Disclaimer : Naruto bukan milik saya

Don't like don't read

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC

.

.

CHAPTER 1

.

Hinata menatap langit biru kota Konoha.

Sudah satu minggu ia terdampar di tempat ini.

Satu minggu yang lalu Hinata Fujioka hanyalah seorang gadis biasa berumur 24 tahun yang tinggal di kota Tokyo dengan kehidupan biasa. Pagi itu Hinata pergi ke tempat kerjanya menaiki bus sambil membawa novel berjudul yang Spring Love di tangannya. Semalam ia baru saja selesai membaca novel Spring Love yang direkomendasikan temannya karena nama tokoh Hinata dalam cerita itu mirip dengannya. Tidak hanya nama, penggambaran ciri fisik keduanya juga mirip. Rambut berwarna indigo, kulit seputih susu, mata amethyst dan perilaku yang cenderung pemalu. Hinata sempat curiga bahwa pengarang novel ini meminjam karakternya untuk dimasukkan dalam cerita.

Aneh, pikir Hinata sambil membolak-balikkan novel yang dipegangnya. Tidak ada nama pengarang yang dicantumkan.

Ketika ia sedang melamun tiba-tiba seluruh penumpang bus berteriak histeris. Ketika Hinata mendongak, tubuhnya seolah kaku dan jantungnya terasa berhenti berdetak. Sebuah truk besar kehilangan kendali dan meluncur ke arah bus dengan kecepatan tinggi. Saat bus dan truk hampir bertabrakan, Hinata menutup kedua matanya sambil menjerit. Suara dentuman terdengar keras ditelinganya, setelah itu disusul rasa sakit luar biasa yang terasa di sekujur tubuhnya. Tak lama kemudian semua suara dan rasa sakit menghilang, berubah menjadi kegelapan yang menyelimutinya.

Ketika ia membuka matanya hal yang misterius terjadi padanya. Hinata Fujioka berubah menjadi Hinata Hyuuga…

.

.

Sudah seminggu ini Hinata meyakinkan dirinya sendiri dengan berbagai macam cara bahwa apa yang menimpanya hanyalah mimpi. Namun semua usaha itu berakhir sia-sia karena semua ini memang nyata. Hinata harus mulai menerima kenyataan bahwa ia sekarang adalah Hinata Fujioka dan Hinata Hyuuga. Ia memiliki memori hidup sebagai Hinata Fujioka dan Hinata Hyuuga. Hal ini tentu saja membuatnya pusing karena Hinata Hyuuga adalah tokoh fiksi dalam sebuah novel. TOKOH FIKSI! Bukankah ini artinya dunia ini adalah novel itu sendiri? Bahkan kota ini bernama Konoha. KONOHA! Hinata yakin di belahan dunia manapun tidak ada kota bernama itu.

Hinata merasa pusing, bingung, takut, lelah dan semua perasaan bercampur aduk menjadi satu. Tidak ada yang bisa menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi.

Mungkin…

Hinata lalu berpikir keras. Hinata Fujioka yang hidup di Tokyo mengalami kecelakaan satu minggu yang lalu. Kecelakaan tragis seperti itu hampir tidak memungkinkan korbannya bisa selamat. Itu artinya Hinata Fujioka mungkin saja meninggal dalam kecelakaan itu. Namun entah kekuatan magis apa yang membuat jiwa Hinata Fujioka justru berpindah ke Hinata Hyuuga yang hidup di Konoha. Bukankah ini artinya jiwanya telah berpindah ke dalam dimensi lain dengan sendirinya?

WHAT THE HELL?!

Hinata memijat pelipis kepalanya yang pening sambil berusaha berpikir positif.

Kami-sama telah memberikan kesempatan hidup kedua, meskipun ia harus hidup sebagai Hinata Hyuuga.

Hinata Fujioka adalah yatim piatu yang hidup di panti asuhan sejak bayi karena dibuang orang tuanya. Ia hidup sederhana bersama anak panti lainnya sampai lulus sekolah di usia 18 tahun dan mulai hidup mandiri di kota Tokyo. Di usianya yang ke 24 bisa dibilang ia memiliki pekerjaan mapan dan tempat tinggal layak. Kehidupannya biasa-biasa saja bahkan dianggap membosankan oleh sebagian orang,

Hinata Hyuuga adalah putri pertama dari pengusaha kaya bernama Hiashi Hyuuga. Dari informasi yang ia dapatkan Hinata Hyuuga memiliki seorang adik bernama Hanabi Hyuuga dan sepupu bernama Neji Hyuuga. Hinata Hyuuga yang saat ini berusia 24 tahun dibesarkan dalam ekonomi mapan sejak kecil. Saat ini ia bekerja di perusahaan Hyuuga bersama ayah dan sepupunya.

Hidup sebagai Hinata Hyuuga hampir memiliki segalanya yang tidak dimiliki Hinata Fujioka. Keluarga yang menyayanginya, tempat tinggal yang layak, pekerjaan yang mapan, keuangan yang stabil…

"…"

"TERIMA KASIH KAMI-SAMA KAU SUDAH MEMBERIKU KESEMPATAN UNTUK HIDUP KEDUA!"

.

.

"Hinata-nee beneran sudah baikan?"

"Tentu saja Hanabi-chan. Satu minggu waktu yang cukup untuk beristirahat." Kata Hinata dengan semangat.

Hanabi memandang kakak perempuannya dengan tatapan penuh selidik. Ada yang berbeda dalam diri kakaknya namun Hanabi tidak tahu apa yang berbeda. Satu minggu yang lalu kakaknya jatuh sakit lalu mengurung diri di kamar tanpa ingin diganggu siapapun. Perilaku Hinata tersebut memancing kekhawatiran dari semua orang karena Hinata tidak hanya mogok makan namun juga mogok bicara. Hal tersebut berubah ketika sore tadi Hinata akhirnya keluar dari kamar dengan mood yang ceria dan meminta dimasakkan makan malam enak. Semua orang akhirnya bernafas lega karena sang nona akhirnya pulih kembali.

Hanabi memandang kakaknya yang melahap makan malamnya dengan ekpresi ceria. Ekspresi kelegaan muncul di wajah Hanabi melihat kakaknya baik-baik saja. Meskipun Hanabi masih merasa adanya perbedaan dalam diri kakaknya namun asalkan Hinata baik-baik saja maka itu sudah cukup.

.

.

Hidup sebagai Hinata Hyuuga lebih mudah daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Mungkin hal ini tidak terlepas dari ingatan yang dimiliki Hinata Hyuuga yang asli dan kepribadian keduanya yang hampir mirip.

Keluarga saat ini bukanlah kemewahan yang hanya bisa diangankan saja. ia kini memiliki ayah yang keras namun penyayang, kakak sepupu yang perhatiannya melebihi kakak kandung, adik perempuan yang nakal dan manja namun tetap manis dan kenangan tentang seorang ibu yang meskipun sudah meninggal 7 tahun lalu namun memori yang dimiliki tetap hidup dalam hatinya dan memberinya kehangatan.

.

.

Waktu bergulir cepat. Tidak terasa sudah 2 bulan Hinata hidup di dunia baru ini sebagai Hinata Hyuuga. Ia sangat bersyukur mendapatkan hidup kedua dan memiliki semua yang pernah ia impikan.

Namun ia lupa bahwa alur cerita novel harus tetap berlanjut.

.

.

Hinata menatap wajah Hiashi dengan tatapan kosong.

"Sasuke Uchiha meskipun baru berusia 25 tahun ia merupakan pengusaha jenius yang memimpin Uchiha Group menjadi sukses seperti saat ini. Mungkin ini semua terdengar tiba-tiba bagimu, namun sebenarnya perjodohan ini sudah diatur sejak usiamu 5 tahun…" Kata Hiashi

Tunggu dulu…

"Sejujurnya aku sangat terkejut karena kupikir pihak Uchiha telah melupakan perjodohan ini. Sasuke Uchiha adalah pria yang baik, Hinata. Dia pria yang bermartabat, bertanggung jawab dan pekerja keras. Sangat sulit untuk menemukan pria seperti itu…"

Tunggu sebentar…

"Aku harap kau tidak menolak perjodohan ini, Hinata. Sasuke Uchiha bahkan mengatakan bahwa ia ingin secepatnya melangsungkan pernikahan ini jika kau menerimanya. Aku hanya ingin putriku mendapatkan pendamping yang layak dan menurutku Sasuke Uchiha adalah pria yang tepat."

"…"

"Hinata?"

Hinata menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan gejolak di hatinya. Semua kenyamanan yang ia dapatkan selama 2 bulan ini telah membuatnya lupa bahwa dunia ini adalah dunia di dalam novel dan Hinata adalah seorang tokoh yang memiliki peran di dalamnya. Bagaimanapun juga cerita di dalam novel harus tetap bergulir dan Hinata merupakan bagian dari cerita itu.

"Otou-san, be-berilah wa-waktu sebentar padaku untuk me-me-mikirkannya."

.

.

Pernikahan ini akan tetap dilangsungkan, Hinata tahu itu. Meskipun Hiashi sangat menyayangi putrinya namun ia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Setelah pembicaraannya dengan Hiashi selesai, Hinata langsung mengurung diri di kamarnya dan mencoba menenangkan diri. Setelah cukup tenang ia lalu mengingat-ingat alur cerita novel Spring Love yang dibacanya. Untunglah Hinata memiliki ingatan bagus sehingga dengan jelas ia bisa mengingat keseluruhan alur cerita itu.

Novel Spring Love menceritakan tentang lika-liku kisah cinta Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno. Mereka berdua jatuh cinta saat duduk di bangku sekolah SMP dan berpacaran ketika menginjak SMA. Hubungan keduanya sangat harmonis hingga tragedi yang menimpa keluarga Uchiha membuat jalinan cinta mereka putus. Setelah tragedi itu sikap Sasuke yang dulunya hangat berubah menjadi dingin. Ia mengabaikan Sakura dan sahabat karibnya yang bernama Naruto Namikaze yang diam-diam sangat mencintai Sakura. Hidup Sasuke hanya berfokus pada mengembangkan perusahaan yang ditinggalkan orangtuanya dan kerja kerasnya berhasil membawanya menuju kesuksesan walau usianya cukup muda.

Meskipun dihadapkan pada sikap dingin Sasuke namun Sakura tidak menyerah. Dia tetap berusaha melelehkan hati Sasuke yang beku dengan cintanya. Meskipun Sasuke menikahi Hinata namun Sakura masih tidak ingin menyerah. Akhirnya perlahan-lahan Sasuke belajar menerima kembali cinta Sakura.

Sementara itu Naruto hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa wanita yang dicintainya tidak pernah membalas perasaannya. Naruto hanya bisa mendukung Sakura dan berharap wanita itu bisa bahagia dengan pria pujaannya. Di sisi lain Hinata yang juga mencintai Sasuke tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada wanita lain yang mendapatkan hati suaminya. Hinata yang sakit hati akhirnya berusaha mencelakai Sakura namun usahanya gagal. Sasuke yang mengetahui kejahatan Hinata akhirnya menceraikannya.

Setelah perceraiannya, Sasuke kembali menjalin kasih dengan Sakura dan hubungan mereka sangat romantis. Suatu hari saat mereka berdua pergi berkencan, mereka bertemu kembali dengan Hinata. Ketika Hinata melihat mantan suaminya bermesraan dengan kekasih barunya, hatinya yang hancur membuatnya melarikan diri dengan tergesa-gesa hingga tidak sadar bahwa ada mobil yang melaju ke arahnya. Hinata meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. Di saat-saat terakhir hidupnya Hinata mengatakan bahwa apapun yang terjadi ia masih mencintai Sasuke dan berpesan agar Sakura selalu membahagiakan Sasuke.

Kisah cinta Sasuke dan Sakura akhirnya berakhir dengan bahagia. Tepat di hari ulang tahun Sakura sebuah lamaran romantis diberikan oleh Sasuke. Tidak lama kemudian mereka mengucap janji suci pernikahan saat musim semi.

Akhir cerita yang bahagia…

.

.

Mungkin Hinata akan berkomentar seperti itu jika saja bukan nyawanya yang menjadi taruhan.

Dan kisah macam apa ini? Ketika suaminya direbut oleh wanita lain haruskah seorang istri hanya berpangku tangan saja? Sakura adalah wanita yang tidak tahu malu karena menggoda pria beristri namun kenapa semua orang membelanya? Istri mana yang tidak panas hatinya ketika suaminya memberikan hatinya pada wanita lain. Tak heran Hinata menaruh dendam pada Sakura hingga berusaha mencelakainya. Namun kenapa Sakura yang justru menang dan Hinata yang kalah?

Tidak… tidak… Hinata tidak bisa menerima akhir kisah seperti ini. Mengapa dia yang harus mati? Sudah cukup baginya merasakan satu kali mati, ia tidak ingin mengulanginya lagi.

Apa yang harus dilakukan?

Hinata bisa saja menolak pernikahan ini dan menghindari semua konflik itu namun Hiashi pasti tidak akan membiarkannya. Tidak ada pilihan lain selain harus menikah dengan Sasuke…

Ayo berpikir…

Hinata Hyuuga bercerai dengan Sasuke karena Hinata berusaha mencelakai Sakura. Ia mencelakai Sakura karena kecemburuannya pada wanita itu. Ia cemburu pada Sakura karena Sakura mendapatkan hati Sasuke. Sakura bisa mendapatkan hati Sasuke yang telah memiliki istri karena ia memiliki kesempatan untuk merebut hati Sasuke.

Haruskah ia merebut hati Sasuke?

Namun apakah ia bisa? Lawannya adalah Sakura Haruno cinta pertama Sasuke yang telah mengenalnya sejak lama. Sedangkan Hinata? Jangankan berbincang dengan Sasuke, bertatap muka saja belum pernah. Ditambah lagi kepribadian Sasuke yang super dingin membuat Hinata ragu bisa melakukannya.

Lalu?

Sakura bisa mendapatkan hati Sasuke karena kegigihannya dalam mendekati Sasuke. Jadi… Hinata akan berusaha menghalangi mereka bertemu. Jika mereka tidak bertemu itu artinya mereka tidak memiliki kesempatan untuk menumbuhkan benih-benih cinta. Itu artinya Sasuke tidak akan jatuh cinta pada Sakura dan posisi Hinata sebagai istri sah tidak akan tergeser.

Rencana sempurna!