Hmph!

.

.

.

Chapter 2

.

.

"Ada yang bilang kalau mau bikin orang berkata jujur lebih baik memakai persuasi yang tidak bikin sakit hati, alias ajak saja si penyuka minum itu bergelut dengan alkohol. Atau sekalian saja ajak dia adu minum sama Shuten plus Yasha!"

.

.

.

.

Di atas pegunungan yang tidak tersentuh oleh tangan jahil manusia, terlihat beberapa youkai kecil dengan pakaian serba merah dan hitam. Dengan menggunakan sayap-sayap kecil mereka, mereka terbang menuju ke ketua mereka yang sejak beberapa bulan lalu sibuk dengan yang namanya butiran-butiran buah anggur berkualitas tinggi yang katanya mau dibuat wine.

Sosok gagak besar yang menjadi ketua para gagak-gagak kecil itu masih sibuk memilah-milah botol-botol berisi anggur dengan teliti menggunakan tangan kanannya. Tangan kirinya sibuk menampol para tengu kecil yang begitu jahil mencomot anggur-anggur segar dengan menggunakan kipasnya. Tiba-tiba muncullah desiran angin yang sedikit keras.

Ootengu melirik ke arah pintu masuk dan menemukan tante yang seringkali menciumi pipinya ketika kecil, Ubume.

"Diluar ada seseorang yang menunggumu. Dari tadi muter-muter tidak jelas akibat kekkai yang kau pasang," ujarnya. Ootengu menaikkan sebelah alis.

"Darimana kau tahu kalau orang itu mencariku? Mungki dia Cuma tukang cari kayu bakar yang kesasar masuk ke wilayah para tengu," ujarnya sambil sibuk menilai beberapa botol berisikan wine. Terkadang minuman keras yang dibuat oleh para youkai bisa terlalu tinggi kandungan alkoholnya sehingga tidak cocok untuk lambung manusia.

"Beneran? Daritadi dia sibuk memanggil-manggil dirimu. Dan orangnya gini lho!" ujar Ubume sambil mengacungkan 2 jempolnya. Mata Ootengu tinggal separuh. Biasanya Ubume selalu ribut masalah anak kecil yang masih ucul dan imut. Ini tumben kok…

Eh bentar….

Tadi katanya apa?

Memanggil si Ootengu?

Kok enak bener manusia memberi titah seenak udel mereka pada mahkluk dengan derajat tertinggi di antara para youkai?

"Kurasa dia bukan Onmyoji. Tapi entah kenapa kekuatan spiritualnya cukup tinggi. Oh ya, kalau dilihat-lihat dia dari klan Minamoto… tadi aku teringat akan simbol di pakaiannya."

Jujur, kalau Ootengu sedang minum saat ini dijamin dia bakalan tersedak.

Kok bisa-bisanya si curut itu dateng kemari?!

Bukankah sudah dibilang kalau gunung yang dia jaga ini tidak bisa memberikan toleransi pada manusia pecicilan seperti dia? Kok masih saja nekat.

Ehm…

Bukannya Ootengu khawatir kalau kekkai yang menjaga gunung ini melukai Hiro, jujur bukan!

Dia Cuma tidak mau kalau luka yang dimiliki oleh Hiromasa bakalan ketahuan sama si kakaknya yang satu itu, Raikou. Bisa-bisa dia dijadikan gagak panggang kalau sampai si ketua Klan Minamoto itu tahu si Hiro luka gara-gara dia.

Apalagi mengingat sejarah kelam klan Minamoto yang katanya membabat habis gunung Oe dan memenggal ketua para youkai di sana. Kalau seandainya saja Hiro luka sedikit bisa-bisa sejarah terulang lagi.

Ootengu langsung memasang wajah horror.

Jujur, dia tidak mau mati muda…

Dengan cepat dirinya keluar dari ruangan dan terbang menuju kearah perbatasan antara wilayah para tengu dan manusia. Dan terlihatlah sosok yang membuatnya jantungan sedang jongkok dan memperhatikan seekor anjing yang bermain dengan… seekor panther? (1)

Dan apa pula dengan kucing dan anak-anaknya yang sibuk duduk-duduk mengelilingi Hiro sambil mengusap-usapkan leher mereka? Mereka bermaksud untuk 'menandai' Hiro?

"Andaikan saja di mansion ku boleh pelihara hewan, mungkin kau sudah kubawa kesana. Tapi sayang, mereka menolak kalau sampai aku bawa binatang aneh-aneh ke rumah. Ini saja aku punya panther soalnya bisa ku summon dan kusembunyiin kalau ada dayang-dayang lewat," ujar Hiro sambil mengusap kepala anak anjing yang sekarang sibuk main roller coaster di atas kepala si dark panther. Si totem hitam Hiro itu hanya bisa pasrah dibikin mainan sama 'anak-anak kecil' sambil duduk dengan muka sedih.

'Ah.. yang penting Master bahagia…. Sudah lama enggak di panggil… baru dipanggil dikira diajak tarung atau gimana… malah disuruh jadi baby sitter ama krucil-krucil ini'

Sayang… Si master alias Hiromasa enggak peka sama ratapan hati totemnya sendiri… =,=

Tiba-tiba saja dia mencium bau youkai yang mendekat. Dan dia bisa merasakan aura itu merujuk ke arah masternya. Dengan perlahan dia bangkit dan para anak-anak kucing sibuk menggelinding dari punggungnya.

"Hey, ada apa?"

Yang ditanya sibuk menampilkan taringnya ke arah semak-semak di belakang Hiromasa. Hiromasa pun paham dan segera mempersiapkan busur dan panahnya. Dengan sekali lompatan si dark panther pun melesat masuk ke dalam semak-semak yang tercium bau youkai. Hiro pun segera menyusul dan menemukan totemnya yang sedang mengemut kepala sahabat kecilnya.

Alias si Ootengu.

'Mau apa kau kesini?! HA? ! mau menculik tuanku gitu?! Sorry! Tidak dalam penjagaanku!'

Setidaknya itulah isi raungan si Panther yang masih saja mengunyah surai berwarna kuning pudar milik Ootengu. Jujur dia agak risih dengan tatapan aneh si Ootengu ini kepada tuannya. Seringkali dia menyadari tatapan aneh itu dan dia seringkali menarik ujung baju tuannya. Tapi mungkin karena tuannya itu manusia paling tidak peka makanya kelihatannya dia polos banget.

Dan sekarang si Ootengu sombong ini sudah berani stalking si Master…

Dia akhirnya bersyukur sudah di summon sama si Master….

"Hora hora…. Hey… lepasin…" ujar Ootengu sambil menahan tawa. Bibirnya sudah berusaha untuk tidak mangap dan melepaskan tawa menghina ke arah sahabatnya yang jadi chew toy si totem hitam.

Dan dengan muka memelas si panther pun melepaskan rahangnya dari kepala Ootengu. Keadaan kepala Ootengu pun sudah dipenuhi air liur si totem. Hiro pun menawarkan tangannya untuk membantu Ootengu bangkit. Si totem malah sibuk mengitari kaki Hiro berharap untuk mendapatkan perhatian dari sang Master.

Ootengu sibuk membetulkan rambutnya dan sedikit berdeham untuk menarik perhatian Hiro yang sibuk mengusap-usap kepala totemnya. Bsia dilihat di totem itu melirik ke arahnya sambil tersenyum menyebalkan.

"Nde…. Kenapa kau bersembunyi di semak-semak? Kau sampai dikira camilan sama totemku."

"Aku mau mengintai orang yang sudah membuat wilayah kekuasaanku jadi panik. Banyak Karasu Tengu yang ketakutan gara-gara dirimu."

"Lho? Aku? Aku kan cuma main-main kesini… kenapa bisa bikin seisi gunung panik? Lagian aku tidak berniat mencarimu. Kalau aku mau mencarimu kan tinggal teriak-teriak di perbatasan," ujar Hiro dengan watados…

Krak!

Dunia Ootengu runtuh bak kaca yang pecah dan berjatuhan ke tanah…

DASAR NENEK PEYOT UBUME!

.

.

.

"Widih… gantengnya… mau kemana? Kok makek baju upacara begitu? Emang ada kondangan ya di wilayah manusia?"

Ootengu hanya bisa ber-hmph ria ketika si Tante Ubume sibuk menyisir rambut para Karasu Tengu dan komen-komen masalah bajunya. Si Hiro mengundangnya untuk melihat pohon sakura yang bermekaran sambil minum sake di courtyard-nya Seimei. (2).

Aku cuma mau minum sake bareng Hiro.

"Wooohoooo… ya ampun… anak Tante udah gedhe ya? Tiba-tiba ajak anak manusia minum sake… di bawah pohon sakura… dan tiba-tiba… kyaaaaa!"

Dan imajinasi Tante Ubume sudah melayang kemana-mana. Sampai-sampai membayangkan dua orang sejoli yang bermesraan di bawah pohon sakura… dan tiba-tiba suasana diliputi oleh mahkota bunga sakura yang berjatuhan… =,=

Padahal peserta yang mau ikutan banyak…=,=

Tapi sayang Ootengu tidak tahu akan hal itu….

Dia cuma mikir masalah quality time bareng temen (iya! TEMEN!). Bahkan dirinya sudah menyiapkan sebotol anggur yang diolahnya sepenuh hati (?) biar agak modalan dikit.

Ootengu pun memutar tubuhnya di depan kaca dan beberapa Karasu yang 'menonton' pada mengacungkan jempolnya. Tapi kok kalau dipikir-pikir bajunya resmi banget ya?

Dan kepala Ootengu pun memunculkan gambaran si Hiro yang enggak pernah 'modal' kalau kemana-mana. Bisa dibilang mudah sekali membedakan antara Hiro yang baru keluar dari mansion klan Minamoto sama dari nebeng tidur di rumahnya Seimei.

Hiro mah enggak pernah makek baju selain yang lengan panjang sebelah sama pamer six-pack itu. Kalau dia makek baju yang agak formal itupun kalau disuruh sama nenek yang pernah jadi baby sitter-nya sewaktu kecil.

Heweh… percuma

Ootengu pun kembali memakai baju kesehariannya.

.

.

.

"Ara… kau kesini juga? Dan… APA-APAAN TUH BAJU?!"

Telinga Ootengu pun berdenging ketika suara Yuki Onna membahana di depannya. Di belakangnya terlihat Kuro Seimei yang memasang wajah aneh sambil ditutupi oleh kipasnya.

"Apanya gimana?!"

"Ya ampun…. Nyerah sudah hati hayati… kau itu mau ketemu DIA! Ngapain makek baju yang biasa-biasa doang!"

"Dia palingan juga makek baju yang hemat kain kaya biasanya!"

Yuki onna menepok jidat. Katanya ras Tengu itu terkenal akan kepintarannya… oh ya, mereka tidak 'sepintar' klan rubah sejenis youko ataupun Mio… =,=

"Hah… sudah ah… lelah aku! Aku mau nganterin Master ke rumahnya Shiro Seimei buat nonton bunga sakura. Kamu juga diundang kesana kan sama Hiromasa?"

"O-oh…"

"Nih, nitip Master ya! Awas kalau kenapa-kenapa!"

Mata Ootengu tinggal separuh. Untung yang dibicarakan malah sibuk ngedumel masalah siapa yang paling kuat diantara dua Seimei. Ootengu jadi bingung, gimana jadinya nanti kalau Masternya mabuk dan keluar sifat-sifatnya yang hina?

.

.

.

"Udah! Gua mau pulang! Bertahan disini malah bikin emosi!" ujar Kuro Seimei sambil mengeluarkan amuletnya dengan tujuan mau summon shikigami. Ootengu segera melarangnya dikarenakan kekuatan si Kuro Seimei lagi tidak stabil kalau sedang mabuk. Bisa-bisa yang dipanggil malah si Orochi yang suka mengutuk orang jadi uler… =,=

"Kuro seimei-sama! Biar kuantarkan!"

"Ogah! Kau mau mempermalukan tuanmu di depan mereka?! HA?!"

Walamak, dignity-nya kok tebel banget yak?

Pantes Ootengu cocok sama si Seimei ber-make up emo yang satu ini =,=

"Aku hanya ingin melindungi masterku… apakah itu salah?"

"Melindungi ada batesnya. Udah , gua mau summon Oboroguruma aja biar bisa nganter gua pulang kerumah. Kau seneng-seneng sana sama si rambut jambul merah tua yang mau ngorok di pojokan sono!" ujar Kuro Seimei sambil menunjuk-nunjuk Hiromasa yang nangis-nangis gaje sambil memeluk botol sake yang sudah kosong. Sesekali terdengar kalimat 'imouto…imouto' dari bibirnya.

Belum sampai Ootengu mengeluarkan gertak sambalnya kepada Masternya yang paling bikin kepala puyeng, tiba-tiba Shiro Seimei melesat dan merangkul si Kuro Seimei. Secara reflek amulet yang dipegang oleh Kuro Seimei segera direbut dan dengan mantra yang familiar Shiro Seimei menghembuskan nafasnya dan muncullah rubah besar yang menggeram.

"Yuk, kuanter naik Hakuzosu…" ujar Shiro Seimei sambil membawa 'kembaran hitam'-nya naik siluman rubah raksasa. Ketika si rubah sudah terbang menjauh, terlihat Kagura yang hanya bisa melambaikan tangan dan mengucapkan 'hati-hati di jalan ya'.

Ootengu menghela napas, dihampirinya Hiromasa yang masih menangis secara hina di teras rumah Seimei. Sedangkan di halaman dekat bunga Sakura terlihat Yao Bikuni yang sibuk berbagi minuman bersama Shuten dan Ibaraki. Yao bikuni mah immortal gitu jadi sekeras apapun sake meskipun sake yang ditawarkan oleh Shuten yang tidak mempan.

"Oi, Hiromasa!"

"Ore no imouto… huwe…"

Ootengu mematahkan sebuah ranting dan menusuk-nusuk pinggang Hiromasa, namun masih belum ada reaksi. Ootengu akhirnya menggelindingkan tubuh Hiro untuk masuk ke dalam mansion dan berniat untuk menyiapkan minuman yang dapat mengatasi hangover sahabatnya. Dengan bantuan Kagura dan Yao Bikuni akhirnya ramuan itu jadi. Tinggal menunggu si pemabuk itu bangun.

"Hari sudah menjelang malam, Kagura-chan, sudah waktunya tidur."

"Hm… baiklah Yao Bikuni. Ootengu, aku titip Hiromasa ya…" ujar Kagura sambil menguap. Ootengu mengangguk sambil berjalan keluar untuk menikmati sinar rembulan purnama. Suasana taman halaman depan rumah Seimei memang dibuat sealami mungkin sehingga Ootengu bisa menebak kenapa Hiromasa betah nebeng tidur di rumahnya Seimei. Bisa dibilang pemandangannya lebih indah dibandingkan stone garden milik klan Minamoto.

Matanya melirik ke arah sebuah kendi yang berisikan anggur buatannya. Dikarenakan Shiro Seimei sudah memiliki stok sake yang banyak jadinya anggur buatannya tidak tersentuh sedikitpun. Namun itu lebih baik dibandingkan dia harus membagi anggur yang seharusnya sebagai token persahabatan antara dirinya dan Hiromasa.

"A? Ootengu ka? Nande koko ni?"

Baru dibicarakan ternyata sudah bangun orangnya. Ootengu segera menoleh dan menunjukkan gelas bambu yang ada di sebelah kanan futon Hiromasa. Hiromasa pun bergegas untuk mengambilnya namun pandangannya teralihkan kepada kendi yang dibawa oleh Ootengu.

"Kamu ngutil sake punya Seimei ya?"

Plak!

Kipas biru pun mendarat sempurna di atas kepala Hiromasa. Yang ditabok hanya bisa meringis kesakitan. Ootengu pun memasang muka penuh aura smug yang bikin Hiromasa menaikkan sebelah alis.

"Jangan pernah menyamakan minuman karya klan Tengu dengan minuman karya manusia biasa," ujar Ootengu sok berkuasa. Lalu diambilnya sebuah mangkuk kecil untuk minum-minum. Dengan perlahan dituangkannya dan dilambai-lambaikan di depan Hiromasa.

"Gimana? Wangi kan? Aku maunya dateng sambil modal bawa ini. Tapi kurasa minuman keras ala manusia tidak sebanding. Jadinya kusimpan. Kau adalah manusia yang beruntung bisa menyaksikan gimana kenikmatan wine ala klan Tengu."

"Nikmat itu kalau di rasakan. Kalau Cuma kau iming-iming begitu mana bisa aku tahu! Humph!"

"Kau mau? Nih ambil! Ambil semua. Di kuil ku masih banyak yang beginian… dan rasakan kehebatan wine racikan Tengu yang terkenal! Muahahahhaha!"

Amit-amit jabang bayi…. Kok bisanya Hiro punya temen dari orok hingga bujang begini yang bentukannya kaya Ootengu begitu?

Ootengu hanya menatap sinis dan mulai menghirup wangi anggur yang dibawa oleh Ootengu. Matanya terpejam untuk mencoba mengukur kualitas wine yang berada di depannya sesuai dengan ajaran mentornya dulu. Di sebelahnya Ootengu diam-diam berekspresi H2C (Harap-Harap Cemas) tingkat tinggi.

Dengan perlahan Hiromasa mencicipi wine yang dibuat dengan sepenuh hati oleh sahabatnya itu (meskipun Ootengu tidak mau mengaku). Matanya pun terbuka dengan aura lope-lope….

"Ootengu!"

Yang dipanggil menoleh dan menemukan Hiromasa yang tersemyum sambil menunjukkan rona merah di kedua pipinya. Rona merah yang muncul bukan karena mabuk tapi dikarenakan Hiromasa yang begitu senang dan menikmati wine-nya.

"Aku bener-bener seneng! Makasih ya! Enak banget ini!" ujar Hiromasa dengan senyum yang bersinar sampai Ootengu melirik ke arah lain saking tidak kuat. Hiromasa pun menunjuk ke arah kendi yang masih dipegang Ootengu. Mengetahui gesture Hiromasa, akhirnya diberikan juga satu kendi penuh berisi wine buatan Ootengu.

"Nih! Ambil aja semuanya! Di rumah masih banyak!"

Padahal itu adalah satu-satunya wine paling sempurna buatan Ootengu. Tidak ada lagi 'temen'-nya.

"Eh, tapi aku tadi sudah minum banyak sake… hufft… ini kusimpan dulu aja ya?" ujar Hiro sambil menggoyang-goyang kendi berisi anggur pemberian Ootengu. Ootengu pun menyela.

"Disitu sudah ada campuran herbalnya… jadi kau tidak perlu khawatir kalau perutmu bermasalah…"

"He… ne … Ootengu… apa di kuilmu sering mengundang manusia dari luar gunung begitu? Aku kok penasaran apakah wine ini sifatnya buat jamuan manusia yang maen ke kuil gitu?"

"?"

"Kan katanya ada herbalnya biar enggak bikin manusia sakit… klanmu sering bikin ginian ya? Oh iya! Katamu tadi di rumahmu banyak… hm… kalau aku main ke kuilmu apakah aku bakal dapet wine ginian lagi ya?"

Gimana caranya bilang kalau Ootengu adalah satu-satunya Tengu yang bereksperimen dengan wine demi sahabat kesayangannya?

"Emang kau sering dengar berita ada manusia yang masuk gunung kami? Kami jarang menjamu manusia. Kau tahu sendiri kalau orang-orang sekaliber Seimei saja yang bisa masuk ke gunung kami. Itupun harus penuh usaha. Sudah habiskan sana! Kau ini! Diberi malah tidak bersyukur!"

"Makasih! Daisuki!" ujar Hiro sambil memeluk leher Ootengu. Yang dipeluk hanya bisa menggeliat bak ulat bulu yang berada di semen yang panas.

"Daisuki daisuki! Emang sini siapanya kamu?" ujar Ootengu keceplosan. Hiromasa pun segera melepaskan pelukannya dan menyesap segelas wine pemberian Ootengu. Wajahnya terlihat bak seseorang yang sedang berpikir dengan kerasnya.

"Kita sudah lama berteman…"

"?"

"Kau selalu membantuku ketika aku kesusahan."

"…"

"aku bahkan tidak mengikatmu dalam kontrak Karena aku memandangmu sebagai seseorang yang sangat penting bagiku…"

"…"

"Kau bahkan sering membantah titah Kuro Seimei padahal dia memiliki kontrak denganmu…"

Ootengu hanya bisa terdiam. Kepalanya sibuk menentukan scenario yang nantinya bakalan muncul. Kali ini dia pun memberanikan dirinya.

"Aku tidak pernah merasa kesulitan ketika kau memanggilku. Aku bahkan bisa saja memutus kontrak yang mengikatku dengan Kuro Seimei demi dirimu. Entah kenapa aku rela melindungimu meskipun aku tidak terikat kontrak denganmu… jadi menurutmu aku ini apa?"

Oh Ootengu… masih ingat kalau Hiromasa dalam keadaan 'setengah sadar' akibat jamuan sake tadi siang?

"Temen?"

"Temen?"

"Temen."

"Temen?"

"Yup!"

Kepala Ootengu langsung berisi kata 'teman teman teman teman teman teman teman teman' dengan model huruf bold di garis bawah.

Inikah rasanya friendzone ala curhatan para youkai yang lagi patah hati?

Tangan Ootengu gatal untuk melakukan blade storm demi menerbangkan Hiro yang dengan watados-nya sibuk menyesap wine.

Namun tangannya segera diturunkan karena dia sendiri tidak tahu harus berkata apa.

"Pppffffttttt!"

Ooo….. dasar kutu kupret!

Terlihat di pojok ada Kohaku dan Yao bikuni yang sibuk menahan tawa bak emak-emak yang nonton telenovela. Kohaku sudah guling-guling sedangkan Yao bikuni tersenyum penuh makna.

"Ara… ada yang lagi sakit hati ya? Ya ampun…. Kasihan…" ujar Yao Bikuni sambil menutup separuh wajahnya dengan maksud menahan tawa dengan sopan.

"Hm? Yao Bikuni? Siapa yang sakit hati?" ujar Hiro sambil clingak-clinguk.

Kkrraaakkkk!

Terdengar buku-buku tangan Ootengu berbunyi semua. Yao Bikuni dan Kohaku pun mundur secara teratur.

"Karena malam semakin larut… kami undur diri dulu ya… selamat menikmati~~" ujar Yao Bikuni sambil memanggil totemnya untuk melindungi mansion milik Seimei dari pusaran blade storm ala penguasa gunung The great Tengu.

.

.

.

.

Tbc

.

.

Author note:

Yup, chapter 2 udah jadi. How is it? Sorry Kasumi lemot banget update-nya gara-gara bingung mau nentuin plot mana yang cocok (ada sekitar 4 plot yang ada di kepala Kasumi), soalnya setiap milih sala satu dan mulai nulis tiba-tiba terhenti di tengah jalan (?). dan ini adalah plot yang 'selamat sampai tujuan'. Berikut ada beberapa bagian biar mudah untuk membayangkan timeline dari fanfic Kasumi.

Ini adalah lanjutan AU dari scene di Onmyoji pet edition, yang waktu Hiro dicuri makanannya oleh si anjing hitam (jenis Siberian husky mungkin?) dan kemudian ngejar si anak anjing itu sampek ke gunung dan nemuin induk kucing beserta anak-anaknya.

Ini juga versi AU. Kasumi lupa episode berapa tapi ini yang ketika para Onmyoji plus Ootengu dan Dark!Seimei maen ke rumahnya Seimei buat nonton bunga sakura dan pada mabok semua XD