MATCH

...

Saya sangat tidak merekomendasikan Fanfiction ini dibaca oleh reader dibawah umur atau yang tidak menyukai Hard-Yaoi. Tidak menerima flame untuk apa yang telah saya peringatkan sebelumnya.

...

Mata Tetsuya hampir terpejam. Bukan karena mengantuk, tapi karena nikmat yang menguasai, apalagi dengan sumber aroma tepat ada dalam jangkauan. Tangannya masih menjelajah untuk memanjakan. Ya Tuhan, apa ini?

Tetsuya benar-benar tak paham. Selama hidupnya, baru kali ini rasa masturbasi terasa nikmat meski hanya dengan bantuan tangan. Aroma yang membuat mabuk kepayang, disamping nafsunya yang tiba-tiba melonjak tajam membuat Tetsuya semakin tak paham. Tangannya sudah lelah memberi kocokan, namun nafsu yang seakan tak kelar membuat Tetsuya masih larut dalam permainan.

Tak sadar, bahwa disampingnya, ada predator yang siap menerjang.

...

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

M

Akakuro

YAOI

MATURE CONTENT

Omegaverse AU

Male pregnant

Romance & Friendship

Out of character

...

Bunyi suara roda mobil berdecit berhenti diparkiran. Seat-belt dihempas. Tubuh yang kini terkapar, setengah sadar, diangkat dalam gendongan. Mata heterokrom itu menatap tajam. Layaknya menilai, mana duluan yang akan dia 'makan'.

Bau feromon bertambah pekat, namun Akashi masih cukup akal sehat untuk tidak membuat skandal. Satu tangannya mengelus kening sang omega yang menatapnya sayu dan pasrah, lalu satunya melakukan panggilan.

"Akashi Seijuro. Aku pesan seluruh kamar hotel lantai 6. Dan berikan akses tercepat tanpa diketahui orang untuk sampai kesana."

Panggilan dimatikan. Akashi segera menuju lift yang sudah disterilkan sesuai petunjuk dari pegawai disana.

Sebenarnya, bau feromon Tetsuya sangatlah kuat, namun karena aura Akashi seolah mengancam siapapun yang berani melihat, jadilah tak ada satupun yang memperhatikan hingga mereka telah sampai kamar yang disediakan.

Tubuh Tetsuya menggeliat saat dirinya dilempar ke ranjang. Rasanya semakin panas meski tadi dirinya sempat keluar. Dan aroma yang membuatnya terangsang, tak juga hilang.

"Ngh.. tolong. Panas sekali.."

"Kau binal sekali, sayang."

Siapa? Siapa disana yang bicara?

"Annnh.." Tangan Tetsuya tak henti menyentuh tubuhnya sendiri karena penisnya juga telah kembali berdiri.

"Mau aku bantu?" Lalu jilatan diantara daging telinga membuatnya makin kehilangan kendali.

Air mata Tetsuya keluar. Sungguh, dia sebenarnya belum siap untuk mating dan sejenisnya. Tapi tubuhnya tidak seperti hatinya. Tubuhnya ingin dipuaskan dan diklaim saat itu juga.

Namun, berbeda dengan Tetsuya yang semakin kehilangan kendali, Akashi yang melihat air mata Tetsuya malah tersentak dan sadar dengan apa yang dia lakukan ini.

Selimut di lempar menutupi tubuh yang tak henti menggeliat, lalu kembali mengambil ponsel guna menelepon seseorang.

"Ke Hotel Hil*on sekarang, kamar 609."

Mata heterokromnya mengawasi setiap gerakan dari seorang dokter muda yang kini tengah menyuntikkan cairan pada sang omega yang tak sadarkan diri. Ya, setelah keluar beberapa kali, nampaknya tubuhnya tak kuat lagi.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia siapa? Bu-bukannya aku ingin tahu atau apa, nanodayo."

"Apa kau harus tahu, Shintaro?"

"Sudah aku bilang, bukannya aku ingin tahu atau bagaimana."

"Aku tidak tahu siapa dia."

"Hah? Kau tidak tahu siapa dia?"

Midorima, nama dokter muda itu benar-benar tak habis pikir pada sahabatnya. Mana mungkin tidak tahu itu siapa jika sampai menyewa satu lantai sebuah hotel ternama? Belum lagi sampai memanggil dirinya. Perlu dicatat, bahwa dirinya sudah dikontrak ekslusif untuk menjadi dokter pribadi Akashi dan keluarga.

Kalau tidak kenal, bukankah lebih cepat dibawa ke klinik terdekat? Bukannya malah menyewa hotel layaknya bertujuan menjaga sesuatu yang privat?

"Dia omega, kan?" Tanya Midorima lagi.

Akashi mengangguk, "Kami bertemu, dan dia heat."

Mata Midorima memincing, seolah dia paham mengapa sampai menyewa hotel sekarang, "Kau berniat matting dengannya?"

"Dia memang matte-ku. Dia heat karena aroma milikku."

"Aku tidak tahu harus berkomentar apa, Akashi. Kau berniat matting dengan seseorang yang bahkan kau belum tahu siapa dia? Ya meskipun dia ditakdirkan menjadi matte-mu."

"Apa aku harus menceritakan semuanya padamu, Shintaro?"

Hela nafas terdengar, "Baiklah, aku pulang dulu." Ujar Midorima akhirnya, "Dia sudah aku beri supresan dan penenang. Tapi melihat umurnya, dia memang sudah siap matting sekarang. Akan jadi hal yang wajar jika setelah ini dia akan lebih sering mengalami heat, terutama jika kau ada di sekitarnya."

"Berikan aku beberapa supresan kalau begitu."

"Aku sudah meninggalkan beberapa. Cukup sampai dia selesai masa heat-nya sekarang." Midorima telah selesa mengepak barang-barangnya, "Aku pergi dulu. Kalau ada masalah, kau bisa menghubungiku."

Pintu kamar hotel tertutup, meninggalkan Akashi yang masih terdiam. Matanya memandang sosok yang kini terbungkus selimut menutupi hampir seluruh badan. Kemudian duduk dipinggir ranjang.

Sungguh, beberapa ucapan Midorima tadi sedikit mengusik pikiran.

Ya, kenapa dia tidak melemparnya ke klinik saja? Bukan menyewa hotel begini, satu lantai pula. Toh meski matte, banyak kasus yang mereka tak harus bersama.

Anehnya lagi, mengapa dia langsung berhenti begitu melihat pemuda ini menitikkan air mata? Jika saja dirinya menyetubuhinya sekarang, takkan ada yang menyalahkannya. Karena di mata masyarakat, kesalahan jika terjadi persetubuhan, itu salah omega yang tak mampu menekan hormonnya.

Lalu kenapa?

Hal pertama yang Tetsuya sadari saat dirinya terbangun adalah badannya terasa remuk dan pening yang mendera. Rasanya dia lelah sekali untuk sekedar bergerak. Matanya menatap sekitar, dan merasakan pemandangan yang tak familiar.

Badannya tak bisa digerakkan, tapi dia sadar dengan selimut yang menutupi hampir seluruh badan.

Apa yang terjadi?

Mengapa dirinya disini?

Lalu matanya melirik ke samping, dan mendapati sepasang heterokrom menatapnya ditemani seringai yang beriring.

"Sudah sadar?"

"Kau siapa-"

Bagai kaset rusak, ingatannya mulai memutar paksa. Berawal dari pertemuan tak sengaja, dirinya pura-pura lupa, lalu heat yang datang tiba-tiba, dirinya masturbasi didepan seorang pemuda, jilatan pada telinga, hotel dan dirinya begitu pasrah meminta..

"Kau mengingatnya?" Tanya pemuda itu lagi.

Begitu hening saat Tetsuya masih mencerna, hingga mulutnya kembali membuka untuk berbicara, "Apa sudah terlambat untuk menyesal?"

"Apa yang disesali?"

Kenapa pemuda ini menyebalkan sekali!

"Aku- kau dan aku-" Bicara Tetsuya terbata, "Sudah matting?"

"Kau berharap kita sudah matting?"

"…" Tetsuya terdiam. Dia bukan seseorang yang memilih menyesali keadaan. Ya kalau sudah terlanjur mau diapakan? Dan lagi, jika omega sepertinya membuat aduan, tetap dialah nantinya yang akan dipermasalahkan.

Tak adil? Memang. Namun beginilah hukum di masyarakat berjalan.

"Bagaimana jika kita sudah matting?"

Wajah Tetsuya pias memucat, oh Tuhan!

To be continue.

AN :

embulbul Terimakasiih, yang jelas buat adegan dewasa^^ Swara padahal yang nulis masih polos :P Ireni-can Iyaa ini lanjut, maaf udah bikin menunggu^^ Hikooo hyesung sama dojin? Dare? Maafkan, nggak tau orang-orang hits :') adelzai Itu apa? Saya butuh penjelasan B) noname Terimakasiih, maaf udah menunggu^^ Ore enggak kok, paling ngayun dikit hehe me belajar reproduksi^^

Cie, yang berharap lemon #digampar

Yak, jadi saya ingin membentuk bahwa Akashi disini itu agak brengsek tapi nggak bajing**n.

Happy Birthday Tetsuya! Makin langgeng dengan babang Sei yaa :*

Terimakasih sudah membaca!

Sign,

Gigi.