Lie

Park Chanyeol | Byun Baekhyun | Oh Sehun | Do Kyungsoo

WARNING!

Genderswitch

.

Dentuman musik, tangisan sendu. Ketukan hig heels, dentingan garpu dengan piring. Tetesan wine, aliran air hujan. Cinta itu indah, kenyataannya yang pahit.

.

-sixenam-

.

Sekarang bukan lagi 168 jam, tapi waktu telah bergulir selama 168 hari. Bukan waktu sebentar untuk menikmati, dan sudah termasuk waktu yang lama untuk mereka yang dihianati.

-Sayang, apa masih ada pekerjaan? Aku memasak makanan kesukaanmu hari ini-

-Jangan terlalu lelah, kau akan jatuh sakit-

-Sayang, apa kau masih lama di kantor?-

Pesan-pesan seperti ini telah menjadi rutisitas seorang perempuan cantik yang dikirimkan kepada suaminya. Tidak seperti dulu, sejak sang suami mendapatkan pekerjaan ini, mereka jarang sekali bertemu. Sang suami bahkan sering tidak pulang akhir akhir ini. Sewaktu pulang kerumah, bahkan sang suami yang dulu sangat hangat tak pernah datang dengan senyuman. Tak ada kecupan, tak ada pelukan saat mereka tidur di ranjang yang sama.

Mungkin suaminya terlalu lelah dengan semua pekerjaan di kantor, itu yang dipikirkan sang istri.

Dan kau akan terkejut dengan apa yang suamimu lakukan

.

.

.

Aroma roti menguar harum di sebuah Bakery yang baru dibuka sekitar satu bulan yang lalu. Aneka jenis roti tertata manis di dalamnya. Dan jangan lupakan seseorang dengan senyum yang tak kalah manis di depan pintu. Memberikan senyumannya kepada siapapun yang mampir ke Bakery tersebut.

"Kau datang hari ini Noona?"

"Tentu! Suasana hatiku sedang baik hari ini Chen!"

Jangan menipu noona, walaupun senyum itu melekat di wajah indah mu, lingkaran mata yang terlihat sedikit mendapat polesan bedak itu tetap terlihat. Apa bajingan yang kau anggap malaikat itu tidak pulang lagi semalam?

"Ah benarkan? Kebetulan, karena noona cantik datang hari ini. Ada hadiah chocolate pancake dengan lelehan larva desetiap gigitannya"

"Err, air liur ku akan jatuh hanya dengan membayangkannya. Tapi bagaiman bisa aku mendapatkan hadiah di Bakery sendiri? Bukannya harusnya pelanggan yang mendapatkannya?"

"Tentu tidak, hadiah spesial hanya diberikan kepada seseorang yang spesial. Sayangnya seseorang yang sangat spesial adalah pemilik Bakery ini sendiri."

"Heuu, baiklah baiklah. Aku lapar! Aku ingin segera mendpatkan hadiahku!"

Perempuan itu berjalan riang menuju dapur, sesekali mengembangkan senyum manisnya saat melewati meja pelanggan.

.

.

"Baek?"

"Oh kau mengejutkanku!" yang dipanggil memekik pelan karena rasa terkejutannya barusan. Bagaimana tidak, dia sedang asik menata vas bunga di depan tokonya tiba tiba ada yang menyentuh bahunya dan melantunkan namanya.

"Oh? Sehun!?" kedua kalinya, pekikan kembali terdengar. Bukan karena kembali dikejutkan dengan sebuah panggilan, tapi dikejutkan dengan sahabatnya yang ternyata datang.

"Tetap saja, pelankan suaramu Baek"

"Hehe mian, duduklah. Aku terlalu terkejut melihatmu."

Keduanya kini tengah duduk di sebuah meja manis di depan toko. Setelah meminta Chen untuk mengantarkan minum dan cake untuk Sehun, mereka larut dalam obrolan obrolan ringan.

"Bagaimana kabar mu hari ini?"

"Tentu sangat baik seperti biasa Hun!" jawab Baekhyun dengan wajah cerianya

"Tak lupa meminum obat lagi?"

"Bolehkah aku melupakannya?"

1

2

3

Baekhyun menunggu reaksi dari pria yang tengah duduk di depannya. Sampai dia mendapati pria itu mengerutkan dahinya dan hendak berucap

"Haha, tentu aku tidak akan melupakannya Hun. Kau selalu jelek sekali dengan ekspresi itu."

Yang dipanggil Hun hanya menghela napas melihat sahabatnya itu berhasil membuatnya darah tinggi.

"Mau menemaniku?"

"Kemana?"

"Mall, aku ingin membeli hadiah untuk pernikahan teman. Dan tidak lucu kalau aku hanya berjalan sendirian. Terlihat sangat mengenaskan."

Diam sejanak, dan..

"Hahaha apa kau bilang? Kau bahkan memang mengenaskan Hun"

"Lalu bercerailah dan menikah denganku" dengan kerlingan mata, Sehun mencoba menggoda perempuan mungil di depannya

"Hanya dimimpimu Oh Sehun. Hahaha"

.

.

Perempuan anggun dengan balutan baju cassual melekat pada tubuhnya kini tengah berjalan di sebuah mall di kawasan seoul, dan jangan lupakan pria dengan tinggi diatas rata-rata yang berdiri disampingnya. Cantik dan tampan, serasi bukan? Tapi apalah guna serasi menurut mata, takdir telah mengatakan mereka memiliki hidup sendiri sendiri sekarang. Ah- tapi itu sekarang bukan? Berdoalah agar Tuhan merubah garis takdir dan menciptakan mereka untuk bersama. Mungkin lebih indah.

Dan tidak ada yang akan menghianati perempuan manis ini

"Haha harusnya aku tadi benar benar membeli pakaian dalam itu untuk mereka"

"Dan kau akan ditendang oleh temanmu itu hahaha"

Mereka berjalan sambil terus bercanda dan tertawa, bahagia akan datang kepada siapa saja yang melihat keduanya.

"Haha, tentu itu akan terjadi. Ah aku lapar, bagaimana kalau kita membeli makan dulu? Maukan Tuan Putri?" Sehun mengutarakan candaannya dengan mengulurkan tangan kanannya kepada Baekhyun.

Sungguh. Dasar Roman Picisan.

Baekhyun tertawa dan menjentik telapak tangan Sehun.

"Haha kau memalukan, pantas saja tidak ada yang mau denganmu Oh Sehun" Baekhyun tetap tertawa pelan sambil berlalu dari pria tampan itu. berjalan dulu karena pada dasarnya dia juga malu dengan candaan Sehun.

Dan yang ditinggalkan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengnkan kepalanya seraya melangkahkan kaki jenjangnya menyusul perempuan manis itu.

Tinggal beberapa langkah mereka akan tiba di food court yang ada di mall itu dan Sehun langsung menarik tangan Baekhyun.

"Ya! Sehun! Apa yang kau lakukan eh?"

Namun sehun hanya tetap menggenggam tangan Baekhyun dan berjalan meninggalkan tempat itu. ini yang bisa dia lakukan untuk melindungi pemilik tangan yang sedang digenggamnya.

"Sehun-na kau bilang ingin makan? Kenapa kita pergi? Ada apa?"

Dan masih tidak aja jawaban dari orang yang terus menggenggam tangan Baekhyun. Sehun tetap diam sampai mereka masuk di dalam mobil putih milik dokter muda kita.

Setelah tidak ada jawaban tadi, Baekhyun hanya diam. Mungkin Sehun ada jadwal mendadak untuk operasi atau pria itu melupakan jadwalnya tadi.

"Ah Baek maaf, aku tiba tiba ingin makan kue di tokomu saja. Aku tidak selera dengan makanan disana"

Lie

"Ya! Bahkan kau belum melihat makanan disana Oh Sehun"

"Hehe aku bisa meramal apakah makanan disana enak atau tidak"

"Yasudahlah ayo kita pulang, aku masih punya chocolate pancake buatan Chen tadi!" ucap Baekhyun semangat

"Kajja" Sehun mengemudikan mobilnya setelah menghela napas dalam. Bersyukur karena Baekhyun percaya dengan kata-katanya.

.

.

Flashback

"Haha kau memalukan, pantas saja tidak ada yang mau denganmu Oh Sehun" Baekhyun tetap tertawa pelan sambil berlalu dari pria tampan itu. berjalan dulu karena pada dasarnya dia juga malu dengan candaan Sehun.

Dan yang ditinggalkan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengnkan kepalanya seraya melangkahkan kaki jenjangnya menyusul perempuan manis itu.

Tinggal beberapa langkah mereka akan tiba di food court yang ada di mall itu Sehun menatap pemandangan kedua sahabatnya tengah bersama.

Sial kau Park.

Ya, sahabat dari Universitasnya dulu-Do kyungsoo dan sahabat sejak kecilnya-Park Chanyeol tengah bersama disana. Bukan karena cemburu, Sehun akan santai dan justru menghampiri mereka jika hal ini terjadi beberapa tahun lalu. Tapi sekarang, si Park sialan itu telah memiliki sesuatu yang melingkar di jari manisnya. Sialnya sesuatu yang melingkar di jari Park sama dengan yang melingkar manis di jari Baekhyun.

Ku bunuh kau Park.

Jangan berfikir Sehun terlalu karena Sehun tau apa hubungan keduanya. Sehun tau jika Chanyeol tengah menghianati janji yang diucapkan pada Baekhyun di altar dulu. Sehun tau, apa alasan konyol yang dijadikan dasar bagi Chanyeol untuk menjalin hubungan bersama Kyungsoo lagi.

Kau bodoh Park.

Mata Sehun dan Chanyeol bertemu sebelum akhirnya Sehun memutuskan untuk menarik tangan Baekhyun menjauh. Sehun tak ingin Baekhyun melihat penghianatan suami yang sangat dicintainya. Tidak sekarang, karena Baekhyun masih dalam tahap pemulihan.

Segera sembuh dan bunuh Park sialan itu cantik.

.

.

TBC

.

.

Halo halo, bagaimana? Aneh? Terlalu cepat? Kurang panjang? Kurang jelas? Gimana gimana?

Review ditunggu ya

XOXO

-sixenam-