amarah, rambutnya bahkan sudah kotor terkena snack. "SETAN! KURANG AJAR KAU!!"
"Apa?" Sasuke menjawabnya cukup santai.
"Menyingkirlah dari sini, kau menduduki mejaku sialan!"
"Aku hanya duduk di sini sebentar, lagi pula ini aset milik sekolah bukan punyamu."
Ya ampun, rasanya Sakura ingin menampar mulut besarnya. Semua orang hanya menggelangkan kepala maklum, terlebih bagi Sai. Jika keduanya bersama selalu muncul perdebatan, sekalipun masalahnya sepele. Sakura keras kepala, dan Saduke menjadi biangnya. Sai semakin mendengus jengkel ketika Sakura beranjak dari duduknya untuk mendorong tubuh Sasuke, usahanya tidak berhasil karena kalah tenaga. Baru ketika Sakura menjambak rambut belakangnya, Sasuke langsung berdiri setelah sempat memekik sakit. Sakura tidak segan pada Sasuke, tapi laki-laki itu menerima saja. Sai jadi heran dan mulai berspesikulasi lain melihat interaksi keduanya.
"Memang benar rumor itu."
Sakura mengerutkan keningnya, kompak dengan Sai. "Apa?"
"Kau bukan perempuan, kasar sekali. Lebih baik ganti kelamin saja."
"Sialan!"
Sai rasa ia akan sakit kepala. "Kalian berdua selalu saja adu mulut, aku bertaruh suatu saat kalian pasti akan jatuh cinta."
"Pfft, menjijikkan sekali."
"Diamlah kelamin ganda, kau pikir aku mau dengan manusia jadi-jadian sepertimu."
Sasuke berbeda dengan Utakata seratus derajat, dia badung dan senang membuat keributan. Sakura sendiri tidak cukup tahu persis sejak kapan ia sering sekali bertengkar dengan Sasuke, laki-laki itu yang memulai. "Sungguh, kalian akan benar-benar berjodoh jika terus seperti ini."
"Kau bukan temanku lagi, Shimura."
To be continue...