Disclamire
Nor Even Wish
Masashi Kishimoto-Sama
Alternative Universe

X-MEN : DARKER

©LONGLIVE AUTHOR

CHAPTER : RAHASIA

Gaara baru saja kembali setelah enam belas jam perjalanan dari Kumo. Pelantikan Darui kemarin tidak menjadi akhir dari kunjungannya di Negara itu. Tapi kunjungan-kunjungan lain yang menguras tenaga dan pikiran juga harus ia lakukan. Gaara tidak suka formalitas. Ia kembali ke kediaman pribadinya sore itu. Temari dan Kankurou kedua saudaranya sedang ada dirumah. Ada apa gerangan? Gaara bertanya-tanya. Tidak biasanya mereka berkumpul di rumah jika tidak ada sesuatu yang begitu penting.

Ia berjalan menuju kamarnya dan ia perlu membersihkan diri. Ia lelah dan sepertinya dia akan melewatkan makan malam. Dibawah pancuran air panas ia memejamkan matanya. Merasakan aliran air yang terjatuh di lekuk tubuh proporsionalnya. Ia bisa saja tertidur dibawah guyuran air karena sangat kelelahan. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan mandinya dan pergi ke tempat tidur. Baru saja ia keluar dari kamar mandi, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Gaara, kami menunggumu untuk makan malam." Terdengar suara Temari dari luar pintu kamarnya.

"Aku lelah Temari, aku akan melewatkan makan malam." Jawab Gaara tanpa membuka pintu.

"Kita kedatangan tamu," Kata Temari. "Aku mengundang Nezumi untuk makan malam bersama." Gaara menghembuskan napasnya lelah.

"Baiklah."

Gaara menuju ruang makan dengan wajah lelah seadanya. Rumah mereka tidak begitu besar, sarat akan nuansa bangunan timur. Di desain khusus untuk Negara dengan padang pasir. Di meja makan sudah ada Temari, Kankuro, dan juga Nezumi. Nezumi adalah staf Temari di divisi Hubungan Luar Negeri di Dewan. Selama empat bulan terakhir Nezumi tiba-tiba saja dipindah tugaskan menjadi sekretaris Gaara. Ide kakaknya memindahkan Nezumi. Gaara tidak berkomentar ataupun menolak. Perempuan itu sangat pemalu dan Gaara punya firasat kalau Temari berusaha menjodohkan dia dengan Nezumi.

"Bagaimana kunjunganmu ke Kumo?" Tanya Temari.

"Bagus, aku bertemu dengan tunanganmu disana." Jawa Gaara melahap makan malamnya malas-malasan.

"Shikamaru? Hm, aku tidak tahu kalau dia ikut." Balas Temari. Padahal sebenarnya ia sudah tahu kalau Shikamaru ikut, tapi dia hanya basi-basi untuk membuka pembicaraan. Temari melirik Kankurou yang duduk disebelahnya. Mencoba memberi isyarat agar membantunya membuka obrolan lain.

"Well Gaara,"ujar Kankuro kikuk, ia bingung harus bicara apa. Gaara memperhatikannya, dan itu membuatnya semakin bingung.

"Well, aku harus mengatakan ini, sebenarnya Temari sudah menentukan tanggal untuk pernikahannya," Temari melotot, karangan macam apa itu?! "—dengan persetujuan Shikamaru tentunya." Sambung Kankuro

"Ah, selamat…" Pekik Nezumi senang.

"Benarkah? Kapan itu?" Tanya Gaara, adik mereka itu terlihat lebih cerah sekarang. Kankuro menatap Temari meminta tolong. Temari berusaha menahan wajahnya agar tidak terlihat kesal.

"Sekitar, musim semi. Kami nanti akan mengumumkan tanggal pastinya tapi kuharap ini masih rahasia kita saja." Temari mengarang bebas. Sedangkan Gaara hanya mengangguk kemudian melanjutkan makan malamnya.

"Temari akan segera menikah, kau kapan Gaara?" Tanya Kankuro tiba-tiba. Temari memperhatikan wajah Nezumi, gadis itu sedikit membenamkan wajahnya ketika mendengar pertanyaan itu.

"Aku akan menunggumu menikah duluan." Timpal Gaara. Kankuro terlihat kesal, adiknya itu tahu saja bagaimana menimpali seseorang.

"Tentu saja, aku berencana meminang kekasihku. Aku rasa Suna tidak kekurangan perempuan." Jawab Kankuro, Gaara tentu saja tahu kemana maksud pembicaraan ini. Pemindah tugasan Nezumi menjadi sekretarisnya, undangan makan malam. Ia tidak akan diangkat menjadi Ketua Dewan Tinggi Mutan jika sebodoh itu.

"Hm, ada rekomendasi untukku Kankuro?" Pancing Gaara.

"Yah, beberapa." Kankuro melirik Nezumi.

Memang terlihat seperti Gaara telah memberikan lampu hijau untuk kedua kakaknya menjodohkannya dengan Nezumi. Tapi ia tidak terlalu memikirkan itu. Sepanjang sisa makan malam Temari terus memancing Nezumi untuk berbicara. Tapi apa daya, dia adalah seorang perempuan pemalu yang sebenarnya cukup manis. Gaara tahu Nezumi adalah perempuan yang baik, sangat baik malah. Setelah makan malam mereka mengantarkan Nezumi sampai ke depan rumah. Perempuan itu membawa mobilnya sendiri dan menolak keras untuk di antar. Padahal itu adalah salah satu siasat Temari dan Kankuro agar Gaara mengantarnya. Setelah itu dengan segera Gaara menuju kamarnya.

"Jika mereka menikah, sudah pasti mereka adalah pasangan paling membosankan di dunia." Komentar Kankuro.

"Itu sudah pasti." Gaara menghilang dari pandangan mereka.

-04.25 AM-

Garaa…

Garaa…

Pria berambut merah itu membuka matanya, mengerjapkannya beberapa kali. Ia menoleh kearah jendela. Masih gelap pikirnya. Kemudian ia mendengar suara getaran dari ponselnya. Seseorang meneleponnya.

"Ada apa?" Tanya Gaara.

"Dia sudah datang, Sir." Gaara tersenyum senang. "Tapi ada sebuah situasi yang harus kami sampaikan, sebaiknya anda datang kemari."

Bahkan tanpa mengganti pakaiannya Gaara langsung mengambil mantel dan menuju mobilnya. Meninggalkan Mansion Sabaku bersaudara itu. Suna, negerinya Gaara itu sedang mengalami iklim yang abnormal akhir-akhir ini. Ia tahu bahwa Suna akan sangat terik bahkan mulai dipagi hari namun sangat dingin dimalam hari. Tapi sudah semenjak awal musim angin jauh lebih kencang, matahari baru benar-benar terik pada pukul sepuluh pagi dan kembali menghilang ditutup awan pada petang hari. Suhu di malam hari jauh lebih menusuk dari yang pernah ia rasakan.

Ia sampai di bangunan tua yang biasa ia kunjungi seminggu sekali itu. Menuju sebuah pintu reot yang didalamnya terdapat sebuah lift dan area property rahasia milikinya. Sesaat setelah ia sudah disterilisasi ia masuk kedalam ruangan khusus.

"Bagaimana keadaan disini?" Tanya Gaara begitu ia masuk. Empat orang berada di pos nya masih berkutat dengan komputer dan beberapa peralatan medis yang terhubung pada pasien sedangkan dua orang lainnya kini tengah berdiri tak jauh dari ranjang pasien. Gaara langsung bergegas menuju ranjang untuk menemui dua orang kepercayaannya. Namun ada sedikit yang janggal, salah satu dari mereka adalah seorang wanita berambut pirang panjang. Diikat rendah begitu saja.

"Tuan Gaara!" Ujar si Pria yang menyadari kehadirannya.

"Ini Nona Tsunade Senju, Agent kita baru kembali tengah malam tadi." Wanita itu berbalik. Ia jauh lebih muda dari yang dibayangkannya. Ia memakai terusan tanpa lengan berwarna hijau dan celana tiga perempat berwarna putih. Seharusnya dia berumur hampir enam puluh tahun, tapi ia lebih pantas jika disebut wanita dewasa.

"Mengirimkan seorang kakek tua menyebalkan dan mengalahkanku berjudi maksudmu, itu tidak adil. Aku kalah taruhan dan aku harus terbang ribuan kilo meter kemari." Ujar wanita itu.

"Aku pikir kau…"

"Tua?" Potong Tsunade. "Kau pasti belum pernah bertemu dengan mutan yang bisa mengendalikan regenerasi sel." Kata Tsunade lagi.

"Oh maafkan aku, aku Gaara. Sebenarnya aku yang memintamu datang kemari." Gaara memperkenalkan dirinya.

"Sabaku Gaara dari Negeri Pasir. Aku tahu fotomu sering dipajang di koran-koran. Kuakui kegigihanmu dalam mencariku. Aku bertanya-tanya proyek apa yang dikerjakan oleh Ketua Dewan Tinggi Mutan sehingga harus sebegitu dirahasiakan?"

"Ini bukan sebuah proyek Nona Senju, dan perempuan yang terbaring di depanmu ini bukanlah sebuah percobaan, dia hanya seorang pasien, dan aku membutuhkanmu untuk memeriksanya. Kau memiliki kemampuan Biokinesis yang tidak bisa kutemukan pada mutan lain. Aku membutuhkanmu. Kuharap kau bisa membantu." Jawab Gaara.

"Well, dia pasti adalah pasien yang sangat istimewa." Balas Tsunade. Gaara mulai bisa membaca karekter dari wanita didepannya ini. Sudah jelas kalau Tsunade benar-benar ingin tahu dia sedang berurusan dengan apa. Delapan tahun lalu, sejak pertama kali ia membawa pasien ini, Gaara tidak pernah memberitahukan siapapun bahkan dokter-dokter yang berada disini tidak tahu siapa perempuan yang menjadi pasien mereka itu.

"Tentu." Jawab Gaara. "Tapi lebih baik kita mengetahui keadaannya saat ini." Gaara menoleh pada dokter yang memeriksa pasiennya.

"Begini Tuan Gaara, terjadi perubahan fisik yang signifikan pada pasien." Sang dokter mengawali. Kening Gaara sedikit berkerut mendengar pernyataan itu. Empat hari yang lalu sebelum ia pergi ke Kumo ia menyempatkan untuk datang kemari dan tidak terjadi apa-apa. Gaara mengalihkan pandanganya pada si pasien.

"Seluruh kinerja organ vitalnya masih sama seperti terkhir kali anda kemari, namun terjadi aktifitas otak yang cukup signifikan. Hal itu sekitar dua puluh empat jam semenjak anda mengunjungi tempat ini. Semenjak itu terjadi perubahan fisik secara perlahan terhadap pasien. Ada perubahan warna pada kulit pasien, kulitnya tidak sepucat kemarin. Namun yang paling mengejutkan adalah," sang dokter membuka mata pasien dengan tangannya yang dibalut oleh sarung tangan karet. Tangan kirinya memegan sebuah senter yang mengarah tepat pada seluruh permukaan matanya. "ada perubahan warna pada iris matanya. Sebelumnya warnaya berwarna emerald dan lebih hijau, memang tidak banyak namun sekarang hijaunya lebih muda, dan yang tidak aku mengerti rambutnya mulai berubah warna, kami baru menemukannya beberapa jam yang lalu setelah kami mendapat kabar bahwa Nona Senju sudah berada di Suna. "

Benar saja, sekitar lima senti dari akar rambutnya mulai berubah warna menjadi kemerahan.

"Sir," panggil sang dokter, Garaa menoleh, "aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi warna rambut dan matanya berubah menjadi seperti rambut dan mata anda."

Sementara itu di kediaman Sabaku, pagi itu Temari dan Kankurou mendapati kamar Gaara kosong. Bahkan untuk orang setliti Gaara ia lupa tidak menutup pintunya. Kamarnya pun masih dalam keadaan berantakan. Insting Temari sebagai seorang perempuan merasa khawatir.

"Amae, apa kau melihat Gaara?" Tanya temari pada salah satu pekerjanya.

"Tidak Nona, Tuan Gaara berangkat pagi-pagi sekali. Dia tidak bilang mau kemana. Aku pikir ada maling yang mebobol masuk ternyata tuan Gaara pergi dengan mobilnya."

Tidak biasanya—Temari mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan singkat padanya.

'Jika urusanmu sudah selesai, segera telepon aku.'

Belum ada dua belas jam Tsunade berada di Suna. Ia kini berhadapan dengan sesuatu yang tidak ia mengerti. Mutan muda itu, Gaara belum memberithunya sama sekali. Tsunade mempunyai firasat bahwa dokter-dokter yang berada disini pun tidak tahu siapa perempuan ini. Gaara kini sedang berkutat mendengarkan penjelasan dari salah satu dokter yang menunjukan laporan fisik pasien mereka ini. Sebenarnya sudah berkali-kali Gaara memintanya untuk beristirahat di hotel, namun ia tidak akan bisa beristirahat dengan tenang sebelum berurusan dengan apa. Lebih baik ia menuntaskanya sekarang.

Tsunade mengalihkan pandangannya kembali pada pasien di depannya. Perempuan ini masih muda tak jauh berbeda dengan Gaara sendiri. Dari informasi yang ia dapatkan bahwa perempuan ini sudah koma selama hampir delapan tahun, yang ajaibnya baru enam puluh jam yang lalu terjadi reaksi besar-besaran. Setelah selama itu. Perubahan warna pada iris mata, rambut, dan kulit bukanlah sesuatu yang normal terjadi pada manusia biasa. Mutan kelas apa yang bisa memunculkan reaksi itu?

Sudah bertahun-tahun Tsunade tidak memakai kemapuannya untuk hal apapun. Ia bahkan sudah hampir lupa bahwa ia adalah seorang mutan yang memiliki kemampuan biokinesis. Ia bisa memanipulasi dan mengendalikan semua hal selama itu unsur organik. Kemampuannya bisa menyembuhkan dan merusak jaringan. Gaara ingin dia memeriksa pasiennya hingga dia mencarinya kemana-mana. Ada sesuatu yang terjadi pada perempuan ini. Tsunade mengulurkan tangannya yang terbalut sarung tangan pada kening si perempuan. Merasakan hangatnya aliran darah yang masih tersisa disana. Perlahan tapi pasti Tsunade merasakan segala hal yang terjadi dalam tubuh pasien itu seiring ia menutup mata. Tsunade adalah yang paling hebat dalam biokinesis. Ia sendiri tak pernah mendengar nama lain selain dirinya diseluruh negeri yang memiliki kemampuan biokinesis. Tak hanya menyembuhkan dan merusak jaringan sel. Ia bisa meregenerasi bahkan mengetahui trauma apa yang telah terjadi pada seseorang. Kemampuan biokinesisnya sudah melampaui yang bisa dibayangkan manusia.

Tsunade terksiap. Ia mendapati bahwa regenerasi sel telah terjadi pada seluruh organ vital pasiennya ini. Terdapat riwayat luka yang parah pada hampir setip organ ditubuhnya. Namun yang paling mengerikan adalah jantung dan otaknya. Dari semua sel yang hampir seluruhnya sembuh. Masih trauma besar pada jantung dan otaknya. Seolah sesuatu telah ditembakkan tepat dijantungnya hingga seharusnya ia sudah mati. Namun jantungnya bertahan dan menyembuhkan diri. Sedangkan di otaknya. Tsunade tidak pernah melihat otak seperti ini seumur hidupnya. Otak seaktif ini seharusnya berada lebih dari dua puluh lima persen pemakaian kapasitas otaknya. Aktifitas terakhir adalah perubahan warna kulit, rambut, dan iris mata. Tsunade sedikit tidak untuk hal ini. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu. Ia melihat berkeliling. Hampir semua dokter dan petugas yang menjaga tempat ini memakai sarung tangan. Hanya ia dan Gaara yang tidak. Ia jelas tidak membutuhkan sarung tangan, karena akan menghalangi pemeriksaan. Kemudian ia memperhatikan Gaara. Bisa jaditerakhir kali Gaara mengunjungi tempat ini ia menyentuh pasien tanpa menggunakan sarung tangan dan pasien ini menduplikasi gen milik Gaara. Semuanya masuk akal. Ia hanya butuh satu pembuktian.

"Aku ingin pasien ini di cek darah. Aku ingin pemeriksaan ulang. Golongan darah dan semuanya." Ujar Tsunade tiba-tiba. Semuanya memperhatikan dengan seksama.

"Baikah." Ujar salah satu dokter.

"Tapi tidak hanya pasien ini. Tapi juga Gaara." Ujar Tsunade lagi. Semua mata menuju pada Mutan berambut merah itu.