"Hai, katanya senior Haruichi juga kuliah di sini. Ini seperti nostalgila." kata seorang pemuda berambut cokelat kemerahan, kacamata kotak bertenker di pangkal hidungnya, baju yang dikenakannya adalah kaos dan celana jean. Ia sedang berjalan bersama pemuda datar berabut kucing pucah." Khoushuu, kita masuk ke club baseboll, kan."
"Kau bisa masuk ke sini dengan mudah, karena club menginginkan kemampuan baseboll kita, Taku." kata datar pemuda yang memiliki mata tajam.
"Iya, aku tahu. Tapi aku tak menyangka kau akan nerima tawaran Universitas Nagoya, padalah kau lolos ke Tokyo." si surai cokelat kemerahan tersenyun pernuh arti, ia tahu harapan temannya itu, ia tahu temannya ini terobsesi pada dia, dalam artinya profersional.
"Apa itu sesuatu yang perting? Aku rasa lebih perting ketika universitas yang kita pilih bisa mengerti bahwa kita ingin jadi pemain baseboll, atau artlet lainnya." Khoushuu datar mejawab. Temannya tersenyum mengejek.
"Bisakah kau berhenti menjadi tsundare, Oumura Khoushuu." Taku tak mengerti kenapa temannya, jelas-jelas ia lolos ke tokyo karena bakatnya. Artinya mereka sudah mengerti bakat para mahasiswa. "Kau ke sini karena berharapan, bisa bertemu dengan senior Sawamura."
Okumura mendengus, sahabatnya ini terlalu paham akan dirinya. "Aku hanya penasaran, kenapa dia keluar dari seido di musim semi kelas tiganya, lebih tepatnya hilang entah kemana. Apa dia tidak tahu efek hilangnya dia ditim besar, terutama untuk para senior."
Taku menganggup, ia juga paham dengan rasa tak enak yang Khoushuu rasakan. Senior Sawamura, pitcher dan ace tim seido tiba-tiba saja keluar dari asrama serta tak pernah datang ke kelas dan latihan baseboll, dia bagai ditelan bumi. Takashima Rei bahkan bilang bawah orang tua Sawamura pun tak tahu di mana anak mereka. Sawamura adalah ace seido di tahun keduanya, dan kapten tim selajutnya. Tapi saat seido masuk ke koshien untuk musim semi, dia mehilang entah kemana.
Menurut Asada, roommate Sawamura. Dia memang terlihat aneh, satu atau dua bulan Sawamura sering merasa mual, sering muntah, menatap majalah gosip dengan pernuh kebencian. Entah apa, asada tak tahu tapi itu yang ia lihat dari Sawamura sebelum hilang. Para senior lain juga berkata Sawamura entah kenapa tak mau mandi di tempat biasa mereka mandi bersama.
Taku memikirkan hal-hal itu, ada satu hal yang terlintas di otaknya. "Khoushuu, laki-laki bisa hamil menurutmu ada?" Taku membenarkan kacamatanya yang melorot, ia sendiri heran kenapa sampai menyimpulkan kesana.
Okumura yang sedang menaiki tangga kecil untuk memasuki gedung di mana kelas pertama mereka berada, tersadung anak tangga, hampir terjatuh. Untung saja latihannya teratur untuk meningkatkan refek yang baik, okumura bisa mengimbangkan tubuhnya, menatap sahabat baiknya dengan heran. "Kau habis baca dounjisi BL, Taku?"
"Hah!? Tidak. Bukan itu, dan hai. Kau tahu dari mana hal begituan?" Tanya balik tak, ia tak menyangka Khoushuu tahu hal buruk di dunia ini.
"Kapten miyuki sering menyita barang laknat itu dari senior Sawamura dan dia menyuhur ku mengambilnya. Katanya itu milik gadis sekelasnya yang salah dia berikan padanya." Taku ingin sekali tertawa, entah siapa yang berbohong, gadis yang memberi dounjisi atau senior berisik itu. Kata sering tak mungkin untuk satu dua kalli, kan?
Mereka hampir sampai kelas, kelas 23\1 pakultas teknik. kelas paling depan dari gedung fakultas teknik, ini adalah salah satu gedung baru yang dibangun baru-baru ini. Universitas nagoya bukan universitas top, mereka hanya universitas biasa untuk orang biasa. Berbeda dengan universitas tokyo yang terkenal, dalam club olahraga pun tak ada yang menonjol. Baseballnya tak pernah lewat pase grup.
"Ngomong-ngomong soal senior miyuki. Bukankah, sebulan sebelum senior Sawamura hilang ada gosip tentang penyanyi muda berpacaran dengan catcher muda yang baru saja masuk ke dunia baseball pro. Dan semua yakin itu miyuki kazuya, kan?" Taku bicara sambil menaiki tangga-tangga yang dibuat untuk tempat duduk mahasiswa-mahasiswa. Mereka mengambil tempat di tengah, tak jauh dari mimbar dosen.
"Mira itu. Tapi kapten miyuki menolaknya sendiri, bahwa itu tidak benar." okumura duduk di pinggir bangku sementara Taku di sebelah kirinya. Hampir semua tempat sudah terisi oleh para mahasiswa baru. Kelas ini hanya untuk mahasiswa baru, tidak tercampur oleh kakak angkatan yang mengulang kembali mata kuliah yang nilainya kurang baik.
Taku mengangguk. "Iya, dia bilang ingin fokus ke kair baseball. Mira sendiri tidak mengofirmasinya, ia malah terlihat meiyakan gosip itu dengan datang ke pertadingan senior"
Dosen sudah tiba. Semua bersiap untuk menerima perkuliahan, begitu juga okumura dan Taku. Dosen parubaya itu meperkenalkan diri sebagai takeshi honda, ia dosen teknik it. Setelah itu ia menyuruh para mahasiswa baru menyubut nama mereka dan cita-cita, dimulai dari kiri atas.
Semua berjalan lacar, satu persatu semua berdiri menyebut nama dan tujuan mereka.
"Seto Takuma, ingin menjadi tim reguler base-"
BRAAAAAAAAAK!
Suara pintu didobrak membuat semua orang yang berada di kelas mengarahkan pandangan ke arah pintu kelas. Di sana, tepat di depan pintu kelas berdiri sosok pemuda surai cokelat pekat. Ia terlihat kacau, napasnya memburu. Pemuda itu seperti dikejar anjing, baju yang ia kenakan lusuh, basah dengan keringat, unjung celananya kotor. "Ma-maaf pak, saya telat."
Dosen di depan mimbar tanpak sedikit kesal, Namun ia menahan. "Namamu siapa dan kenapa kau telat datang."
Pemuda itu menghela nafas, terlihat kalahan. "Sawamura Eijun, saya ada urusan di rumah sakit."
Okumura dan Seto saling pandang, tak menyangka orang yang dari tadi dibicarakan rupanya ada di hadapan mereka.