Diamond no Ace disclaimer by Terajima Yuji-sensei

Tsuki to Taiyou (月と太陽) by Rin Shouta
Rate :
T
Genre :
Romance, Drama

Pair : MiSawa (Miyuki Kazuya x Sawamura Eijun)

Warning : AU! Pro x Seiyuu! Please be aware of OOC, typos, etc. Don't like, don't read. I've warned you, 'kay?


.

.

.

I'm sure I came to this world
To save you from anguish
So even if you're a bad person
I don't care

Ketsumeishi – Tsuki to Taiyou

.

.

.


Langit tampak sedikit mendung di hari Minggu itu. Tapi cuaca bukanlah penghalang bagi para penggemar untuk datang demi tim baseball Swallows dan Lions yang kini sedang bersiap di bench masing-masing. Pertandingan kali ini diadakan di base Swallows, Stadion Jingu, Shinjuku.

Namun di hari itu para penonton terlihat lebih banyak dari biasanya. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kursi yang hampir terisi penuh. Jika diperhatikan secara seksama ada yang berbeda dari merchandise tim Tokyo Yakult Swallows. Beberapa penonton membawa barang tersebut yang memiliki visual karakter-karakter imut menemani ikon tim, Tsubakurou. Salah satunya adalah pin yang dipasang di topi Kanata Keiko.

Gadis berumur kepala dua itu rela datang jauh-jauh dari Yokohama demi mendapatkan merchandise tersebut. Tapi bukan berarti ia tidak suka menonton pertandingan, hanya tujuan utamanya yang berbeda dari kebanyakan penonton. Di sebelahnya, sang adik yang dipaksa ikut menemani menatap bosan ke arah lapangan berbentuk diamond.

"Beruntungnya hari ini tidak secerah bulan lalu," ucap Kanata Rei dengan nada sedikit mengeluh karena mengingat kejadian yang sama.

"Dan tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah~" timpal Keiko.

"Yap." Rei menyeruput soda gelasan demi menghindari dehidrasi.

"Tapi hari ini Sakurai-san tidak datang, huft."

"Sawamura saja sudah cukup, kan?"

Keiko langsung mengernyit tidak suka pada adiknya. "MiSawa-nya jadi tidak ada, tahu!"

"Ya, ya, ya. Terserahlah." Mata pemuda tampan itu berputar bosan. Ia memandangi langit berawan sehingga sedikit menutupi sinar matahari. Dirinya masih tidak habis pikir dengan kakaknya. Jelas-jelas salah satu genre manga dan anime kesukaannya itu adalah sport dan shounen, tapi pemikiran genre romance juga masuk dalam otaknya. Mana tokoh yang dipasangkan laki-laki semua walau ada beberapa karakter perempuan.

Tapi bukan itu yang paling mengerikan. Sang kakak yang sejak kecil jago menggambar menggunakan keahliannya untuk membuat buku terlarang rating 18+ dan setiap dijual di event-event selalu ludes tak bersisa. Ia membuatnya tanpa benar-benar mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam dunia nyata.

Waktu pertama kali Rei mengetahui hal tersebut, reaksinya tentu saja malu. Dirinya sampai mengurung diri di kamar seharian penuh, menolak permintaan kakaknya untuk membantu menyelesaikan projek itu hingga Keiko memilih meminta bantuan pada teman sekelas yang masuk dalam fandom dan menjadi teman shipper-nya. Empat jam sebelum mereka harus menyetor ke tempat percetakan, ia yang tidak tahan mendengar segala keluh kesah dari kamar sebelah pun akhirnya menyerah.

"Berikan aku halaman yang tidak ada adegan rating 18!"

"...REI-CHAN! MAJI TENSHI DAAAAAAAA!"

Dan hari itu adalah hari pertama Kanata Rei menjadi pekerja paruh waktu sebagai asisten mangaka (atau doujinka?) kakaknya.

Suara pengumuman terdengar menyambut lima tamu yang diundang. Mereka adalah para seiyuu atau pengisi suara dari karakter dalam anime Ace of Diamond yang bulan Juni ini berkolaborasi dengan tim Swallows. Keiko heboh sendiri begitu seiyuu favoritnya terlihat di layar utama stadion.

"Oh my god! Pipinya masih setembem bulan lalu, Rei-chan! Suaranya juga!"

"Ya, ya, ya. Bisakah kau tenang sedikit, Aneki?"

"Pfft, Tsuba-chan ditendang Masuda-san!"

"Ha-ha."

"Suara Tattsun masih baddass seperti biasa!"

"Hmm."

"Yabai! Berulang kali nonton live, aku tetap tidak bisa tenaaaaang!"

Rei menyangga dagu sambil menonton layar utama. Para seiyuu kini bergantian memperkenalkan pemain starter. Yang pertama tentu saja main chara, Sawamura Hikaru yang entah hanya kebetulan atau memang sudah ditakdirkan untuk disuarakan oleh seiyuu pendatang baru bermarga sama bernama Sawamura Eijun. Rei tidak peduli tapi harus diakui ia cukup terkesan dengan karakter utamanya, terutama perkembangannya yang kelewat cepat. Meskipun si Hikaru ini hanya karakter fiktif, sih.

Sesi selanjutnya adalah pertunjukkan hiburan tarian tradisional dan drama pendek. Sekitar seperempat jam kemudian, layar utama menunjukkan official artwork empat karakter utama bersama Tsubakurou. Kelima seiyuu kembali dipanggil satu per satu memasuki area diamond bersamaan dengan gambar karakter yang mereka suarakan ditampilkan di layar.

Dari kelima seiyuu, mungkin Masuda yang buat mood Rei membaik. Teman sekelasnya sempat cerita, seiyuu ini terkadang memang bertingkah lucu. Buktinya barusan ia lihat pria itu mengikuti gerakan Tsubakurou versi betina(?) mempersilakan masuk diamond.

Sebagai seiyuu main chara, Sawamura berdiri di atas mound. Keiko pernah bilang, seiyuu energik ini adalah mantan pitcher sewaktu masih SMP. Rei tidak meragukan fakta tersebut karena terlihat jelas dari form-nya yang hampir sempurna seperti seorang pitcher profesional. Mungkin kalau masih berlanjut, ia akan jadi pitcher nasional dan bisa masuk MLB, mengikuti pemain legendaris bermarga Sawamura juga.

"Aa! Wamura buat battery dengan main catcher! Uwoooh!" seru Keiko.

"...kenapa dia tidak melakukan pemanasan saja? Sebentar lagi tanding, kan."

"Tu-tunggu! Tadi kau dengar nama yang dipanggil?" Ekspresi kaget dan tidak percaya terlihat jelas di wajah kakaknya. Keiko memfokuskan matanya ke layar utama untuk membaca nama di atas nomor 2 pada seragam si catcher.

Tanpa membuang tenaga dan pikiran, Rei langsung mencari info di Google. "Namanya Miyuki Kazuya. Main catcher tim Yakult Tokyo Swallows sejak satu setengah tahun lalu."

"Mi-Mi-Miyuki...-senshu*?" Entah hanya feeling atau reflek, tangan kanan Rei membekap mulut kakaknya yang sudah ditutup duluan oleh tangannya.

Safe... Rei menghela napas lega.

Begitu dirasa sudah agak tenang, Keiko melepas bekapan tangan mereka. Ia memeluk sang adik dengan erat. Ekspresi bahagia jelas terlihat di wajahnya.

"MiSawa is REAL!"


~ The Moon met the Sun ~


Setengah jam sebelum pertandingan dimulai, Kazuya berjalan menuju dugout bersama pasangan battery-nya, Shen-Chen Yang atau dikenal dengan You Shunshin di Jepang. Ketika sampai, pelatih menyuruh mereka melakukan persiapan di bullpen selama acara pembukaan berlangsung. Mata amber-nya menatap penjuru stadion yang kursinya sudah terisi penuh. Kazuya tidak bisa menahan untuk bersiul. Efek kolaborasi dengan salah satu manganime terkenal memang luar biasa.

Di tim Lions, Tanba Kouichirou juga sedang pitching di bullpen. Salah satu pitcher terkenal di Jepang dan mantan seniornya di SMA Seidou. Ia sempat mendengar berita tentang kecelakaan yang dialami oleh main pitcher, makanya Tanba kini menjadi starter.

Mau siapapun lawannya, Kazuya hanya bisa berusaha fokus pada pertandingan di depannya. Tahun lalu ia gagal membawa tim Swallows menjadi pemenang Central League dan memperebutkan juara NPB. Namun tahun ini, mereka harus menjadi juara. Terutama tim Swallows harus bisa menang melawan tim Yomiuri Giants yang sudah 22 kali menang menjadi juara. Bahkan beberapa pemain legendaris yang masuk MLB pun berasal dari tim tersebut.

"Kyahahaha! Mereka terkenal, ya! Apalagi si main seiyuu-nya."

Dan mungkin mereka bisa menang setelah anggota baru ini masuk tim.

Bola dilempar ke pitcher. "Seiyuu sama dengan artis, bedanya hanya cara kerja dan keahlian mereka." Kazuya memberi kode low out pada Shun yang dibalas anggukan kepala. "Wajar kalau mereka terkenal."

Dash!

"Nice ball!"

Kuramochi bersiul di belakangnya. "Sasuga, You Shunshin! Kyaha!"

Shun menangkap bola seraya membuang napas lewat mulut. Ekspresinya tampak fokus padahal masih pemanasan. Kazuya geleng-geleng melihat pemain asal Taiwan ini yang selalu kaku. Tapi yaaa siapa sangka mereka berada di satu tim yang sama, walaupun dulu ia sempat berucap pengandaian tentang mereka menjadi pasangan battery yang hebat. Ah, kalau diingat-ingat mereka sempat berpasangan di Senbatsu Jepang lawan Amerika juga saat dirinya kelas 3 SMA.

"Nomor satu! Shortstop! Kuramochi Youichi! Nomor punggung 6!"

Lagi, Kuramochi bersiul. "Suaranya Sawamura keras sekali."

Dash! Sekilas asap mengepul setelah bola sukses mendarat di mitt-nya.

"Lima kali lagi!" Kazuya melempar bola lalu menatap layar utama. Namanya belum dipanggil tapi mendengar suara barusan membuatnya bersemangat.

"Hoi, Miyuki! Pelatih memanggilmu!"

Dengan sedikit kebingungan, ia pun menuruti pesan yang dibawa Tanaka.

Pelatih Natsume menunjuk ke mound dengan ibu jari tangan kiri. Senyumnya yang penuh arti membuat Kazuya bungkam. "Kau tangkap pitching Sawamura-kun, Miyuki."

Alisnya mengernyit. "Apa tidak bisa Sato-san saja yang menangkap?"

"Masalahnya, seiyuu yang diundang ada lima. Hanya menangkap satu kali, tidak masalah. Setelah itu kau bisa stretching."

Kazuya memang siapa sampai bisa melawan perintah pelatihnya? Menghela napas, ia melepas alat pengaman dan mengambil topi biru tua dengan tulisan 'YS'. Sambil memakai mitt berwarna kuning yang selalu setia digunakannya sejak lulus SMA, bahkan warna dan mereknya pun sama dengan mitt sebelum ia resmi jadi murid SMA Seidou, Kazuya bersiap keluar dugout bersama catcher lainnya untuk acara pembukaan.

Layar utama memperlihatkan sebuah biodata singkat dari karakter utama. Kazuya sedikit penasaran dan membacanya. Tanpa sadar ia menahan tawa, bisa-bisanya mereka berbagi marga. Kalau seperti ini Sawamura Hikaru yang fiktif bisa jadi karakter nyata, kan?

Main seiyuu berlari pelan ke arah mound, disusul seiyuu lainnya secara bergilir. Kali ini namanya dipanggil. Kazuya melangkah menuju area batter box. Dari tempatnya bersiap, ia bisa melihat Sawamura berusaha merilekskan bahu. Dengan sekali lihat, Kazuya juga tahu kalau seiyuu tersebut kidal. Tanpa sadar ujung alisnya terangkat, Sangat disayangkan kalau dia benar-benar bisa pitching. Mungkin kemampuannya bisa diasah hingga seperti Mei karena sama-sama kidal.

Pembawa acara memberi tanda untuk sesi pitching para seiyuu dimulai. Kazuya berjongkok, bersiap menerima bola yang arahnya tidak tentu. Sawamura membungkuk sebentar ke arahnya dan membuatnya tersenyum lebar.

Dalam hitungan detik stadion hening saat para seiyuu melakukan pitching. Fokus Kazuya terarah pada Sawamura yang sempat membalas senyumnya dengan ekspresi optimis. Hooo... berani juga dia, pikirnya seraya memperhatikan form sang seiyuu yang terlihat tidak biasa. Tangan kanan pemuda tersebut sukses menghalangi bola yang ingin dilempar sehingga Kazuya harus menyipitkan mata.

Dan wuuush!

Bola putih itu melesat namun berbelok dan jatuh hampir mengenai tanah kalau ia tidak reflek menangkapnya. Speechless mungkin satu-satunya kata yang bisa menggambarkan perasaannya sekarang. Serius?

"NICE PITCHIIIIING!"

Kazuya berdiri dengan ekspresi campur aduk. Tatapannya tertuju pada sosok Sawamura Eijun yang terlihat santai menatap ke arah kaki. Sekilas pemuda tersebut hampir jatuh karena pijakan mound yang landai. Tapi jika diperhatikan baik-baik, sepertinya Kazuya tahu apa permasalahannya. Mungkin celana jeans hitam yang digunakannya sedikit kepanjangan.

"Ternyata lemparannya cepat ya, orang itu."

Perhatian Kazuya teralih pada Kawabata. "Kau tahu lemparannya cepat?"

"Aku cukup tahu fakta animanga Daiya no Ace ini, Miyuki," balasnya.

"Heeeh..." Gawat, aku tak bisa menghilangkan seringaianku.

Baik dirinya maupun Sawamura berjalan mendekat. Seiyuu yang satu ini tampaknya tidak lelah tersenyum lebar hingga gigi putihnya terlihat, mirip sekali seperti karakter yang disuarakan. Mungkin senyumnya bisa mengalahkan sinar matahari, pikirnya.

"Eh? Apa ada yang lucu?" tanya Sawamura bingung.

"Iya, betsuni." Kazuya berusaha memulihkan ekspresi namun gagal.

Tanpa mengalihkan pandangan, ia mengembalikan bola ke sarung tangan Sawamura. "Nice ball," ucapnya jujur. Mata Kazuya seperti tersedot karena sulit melepaskan diri untuk tidak memandangi seiyuu muda di hadapannya. Tapi ada rasa syukur menyelinap ke hatinya begitu melihat tubuh Sawamura yang langsung tegang dan wajahnya perlahan memerah. Dia jadi terlihat semakin muda dan i—

—Iya, iya, iya. Apa yang kau pikirkan, Kazuya!?

"A-azassu!" Wajah Sawamura masih memerah tapi ia mampu tersenyum lebar padanya.

Orang ini benar-benar... Kazuya berdeham dan kembali tersenyum. "Form dan kecepatan lemparanmu tidak buruk walau kontrolnya kurang," ucapnya.

"Eh? Terima kasih?" Dari ekspresi, jelas sekali sang seiyuu terlihat bingung.

Tangan kiri Kazuya yang masih ditutupi mitt menepuk pelan punggungnya, "Kapan-kapan mungkin kita bisa main catch ball bareng?"

"Serius!? Wahaha! Boleh!" Sawamura mengangguk antusias.

Mereka berlari kecil ke dugout. Kazuya melirik sekilas dari bahunya. Ia melihat Sawamura berlari sambil membungkukkan badan sedikit ke arah penonton sebelum pandangannya dihalangi oleh Kinoshita.

"Kau beruntung bisa menangkap lemparannya, Miyuki," ucap teman setimnya itu.

Kazuya tidak bisa memungkiri pernyataannya. "Yap, lucky."


~ The Sun noticed the Moon ~


Eijun menarik napas kemudian membuangnya perlahan lewat mulut. Senyum lebar ia tunjukkan untuk mengurangi rasa tegang. Oh ayolah, ini bukan yang pertama kali. Kau pasti bisa, Eijun! Kepalanya mengangguk sambil mengepalkan tangan kiri yang sudah menggenggam bola baseball.

Salah satu staf tim Swallows menyuruhnya memasuki diamond.

"—penyuara Sawamura Hikaru, Sawamura Eijun-san!"

Perlahan kakinya berlari menuju mound.

Ini memang bukan yang pertama bagi Eijun menjejakkan kaki di diamond dan mound Stadion Jingu. Ia pernah ke sini, bermain baseball untuk event All Star Game dua kali. Bahkan dalam waktu dekat akan ada rencana event yang sama di tahun berikutnya walau belum pasti. Yang pasti selama dirinya masih berpartisipasi dalam anime Ace of Diamond, event semacam ini masih akan berlanjut.

Tangan kiri diputar, berusaha melemaskan otot-otot yang menegang sejak tadi. Eijun mencoba beberapa teknik menggenggam dan memilih four seamer. Matanya melihat ke depan, para catcher sedang berjalan menuju posisi masing-masing.

Dari kelima catcher, hanya satu yang menggunakan kacamata anti sinar matahari. Saat mata mereka bertemu, Eijun membungkuk sedikit padanya dan dibalas senyuman lebar. Seketika ujung bibirnya berkedut, entah kenapa melihat ekspresi si catcher bernomor punggung 2 itu membuatnya kesal. Apaan, sih!? Dia meremehkanku karena aku hanya seorang seiyuu, begitu!?

Senyum lebar yang biasa Eijun berikan kini berubah dengan senyum menantang. Ekspresinya pun terlihat jadi lebih optimis. Fokus, Eijun. Fokus...

Wuuush!

Bola putih itu melesat menuju mitt pemain bernama Miyuki.

Haha! Rasakan!

"NICE PITCHIIIIING!"

Ia merasa senyumnya semakin lebar begitu melihat wajah speechless si catcher. Siapa suruh memandang rendah orang lain, humph! Eijun menatap ke bawah, tepatnya ke arah sepatunya. Hm? Rasanya masih tidak enak dipakai, padahal sudah seminggu, pikirnya.

Eijun menggerak-gerakkan kedua kaki. Bukan hanya sepatu, jeans hitam yang melekat di kedua kakinya juga terasa tidak nyaman. Sedikit kepanjangan dan terlalu ketat.

Senyum lebar kembali ditunjukkan ketika dirasa sudah dekat dengan salah satu catcher tim Swallows yang jadi pasangan battery-nya. Ia berusaha berakting arogan, mengingat dirinya sudah dipandang rendah barusan, namun si catcher malah terlihat menahan tawa dan itu terlihat menyebalkan. Orang ini benar-benar ingin menyulut emosiku apa, ya!?

"Eh? Apa ada yang lucu?" tanyanya dengan nada polos.

"Iya, betsuni." Miyuki tampak berusaha bersikap biasa walau gagal.

Kurang ajar. Lagi, Eijun hanya tersenyum lebar dengan mengarahkan sarung tangan ke atas untuk menerima bola. Saat bola berpindah, telinganya menangkap suara Miyuki. "Nice ball."

Reflek, mendengar pujian dari seorang pemain baseball profesional langsung membuat tubuh Eijun menegang. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi—hei! Kau pernah mendengar pujian ini sebelumnya, Eijun! Tapi ini terasa berbeda—Eijun bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan karena pitching, tapi...

Tiba-tiba wajahnya seperti terbakar. Panas sekali. Apa wajahku memerah!?

Tenang, Eijun! Tenang!

"A-Azassu!" Walau nadanya sedikit bergetar, tapi Eijun berhasil tersenyum lebar.

Miyuki berdeham dan membalas senyumnya. "Form dan kecepatan lemparanmu tidak buruk walau kontrolnya kurang."

What the—!? Kali ini dia membandingkanku dengan pasangan battery-nya yang memang seorang pro, begitu!? Eijun ingin marah tapi tidak bisa karena tidak ingin menerima hukuman dari manajernya. Mungkin Presdir agensinya pun akan bertindak dan dirinya benar-benar tidak menginginkan hal itu terjadi. Presdirnya kalau marah terkadang tidak tanggung-tanggung saat memberi hukuman, hih.

"Eh? Terima kasih?" balas Eijun pura-pura bingung.

Tiba-tiba ia merasa sesuatu menepuk pelan punggungnya. "Kapan-kapan mungkin kita bisa main catch ball bareng?"

Matanya terbelalak sekilas. "Serius!? Wahaha! Boleh!"

Bohong jika ia bilang tidak senang mendengar ajakan tersebut. Yabai! Apa ini? Rasanya lebih menyenangkan, terutama saat mendengar suara tangkapannya tadi.

Pandangan Eijun tidak lepas dari punggung Miyuki sampai kakinya hampir mendekati dugout. Ternyata dia cukup ramah juga, tapi sedikit menyebalkan. Ia mengangguk pelan dan hampir lupa untuk membungkukkan badan pada para penonton serta lapangan Stadion Jingu yang mengizinkannya melempar hari ini. Kepalanya mendongak. Sinar matahari berhasil lolos dari awan yang menutupinya, bersamaan dengan Masuda yang mengajaknya segera memasuki dugout.

Maa, hari ini pun menyenangkan!

Eijun sempat melihat Miyuki sedang memasang helm.

Kau mengajakku main catch ball tapi belum tentu kita bisa bertemu lagi.

"Otsukaresama deshita!"

"Otsukaresan!"


To Be Continued...


*senshu = pemain baseball profesional

Saya udah gak tau lagi kenapa malah ngetik ini. Padahal niatnya mau bikin fanfic Miyuki lulusan wwwwww! Oke, ini asli diambil dari video Daiya no Ace collab dengan Yakult Tokyo Swallows tanggal 19 Juni 2016. Bisa dicari di YT. Fanfic ini terinspirasi dari seiyuu Ohsaka sendiri yang buat saya gregetan, hahaha. Gak bisa menjelaskan dengan kata-kata pokoknya tapi greget aja liat doi gak terlalu deket sama Sakurai-san. Fanservice nya jadi jarang *hush!

Tapi entah kenapa saya suka liat Ohsaka sama Wada dari foto Daiya Radio di Twitter. Terus kepikiran, kenapa gak bikin Pro x Seiyuu? Wwwww yap, jadilah ini fanfic.

Terus untuk judul, sebenarnya mau pakai Heart Signal dengan backsound lagunya Hatano Wataru dengan judul yang sama. Tapi baru-baru ini nemu video MiSawa dengan lagu yang ngegambarin MiSawa banget. Lebih ke curhatan Wamura tentang seberapa brengseknya Miyu tapi doi masih nerima apa adanya.

Yap, judulnya Tsuki to Taiyou. Yang nyanyi Ketsumeishi. Sekali denger pasti langsung tau artinya. :')

Chapter depan dari sudut pandang Miyuki Kazuya, jadi saya bakal pakai POV ketiga pakai nama Kazuya. Saya ngikutin fanfic-fanfic MiSawa bahasa Inggris di AO3 dan keliatan lebih dalam gitu menurut saya.

Oke, bye bye!

CHAU!

.

.

.


Next : Tsuki #1


"KUPLUK MERAH, JAKET COKELAT!"

"Tangkap si kupluk merah, Kuramochi!"

"Kyahaha! Tsukamaeta!"