Sorry

Disclaimer:

Food Fantasy © Elex – Funtoy Games

Sorry © Ryuukaze Hikari

Genre:

Hurt/Comfort, Slight Romance and Humor

Rated:

T

Pair:

Steak x Red Wine


Suatu pagi yang indah di Gloriville. Matahari bersinar di langit tanpa ada awan yang menyertai. Disana ada sebuah rumah yang ukurannya cukup besar –itu adalah rumah milik seorang manusia yang telah menjadi 'Master Attendant' –tuan dari para Food Soul.

Diruang tamu ada Black Tea yang sedang bersantai menikmati teh hangat buatan Milk dan kue Egg Tart buatan Pastel de Nata bersama dengan Tiramissu, Chocolate dan Coffee. Mereka nampak begitu santai dan menikmati hari yang damai sambil mengawasi Gyouza, Tang Yuan dan Moon Cake yang sedang bermain didekat mereka.

Sedangkan disisi lain, ada Crab Long Bao, Bamboo Rice dan Boston Lobster yang sedang dikejar-kejar oleh Long Bao untuk menyicipi teh buatannya. Dalam hati Bamboo Rice dan Boston Lobster bersumpah setelah ini akan bekerja sama dengan Food Soul yang sering menggunakan dapur seperti Milk, Brownie, Tiramissu dan Pastel de Nata untuk melarang Long Bao memasuki dapur.

Tak lama kemudian, pintu utama terbuka. Seorang gadis dengan rambut hitam yang diikat dua memasuki rumah tersebut. Gadis itu adalah Master Attendant mereka. Sontak semua Food Soul segera menghampirinya.

"Selamat datang, Master Attendant! Hari ini kami menjadi anak yang baik." ucap Gyouza dan Tang Yuan lebih dulu lalu memeluk gadis itu yang dibalas dengan elusan dikepala mereka.

"Tapi.. kenapa Master Attendant begitu kusut? Apa terjadi masalah?" tanya Tiramisu dengan raut wajah khawatir.

"Apa mereka bertengkar lagi?!" tanya Bamboo Rice dan Boston Lobster bersamaan. Dengan cerdasnya mereka berhasil meloloskan diri dan membiarkan Crab Long Bao dibelakang sana menjadi korban dari 'Teh Spesial' buatan Long Bao.

Master Attendant menghela nafasnya lalu mengarahkan jari telunjuknya ke arah luar dimana Red Wine dan Steak sedang beradu mulut dan sudah siap dengan pedang mereka di tangan yang sontak perhatian semua Food Soul mengarah ke sana.

"Kau bilang apa tadi?!" Steak menatap garang Red Wine

"Keras kepala, bersumbu pendek dan lemah." balas Red Wine santai

"Sudah hentikan.." Ginger Bread berusaha melerai dan sudah bersiap dengan tamengnya jika mereka mulai beradu pedang. "Bantu aku melerai mereka Sweet Tofu, Hamburger." lanjutnya dengan mata berkaca-kaca

"Tidak~ Aku tidak ingin terlibat pertarungan bodoh mereka. Lebih baik aku tidur saja." balas Sweet Tofu santai dan melenggang masuk kedalam.

"Ah bagaimana ya.. mereka dilerai juga.. tidak sampai lima menit sudah mulai lagi." jawab Hamburger lelah

"Kalau aku lemah lalu kau apa? Tanpa ada aku, kau kena serangan dari Prajna empat kali sudah kalah." ucap Steak tidak terima dihina lemah

"Jika kau tidak lemah, maka seharusnya Master Attendant tidak perlu sampai mengajak Ginger Bread ikut dengan kita dan Sweet Tofu pun tidak perlu kepayahan untuk mengobatimu. Itulah kenapa kau sering gagal melindungi Master Attendant sebelumnya-"

"SUDAH HENTIKAN!" semua Food Soul –termasuk Bamboo Rice yang terkenal tidak takut terhadap apapun langsung serentak masuk ke dalam rumah setelah mengetahui siapa pemilik suara itu.

Setelah diselidiki, ternyata suara itu milik Pecking Duck. Laki-laki berambut panjang dan dikepang itu sudah berwajah marah yang sontak membuat para Food Soul ketakutan dan melarikan diri.

Sepertinya Red Wine dan Steak lupa jika lokasi mereka saat ini cukup dekat dengan kolam kecil yang sengaja dibuat oleh Master Attendant mereka untuk 'anak-anaknya' Pecking Duck bermain. Pertengkaran mereka sukses membuat bebek-bebek kesayangan Pecking Duck ketakutan dan membuat sang ayahanda marah besar.

Melihat kemarahan Pecking Duck membuat Steak dan Red Wine sontak menelan ludah. Mereka menatap mata satu sama lain dan langsung meminta maaf kepada Pecking Duck. Sedangkan Foie Gras membantu menenangkan anak-anak agar emosi Pecking Duck bisa segera teredam.

.

.

Keesokan paginya, Steak terlihat berlatih pedangnya dengan Bamboo Rice di halaman belakang rumah, sedangkan Red Wine berlatih sendiri dengan Ginger Bread di sisi lainnya. Sejujurnya sedih juga melihat hubungan mereka menjadi lebih renggang daripada sebelumnya. Ya mereka memang sering adu mulut sampai adu pedang tapi tidak sampai saling menghindari satu sama lain.

"Hei, apa kalian masih bertengkar?" tanya Bamboo Rice disela-sela latihan pedangnya

"Hah. Kami memang selalu seperti ini. Sejak kapan ada kata damai di kehidupan kami?" balas Steak dengan nada sakratisnya

"Tapi menurutku ini tidak benar. Master Attedant pasti sedih melihat kalian berdua seperti ini." ucap Bamboo Rice lalu berlari ke arah Steak sambil mengayunkan pedangnya.

Namun dengan sigap Steak menahan pedang Bamboo Rice dengan dual bladenya, "Aku tau itu tapi bagaimana lagi. Melihatnya saja sudah membuatku sangat kesal." katanya sambil mencoba mendorong pedang Bamboo Rice menjauh darinya.

"Tapi pertengkaran kalian ini berbeda.." kata Bamboo Rice

"..Huh? Apa yang berbeda?"

"Tidak ada senyuman dari kalian.. dan mungkin itu juga alasan Master Attendant tidak membawa kau maupun Red Wine bersamanya hari ini."

"Tch. Sejak kapan seperti itu?"

"Ah sudahlah lupakan. Aku tidak berniat ikut campur dalam urusan kalian tapi aku –tidak. Kami berharap kalian segera berbaikan." Setelah berkata demikian, Bamboo Rice berjalan masuk ke dalam meninggalkan Steak yang masih bertanya-tanya.

Kedua matanya melihat ke arah Ginger Bread dan Red Wine yang berlatih sambil saling memberikan masukan, bercanda lalu tertawa bersama. Entah kenapa itu membuat Steak semakin emosi dan rasanya ingin mencincang mereka berdua dengan pedangnya. Karena tidak ingin cari masalah, Steak memutuskan untuk berpatroli saja.

"Aku rasa tadi dia melihat ke arah mu." ucap Ginger Bread setelah melihat Steak yang menjauhi area latihan mereka.

"Itu tidak mungkin. Tolong jangan berkata sembarangan, Ginger Bread." balas Red Wine sambil menyimpan kembali pedangnya

"Tidak tidak. Aku serius, Red Wine. Sepertinya.. dia benar-benar menganggap serius candaanmu kemarin. Aku tau maksudmu untuk membuatnya terpancing agar lebih kuat lagi tapi sepertinya dia sudah tidak bisa menerima candaan seperti itu darimu." ucap Ginger Bread. Baik Ginger Bread maupun Bamboo Rice tau jika pertengakaran keduanya kali ini benar-benar serius.

"Itulah alasan mengapa aku lebih suka menghabiskan waktuku denganmu daripada dengan dirinya. Aku tidak butuh partner yang bersumbu pendek dan suka jalan kekerasan seperti dirinya. Bamboo Rice saja masih bisa lebih diatur daripada dirinya."

"He-Hei.. kau tidak serius berkata seperti itu kan?"

"Aku serius. Sudahlah. Terima kasih untuk hari ini, Ginger Bread. Aku akan menemani Hotdog berjalan-jalan dikota hari ini." Ucap Red Wine lalu pergi dari tempat itu meninggalkan Ginger Bread yang menatap punggungnya sedih.

Setelah selesai membantu Hotdog mencari inspirasi untuk karya barunya, Red Wine memutuskan untuk melanjutkan kegiatan jalan-jalannya hari ini. Sejauh matanya memandang sekitar, Gloriville nampak aman dan damai. Mungkin jika Milt ikut bersama dengannya, gadis berambut platinum itu akan berkata 'Ah membosankan sekali. Mereka melalukan hal itu lagi dan lagi.' Ya bersyukurlah Food Soul di anugrahi umur yang panjang daripada para manusia sehingga wajar saja jika dia berkata demikian.

"Terima kasih banyak sudah membantuku hari ini, Steak."

Mendengar nama Food Soul yang sedang bermasalah dengannya, Red Wine reflek langsung membalikan badan dengan antusias. Mengapa? Karena baginya, kata 'terima kasih' dan 'Steak' tidak bisa dijadikan dalam satu kalimat.

Ah ternyata Food Soul berambut merah dan bertanduk itu sedang membantu warga Gloriville untuk mengangkat beberapa barang. Ya Red Wine akui Steak merupakan salah satu Food Soul yang memiliki bentuk fisik dan susunan otot yang kuat. Angkat barang-barang seperti itu, merupakan pekerjaan sangat mudah baginya –mengayunkan dua pedang miliknya yang berat itu saja dia mampu apalagi mengangkat barang kan?

Tanpa sadar, Red Wine yang memantau dari kejauhan menampakan senyuman di wajahnya. Steak yang dikenalnya selalu menggunakan jalan kekerasan sehingga banyak warga yang tidak menyukai dirinya, sekarang cukup banyak dikelilingi oleh warga dan tanpa rasa takut bersosialisasi dengannya. Semenjak Steak mengikat kontrak dengan Master Attendant mereka yang sekarang, dia cukup banyak berubah dan itu hal yang bagus.

'Bodoh! Apa yang aku lakukan?! Sepertinya aku terlalu banyak minum arak yang dibawa oleh Sake semalam.' batinnya langsung berteriak ketika dirinya menyadari bahwa cukup lama dia memandang Steak, senyum-senyum sendiri ditambah dengan wajahnya yang memerah.

Akhirnya Red Wine memutuskan pergi dari tempat itu sebelum pikirannya kacau. Dia ingat jika nanti sore, dia ikut Master Attendant mengumpulkan bahan-bahan makanan. Jika dia tidak fokus, dia akan membahayakan Master Attendantnya. Namun, Red Wine tidak menyadari bahwa Steak melihat dirinya sebelum dia beranjak dari tempat itu.

.

.

"Ah Steak akhirnya kau kembali." ucap Ume Ochazuke lembut begitu melihat Steak memasuki rumah

"Ah iya. Ada apa?" tanyanya

"Tadi Master Attendant mencarimu. Dia ingin membawamu ikut serta membantunya mengumpulkan bahan-bahan makanan untuk di restoran." Jawab pemuda yang merupakan fans Jello –Omurice.

"Master Attendant akan jauh lebih aman jika dia bersama dengan Ginger Bread dibandingkan denganku." Balas Steak sambil menundukan kepalanya.

Sontak semua Food Soul yang ada ruangan itu menatapnya sedih. Steak memang terkenal dengan sifatnya yang serius terhadap apapun terutama melindungi Master Attendant dan loyalitasnya melebihi Food Soul manapun. Tetapi sepertinya, perkataan Red Wine waktu itu membuatnya mengingat kejadian menyedihkan dimasa lampau.

Ya, beberapa Food Soul yang pernah mengikat satu kontrak dengan Master Attendant yang sama dengan Steak dimasa lalu sangat mengingat bagaimana kejadian menyedihkan waktu itu. Master Attendantnya tewas karena serangan dari Uke Mochi yang meratakan desa itu. Sejak saat itu, Steak mengalami trauma yang berat. Dia melampiaskan kesedihannya dengan masuk kedalam Catacombs dan menerjang banyak musuh seorang diri.

Sebenarnya, itu bukanlah kesalahan penuh dari Steak. Master Attendantnya, masihlah gadis belia yang tidak sengaja memanggilnya dengan soul ember yang ditemukan dan diterimanya dari orang-orang sekitarnya. Karena gadis itu tidak mengetahui tentang Food Soul, menaikan level dan skill, menaikan bintang dan lain sebagainya, sehingga Steak tidaklah berkembang ditangannya. Ketika Uke Mochi datang menyerang, Steak berusaha semampunya namun apa daya Uke Mochi jauh diatasnya sehingga dia tidak mampu berbuat banyak.

Namun, Master Attendant kali ini adalah gadis yang berbakat dan mampu mengembangkan potensi setiap Food Soul yang ia miliki dengan sangat baik. Trauma Steak pun perlahan mulai membaik dan dia mendapatkan kembali rasa percaya dirinya. Semenjak gadis itu berhasil memanggil Ginger Bread, perlahan dia kembali terpuruk.

Secara klasifikasi kelas, mereka jelas berbeda –Ginger Bread yang merupakan Food Soul kelas UR sedangkan dirinya satu kelas dibawahnya, SR. Selain itu, Master Attendant berhasil menaikan level bintang milik Tom Yum sampai maksimal membuatnya semakin terpuruk lagi. Jika dia kalah dengan yang klasifikasi kelasnya diatasnya itu masih bisa dia terima tapi tidak kebalikannya.

Tom Yum lebih dipercaya oleh Master Attendant untuk menjaga keamanan Gloriville daripada dirinya. Memang benar Steak cukup sering diajak oleh Master Attendant bersama dengan sembilan Food Soul lainnya ke dalam Catacombs namun maksimal hanya sepuluh lantai saja –bahkan terkadang dia tidak mendapatkan kesempatan sama sekali.

"Bukan begitu Steak. Skill milik Hamburger serangannya lebih kuat dengan adanya dirimu daripada sebaliknya. Kau, Hamburger, Red Wine, Ginger Bread satu kesatuan Skill Link yang hebat." Ucap Pecking Duck dengan nada lembutnya.

"…terimakasih, Pecking Duck. Aku senang mendengarnya tapi aku tidak ingin membahas yang berkaitan dengan hal itu dan maaf sudah menakuti anak-anakmu waktu itu." setelah berkata demikian, Steak kembali ke kamarnya.

"Uh.. sampai kapan hal ini akan berlanjut?" tanya Gyouza sedih

"Mungkin tidak lama lagi." jawab Pecking Duck

"Jika kau sudah berkata seperti itu, maka mereka akan segera berbaikan." balas Boston Lobster

"Segelas teh hangat dan sepiring Bacon Tofu Wrap akan membuat moodnya lebih baik." kata Brownie yang keluar dari dapur bersama dengan B-52 dan Milk dengan membawa biskuit dan susu coklat di nampan yang mereka bawa.

"Tidak lupa dengan Egg Tart dan Strawberry Mousse buatan Pastel de Nata!" di susul dengan Pastel de Nata dan Napoleon Cake keluar dari dengan membawa dua jenis camilan itu ditangan mereka.

"Yey!" tentu saja dengan segera Tang Yuan dan Gyouza mendekati mereka untuk meminta jatah terlebih dahulu.

Brownie mengambil piring yang berisi Bacon Tofu Wrap dan segelas teh hangat lalu meletakannya diatas nampan. "Aku akan antar ini dulu." ucapnya lalu segera pergi ke kamar Steak yang diikuti oleh B-52. Yah semenjak B-52 berhasil dipanggil oleh Master Attendant, pria itu selalu mengikuti Brownie kemanapun dia pergi –terutama ketika Brownie menggunakan kostum maid lengkap dengan telinga kucing yang diberi oleh Black Tea.

.

Tok tok.

"Masuk."

Setelah mendapatkan ijin, pintu kamar tersebut di buka oleh B-52. Brownie masuk lalu meletakan piring dan segelas susu itu di atas meja kecil didekat kasur. Huh? Ini kan-

"Bacon Tofu Wrap kesukaanmu. Brownie membuatkan makanan itu untukmu dan berharap kau segera membaik." kata B-52 ketika Steak menatapnya.

"Terima kasih. Aku sangat menghargainya." balas Steak

Setelah itu, kedua pria itu keluar dari kamar Steak dan kembali bergabung dengan yang lain diruang tengah. Steak menatap makanan itu sejenak. Terlihat sangat enak dan aromanya juga begitu menggoda. Sebelah tangannya mengambil satu lalu memakannya.

"Ini enak. Memang inilah yang diharapkan dari buttler setia nona Black Tea." ucapnya dengan senyuman terpasang di wajahnya. Pria berambut merah dan bertanduk itu menghabisan makanan itu lalu menikmati teh itu dengan tenang.

Seperti yang diharapkan oleh Brownie, Steak merasa dirinya lebih tenang dan badannya terasa lebih rileks. Sungguh dia sangat bersyukur ada Brownie dan Milk berada satu kontrak dengan Master Attendant yang sama dengan dirinya. Sikapnya hari ini berhasil membuat Food Soul lainnya cemas terhadapnya. Karena tidak ingin berlarut, Steak memutuskan untuk bergabung dengan yang lainnya diruang tengah.

"Kak Steak!" seru Gyouza begitu melihat Steak keluar dari kamarnya dan segera mengampiri pria berambut merah itu.

"Maaf membuat kalian cemas dan terima kasih atas kepedulian kalian terhadapku. Aku sangat menghargainya." ucap Steak. Ucapannya mendapatkan respon yang baik. Semua Food Soul yang ada diruangan itu tersenyum lega dan Gyouza segera menarik Steak bergabung dengan yang lain.

Malam harinya, Master Attendant bersama dengan Milt, Ginger Bread, Red Wine, Hamburger dan Hotdog. Kelima Food Soul itu segera bergabung dengan yang lain dan menikmati hidangan yang ada sedangkan Master Attendant segera mempersiapkan menu untuk besok di restoran bersama dengan Ume Ochazuke dan Omurice yang menjadi koki besok.

Red Wine bertindak seolah dia tidak mengetahui jika ada Steak disana. Dia menghabiskan waktu bersama dengan Hotdog dan Ginger Bread bercengkrama dengan yang lain sambil menceritakan apa saja yang terjadi.

Hamburger mengambil segelas susu dan dua keping biskuit ditangannya lalu duduk disebelahnya Steak. "Hey Bro. Sudah baikan hm?" ucapnya sambil memakan satu biscuit ditangannya dan menawarkan satu pada Steak.

Steak mengambilnya, "Ya sudah lebih baik. Aku berterimakasih atas perhatian Food Soul lain." selesai berucap demikian, Steak memakan biskuitnya.

"Ahahahah! Tentu saja Brother! Kita semua satu kesatuan. Melindungi Master Attendant dan menjadi lebih kuat lagi agar bisa melawan para Fallen Angel diluar sana." balas Hamburger dengan nada cerianya. Sungguh rasa lelahnya terbayarkan dengan partnernya itu sudah kembali seperti biasa.

"Terima kasih, Hamburger. Kau sudah bersabar menghadapi diriku." ucap Steak

"Hei hei. Tentu saja Bro!"

Malam yang hangat itu di tutup dengan para Food Soul yang berwujud anak-anak seperti Gyouza, Tang Yuan dan Tom Yum satu persatu mulai terlelap. Boston Lobster, Crab Long Bao dan Bamboo Rice berinisiatif membawa ketiga Food Soul yang manis itu ke kamar mereka sedangkan yang lain membantu Milk, Brownie, Tiramisu dan Pastel de Nata untuk membersihkan dan merapihkan ruang tengah.

Steak kembali ke kamarnya dengan perasaan yang lebih baik. Berkumpul bersama Food Soul yang lain sambil bercakap-cakap, bercanda dan melakukan permainan Jujur atau Tantangan sangat menyenangkan. Hal seperti ini belum pernah Steak alami sebelumnya.

Tok tok tok.

Steak kembali dari lamunannya begitu mendengar pintu kamarnya di ketuk. Dalam hati dia bertanya-tanya siapa yang mengunjuginya jam segini? Master Attendant tadi sudah berpamitan dia akan tidur lebih awal untuk membantu mengurus restoran besok.

"Hei, apa kau butuh seratus tahun untuk membuka pintu ini?"

Ternyata pelakunya adalah Red Wine. Vampir bangsawan itu membuka pintu kamar Steak sebelum diijinkan masuk oleh pemiliknya. Sebelum Steak berkata-kata, Red Wine masuk dan pintu kamar itu.

"Maafkan aku." ucapnya tiba-tiba.

"Huh?"

"Aku sadar kata-kataku waktu itu keterlaluan kepadamu. Aku mengingatkanmu terhadap kejadian itu dan membuka luka lama. Aku hanya ingin menggunakan sifatmu yang bersumbu pendek itu itu agar membuatmu terluap oleh emosi sehingga tebasan pedangmu bisa jauh lebih kuat."

"…"

"Tapi aku keterlaluan. Maafkan aku."

Steak menghela nafas. Dia tidak menyangka vampire bangsawan itu akan meminta maaf terlebih dahulu kepadanya. Perkataan Red Wine membuat rasa emosi kepadanya teredam dengan sempurna. Steak juga tidak bermaksud lama-lama bertengkar dengannya hanya saja dia masih merasakan rasa sakit dari perkataannya.

"Tak apa, Red Wine. Aku juga minta maaf jika aku sering membuatmu kecewa. Aku akan berusaha lebih baik lagi dan.. berhenti membandingkanku dengan Ginger Bread, vampir aneh." ucap Steak dan menatap Red Wine dengan kesal.

"Hei, hei, hei. Kita baru saja berbaikan dan kau memanggilku vampir aneh?"

"Apalagi jika tidak aneh? Vampir berjalan-jalan dengan santai dibawah terik matahari dan tidak takut dengan bawang. Kau baik-baik saja huh? Apa jangan-jangan gigi taringmu itu palsu?" balas Steak

"Kita saling mengenal sudah sejak lama. Harusnya kau tau jika aku bukanlah sepenuhnya vampire. Aku hanya Food Soul yang berwujud dan memiliki kebiasaan minum darah, tidur di peti mati dan menikmati bulan purnama seperti vampire, daging sapi panggang." ucap Red Wine dengan nada tenangnya

"Kau-"

Perdebatan mereka berlanjut entah sampai jam berapa tetapi yang pasti, perdebatan mereka kali ini disertai dengan senyuman di wajah mereka berdua. Walaupun besok paginya perdebatannya mereka masih berlanjut, tapi baik Master Attendant dan Food Soul lain melihat mereka dengan perasaan lega.

Ginger Bread dan Hamburger yang tau bahwa sebenarnya mereka berdua memiliki perasaan yang sama, berharap salah satu dari mereka segera menyatakan perasaan mereka. Contohnya seperti B-52 yang berhasil memiliki hati Brownie walaupun dia harus disidang terlebih dahulu oleh Black Tea, Napoleon yang berhasil mencuri hati Pastel de Nata dengan sifatnya yang manja bagaikan anak kucing, maupun Chocolate sang perayu ulung itu berhasil mendapatkan hati Coffee. Tunggu tanggal mainnya saja.

~ THE END ~

Hello! Ryuukaze Hikari's back!

Setelah bertahun-tahun vakum akhirnya ada waktu juga untuk membuat fiction. Akhir-akhir ini lagi tergila-gila dengan game Food Fantasy yang membuat saya memutuskan untuk comeback dengan fandom ini sebagai permulaan. Um.. maafkan author jika reader merasa mereka semua OOC parah, banyak typo, alur terlalu cepat, kata-kata yang mbuletisasi –ah apapun itu kekurangan dari fict ini.

Akhir kata, saya berharap fiction ini dapat menghibur para reader sekalian (^o^)v. Terima kasih.

Regards,

Ryuukaze Hikari