a smut fiction by Tuna

M | boyxboy

Seungwoo x Wooseok , slight!Jinhyuk x Wooseok | Seungseok , slight!Weishin

Romance | Drama

Enjoy!


Dua jam setelah Wooseok pulang dari bandara, ia masih menatap kosong ke langit-langit kamar Jinhyuk. Tubuhnya terbaring dan kepalanya bertumpu pada kasur dan bantal milik Jinhyuk. Bau tubuh Jinhyuk menguar memasuki indra penciumannya dan Wooseok merasa tenang.

Ting Tong!

Wooseok yang baru saja ingin terlelap pun kembali membuka matanya dan beranjak dari ranjang. Ia sedikit berlari ke arah pintu depan untuk mengetahui siapa yang datang. Dengan agak tergesa, Wooseok membuka kunci pintu apartemennya dan mendapati seorang lelaki bertubuh jangkung berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kak Seungwoo? Sedang apa di sini?"

"Oh, aku baru pindah di sebelah apartemenmu. Aku dengar kau tinggal di sini juga, jadi aku ingin mampir," Seungwoo lalu mengacungkan satu kantung plastik berisi buah, "aku juga membawa buah karena kudengar kau sedang diet."

Wooseok menatap Seungwoo dengan mata berbinar. Kakak tingkat favoritnya ini berada di depannya dengan senyuman dan mata teduhnya. Buru-buru Wooseok menyuruhnya untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

Dulu, ketika Wooseok dan Jinhyuk masih menjadi mahasiswa baru, Wooseok sempat dekat dengan Seungwoo. Satu-satunya kakak tingkat yang memperhatikannya adalah Seungwoo sehingga dalam waktu yang cukup singkat, keduanya pun menjadi dekat.

Namun, bukan Jinhyuk namanya kalau tak bisa mempertahankan apa yang ia miliki. Segera setelah kabar seperti itu masuk ke telinganya, tanpa ada persiapan, Jinhyuk segera berlari menuju fakultas Wooseok, mencari seseorang bernama Han Seungwoo yang katanya tengah mendekati Wooseok miliknya.

"I know you love him," Jinhyuk enggan berhenti memukul perut Seungwoo, "but he's mine."

Seungwoo pun menahan serangan Jinhyuk dan menendang yang lebih muda hingga terpental, menjauh dari dirinya. Ia membuang darah yang ada di dalam mulutnya kemudian berbicara, "He's yours? Jangan bercanda kamu."

Jinhyuk yang tersungkur pun bangkit kembali dengan mengepalkan tangannya untuk meninju wajah Seungwoo. Tidak sampai di situ, Jinhyuk meraih rambut Seungwoo, menariknya, dan menghantamkan kepala Seungwoo ke tembok yang ada di sebelahnya. "Your brain needs some shock theraphy. Wooseok is mine and he'll always be mine."

Seungwoo yang kehabisan tenaga pun jatuh ke tanah ketika Jinhyuk melepaskan rambutnya. Napasnya terengah engah. Ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang bisa lebih kuat daripada dirinya. "Hyuk, mungkin sekarang kamu bisa sama Wooseok, tapi besok, aku yakin kalau besok-besok pasti aku yang bisa menangin hati dia."

Jinhyuk yang wajahnya penuh dengan luka lecet itu menyeringai. "You old hag better keep your mouth shut." Setelah memandang Seungwoo untuk beberapa menit, Jinhyuk membalikkan badannya dan berjalan dengan tertatih-tatih. "Wooseok tahu kalau dia punyaku. Kamu enggak ada kesempatan buat deketin dia, kak. Enggak punya, sampai aku enggak ada di samping dia lagi."

Kekalahan Seungwoo di pertarungan itu membuatnya sedikit demi sedikit menjauhi Wooseok. Wooseok sendiri juga merasa ada yang salah, tapi takut untuk menanyakannya pada Seungwoo. Bahkan setelah Seungwoo benar-benar menghilang dari kehidupannya, Wooseok semakin lupa bahwa ia pernah dekat dengan Seungwoo. Hingga kini, entah takdir apa yang membuat keduanya berbicara di ruang tamu apartemen miliknya.

"Kak Seungwoo sekarang udah ada pacar?" Wooseok bertanya sembari meminum air putih dari gelasnya.

Pertanyaan sensitif. Seungwoo menatap Wooseok dalam. Ada makna dibaliknya.

"Menurutmu?"

"Um... sudah? Kak Seungwoo terlihat lebih tampan sekarang."

"Lebih tampan dari Jinhyuk?"

Ekspresi Wooseok pun berubah. Wajahnya menjadi lebih muram sehingga Seungwoo yang merasa bersalah pun memutuskan untuk pamit, kembali ke apartemennya sendiri. Seungwoo merasa bahwa kepergian Jinhyuk benar-benar membuat Wooseok sakit hati. Ia harus melakukan sesuatu untuk menghibur orang yang ia cintai ini.

Wooseok sendiri kembali ke kamar Jinhyuk kemudian termenung sembari tengkurap di ranjang Jinhyuk. Ia menenggelamkan wajahnya di antara bantal-bantal milik Jinhyuk. Aroma khas lelaki itu masih menempel di sarung bantalnya dan itu membuat Wooseok frustrasi.

Wooseok sedikit memiringkan tubuhnya dan memasukkan tangannya ke dalam kausnya. Meraba perut ratanya sendiri. Membuat dirinya sendiri merinding dengan apa yang dilakukannya. Jemarinya sampai di salah satu tonjolan di dadanya. Ibu jari Wooseok menyentuhnya perlahan. Ia sedikit menggaruk nipple nya dan membuat dirinya sendiri mengerang.

Selagi tangan kirinya memanjakan nipple nya, tangan kanannya ia gunakan untuk menekan sesuatu di antara kedua pahanya. Ia tidak mau masturbasi lagi sambil memikirkan Jinhyuk. Itu membuatnya terlihat menyedihkan. Namun, ia tidak bisa berhenti melakukannya.

Cepat-cepat Wooseok mengubah posisinya. Ia menyandarkan punggungnya pada tembok, menurunkan celananya, dan membuangnya. Bagian bawah tubuhnya terekspos dan ia bisa merasakan angin dingin dari AC menyapa penisnya yang setengah terbangun.

Baiklah, Wooseok, masih setengah jalan, tidak harus dilanjutkan.

But, fuck it.

Tangan kirinya menyentuh penisnya sendiri. Perlahan tapi pasti, Wooseok mengocoknya. Jemari tangan kanannya bergerak ke mulutnya. Jari telunjuk dan jari tengah ia masukkan ke dalam mulutnya sendiri. Lidahnya bergerak memutari jarinya sendiri. Membuat keduanya basah. Tangan kiri Wooseok juga enggan berhenti memanjakan penisnya. Ibu jarinya dengan aktif memainkan ujung penisnya, membuat friksi tersendiri untuk Wooseok.

Wooseok mengeluarkan kedua jarinya dan dengan perlahan mengarahkannya ke lubang nya. Pelan sekali ia memasukkan kedua jarinya. Ia tahu bahwa ini akan sedikit sakit, tapi ia tidak bisa berhenti. "Jinhyuk, s-sakit..."

Ia mengalihkan rasa sakitnya dengan mempercepat gerakan tangan kirinya. Penisnya semakin membesar dan ia hampir keluar, bahkan sebelum kedua jarinya masuk dengan sempurna dalam lubangnya.

Ia menggerrakkan kedua jari yang berada dalam lubangnya dengan perlahan. Maju, mundur. Awalnya begitu perlahan, tapi lama kelamaan temponya sama dengan gerakan tangan kirinya. Wooseok heboh. Ia tidak memiliki keinginan untuk menurunkan volume suaranya sedikitpun. "Jinhyuk... J-Jinhyuk aku menyukaimu..." Air matanya berlinang karena ia merindukan Jinhyuk. Ia ingin semua ini dilakukan oleh Jinhyuk.

"Jin-"

Pintu tiba-tiba terbuka. Membuat Wooseok menghentikan segala kegiatannya. Membuat mata Wooseok yang tadinya hanya setengah terbuka menjadi terbuka seutuhnya.

Ada Seungwoo di sana. Wajahnya tampak tak terkejut sama sekali. Ia berjalan mendekati Wooseok, menuntun kedua tangan yang lebih muda untuk menghentikan semua kegiatannya. Ia lalu menangkup wajah Wooseok dan menciumnya. Ciuman lembut, tanpa nafsu, pikir Wooseok. Telinga Wooseok sudah memerah karena ia terlalu malu. Penisnya yang tidak tahu diri itu juga masih tegang, membuat Seungwoo sedikit terkekeh.

Seungwoo berbisik pada Wooseok, "Jinhyuk yang menyuruhku melakukan ini." Ia lalu melepas kaus polo nya. Memperlihatkan beberapa tato yang ada di tubuhnya. "I could do those dirty things to you, right?" Wooseok hanya mengangguk saja. Selama itu permintaan Jinhyuk, ia tidak akan menolak.

"Also, your tiny little fingers can't reach spots that Daddy's fingers can."

Seungwoo menempatkan tubuhnya di antara kedua paha Wooseok yang terbuka lebar. Ia lalu memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang Wooseok. Membuat Wooseok merasa seperti ia tersetrum. Jari Seungwoo tahu betul dimana titik yang bisa membuat Wooseok mengejang. Jarinya yang mungil mana bisa mencapai titik itu.

"Kak... jangan," Wooseok semakin gelisah ketika Seungwoo meraih penisnya. Mengocoknya dengan cepat. Jari Seungwoo dalam lubang Wooseok pun semakin cepat. Wooseok menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya sendiri yang tidak mau berhenti mendesah. Semua terlalu nikmat untuknya. Ia hampir pingsan dari kenikmatan sebelum akhirnya ia merasa sesuatu akan keluar.

"Kak Seungwoo... K-kak... Aku mau keluar, boleh?"

Mata Seungwoo yang tadinya fokus terhadap bagian bawah tubuh Wooseok, kini menatap Wooseok dengan tajam. Ia masih ingin bermain lebih lama dengan Wooseok.

"Tidak."

Ibu jari Seungwoo menutup lubang penis Wooseok. Membuat Wooseok histeris. Seungwoo tidak memelankan herakan tangannya sama sekali. Ia malah mempercepatnya. Membuat Wooseok makin tersiksa. Seungwoo suka melihat Wooseok seperti ini. Mulut setengah terbuka, mata sayu yang berkaca-kaca, dan wajahnya yang semerah tomat karena tak bisa menuntaskan hajatnya.

"Ah... Kak S-Seungwoo... Aku mohon." Mata Wooseok yang berkaca-kaca pun menatap Seungwoo memelas. Yang ditatap pun menatapnya balik dengan tajam.

"Sure."

Seungwoo melepaskan ibu jarinya yang menutupi lubang pelepasan Wooseok. Tubuh Wooseok bergetar ketika ia orgasme untuk yang pertama kalinya. Wooseok menggigit jarinya sendiri agar tidak berteriak. Ini semua terlalu nikmat untuknya. Tubuhnya tidak bisa menerima yang lebih-lebih dari ini. Meskipun Wooseok sendiri tahu bahwa Seungwoo tidak akan berhenti.

Seungwoo dengan perlahan mengubah posisi tubuh Wooseok. Ia menidurkannya di atas kasur Jinhyuk dengan benar. Ia lalu menurunkan celana jins nya dan boxer nya. Wooseok bisa melihat penis Seungwoo sudah sama tegangnya dengan miliknya. Meskipun begitu, Seungwoo tetap mengocoknya kembali sebelum akhirnya memakai kondom yang telah ia siapkan.

Yang lebih tua mendekatkan wajahnya ke wajah Wooseok lalu menciumnya. Ciuman yang menuntut, tapi lembut. Seungwoo lalu melepaskan ciuman mereka dan merapikan rambut Wooseok yang sedikit berantakan. "Ini mungkin perintah Jinhyuk, tapi aku masihlah Han Seungwoo. Yang ada di sini adalah Seungwoo, bukan Jinhyuk." Wooseok mengangguk perlahan. Meskipun begitu, air matanya berlinang kembali. Ia merasa begitu berdosa melakukan ini bukan bersama Jinhyuk.

"Aku masukkan."

Tangan Wooseok mengalung di leher Seungwoo saat penis Seungwoo memasukinya. Belum ada setengah jalan, lubangnya terasa begitu panas dan perih. Ia memejamkan matanya menahan rasa sakitnya. "Relaks, Seok. Sebentar lagi enak, kok." Wooseok hanya mengangguk.

Seungwoo melanjutkan pergerakannya perlahan. Sampai tengah-tengah, Seungwoo yang tidak sabaran pun segera mendorong semua penisnya untuk masuk ke dalam lubang Wooseok. Tidak perlu disuruh pun Wooseok sudah pasti berteriak. Sakit sekali rasanya. "Boleh kugerakkan?"

Tiga detik,

lima detik.

"Boleh."

Setelah dapat lampu hijau, Seungwoo segera menggerakkan tubuh bagian bawahnya, awalnya perlahan, tapi karena Wooseok tak berhenti mengerang dan mendesah, temponya jadi semakin cepat. Apalagi melihat Wooseok dari dekat seperti ini. Tidak mungkin bisa bila Jinhyuk ada di sini.

"Is it good?"

"Yes... Ah.."

"Can your Jinhyuk make you feel this good?"

"No..."

Tidak tahu mengapa, tapi setelah mendengar nama Jinhyuk, lubang Wooseok semakin ketat dan membuat Seungwoo semakin bersemangat untuk menyetubuhinya. Wooseok yang dulu ia cintai, Wooseok yang kini menjadi cantik sekali, Wooseok ini milik siapa? Tentu saja milik Seungwoo.

Kedua tangan Seungwoo membuka paha Wooseok lebih lebar tanpa meperlmabat tempo penisnya. Seungwoo terus menghujam satu titik dalam tubuh Wooseok yang membuat Wooseok tidak bisa berhenti mengerang untuk sedetik saja.

"Kak... aku mau k-keluar lagi.." Wooseok mengatakannya sambil terisak. Tubuhnya tidak kuat.

"Aku juga." Seungwoo mengeraskan tusukannya pada Wooseok. Membuat Wooseok semakin terisak. Seungwoo betul-betul tahu bagaimana cara memuaskan Wooseok dan membuat Wooseok hilang akal.

"Kak, a-aku...Ah, Han Seungwoo!"

"Bersama."

Keduanya datang bersamaan. Wooseok berhasil mengotori kaus yang masih ia pakai. Beberapa juga ada yang mengenai perut Seungwoo. Tubuhnya bergetar selama lebih dari tiga detik. Keduanya terengah-engah sambil menatap satu sama lain. Seungwoo belum mengeluarkan penisnya dari lubang Wooseok. Namun, ia malah menaruh kepalanya di ceruk leher Wooseok dan menciumi pundak Wooseok.

"Mau ronde kedua?"

"Mau."


A list of how to take a good care of Kim Wooseok

1. AC jangan dingin dingin

2. Selimut harus dobel

3. Karena Wooseok lagi diet, dia cuma boleh makan buah sama sayur

4. Dia sering bangun siang, siapin sarapan buat dia tiap pagi, kode rumahnya 1011

5. I've seen him jerked off SOO MANY TIMES, thinking about me, of course, jadinya, please gantiin posisi aku buat dia. Kak Seungwoo harus bikin Wooseok seneng. Walaupun aku enggak di Korea.

-Jinhyuk.

-fin.


AAAAAAA pusing. percaya gak percaya aku bikin fenfik ini sambil muter heavy rotation ON LOOP anjg pusing skrg hhhhhh

kedepannya...gatau deh mungkin ak akan rutin post wooseok dengan haremnya zzzzz pusing

Alsooo,,,,, ini adalah pajak ultahku yey, seneng ga? seneng dong masa dikasih beginian ngga seneng wkwkw keep support your boys yaa sayang!

Tysm . HYLI! . Nice feedback plz .