Maji Burger, Tokyo 2018

Maji Burger.

Restoran makanan cepat saji yang menjadi favorit berbagai kalangan untuk menghabiskan waktu bersama sembari menyantap burger. Hanya saja kebetulan di siang ini, Maji Burger cukup sepi. Hanya ada kedua remaja tanggung yang duduk saling berhadapan satu sama lain. Yang satu berambut biru langit, dan satu lagi berambut cokelat. Tetapi, entah kenapa atmosfer diantara keduanya tampak begitu tegang. Si Biru tampak seolah sedang menginterogasi si Cokelat yang terlihat sangat frustrasi.

Hmm...

Apa yang mereka bicarakan sebenarnya?

"Jadi, Furihata-kun. Sebenarnya, seperti apa awal dari semua masalah ini?" tanya si Biru sembari bertopang dagu layaknya seorang detektif.

Sementara si Cokelat yang nampak begitu frustrasi menjawab, "semua ini, berawal dari upacara penerimaan murid baru di musim semi tahun lalu, Kuroko,"

Hmm...

Apa yang sebenarnya terjadi pada musim semi tahun lalu? Dan kenapa si cokelat yang bernama Furihata ini tampak begitu frustrasi? Dan masalah apa yang dibicarakan si biru bernama Kuroko itu?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita kembali ke satu tahun yang lalu.

{First Love Trap}

Teiko Gakuen, 2017

Teiko Gakuen.

Sekolah paling bergengsi di Tokyo dengan fasilitas yang luar biasa lengkap dan juga gedungnya yang sudah seluas lapangan sepak bola. Hari ini, adalah hari pertama masuk sekolah di Teiko Gakuen. Tokoh utama kita, Furihata Kouki, tampak tersenyum begitu bangga seraya melangkahkan kakinya masuk ke Teiko Gakuen.

Ya, berkat kerja kerasnya hingga tak tidur selama satu bulan belakangan ini demi ikut tes masuk Teiko Gakuen yang level kesulitannya luar biasa itu, akhirnya ia bisa dengan bangga mengenakan seragam Teiko Gakuen dan menghabiskan masa SMA-nya selama tiga tahun itu di sekolah bergengsi ini.

Dalam pikiran Furihata saat ini, berseliweran berbagai fantasi tentang masa-masa SMA yang akan ia lalui nanti bersama teman-teman barunya di SMA Dan juga, seorang kekasih.

Ah, omong-omong soal kekasih, Furihata telah menemukan cara yang dipikirnya bisa membuatnya mendapatkan kekasih dalam waktu satu tahun ini. Yaitu, menjadi anggota klub basket.

Ya, berkat penelitiannya selama ini dengan menyatakan cinta pada setiap gadis yang disukainya, ia menemukan satu fakta yang tak terbantahkan. Yaitu, kenyataan bahwa wanita menyukai seorang pria yang memiliki prestasi dalam bidang olahraga, terutama basket. Penelitian yang ia lakukan dengan mengorbankan hatinya yang remuk redam dihantam tombak tak kasat mata itu, membuktikan bahwa sepuluh dari lima belas gadis yang ditembaknya selama SMP menolaknya karena mereka menyukai kapten klub basket SMP-nya, tiga sisanya mengatakan, bahwa ia terlalu culun untuk menjadi kekasih mereka--oke, yang tiga ini kejam sangat--, sementara dua lagi ternyata sepasang kekasih. Singkat kata, mereka yuri--Furihata syok berat mendengar pengakuan mereka--.

Dan karena itulah, setelah berhasil memasuki Teiko Gakuen ini, Furihata telah memutuskan akan ikut klub basket dan mendapatkan kekasih yang diidam-idamkan selama hidupnya.

Maka dari itu, dengan bangga ia melangkah menuju stan klub basket bersama dengan fantasi-fantasi akan kehidupan masa SMA-nya yang terus berseliweran dalam pikirannya. Namun sayang...

Tuk

GUBRAK

Kehidupan tak pernah berjalan semulus itu. Begitu cerobohnya Furihata karena tak memperhatikan akar dari pohon Sakura yang menonjol dan bisa menjegal kakinya kapan saja. Akibatnya, ia harus merasakan nikmatnya berciuman dengan permukaan tanah dan rerumputan.

Haah, berakhir sudah masa-masa indah Furihata di SMA. Kini ia akan diingat sebagai 'Siswa baru, yang terjatuh di hari pertama masuk'. Tak dapat digambarkan betapa malunya Furihata akan hal ini. Ia bisa mendengar bisik-bisik dari berbagai siswa yang membicarakan tentangnya yang terjatuh saat ini tanpa ada keinginan untuk menolongnya--Furihata juga yakin ia mendengar suara seseorang yang mengambil fotonya--. Ia bahkan tak berani untuk bangkit karena takut mereka akan mengenali wajahnya.

Ya, selama beberapa detik Furihata terus terbaring di atas tanah hingga satu suara yang begitu lembut menginterupsinya.

"Nee, apa kau baik-baik saja?"

Furihata tertegun sesaat mendengar suara sopran yang indah itu, kemudian mendongakkan wajahnya.

Ditengah guyuran kelopak bunga Sakura yang menjadikan sekelilingnya tampak merah muda, berdiri seorang titisan sang dewi Aphrodite dengan segala kesempurnaan di tiap inchi tubuhnya. Helaian merah darahnya tampak melambai-lambai terbawa angin, sementara mata indahnya yang sewarna dengan rambutnya itu menatapnya cemas.

Sesaat, Furihata berpikir bahwa ia telah mati akibat insiden jatuhnya itu dan kini telah berada di surga bersama seorang bidadari cantik.

"Ano... apa kau baik-baik saja? Bisa bangun?" tanyanya lagi sembari menyodorkan tangannya kepada Furihata.

Tersadar dari lamunan akan gadis dihadapannya itu membuat Furihata tanpa pikir panjang meraih tangan gadis itu dan bangkit kembali.

"A-ah, iya. A-aku baik-baik saja," ucapnya gugup. Tak lupa ia melepas kembali tangan yang terasa bagai beledu itu.

Gadis itu tersenyum lembut seraya berkata, "Oh syukurlah kalau begitu."

"E-eh, iya terima kasih, hehe," ujar Furihata salah tingkah.

"Aah, omong-omong," lanjut gadis itu, "apa kau sedang menuju stan klub basket yang ada di sana?" tanya gadis itu sembari menunjuk stan yang dikerumuni berbagai siswa dengan rambut unik.

"Eh, iya," jawab Furihata.

"Oh, syukurlah. Aku juga ingin ke sana. Bagaimana kalau kita pergi bersama-sama?"

Sesaat, otak Furihata berhenti bekerja.

'Bersama-sama, bersama-sama, bersama-sama, bersama-sama, bersama-sama...'

'Bersama-sama... Dengan gadis secantik ini...'

"Siap! Ayo kita bersama selamanya-eeh, bu-bukan itu, maksudku, maksudnya a-ayo kita sama-sama pergi ke stan itu, hehe," jawabnya. Sementara gadis itu tertawa kecil mendengar jawaban Furihata.

"Oke, omong-omong siapa namamu?" tanya gadis itu.

"Furihata, Furihata Kouki,"

"Begitu ya. Namaku, Akashi Seiran. Kore kara mo yoroshiku na, Furihata-kun,"

Di bawah guguran kelopak bunga Sakura yang menari-nari, gadis itu tersenyum manis seraya meraih tangan Furihata dan menariknya pergi menuju stan klub basket tersebut. Saat itu pulalah Furihata yakin, kehidupan SMA-nya belum berakhir. Yeah, berkat sosok yang menjadi cinta pertamanya di SMA itu, Akashi Seiran.

To Be Continued...