Hypnosis Microphone belongs to King Records.
Saya tidak memiliki hak milik apapun kecuali alur dan ide cerita ini.Enjoy!
SAMATOKI
Bukannya ingin bersifat kejam, bocah berumur sembilan belas tahun di depannya ini benar-benar banyak omong. Kepala Samatoki sakit.
Untung adik-adik Ichiro tidak diperkenankan ikut —setelah melewati debat yang menguras emosi Ramuda dan Samatoki— karena mereka hanya ingin sedikit bernostalgia.
Masalah bagi Samatoki, bukannya bernostalgia, ia malah sakit kepala dengan cerocosan tak henti dari mulut Ichiro.
Saat diprotes pun ia hanya berucap, "Ramuda juga ribut!"
Dibalas Ramuda dengan teriakan di sela-sela waktunya bertengkar dengan Jakurai, "Tidak usah bawa-bawa aku!"
Nostalgia ndasmu.
Yang mereka lakukan hanya melakukan hal bodoh seperti biasa —menguras emosi lebih tepatnya— seakan-akan kegiatan ini adalah satu-satunya yang bisa mereka lakukan. Untuk kasus Ramuda, ia senang sekali mengganggu Jakurai dan yang diejek hanya merespon setengah hati.
Karena sebal tidak dipedulikan oleh Ramuda dan Jakurai yang masih sibuk adu mulut karena Ramuda tidak berhenti mengganggu si dokter dengan celotehan menyebalkannya, Ichiro melempar dirinya ke sofa.
Samatoki yang kepalang sebal —baca saja dengan gemas, gemas ingin memukul maksudnya— mencubit bibir Ichiro, "Berhenti sekarang?"
Ichiro berontak tidak terima memukul-mukul tangan Samatoki.
"Bibirku!" protesnya ketika Samatoki melepas cubitan —yang sebenarnya pelan, Ichiro hanya melebih-lebihkan— pada bibirnya.
"Makanya diam," gahar Samatoki.
Ichiro mencebik, "Jangan dicubit juga!"
"Lalu? Mau ku gigit bibirmu itu?"
Ichiro menatap nyalang, "Coba sini kalau berani!"
Sebal. Kepala Samatoki semakin berdenyut, "Kau akan menyesal, bocah."
Benar saja. Samatoki benar-benar menggigit bibir Ichiro. Pelan saja. Namun, cukup membuat yang menantang tadi memekik terkejut.
"Hmm!"
Ramuda menoleh. Jakurai menoleh.
Ramuda berteriak heboh. Jakurai diam tanpa ekspresi —bingung sebenarnya— sementara Ichiro membelalak dan meronta minta dilepas.
Agak lama, Samatoki melepas gigitannya, "Puas?"
Wajah memanas. Ichiro malu. Bantal sofa Jakurai dilempar ke wajah si yakuza tanpa ampun, diiringi teriakan, "Brengsek kau Samatoki!"
a/n: nangis. nulis apa aku.
mind to leave some krisar? agar aku bisa meningkatkan kemampuanku lagi ke depannya!