Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi

Warning : Yaoi, Shonen-ai , OCC, typo, dll.

By : Kiruna Neophilina Phantomhive

Summary : Berniat nyomblangin temannya, malah kena karmanya.

*0*0*0*0*

"He...jangan mentang-mentang kau cantik. Kau bisa mendapatkan perhatian dari dirinya,"

"SIAPA YANG KAU BILANG CANTIK HAHHH!" teriak seorang laki-laki, yang kini melempar wig-nya keatas kasur. Sehingga terlihat surai pendeknya yang sewarna dengan wignya. "Sudah cukup! Lihat saja nanti," lanjutnya, sambil melangkahkan kaki ke kamar mandi.

Perlahan melepaskan pengait pada roknya, sehingga rok yang pendek itu merosot secara cepat dari pinggangnya. Sedangkan tangannya perlahan melepaskan kancing kemejanya, lalu melempar seragamnya kekeranjang kotor. "Ck, aku tidak mengerti kenapa perempuan suka memakai ini untuk membentuk tubuhnya," ucapnya, sambil melepas korset yang membentuk pinggangnya. "Kami-sama...kenapa cobaan ini begitu berat? Lebih baik kumati saja..." lanjutnya, sambil melepas pengait bra-nya.

Setelah membersihkan dirinya, dari keringat yang menempel dan mengobati kembali lukanya. Tetsuya pun merebahkan dirinya dikasur, dan mengecek smarthphone-nya yang bergetar.

'Pip'

"Ha- "

#Tetsuya, dari mana saja kau?

'Akashi-kun?' batin Tetsuya, dan langsung melihat layar smarthphone-nya. Ah...harusnya ia tidak usah mengangkatnya, jika tahu mantan kaptennya yang meneleponnya.

"Mandi. Kenapa? Mau dimandiin juga?"

#Boleh!

"Ecchi,"

#Tetsuya yang menawarkan diri

"Akashi-kun?"

#Ya, Tetsuya?

"Ini dirimu, atau dirimu yang lain?"

#Kenapa kau bertanya seperti itu?

"Tidak apa, hanya saja...aku baru menyadari kau memanggilku dengan nama depanku,"

#Tidak boleh? Aomine, memanggilmu dengan nama depanmu. Bahkan Momoi...

"Bukan seperti itu, hanya saja..."

#...

"Lupakan saja. Kenapa kau meneleponku?"

#Apa lukamu masih sakit?

"Sudah tidak apa-apa,"

#Yokatta, kalau begitu oyasu-

'Pip'

"Tetsuya ingin bolos saja, kaa-san..." gumam Kuroko, setelah menutup sambungan telepon secara paksa, karena mengingat kalau besok ada jadwal olah raga.

*0*0*0*0*

"Oha-YA AMPUN! TETSUNA MUKAMU KENAPA?" tanya Reiko panik, melihat muka sang malaikat biru itu penuh dengan perban.

"Sedikit kecelakaan kemarin, tapi tidak apa-apa kok..." jawab Kuroko, sambil duduk dibangkunya.

"Tapi, tap- "

"Ma..ma...ketua kelas, yang penting Kuroko-san baik-baik saja. Terlebih lagi, ia malah terlihat seperti 'putri' dari para gengster," ucap seorang laki-laki, yang mencoba menenangkan sang ketua kelas.

"Putri gengster?" beo Reiko, sambil memandang Kuroko. Surai baby blue-ya ia kuncir kuda, poni yang biasa menghalangi keningnya, ia jepit kebelakang. Wajah porselennya, penuh hiasan plaster dibagian pipi kiri, hidung, dan dibawah mulut kecilnya. "Kau benar, hahahaha..." lanjutnya, sambil memegang perutnya yang merasa tergelitik.

"Tetsuna..." sapa Nagashi, yang sudah berada disampingnya.

"Ha'i?"

"Ini untukmu," jawab Nagashi, sambil menyerahkan sekotak bento pada Kuroko. "Kita makan dikelas saja ya, aku tidak mau kejadian kemarin terulang lagi..." lanjutnya.

Kuroko yang melihat sorot Nagashi yang merasa bersalah, padahal ia tidak bersalah. Langsung menepuk puncak kepalanya dan tersenyum lembut, seakan semuanya baik-baik saja.

Nyatanya?

Memang baik-baik saja...kejadian kemarin, tidak sekejam latihan basketnya di Teikou dan Seirin.

"Baiklah kelas~, kita mulai pelajarannya hari ini!" ucap seorang sensei yang memasuki kelas.

*0*0*0*0*

"Aaa~, aku tidak menyangka kelas kita akan bertanding dengan kelasnya Akashi-kun," ucap Reiko yang tengah berbunga-bunga, karena kelas olah raganya kebagian jadwal bertanding dengan kelas sang pangeran Rakuzan itu.

"Kalau, kau mengaguminya. Kenapa kau tidak ikut dengan kami. Jadi manager basket?" tanya Miyako, yang sedang melakukan pemanasan.

"Eh...kau tahukan aku tidak tau apa-apa, tentang basket!" balas Reiko, sambil mengembungkan pipinya dan mencoba menghitung teman kelasnya. "Are? Tetsuna tidak ada!" lanjutnya.

"Hah? Bukannya tadi dia berada dibelakang kita?"

"Rikka juga tidak ada!"

"Lebih baik, kita cari mereka. Bagaimana jika nanti mereka bertemu dengan laki-laki?"

"Kau benar, mereka pasti ketakutan!"

Namun, sebelum Reiko dan Miyako pergi mencari. Yang dicari sudah menampakan batang hidungnya, dan berlari kepinggir lapangan dengan nafas yang tergesa-gesa. Reiko dan Miyako pun menghampiri mereka dan memberi mereka minum.

"Apa yang terjadi?" tanya Miyako, yang was-was kejadian kemarin terulang lagi.

FLASHBACK ON

'A,sapu tanganku ketinggalan,' batin Kuroko, setelah mengingat apa yang ketinggalan dan mengaggunya dari tadi. Ia pun pergi meninggalkan teman-teman kelasnya yang sudah pergi ke lapangan basket. Namun sebelum sampai ditujuan, Kuroko sudah diseret oleh kelima murid laki-laki kessebuah ruangan.

"Heh...jadi kau, yang dibicarakan olehnya. Cantik juga..." ucap murid laki-laki, dengan surai sewarna batu bara. Dengan lekat ia menatapi sosok dihadapannya itu. seragam olah raga dengan celana super pendek itu, memperlihatkan kaki jenjangnya dan kaos kakinya yang pendek tidak menutupi kulitnya yang putih cerah itu.

'Glup'

"Apa? Kalian akan memperkosaku, hm?" tanya Kuroko, yang masih memasang wajah datarnya.

"Hah? Apa maksudmu? Kami, hanya diperintahkan untuk menghukumu! Tapi, jika itu maumu. Baiklah!"

"Hahaha...sudah cukup!"

Seketika semua murid laki-laki itu terkejut karena, Kuroko menghilang dalam sekejap dihadapan mereka. Dengan masih ada rasa terkejut dalam diri, mereka mengejar Kuroko layaknya kereta api.

"Matte!"

Kuroko terus berlari, sekuat yang ia bisa. Saat jarak mereka semakin dekat, Kuroko panik. Namun, secara kebetulan ia melihat Nagashi, membawa bola basket bersamanya. "Rikka, lemparkan bola basket itu padaku!" titahnya, dan Nagashi pun langsung melempar padanya.

'Ignite Pas Kai!'

Dengan kuat Kuroko, melepaskan serangan itu sehingga membuat semua murid laki-laki itu terpental kebelakang. "Ayo, lari!" ucap Kuroko, sambil menarik tangan Nagashi. Menjauhi tempat itu.

FLASHBACK OFF

"Baiklah, mulai sekarang aku dan Miyako. Akan terus berada disampingmu!" ucap Reiko kesal, setelah mendengar cerita tadi.

"Reiko benar. Tetsuna, aku yakin. Citanda, masih dendam padamu!" ucap Miyako, yang sama kesalnya dengan Reiko.

"Nande?" tanya Kuroko, tidak mengerti. Apa salahnya sampai membuat seorang putri Rakuzan, membencinya. Ya, Kuroko sudah mencari-cari informasi tentang Citanda Hana. Selain dari anak pemerintahan, ia juga dikenal sebagai seorang putri. Parasnya yang cantik, penampilannya yang anggun, dan nilainya yang sempurna. Namun, jika kau bermasalah dengannya. Jangan harap akan lolos.

"Karena, Akashi-sama jatuh cinta padamu..."

"Rikka ben-EHHHHH?"ucap Miyako dan Reiko, terkejut saat menyadari ucapan Nagashi.

"Anona, aku dan Akashi-kun tidak ada rasa apa-apa. Itu hanya perasaanmu saja," bantah Kuroko, sambil memijat keningnya yang sedikit pusing.

"Kau tidak sadar, Akashi-sama daritadi memperhatikamu?" tanya Nagashi, setelah mengehea nafasnya. "jangan melihat, nanti ketahuan kalau kita membicarakannya.." lanjutnya, saat melihat teman-temannya, akan melirik yang sedang dibicarakan.

Akashi Seijuurou, laki-laki yang sedang dibicarakan ini. Sesekali mencuri pandangan ditengah pertandingan basketnya pada Kuroko semenjak, murid itu kembali ke lapangan. Awalnya ia, begitu cemas. Karena, Kuroko tidak juga muncul ke lapangan. Memang, pelajaran olah raga hari ini, tidak ada guru yang mengawasi. Jadi bisa saja, izin keketua kelas dan bolos pelajaran. Tapi, Akashi yakin Kuroko bukanlah orang yang seperti itu.

"Sei-chan,"

Merasa namanya dipanggil, Akashi pun kembali fokus pada pertandingannya. Kini bagian tim perempuan yang bermain basket. Setelah tim basket kelas Akashi memenangkan pertandingan, jelas saja. Itu mutlak!. Saat tim basket perempuan bertanding, Kuroko bertindak layaknya point guard. Tentu saja, karena ia sudah pengalaman.

"Sei-chan, tidak biasanya kau begitu antusias dengan pertandingan murid perempuan. Apa kau tertarik dengan seseorang?"

"Iya,"

"Sou-ehhhh?"

"Dame desuka?"

Reo pun tersenyum, tidak menjawab pertanyaan teman sekelasnya itu. matanya mengamati permainan, mecoba mencari atau mungkin menebak. Siapa perempuan yang sudah membuat pangeran Rakuzan ini jatuh cinta?

Begitu seriusnya Akashi menatap sang baby blue, membuatnya tidak sadar jika yang ditatap merasa risih dengan tatapannya.

'Heh...aku tidak menyangka jika Tetsuya memak-BUKKK'

"AKASHI-KUN!" teriak murid-murid perempuan setelah, melihat bola yang dioper Kuroko keluar lapangan dan mengenai wajah tampan sang pangeran, hingga terjungkal dari tempat duduk.

'Silikon'

TBC

SENENG BANGET ADA YANG IKUT MERAMAIKAN KEMBALI AKAKURO!

SAYA JADI SEMANGAT BUAT FANFICNYA! #capslockjebol