Fake Boyfriend, Real Love

Kibum, Kyuhyun

Cerita romantisnya anak sekolahan, tapi punya rating di atas normal.

Cerita ini nggak nyata. Semua yang ada di dalamnya sengaja dibuat untuk kesenangan semata. Kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dll, mohon dimaklumi, karena kalau tidak ada kesamaan di dalamnya, namanya bukan fanfiction.

Part 1

Adalah Kyuhyun, murid yang terkenal dengan kenakalannya. Pertama kali masuk sekolah, dia sudah mengerjai semua teman sekelas dan juga wali kelasnya. Dia mengaku sebagi cucu kepala sekolah, sementara kepala sekolah tidak terlihat cocok punya cucu seusia Kyuhyun. Masih terlihat muda. Lagipula marga mereka berbeda.

"Aku adalah korban dari ketidakadilan," kala itu dia sedang dapat giliran memerkenalkan diri. Setelah menyebutkan nama lengkap dengan detail tanggal lahir dan alamat rumah, dia menambahkan kalimat itu. "Ibuku melahirkanku di usia dini. 14 tahun. Hasil dari cinta muda yang terlalu menggebu tapi tidak dapat restu. Ah..." mukanya tiba-tiba mendung. Mengingat-ingat kala dia mendapatkan cerita itu dari orang yang seharusnya lebih tepat jadi kakaknya daripada jadi ibunya. "Dia jatuh cinta, tapi melakukan hal tabu di umur yang belum tepat. Bahkan pembahasan tentang seks dan kontrasepsi belum diajarkan saat itu. Ayahku hanya tahu dari internet tentang cinta dan surga saat bercinta. Dia bahkan tidak membaca bagian konsekuensi dan cara bertanggung jawab."

Ketika Kyuhyun menyapu ruangan kelas dengan kedua matanya, dia melihat teman-temannya memandangnya seperti memandang pembohong kecil yang buang-buang waktu. Beruntungnya Kyuhyun dapat penghiburan dari wali kelasnya yang tidak berkomentar, seakan-akan memersilakannya melanjutkan cerita.

Setelah menarik nafas panjang dan menghembuskannya keras, Kyuhyun melanjutkan, "Ibuku hamil dan dia sendiiri tidak tahu. Ketika umurku lima bulan di dalam perutnya, dia masih bermain basket dan voli. Dia mengabaikan perutnya yang terus membuncit meski tahu ada yang tidak beres dengan dirinya sendiri. Kemudian dia kehilangan kesadaran ketika melakukan pemanasan sebelum bermain voli. Ketika dia bangun di ruang kesehatan sekolah, dia bingung dengan padangan dokter sekolah yang terlalu tajam padanya. Lalu pingsan lagi saat dokter itu mengatakan kalau dirinya hamil. Hamil aku."

Ada seorang siswa yang menginterupsinya, mengatakan kalau ceritanya tidak semenarik dongeng pengantar tidur milik adiknya. Namun, Kyuhyun hanya menanggapinya dengan senyuman. Senyuman pahit yang dia rajut untuk menangkis perkataan teman sekelasnya itu.

Dia hanya bilang, "Ini bukan dongeng. Terserah kalian mau percaya atau tidak, aku pun tidak peduli. Yang perlu kalian tahu, aku atau orang tuaku tidak butuh belas kasihan dari kalian setelah aku selesai menceritakan kisah keluargaku ini."

Wali kelasnya mengangkat tangan, menghentikan anak-anak lain yang akan ikut memprotes. Lalu menyuruh Kyuhyun untuk meneruskan ceritanya.

Kyuhyun tidak menutupi ekspresi sedihnya. Meski mukanya tampak keras, dia tetap terlihat lemah di mata yang lainnya. Teman-teman barunya yang laki-laki, tidak begitu percaya dengan ekspresi itu, tapi hampir semua yang bergender perempuan mulai menaruh iba padanya.

"Ibuku syok awalnya, demikian juga nenekku. Tetapi mereka berusaha bersikap tenang. Menghubungi ayahku dan orangtuanya untuk memberitahukan perihal kehamilan tak terduga itu. Ayahku dan kedua orang tuanya sama syoknya dengan ibuku. Tapi mereka tidak bisa tenang seperti halnya ibu dan nenekku." Kyuhyun menundukkan sedikit kepalanya. Menurunkan sedikit nada suaranya. "Orang tua ayahku tidak bisa menerima. Masa depan anak-anak mereka lebih penting dari pada aku yang masih berada di dalam kandungan. Beruntung mereka tidak terlalu jahat dengan menyarankan ibuku untuk mengugurkanku. Mereka hanya memberikan dua opsi, membiayaiku tapi tidak mengakuiku atau membiarkanku diadopsi keluarga lain."

Mendesah dulu untuk memberi jeda. Kyuhyun menyempatkan diri melirik teman-temannya lagi, melihat seberapa besar dampak ceritanya pada teman-temannya. Dan dia mendapati teman-teman yang bersimpati padanya menjadi lebih banyak.

"Namun... Tuhan memang sudah menyiapkan takdir tersendiri untuk keluargaku. Ayah dan ibuku saling mencintai meski mereka masih terlalu muda untuk mengerti tentang cinta yang sesungguhnya. Mereka memutuskan memeliharaku. Akhibatnya, ayahku tidak diterima lagi di keluarganya sendiri. Hidup mereka susah ketika itu. Karena tidak mungkin nenekku yang sudah ditinggal mati suaminya lama sekali, yang mencari uang untuk menghidupi kita sekeluarga, jadi ayah dan ibu memutuskan keluar dari sekolah dan mulai bekerja. Hanya mereka bertiga yang menghidupiku sampai sekarang."

Bahkan teman yang duduk di sebelah Kyuhyun, menyempatkan diri menepuk lengan Kyuhyun sebagai tanda keprihatinan.

"Itu alasan aku sudah sebegini besar dan kakekku masih sangat muda." Katanya sambil tersenyum menyedihkan. "Walau kenyataannya kita punya darah yang sama, kita tidak terhubung sama sekali. Marga kita berbeda, dan kita tidak begitu saling kenal."

Untuk menetralisir suasana haru biru dari cerita Kyuhyun, wali kelas mengubahnya jadi ceria dengan menceritakan hal-hal lucu. Kesedihan yang ditebarkan Kyuhyun ditangguhkan sampai segerombolan komite sokolah masuk kelas. Salah satu dari rombongan itu ada kepala sekolah. Mereka hanya akan memberi sambutan dan ucapaan selamat datang pada murid baru, tapi suasana tegang malah terjadi di kelas itu. Berpulu-puluh pasang mata menatap tajam dan benci pada kepala sekolah, termasuk wali kelas Kyuhyun sendiri.

Satu orang dari komite sekolah bertanya kenapa suasana terlalu tegang, tapi mereka tidak mendapat jawaban. Hanya wali kelas yang tiba-tiba menawarkan senyum kepura-puraan, kemudian menggeleng tanda tak terjadi apa-apa.

Namun, kepala sekolah telah menangkap sesuatu dari salah satu murid. Murid yang tampak acuh tak acuh dengan keadaan sekitar, yaitu Kyuhyun.

"Apa yang kau katakan sebelum ini pada mereka? Kau berhasil menghasut mereka dengan baik!" Kepala sekolah berkata seakan sudah mengerti apa yang telah terjadi. Menunjuk Kyuhyun... "Datang ke ruanganku saat istirahat siang nanti!" perintahnya. Menunjuk wali kelas untuk datang ke ruangannya juga.

Setelah itu semua orang baru tahu kalau Kyuhyun hanya berbohong. Kyuhyun dan kepala sekolah memang punya hubungan saudara. Bukan antara kekak dan cucunya, tapi antara paman dan keponakan. Kepala sekolah adalah adik dari ibu Kyuhyun, maka dari itu mereka berbeda marga.

Ketika sekelas meminta pertanggung jawaban dari Kyuhyun, Kyuhyun hanya bilang bahwa cerita yang disampaikannya sebelumnya lebih menarik dari pada hanya menceritakan hubungan paman dan keponakan seperti keadaan yang sesungguhnya. Jadi, mereka tidak perlu marah.

Demikian kehebohan pertama yang diciptakan Kyuhyun di awal masuk sekolah. Itu sudah lewat setahun, selama itu pula kenakalan Kyuhyun terus berlanjut. Hampir-hampir semua orang pernah dijahilinya. Bahkan sang kepala sekolah, pamannya sendiri, sudah angkat tangan dengan Kyuhyun. Saran beliau hanya menyuruh mereka-mereka yang dikerjai Kyuhyun, mengabaikannya. Kyuhyun akan bosan sendiri.

Bosan...

Kyuhyun sudah semakin sulit mencari orang untuk dikerjainya. Pamannya sudah penyebarkan cara ampuh untuk mengatasinya. Bahkan membuka posko pengaduan bagi anak-anak yang jadi korban, dan tetap tidak mampu melawan Kyuhyun. Dari situ banyak anak berhasil membuat Kyuhyun tak tertarik mengerjai mereka.

Dia tak punya teman, tak punya target untuk dikerjai, dan kebetulan juga tidak punya ide untuk mengerjai orang lain. Hidupnya jadi membosankan.

Suatu hari seseorang yang bukan teman, tapi lumayan dekat, mengatakan, ketika tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan Kyuhyun tiap harinya, Kyuhyun akan mati bosan. Dia menyarankan agar mencari kekasih agar hidupnya lebih berwarna. Dan itulah yang dilakukan Kyuhyun.

Tidak pernah ada hubungan di antara mereka. Bahkan sekedar kenal pun, tidak. Mereka hanya tahu satu sama lain tanpa ada perkenalan secara langsung. Kyuhyun adik kelas, dan Kibum kakak kelas. Kyuhyun memutuskan mengejar Kibum karena lelaki itu masuk ruang kesehatan pertama kali setelah Kyuhyun mengucapkan nazar akan memacari orang pertama yang masuk ke sana di hari itu. Karena Kibum tidak pernah berurusan dengannya sebelum ini, Kyuhyun tidak akan memerlakukannya seperti korban bully.

Di sinilah Kyuhyun berada sekarang.

Duduk di sofa ruang tamu rumah Kibum. Di depannya ada jus jeruk dan beberapa toples kue kering. Tersenyum semanis yang dia bisa ketika Kibum memasuki rumah, dan menyapanya seceria mungkin.

"Kau sudah pulang?" Berdiri dan hendak menghampiri Kibum. Sayangnya Kibum menghindar lebih cepat.

Ibu Kibum datang dari dapur membawa sepiring roti lapis. Berjalan santai menghampiri anak-anak itu, dan tersenyum ramah pada Kyuhyun. "Kibum, kenapa baru pulang? Kyuhyun sudah menunggumu dari tadi." Kyuhyun mengangguk-angguk membenarkan.

"Ada kerja kelompok di perpustakaan kota." Kibum menjawab dengan jujur. Sedangkan matanya memandang Kyuhyun naik turun. Tidak percaya anak itu ada di rumahnya.

"Paling tidak kau telepon Kyuhyun dulu sebelum tiba-tiba pulang telat sementara kalian sudah punya janji temu."

Kebohongan apa yang telah dikatakan anak itu pada ibunya hingga mereka terlihat akrab? Kibum harus lebih waspada kalau-kalau Kyuhyun mulai menargetkannya sebagai orang yang akan dikerjainya.

"Aku tidak ada janji dengannya..."

Kyuhyun menghapus senyuman di wajahnya. Adegan itu tertangkap mata ibu Kibum. Menganggap Kyuhyun kecewa dengan anaknya, dia merasa harus melakukan sesuatu. "Mungkin kau lupa..." Ibunya memotong. Menyerahkan piring berisi roti lapis itu pada Kibum. "Lain kali ingat-ingatlah dengan baik kalau kau sudah membuat janji. Kalau mau membatalkannya, harus saling memberitahu lebih dulu. Ya sudah, ajak Kyuhyun ke kamarmu."

Kyuhyun sudah mengemasi barangnya. Mengambil tas dan jaketnya, siap ikut Kibum ke kamar. Namun, Kibum tidak bergerak. Masih menatap Kyuhyun seakan memindai kejahatan apa yang sedang dilakukan pemuda itu.

"Bawa minumanmu, Kyu. Nanti kuantarkan makanan lain ke sana!"

"Terimakasih, Eomma."

Kedua alis Kibum terjalin. Keakraban itu, Kibum tidak suka. Apa yang direncanakan Kyuhyun, adalah yang paling ingin diketahuinya. Meski mereka tidak saling kenal, sedikit banyak Kibum tahu siapa Kyuhyun. Kalau sudah begini, Kibum bisa menebak kalau Kyuhyun tengah berusaha membuat masalah untuknya.

Diingat-ingat lagi, kepala sekolah pernah mengatakan cara menghadapi anak nakal itu. Yaitu dengan tidak peduli pada hal-hal yang dilakukan Kyuhyun. Bahkan sebelum kepala sekolah mengatakannya, Kibum telah menutup mata dari hal-hal yang seperti itu. Fokusnya hanya belajar dan bergaul dengan baik tanpa skandal di sekolah. Tapi entah kenapa, Kyuhyun malah tertarik padanya. Mungkin memang nasibnya saja sedang tidak baik.

Kyuhyun menghampiri Kibum, sebelah tangannya membawa tas dan jaket, sebelah lagi menyambar gelas di meja. Berjalan duluan di depan Kibum. Menoleh hanya ingin Kibum mengikutinya, kemudian menunjukkan di mana kamarnya.

"Ayo Kibum!"

Sementara Ibunya ada di situ, Kibum tidak berkata apa-apa selain berjalan menyusul Kyuhyun. Dia mendahului Kyuhyun ketika naik tangga ke lantai atas. Memimpin Kyuhyun menuju satu pintu, membukanya, kemudian Kyuhyun menerobos masuk.

Pintu kamar ditutup.

Minuman diletakkan di meja belajar, tas dan jaket dilempar ke lantai yang tertutup karpet bulu. Kemudian Kyuhyun melompat ke ranjang Kibum.

"Kenapa baru sekarang aku kepikiran cara seperti ini." Kyuhyun bertingkah di ranjang Kibum. Teletang, menggunakan kedua tanggannya sebagai bantal. Matanya memandang ke atap kamar. Hanya warna putih, tapi Kyuhyun suka suasana kamar Kibum. "Aku bilang pada oemma kalau aku adalah kekasihmu."

Dan terjawab sudah pertanyaan Kibum. Tapi apa yang ibunya pikirkan sampai harus percaya dengan omongan Kyuhyun? "Kenapa kau lakukan itu?" Kibum tidak habis pikir.

Akan meletakkan piring berisi roti lapis itu di meja, Kyuhyun menghentikannya. "Itu makan siangku. Bawa ke sini!" Bangun dan meminta roti lapis yang dibawa Kibum. "Bawa ke sini!" perintahnya, memaksa Kibum membawa makanan itu padanya.

Sebelum menyerahkan makanan, Kibum bertanya lagi. "Apa maumu sampai harus membohongi eommaku?"

Tangan Kyuhyun masih menengadah, tidak berniat menjawab sebelum piring berisi roti lapis itu berada di tangannya. Ketika Kibum sudah menyerahkan makanan, Kyuhyun masih tidak menjawab. Lebih memilih memakan roti lapisnya dan mengabaikan Kibum.

"Dan kenapa kau memanggilnya Oemma juga?"

Kyuhyun meringis, memerlihatkan gigi-giginya yang putih bersih. "Karena aku kekasihmu, Oemma-mu adalah Oemma-ku juga." Kemudian kembali mengigiti roti lapis buatan ibu Kibum.

"Kau bukan kekasihku..."

Kyuhyun mengeleng-geleng. "Aku kekasihmu. Sejak..." Kyuhyun membuat gestur mengingat-ingat. "...sejak kau masuk ke ruang kesehatan tadi pagi." Dia meringis lagi. Mengulurkan setengah roti yang barusan digigitnya, ditawarkan pada Kibum. Pemuda itu bukan menolak, tapi tidak merespon. "Kibum, mulai sekarang kau harus menemaniku karena aku tidak punya teman. Kau juga harus melindungiku karena aku merasa banyak orang tidak suka padaku. Takutnya aku dicelakai mereka."

"Kau bukan kekasihku..." ulang Kibum.

"Tapi aku telah memutuskan untuk jadi kekasihmu. Kau tidak boleh mengingkari apa yang sudah kuputuskan terjadi di antara kita." Kyuhyun meninggalkan piring dan roti lapisnya di kasur. Berdiri, menghampiri tasnya, mengambil ponsel dan mengutak-atik ponsel itu. "Aku punya bukti kebersamaan kita kalau kau lupa." Setelah menemukan sesuatu, Kyuhyun mendatangi Kibum. Mendekat, sangat dekat. "Ini!" Dia tidak menunjukkan apa pun. Hanya menempel pada Kibum, mencium pipinya sambil mengambil foto secara cepat. "Nah...!" kemudian menunjukkan foto itu pada Kibum. "Kita memang sepasang kekasih." Dia tertawa-tawa sambil kembali meloncat ke ranjang dan memakan roti lapisnya.

Sebenarnya Kibum kaget, tapi dia berhasil menahan diri untuk tidak betindak di luar karakternya. "Kenapa kau melakukan ini padaku? Sudah kehabisan orang untuk kau kerjai?"

Tidak mau menjawab dengan jujur. Hanya menggeleng dan menambahkan beberapa kata tidak penting.

Kibum berusaha bersabar. Dia meletakkan tasnya, di kursi dekat meja belajarnya. Mengambil baju dari dalam lemarinya, kemudian masuk kamar mandi untuk ganti baju. Ketika dia keluar, ibunya ada di depan kamar. Dibawanya senampan penuh makanan dan minuman. Semuanya untuk Kyuhyun.

"Oemma, kenapa kau bawa makanan ke sini? Nanti kamarku jadi sarang serangga!" protes Kibum.

"Tidak akan. Aku akan makan dengan rapi." Kyuhyun membela diri.

Ibunya menyetujui. "Karena di rumahnya tidak ada orang, Kyuhyun belum makan dari kemarin sore."

"Sudah kukatakan padamu sebelumnya kalau orang tuaku sedang pergi. Pembantu di rumah sedang cuti hamil. Tidak ada orang, makanya aku belum makan." Kyuhyun mengeluh sampai-sampai menimbulkan rasa iba dari ibunya Kibum. "Oemma, semalam Kibum berjanji membawakanku makanan, tapi dia tidak datang," adunya. "Aku kelaparan..."

Setelah meletakkan nampan di atas meja kecil, ibunya menghampiri Kyuhyun. Kyuhyun memeluknya, ibunya mengelus kepalanya. Seperti ibu dan anak sungguhan. Kibum yang anak kandung sampai merasa iritasi melihat Kyuhyun melakukan kebohongan itu.

"Kibum tidak memerkenalkanku padamu, Oemma. Dia juga tidak memberitahukan alamat kalian. Aku sampai berfikir Kibum tidak serius denganku. Pasi punya kekasih lain. Pasti berniat segera memutuskanku..." katanya sedih.

Oh, kasihan... tapi Kibum tidak terpengaruh. Beda lagi dengan ibunya, yang langsung mengelus dan menepuk-nepuk lembut lengan Kyuhyun.

Adegan yang membuat Kibum makin iritasi. Ingin menyeret Kyuhyun dari rumah dan melemparkannya ke jalanan, tapi dia tidak sanggup. Belum sanggup lebih tepatnya. Karena masih ada ibunya di situ. Dia tidak pernah bertindak jahat di depan ibunya. Dia sangat menurut, sangat hormat, tidak melakukan hal-hal buruk demi menjaga keluarganya tetap punya nama baik.

"Kibum tidak akan seperti itu, Kyu. Mungkin dia hanya butuh waktu untuk berterus terang padamu." Ibunya mengelus lagi. Masih dengan memeluk Kyuhyun, dia melanjutkan. "Kita hidup berdua hampir seumur hidup Kibum sekarang, jadi aku tahu betul siapa dia. Kalau dia sudah memilihmu, tidak akan ada orang lain bisa menggantikanmu."

"Oemma..." Kibum protes. Dia tidak memilih Kyuhyun, tidak memilih siapa pun, harus mendapati ibunya berkata seperti itu pada Kyuhyun, jelas membuatnya geram. "...biar aku yang bicara dengannya!"

"Jangan buat dia meragukanmu!"

"Tidak akan."

"Jangan biarkan dia bersedih!"

"Tidak akan."

"Jangan biarkan dia berpikir kau punya idaman lain!"

"Tidak..." Kibum mengurungkan niat untuk mengulang jawabnnya. Dia bukan kekasih Kyuhyun dan tidak berencana memacari anak nakal itu. Dia tidak akan menjanjinkan apa pun. "Oemma..." Dengan sabar Kibum meminta waktu pada ibunya. "...aku akan bicara padanya."

"Baguslah," ibunya melepaskan pelukannya dari Kyuhyun. Mengambil nampan di meja, segera meletakkannya di pangkuan Kyuhyun. "Sembari kau bicara padanya, biarkan dia mengisi perutnya." Kyuhyun menerima makanan itu, meletakkannya tepat di depannya. Di atas kasur Kibum tentunya. "Makan yang banyak, biar tidak sakit."

"Kalau Kibum memerlakukanku dengan buruk, aku akan mengadu padamu, Oemma!"

Ibunya mengangguk, kemudian mulai meninggalkan kamar Kibum. Kibum yang mengikuti ibunya sampai ke pintu, masih bersabar. Ketika ibunya keluar, segera saja dia menutup pintu itu. Kesabarannya berangsur-angsur menghilang. Berjalan cepat ke hadapan Kyuhyun, merebut nampan beserta isinya, kemudian membawaya menjauh.

"Kibum... kau tak dengar oemma tadi bilang apa? Dia menyuruhku mengisi perut sampai kenyang. Kenapa kau mengambil makananku?"

Hendak merebut balik makanannya, tapi Kibum keburu menjauh. Kibum menarik meja kecil, meletakkannya di atas karpet bulu, kemudian meletakkan nampan itu di atasnya. Karena Kyuhyun mengerti kalau tindakan Kibum itu berarti larangan makan di atas kasur, dia menurut. Dia lapar, tidak ada gunanya berdebat sekarang. Dia melangkah turun dari ranjang, berjalan ke karpet, dan duduk di atasnya.

"Kau hanya perlu mengatakanya padaku 'sayangku, jangan makan di atas ranjang!' aku akan menurut. Tapi kalau kau main serobot, mana aku tahu apa yang kau mau." Kyuhyun melirik Kibum dengan genit. Segera mengambil sumpit, dan mencicipi satu makanan. "Sayangku, makanan yang dibuat oemma, enak sekali. Kau tidak mau coba?" tanyanya yang kemudian terkikik geli setelah melihat Kibum melotot horor ke arahnya.

"Setelah makan, aku mau kau keluar dari rumahku!"

Kyuhyun menggeleng. "Sudah kubilang kalau di rumahku tidak ada orang. Aku tidak mau tinggal sendirian. Biarkan malam ini aku menginap di sini!"

"Tidak semua orang bisa kau bohongi!" Kibum salah satu orang yang tidak bisa dibohongi itu. "Keluar setelah makan atau aku yang menyeretmu keluar!"

"Memangnya kau bisa?" Kyuhyun menantangnya. "Aku melihat kau terlalu patuh pada oemma, meski sifatmu yang sebenarnya tidak sepatuh itu. Oemma tidak akan membiarkanmu membawaku keluar dari sini. Dia terlalu sayang dengan calon menantunya yang tampan ini walau kita baru bertemu beberapa saat yang lalu." Dengan pedenya mengatakan hal-hal yang membuatnya menang.

"Kita lihat saja nanti!"

Tidak begitu peduli dengan tantangan yang disambut Kibum, Kyuhyun melanjutkan makannya. Menikmati surga makanan yang dibuat ibu Kibum, seperti dia tidak pernah memakan makanan seperti itu sebelumnya.

.

.

Kibum tidak berada di kamar selama setengah jam. Kyuhyun tidak peduli. Setelah menghabiskan makanan, dia tidak membersihkannya. Masih meninggalkan bekasnya di meja yang sama. Berpindah menjelajahi kamar Kibum. Melihat berbagai barang, menyetuhnya, menghafal letaknya, dan kadang memindah-mindahkannya. Dia menuju lemari Kibum, melihat-lihat isinya. Mulai dari tumpukan, yang digantung, yang disembunyikan dalam laci-lacinya, dan memutuskan mengambil baju untuknya sendiri. Pergi ke kamar mandi, dan keluar dengan pakaian Kibum menempel di tubuhnya. Memang besar, tapi terasa pas di badan.

Sudah sejam, tapi Kibum masih belum masuk kamar. Sebenarnya tengah berbuat apa pemuda itu? Mau tidak peduli lagi, tapi Kyuhyun kesepian. Mau keluar dari kamar dan memanggil Kibum, tapi mungkin Kibum memang sedang mengerjakan sesuatu yang penting. Jadi, Kyuhyun memberinya waktu tambahan. Dia memutuskan naik ke ranjang. Merebah, memejamkan mata, kemudian kehilangan kesadaran. Tidur.

.

.

Kyuhyun mendengar pintu dibuka, dia yakin itu Kibum, makanya dalam tidurnya dia tidak terlalu memermasalahkannya. Tapi menit berikutnya, tangannya ditarik, kesadarannya pun ikut tertarik dalam alam tidur. Masih linglung, membuatnya pening, rasa-rasanya tubuhnya lemas.

"Kau keluar sekarang!" Kibum berkata tegas.

Belum bisa menjawab karena dalam masa transisi. Lengannya ditarik kasar. Samar dia melihat Kibum juga mengambil jaket dan tas sekolahnya. Menariknya keluar kamar, menuruni tangga, kemudian membuka pintu depan. Dia mendorongnya keluar rumah. Tas dan jaketnya di lempar ke lantai.

"Aku bukan orang yang tepat untuk kau kerjai. Cari orang lain sana!" bentak Kibum. Meski suaranya rendah, nadanya tinggi. "Jangan lagi datang ke sini, apalagi untuk mengganggu oemmaku!" pintu ditutup kasar.

Kyuhyun baru mendapatkan kesadaran sepenuhnya. Dia berusaha menerobos, tapi pintu rumah telah dikunci. Dia memanggil ibunya Kibum, tapi tidak dapat jawaban. Agaknya Kibum dapat kemenangannya.

"Baru hari pertama, kau sudah mengusirku. Tapi ingat saja, aku tidak menyerah sedemikian mudah!" Kyuhyun bermonolog sebelum dia mengambil barang-barang yang dilempar Kibum ke lantai, kemudian meninggalkan rumah itu.

TBC

Ternyata membuat cerita anak sekolahan itu sulit. Padahal aku juga pernah sekolah, cuma sudah lupa rasanya. Tapi sebentar lagi juga mau sekolah lagi. Doakan diterima, ya. Biar nanti aku bisa menyapa kalian dari negara lain.