"Ini kunci kamarnya, nomor 1102, di hotel biasa." Sebuah keycard berpindah tangan bersamaan dengan sebuah amplop tebal. "Aku harap kau suka juga yang kali ini. Dia punya sedikit masalah dengan periode heatnya, dan dia belum pernah berhubungan dengan alpha—singkatnya kau adalah pengalam pertamanya."

"Oh, aku tersanjung mendapat barang bagus seperti ini." Keycard di tangannya langsung ia amankan, dimasukan ke dalam saku jasnya.

"Tentu saja, kau pelanggan setia club kami. Pelayanan spesial seperti ini bukan hal besar."

Ia menenggak habis minuman yang ada di hadapannya, bersiap untuk pergi ke tempat ia bisa lebih bersenang-senang malam ini. Tapi sebelum itu tangannya di tahan, lawan bicara yang tadi berbisnis dengannya mendekatkan bibir ke telinganya, membisikan sesuatu yang setelah itu membuat ia menarik senyum senang.

"Anak ini dijual oleh kekasihnya yang seorang Beta, khusus malam ini. Kekasihnya hanya bilang kalau anak ini berasal dari lingkungan yang berbahaya. Jadi jangan coba-coba untuk menggigit leher dia—yah, walau sudah di pasang collar. Aku peringati saja padamu, hati-hati jangan sampai membuat kekasih orang mengandung anakmu." Begitu katanya.

Setelah menjauh Miyuki baru menjawab, "Kalau dia tidak ingin kekasihnya hamil karenaku, kenapa pula dia jual kekasihnya ke tempat seperti ini."

"Hey, aku serius! Jangan macam-macam pada anak itu, atau kau akan menyesal nantinya, Miyuki!"

"Ya-ya, kalau akal sehatku masih bisa aku kendalikan, nanti akan aku ingat. Bye."

.

0o0o0o0o0

Diamond no Ace © Terajima Yuuji

Aku tidak mengambil keuntungan apapun kecuali kesenangan jiwa semata (?)

Sawamura Eijun, Miyuki Kazuya,

Kazu & Eiko (OC)

.

DIVINE

0o0o0o0o0

.

Miyuki Kazuya, seorang mantan atlet profesional baseball, kini ia adalah salah satu eksekutif direktur di salah satu perusahaan alat olah raga. Setelah pesiun dari lapangan baseball dan memilih menjadi wakil pelatih di tim yang sudah membumbungkan namanya, ia menggunakan semua koneksi dan upaya yang bisa lakukan untuk bisa hidup enak seperti sekarang.

Belum lagi dengan wajahnya yang tampan, tawaran untuk menjadi bintang tamu dan muncul di acara televisi juga tidak bisa dibilang sedikit. Menjadi bintang iklan dan model juga sudah ia lakukan dari sejak ia masih menjadi atlet, dan yang lebih hebat lagi dia termasuk dalam golongan alpha yang diunggulkan orang-orang. Jadi biarpun ia terlahir dari keluarga yang tidak memiliki nama besar, dengan semua pretasinya selama ini, sudah cukup untuk membuat nama Miyuki Kazuya di kenal seluruh penduduk negeri.

Ia memiliki semua hal yang bisa membuat banyak orang iri padanya. Ia punya banyak hal yang bisa menarik banyak orang mendekatinya. Tapi sayang, sampai diumurnya yang sudah masuk awal tiga puluh Kazuya masih tidak mengerti apa artinya sebuah keluarga. Kazuya tidak paham dengan konsep yang orang-rang katakan tentang sebuah keluarga; hidup bersama dengan orang yang dicintai, memiliki anak.

Mungkin lebih tepatnya jika Kazuya katakan ia sendiri tidak mengerti dengan hal yang di sebut cinta.

"Nabe, bisa tolong bantu aku untuk carikan pembantu?"

"Hah? Memang pembantumu yang biasanya ke mana?"

Watanabe, teman dekatnya sejak masih di dalam tim, salah satu penyusun strategi tim baseballnya juga dulu, malam ini adalah korban yang Kazuya pilih untuk menemaninya minum. Kuramochi sohib gilanya kabur dengan alasan kencan. Furuya, juniornya juga kabur dengan alasan ingin bertemu teman baik dari kekasihnya—Kazuya tidak paham apa pentingnya hal itu.

"Nenek Fuji sudah terlalu tua. Dua bulan terakhir dia sering sakit, jadi aku memintanya untuk pulang ke kampung halamannya saja. Aku sudah tidak tega mempekerjakan orang setua itu, lagi pula anaknya sudah cukup mapan."

Kazuya kembali menuangkan arak ke gelas kecil di hadapannya, menenggak habis dan mengulang gerakan yang sama sampai tiga kali sebelum berhenti.

"Apa kau tidak berlebihan? Malam ini kau terlalu mabuk, Miyuki."

"Jadi apa kau mau membantuku?" mengabaikan peringatan sang kawan, Kazuya kembali mengulang gerakan yang sama, kali ini berhenti karena isi dalam botolnya habis. Tapi belum selesai sampai sana, Kazuya langsung mengangkat tangannya, meminta seorang pelayan membawakannya dua botol lagi arak jenis yang sama.

"Kurasa kita harus pulang, kau sudah benar-benar mabuk, Miyuki."

"Aku masih ingin di sini, di rumah aku sendirian juga ujung-ujungnya mabuk, setidaknya kalau di sini ada kau." Satu matanya mengedip genit tapi sang kawan mengabaikan.

"Nah, Nabe, katakan padaku seperti apa rasanya jatuh cinta itu?" Kazuya menjeda dengan sekali tenggak. "Kau pernah bilang, kalau kau jatuh cinta padaku, tapi aku tidak mengerti dengan hal seperti itu, kau juga teman baikku, jadi aku menolakmu. Aku tidak mau memanfaatkan perasaanmu hanya untuk menemaniku tidur setiap malamnya."

Yang ditanya hanya diam. Tidak menjawab, dan terpaksa membiarkan Kazuya terus minum, semakin mabuk.

"Furuya memilih untuk pensiun tahun ini dan membiarkan karir gemilangnya berhenti hanya untuk menjadi seorang tukang masak di restoran sushi setelah menikahi kekasihnya nanti, Kuramochi juga pernah hampir gila karena kekasihnya menghilang saat mereka bertengkar. Tetsu-san bahkan berani melamar Jun-san di tengah pertandingan karena takut Azuma-san bergerak lebih dulu. Kau juga, kau memilih untuk meninggalkan tim bersama denganku karena mencintai aku. Kau dan mereka semua bilang, alasan kalian bersikap aneh dan mengambil keputusan aneh dilandasi oleh cinta. Tapi aku tidak mengerti, kenapa? Cinta itu sebenarnya apa?"

Kepalanya menunduk, gelas kecil di tangan kanannya sudah ia lepas, tapi botol arak di tangan kirinya masih ia genggam kuat. "Aku iri pada kalian yang bisa merasakan itu. Sekali saja aku juga ingin merasakan rasanya cinta itu seperti apa—jadi aku bisa mengerti alasan kenapa Ayahku memilih untuk tetap tinggal di tempat busuk itu, bahkan setelah Ibu meninggal."

"Atau mungkin ini adalah hukum karma untuk aku yang dulu sering memanfaatkan perasaan orang untuk aku tiduri. Hukum karma karena aku sering memanfaatkan periode heat agar bisa tidur dengan omega-omega itu. Dewa pasti sudah mengutuk hatiku, membuatnya jadi batu."

Usapan pelan dan lembut pada rambut membuat Kazuya kembali mengangkat kepalanya. Watanabe tersenyum tipis padanya, "Suatu saat nanti kau akan merasakannya. Kalaupun bukan aku, tapi aku yakin kau akan menemukan seseorang yang bisa membuatmu jatuh cinta nantinya."

"Terima kasih banyak, Nabe. Maaf juga."

"Tidak masalah. Untuk pembantu, nanti akan aku coba untuk minta bantuan kekasihnya Furuya, si Haruichi itu sekarang kerja di perusahaan penyalur tenaga kerja." Watanabe memapahnya. Membawa ia keluar dari bar itu, menyusuri jalan ramai distrik merah yang mereka kunjungi untuk menuju tempat Kazuya tadi memarkir mobilnya.

Malam ini dengan sangat keterlaluan Kazuya sudah memanfaatkan kebaikan hati kawannya itu lagi untuk lepas dari rasa dingin dan kesepian yang menyerang dirinya sejak sang ayah meninggal.


0o0o0o0o0


"Maaf, jadi merepotkanmu juga, Furuya."

Kardus berisi barang-barang milik Kazu, anak laki-lakinya, Eijun letakan di kamar di samping kamarnya. Hari ini Haruichi, sahabat baiknya semasa SMA dan Furuya, kekasih sang sahabat datang dan membantu ia untuk pindah rumah. Setelah lama tinggal di kampung halamannya akhirnya Eijun memberanikan diri untuk kembali ke Tokyo, setelah enam tahun bersembunyi di Nagano akhirnya Eijun bisa membawa anak-anaknya menghadapi kerasnya hidup di kota besar.

"Tidak masalah, lagi pula Haruichi bilang ini bayaran untukmu yang akan menjadi perwakilan teman-temannya membacakan pidato di hari pernikahan nanti."

"Haha, harusnya tidak perlu. Aku akan dengan senang hati mendapat kesempatan itu, justru aku tersanjung bisa datang ke pernikahan sahabatku dengan salah satu altet dan model ternama negara ini."

Butuh beberapa waktu untuk mereka semua menata rumah itu sampai layak untuk dikatakan siap tinggal. Selama itu Eijun bersama Furuya menjadi yang paling banyak mengeluarkan tenaga, Haruichi mendapat tugas untuk membantu membongkar isi kardus bersama dengan Kazu dan Eiko, anak perempuan Eijun.

Baru setelah semua selesai, Furuya gantian menjaga dua anak kembar Eijun selagi calon istrinya membantu Eijun masak untuk makan malam mereka.

"Sudah hampir tujuh tahun dan kau masih belum tahu siapa ayah mereka, Eijun-kun?" Eijun menggeleng pelan saat kedua tangannya sibuk dengan sayuran yang sedang ia potong kecil-kecil.

Menu makan malam mereka hari ini kare dan karage, Eijun yang menyiapkan kare dan Haruichi yang membuat menggoreng karage-nya.

"Kau sudah coba tanya pada club yang membelimu itu?"

"Sudah, tapi mereka tidak mau mengatakan apapun."

Sempat hening sesaat. Mereka sama-sama terdiam melihat bagaimana senangnya Kazu dan Eiko bermain dengan Furuya. Haruichi yang ada bersama dengannya di dapur dan melihat itu sampai menepuk-nepuk pelan punggung Eijun, memberikan semangat untuk Eijun agar tetap bertahan. Mereka sama-sama tahu kalau Kazu dan Eiko juga merindukan sosok ayah, walau keduanya sudah tidak pernah bertanya tentang ayah mereka lagi.

Tujuh tahun lalu Eijun terpaksa kembali ke Nagano dan bersembunyi di sana karena dirinya yang dikejar-kejar oleh tuan muda dari salah satu keluarga Yakuza, kekasihnya sendiri, Kanemaru Shinji. Ada salah satu anggota yang menjebaknya, menjual ia pada club aneh yang menyediakan jasa omega dalam masa heat sebagai partener sex. Eijun sudah tahu siapa yang menjebaknya, Eijun juga sudah tahu alasan kenapa ia menjadi buronan kekasihnya sendiri, tapi sampai sekarang Eijun masih tidak tahu alpha mana yang menjadi ayah dari anak-anaknya.

Selama tujuh tahun terakhir ia meminta bantuan dari teman-temannya untuk membantu, tapi informasi yang didapat masih kurang. Orang yang menjebaknya itu bahkan tidak tahu pada alpha mana Eijun dijual, dia hanya menerima uang hasil menjual Eijun malam itu kemudian mengadukan hal-hal tidak benar pada Kanemaru. Orang itu bahkan mencuri uang dari rumah keluarga Kanemaru dan mengatakan kalau Eijun lah yang mencurinya. Singkat cerita Eijun dituduh sebagai penghianat.

Tapi berkat Haruichi dan Furuya, semua masalah itu selesai akhir tahun lalu. Eijun juga sudah bertemu dengan Kanemaru yang sekarang sudah dinikahkan oleh salah satu dari anak keluarga Tojo, salah satu rekan bisnis keluarga Kanemaru. Dengar-dengar itu adalah pernikahan bisnis, tapi Eijun pernah menjadi orang yang paling tahu Kanemaru, laki-laki alpha itu sudah jatuh cinta pada Tojo Hideaki yang seorang beta.

Dengan bantuan Haruichi dan Furuya juga dari pasangan Kanemaru dan Tojo, kini Eijun bisa menapakan kaki di Tokyo sekali lagi. Tanpa harus takut dikejar oleh sesuatu, ia bisa mencari ayah dari anak-anaknya. Terlebih setelah lehernya di gigit oleh alpha yang menidurinya malam itu, Eijun jadi tidak perlu takut jika periode heatnya datang, karena tidak akan ada yang terganggu.

"Oh ya, kemarin malam aku dapat informasi pekerjaan dari salah satu senior Furuya di tim. Katanya ada yang sedang butuh pembantu rumah tangga, tugasnya tidak banyak, pemilik rumahnya juga jarang di rumah, dia hanya ingin ada yang tetap merawat dan membersihkan rumahnya."

"Kenapa kau tawarkan itu padaku? Harusnya aku daftar dulu ke agensi penyaluranmu dulu, kan?"

Haruichi membiarkan Eijun sibuk mengaduk kare ketika dia sibuk meniriskan karage buatannya. Tapi mereka tidak lepas dari obrolan itu, tidak ingin kalah dengan Furuya bersama dengan Kazu dan Eiko yang asik membahas tentang baseball.

"Kalau hanya masalah pendaftaran bisa aku yang urus nanti. Sekarang aku tawarkan padamu karena aku tahu kau sedang butuh pekerjaan baru. Bagaimana, mau tidak?"

Eijun berpikir sejenak sebelum memberi jawabannya. "Asal aku bisa tetap pulang ke rumah saat malam. Kau sendiri tahu, aku tidak mungkin meninggalkan anak-anak. Saat aku kerja juga mereka terpaksa aku titipkan pada di sekolah mereka, karena sudah tidak ada Wakana yang akan menjaga mereka."

"Hm, baiklah. Akan aku tanyakan dulu pada pihak mereka, kalau mereka mau menyetujui syaratmu, akan aku kabari lagi."

Ketika Eijun mematikan kompornya Haruichi langsung menyodorkan piring yang sudah berisi nasi untuk di siram kare di atasnya. Keduanya langsung membawa empat piring ke meja makan saat meminta Furuya dan kedua anak di sana untuk datang mendekat. Eijun juga buru-buru mengambil gelas dan menyiapkan minum untuk mereka berlima setelah Haruichi kembali mengambil satu piring yang tertinggal.

"Satoru-kun, tolong tanyakan pada Nabe-san, mau tidak jika pembantunya hanya tinggal dari pagi sampai sore, malamnya pulang, begitu."

"Oh, Eijun mau jika seperti itu?"

"Tentu saja. Aku butuh pekerjaan cepat, tapi juga tidak bisa terlalu lama meninggalkan anak-anak." Eijun yang menjawab.

"Akan aku tanya nanti. Tapi sebelum acara aku dan Haruichi selesai, kau tidak boleh bekerja dulu. Kau ingat?"

"Terserah, sertakan itu sebagai syarat dariku juga tidak masalah. Kalaupun tidak mau aku akan coba cari lowongan di majalan nanti setelah acara pernikahan kalian berdua."

"Sudah-sudah makan dulu." Haruichi melerai. "Lagi pula Kazu dan Eiko masih butuh penyesuaian, dan harus jadi pendamping kita nanti, Eijun pasti mengerti kalau sekarang bukan saat yang tepat."

"Kalau begitu bagus. Iyakan, anak-anak?" Furuya mengangkat sendoknya, yang kemudian diikuti Kazu dan Eiko seneng.

Mereka bersama tertawa sambil menikmati makan malam mereka. Eijun juga senang melihat kedua anaknya yang ceria seperti ini. Selama di Nagano keduanya sempat menjadi gunjingan tetangga, membuat Eiko menjadi sedikit menutup diri dan cengeng, dan karena itu Kazu justru menjadi anak yang kasar, dia tidak akan segan memukul anak lain yang membuat adik perempuannya menangis. Eijun sempat khawatir kalau terus seperti itu kedua anaknya akan jadi semakin menderita.

Untung saja waktu itu Tojo memberinya kesempatan untuk ikut tinggal di Tokyo lagi dan jaminan lepas dari gangguan geng. Kanemaru juga memberikan mereka tempat tinggal ini, katanya sebagai permintaan maaf sudah menyusahkan Eijun tujuh tahun terakhir, dan karena Eijun juga sudah mengungkap kalau ada orang yang berhianat di dalam rumah dan keluarganya. Furuya dan Haruichi juga membantu banyak sejak dulu, mereka yang cukup dengat dengan anak-anak selain Wakana, sepupunya.

Dengan begini Eijun berharap bisa memulai hidup baru bersama kedua buah hatinya.

"Mama, paman Satoru bilang katanya nanti Eiko akan dibelikan gaun."

"Katanya aku akan pakai jas."

"Eiko nanti yang bawa bunga."

"Aku yang akan bawa cincin pernikahannya."

Sambil tersenyum senang Eijun mengusap pucuk kedua buah hatinya. Pelan, tapi masih bisa terdengar Eijun membisikan ucapan terima kasih pada sepasang sahabat baiknya di sana.


0o0o0o0o0


Kazuya akui dia memang paling membenci acara seperti ini. Tapi menolak undangan juga bukan hal yang bisa ia lakukan. Saat semua orang membicarakan seberapa irinya mereka pada pasangan pengantin, membicarakan sesuatu tentang cinta dan keluarga, kemudian anak-anak dan menjadi tua bersama, ia justru merasa seperti orang bodoh yang tidak mengerti bahasa tamu-tamu lain di sana.

Sudah begitu sialnya si Furuya itu mewajibkan ia menjadi salah satu tamu yang datang dari awal acara, sejak pengantinnya masih belum diijinkan untuk keluar ruang. Furuya bilang, "Senpai, kau orang yang paling aku hormati di Tim, dan aku sangat mengharapkan keberadaanmu sepanjang acara." Kemudian seenaknya menjadikan Kazuya sebagai perwakilan dari teman-teman Furuya yang akan memberi sambutan.

Pagi ini ia terpaksa untuk ikut sibuk menenangkan Furuya yang gugup, sibuk ikut memikirkan jalannya acara utama, sibuk mengarahkan para kameramen yang akan standby mengabadikan jalannya acara. Sialannya lagi, Miyuki juga terpaksa harus menjemput salah satu kawan Haruichi yang katanya membawa sepasang anak yang menjadi maskot pengantin.

"Tolong, senpai. Mereka membawa kue dan cincin pernikahannya."

"Ah, baiklah-baiklah."

"Dan, langsung ajak Kazu—maksudku anak laki-lakinya ke sini."

"Berisik. Aku tahu!"

Dengan langkah lebar Kazuya berjalan keluar gedung pernikahan. Karpet merah sudah di gelar, bangku-bangku sudah disusun, dan hampir sebagian besar tamu yang diundang menjadi saksi sudah hadir juga. Hanya tinggal kue dan para maskot—oh, dan cincinnya.

Sampai di gerbang depan kebetulan sebuah taksi berhenti, sepasang anak laki-laki dan perempuan keluar dari pintu belakang, sedangkan orang dewasa yang duduk di depannya masih belum. Kazuya tidak mau buang waktu menunggu, dia langsung berusaha untuk menarik keluar kotak besar yang ia yakini adalah kue pernikahan di bangku belakang. Setelah itu memanggil anak laki-laki yang sudah keluar tapi justru menontoni si anak perempuan yang gaunnya sedang di rapihkan oleh orang yang mereka panggil mama.

Kazuya tidak terlalu memperhatikan, pria yang di panggil mama oleh anak-anak itu karena ia sudah terlalu stress memikirkan perintah Furuya dan para tamu yang semakin banyak. "Hey, Dek. Ayo ikut aku, paman Furuya sudah menunggumu."

"Baiklah. Mama, aku ikut paman ini duluan ya."

"Ah, ya. Nanti mama akan menyusul setelah Eiko selesai."

Kazuya membiarkan anak laki-laki itu mengikutinya. Setelah meletakan kue pengantinnya dan memerintah salah satu pengurus yang ada di sana untuk menata kue itu di meja yang seharusnya Kazuya kembali ke kamar pengantin tempat Furuya menunggu.

"Paman Satoru." Anak yang tadinya berjalan di belakang di langsung berlari mendahului dan memeluk senang Furuya. "Cincinnya aman." Kotak belundru berwarna biru tua ditunjukan, ketika di buka isinya masih utuh, sepasang cincin silver polos masih tersemat di sana.

"Terima kasih, Kazu. Kau yang terbaik." Setelah menurunkan anak itu dari pelukannya Furuya tiba-tiba terdiam. Beberapa kali memandang pada anak laki-laki itu dan Miyuki bergantian. "Tapi kalian ini ... mirip, ya?"

"Hah?" Kazuya baru sadar ketika anak laki-laki itu menoleh. Memang mirip, rasanya seperti melihat ia saat kecil dulu—seperti dirinya di foto kenangan dulu meloncat keluar dan muncul di hadapannya sekarang. "Nama kalian juga mirip. Nama anak ini Kazu, loh, senpai."

Si anak laki-laki memandangnya, cukup lama. Kazuya sampai bingung harus mengatakan apa. Karena pada dasarnya dia tidak bisa terlalu akrab dengan anak-anak, sejauh ini ia selalu menghindari kontak langsung dengan anak kecil. Tapi kalau sudah di posisi ini diam saja pasti akan aneh, makanya Kazuya mendekat, "Aku Miyuki Kazuya—"

"Aku tahu!" anak itu menyahut. "Aku sering melihatmu di televisi. Mama adalah pengggemar beratmu, paman." Dia menoleh pada Furuya yang ada di sisinya. "Paman Satoru juga sering cerita, dan aku pernah dapat kaos yang ada tanda tangannya paman Miyuki juga."

Kazuya melirik Furuya, mempertanyakan kapan kejadian kaos itu. Tapi dengan sigap Furuya mengingatkannya, kalau dulu memang pernah ia meminta tanda tanggan Miyuki untuk dua ponakan kekasayangannya.

Belum sempat menanyakan lebih Furuya sudah lebih dulu di panggil untuk keluar. Akhirnya acara pernikahan juniornya ini akan di mulai juga. Akhirnya Kazuya bisa duduk dan menjadi penonton saja.


0o0o0o0o0


Acaranya sangat tenang, ketika Eijun mengantar Haruichi sampai di depan pintu depan, kakak laki-laki Haruichi, Ryousuke yang mengambil alih untuk mengantar Haruichi menuju Furuya yang sudah menunggu di mimbar ditemani seorang pendeta dan Kazu. Sedangkan Eiko ada sekitar dua langkah di depan pasangan kakak-adik itu saat berjalan, menebar bunga sambil tersenyum senang menuju kakaknya yang menunggu dia di mimbar.

Semuanya berjalan sangat hikmat. Saat Furuya menerima tangan Haruichi yang diberikan Ryousuke dan mereka mengucapkan janji di hadapan semua orang, Kazu dan Eiko ada di bawah mimbar, bergandengan tangan, menjadi saksi utama yang berdiri memperhatikan pasangan pengantin itu mengucap janji. Setelah itu Kazu maju menyodorkan kotak cincin yang ia simpan pada paman kesayangannya, sekali lagi dua anak itu bisa melihat dengan jelas bagaimana prosesi pernikahan Furuya dan Haruichi.

Eijun senang melihat kedua anaknya tersenyum, ikut bahagia dengan bersatunya Furuya dan Haruichi. Mereka banyak berfoto dengan pengantinnya saat sudah memasuki sesi foto bersama, tentu Eijun juga ikut. Bahkan ada momen di mana Eijun dipaksa ikut berfoto dengan kedua anaknya dan salah satu orang ternama di dunia olahraga yang sekarang bahkan rajin muncul di televisi—tentu saja Furuya dan Haruichi ada di tengah mereka.

Tapi setelah mendengar Haruichi dan Furuya mengatakan jika Kazu sangat mirip dengan mantan atlet Miyuki Kazuya itu Eijun jadi ikut-ikutan memperhatikan si orang terkenal. Hebatnya Eijun jadi sadar kalau selain pasangan pengantin di sana, Miyuki Kazuya juga menjadi bintang di acara hari itu, banyak yang meminta berfoto bersama, bahkan Eiko dan Kazu juga.

"Mama, bagaimana hasilnya? Eiko tetap cantik, kan?"

"Aku juga, aku bagaimana?"

Ini mungkin pertama kalinya Eijun melihat anak-anak sesenang ini. Dadanya jadi sedikit linu mengingat selama enam tahun terakhir ia tidak bisa benar-benar menyenangkan Kazu dan Eiko. Walau ia juga tidak menampik perasaan leganya karena bisa kembali ke Tokyo bersama dengan anak-anaknya.

Selama menunggu pengantin mengganti pakaian mereka, tamu-tamu dipersilahkan untuk menikmati jamuan yang ada, karena setelah pengantinnya kembali dan duduk di singgahsana khusus kini giliran beberapa orang yang di tunjuk untuk mengisi acara itu.

Pertama adalah sambutan dari pihak kawan-kawan Furuya. Saat si orang terkenal Miyuki Kazuya naik di mimbar kecil yang sudah di sediakan banyak yang bertepuk tangan. Mic pengeras suara diberikan padanya. Tidak banyak dibicarakan orang itu, dia hanya mengatakan kalau Furuya adalah junior yang cukup dekat dengannya selama di tim dan dia bersyukur karena ada orang yang bisa menerima semua tingkah aneh Furuya.

Setelahnya giliran Eijun yang mewakili teman-teman Haruichi. Sama seperti Miyuki Kazuya tadi, Eijun juga tidak mengatakan banyak, ia hanya senang karena Haruichi bertemu dengan orang sebaik Furuya dan Eijun senang ia juga bisa mengenal Furuya. Selebihnya adalah rasa terima kasih Eijun pribadi pada pasangan pengantin itu karena sudah menjadi sahabat baiknya, dan doa untuk mereka semoga pernikahan mereka selalu bahagia. Dalam hati Eijun juga bersyukur ia tidak sampai kelepasan menyebut Haruichi dengan panggilan yang biasa dia pakai—walau terdengar tidak beda jauh.

Selanjutnya adalah pertunjukan khusus dari kakak laki-laki Haruichi, Ryousuke dan kekasihnya, Kuramochi. Mereka membawakan beberapa lagu percintaan, mereka bahkan mengajak dua maskot kecil, Eiko dan Kazu untuk ikut berdansa bersama mereka.

Sungguh Eijun bersyukur sekali karena pesta ini kedua anaknya bisa terus tertawa senang.

"Mama ayo ikut!" Kazu menariknya ikut menuju tempat Ryousuke dan Kuramochi menyanyi. Awalnya sempat menolak, tapi kemudian pengantinnya bahkan ikut menarik, membawa Eijun untuk ikut menari.

Saat itu, saat dirinya berdiri di depan banyak orang yang menatap ke arah mereka Eijun baru sadar kalau si orang terkenal itu juga memperhatikannya. Awalnya Eijun hanya ingin curi-curi pandang untuk memastikan bahwa pria itu mirip dengan anak laki-lakinya, tapi pandangan mereka bertemu. Eijun yakin sekali pria itu melihatnya, dan karena suatu alasan tidak jelas tiba-tiba saja seluruh tubuh Eijun jadi sedikit panas.

Akibatnya Eijun jadi tidak bisa berbuat banyak setelah itu. Ia hanya bisa duduk diam, memperhatikan anak-anaknya yang asik dengan pengantin, Kuramochi-Ryousuke dan tamu-tamu lain sampai acara berakhir.

"Aku sudah bilang Aniki dan You-san, mereka mau mengantar kalian nanti." Eijun mengangguk mengucapkan terima kasih untuk pengertian Haruichi dan Furuya. Setelah acara itu selesai dan menunggu keduanya mengganti pakaian, Kazu dan Eiko sudah keburu tidur pulas. "Mereka pasti sangat lelah, seharian bersenang-senang."

"Aku juga ikut senang jadinya." Eijun berbisik.

"Oh ya, aku juga sudah dapat kabar dari Nabe-san. Katanya tidak apa-apa, mereka menerima syarat yang kau ajukan itu." Haruichi duduk di sampingnya. Ikut mengusap rambut Kazu yang tertidur di sana. "Katanya kau bisa mulai kerja mulai minggu depan. Lagi pula mereka juga sudah melihatmu hari ini."

"Mereka? Si Nabe-san, itu?"

"Iya, Nabe-san sebenarnya hanya membantu untuk mencarikan, yang akan menjadi majikanmu nanti itu ternyata adalah Miyuki Kazuya." Eijun sempat terdiam, teringat dengan bagaimana pria itu sempat menatapnya tadi. Tidak asing, tapi Eijun tidak bisa ingat kapan ia bertemu dengan orang yang sangat ternama macam Miyuki Kazuya itu.

"Ngomong-ngomong, menurutmu memangnya tidak aneh ya?"

"Apa?"

"Kazu dan Miyuki-senpai itu sangat mirip."

Memang, mau dilihat dari sisi manapun memang anak laki-lakinya sangat mirip dengan pria itu. "Tapi mungkin hanya kebetulan saja. Orang mirip di dunia inikan ada banyak." Bisa jadi itu hanya efek samping dari nama yang Eijun beri pada anak-anaknya—jujur, nama Kazu ia dapat dari Miyuki Kazuya, karena dulu Eijun adalah penggemar berat Miyuki Kazuya dan pecinta baseball, tapi setelah sibuk mencari nafkah dan mengurus anak-anaknya, hobi itu lama kelamaan hanya sekedar hiburan sampingan yang tidak begitu Eijun perdulikan.

"Masa tidak terpikir olehmu kalau mungkin saja Miyuki Kazuya adalah ayah mereka." Eijun tidak bisa menjawab. Ia memang tidak ada pikiran seperti itu, tapi ... "Miyuki-senpai itu playboy, sering tidur dengan banyak orang. Dulu saat dia masih atlet juga sempat ada rumor kalau dia suka sekali tidur dengan omega sewaan. Bisa jadi, kan?"

Tidak jelas, tidak tahu karena apa, Eijun tidak suka mendengar teori barusan. Rasanya sangat menakutkan untuk membayangkan kalau orang yang disanjung banyak orang itu adalah orang bejat. Terlebih akan menjadi majikan Eijun dalam seminggu lagi.

"Ja-jangan begitulah. Kau membuat aku takut padanya, Haru-cchi."

"Oh, maaf, Eijun-kun. Itu hanya pemikiranku saja. Jangan terlalu dipikirkan. Sekarang yang terpenting kau punya pekerjaan agar bisa tetap hidup tenang bersama mereka."

Iya, tidak perlu memikirkan hal seperti itu dulu. Kalau nanti sudah ada cukup uang, dan ia bisa membagi waktunya dengan baik, Eijun juga akan tetap mencari ayah dari anak-anaknya. Ia ingin melihat alpha seperti yang sudah seenaknya meninggalkan jejak di lehernya ini. Ia tidak berharap bisa bersama orang itu, Eijun hanya ingin tahu seperti apa sifat dan perilaku orang itu jadi jika ada yang buruk Eijun bisa menjauhkan anak-anaknya agar tidak sampai menuruni sifat dan perilaku orang itu.

Tidak lebih.


0o0o0o0o0

TBC

0o0o0o0o0


.

29/29/2019

Akhirnya bisa aku post juga chapter pertamanya~

Panjang ya? Iya, biar chapternya ngga kebanyakan~

Buat OC anak mereka itu bukan Original punyaku, aku sudah terlanjur jatuh cinta sama nama dua anak itu karena Doujin yang judulnya Single Mother Eijun. Tapi karakter anaknya original angan-anganku.

Terima kasih untuk yang meninggalkan jejaknya.

Segitu aja dariku.

Bye~