Disclaimer: I am not own Everything

The Girl Who Lived

Prologue

Albus Dumbledore duduk berhadapan dengan sang guru ramuan, Severus Snape. "Kepala sekolah, ada yang ingin kau bicarakan"tanya guru ramuan yang terkenal tegas itu. Pria tua bernama Albus Dumbledore itu membetulkan kacamata setengah bulannya.

"Severus,"kata Albus pelan. "Sudah waktunya bagiku, untuk memberikan kebenaran padamu, memberikan kenanganmu". Pria berambut sebahu itu mengernyitkan dahinya. Albus mengeluarkan sebuah tabung berisi ingatan dalam bentuk cairan berwarna terang. "Severus,"kata Albus Dumbledore.

Dengan ragu - ragu, Severus atau yang lebih dikenal dengan sebutan professor Snape itu mengambil tabung kecil itu. Ia mengetuk tutup botol sihir tersebut dan membiarkan cairan itu menghilang di atas kepalanya.

Ingatan pertamanya adalah pernikahannya dengan Lily Evans. Ia dan gadis teman semasa kecilnya berdiri berhadapan menggengam tangan wanita yang akan menjadi istrinya itu dengan lembut. Bel lonceng pernikahan berbunyi menandakan mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri. Diantara para undangan terlihat Remus Lupin yang ikut bahagia dengan Lily dan Severus, Juga Sirius Black yang tampak mencoba menghibur sahabat kentalnya James Potter yang tengah mencoba berbesar hati.

Ingatan lain menariknya, Kali ini ia dan Lily berada di kediamannya, di SpinnerEnd. Lily terlihat menggendong bayi perempuan kecil yang memiliki bola mata yang sama dengan ibunya. Severus berdiri disamping istrinya sambil mencoba membuat putrinya tertawa.

Ingatan yang lain kembali menariknya.

"Lily, kau dan Serena bersembunyilah di Godric Hollow. James akan melindungimu."pinta Severus. Lily yang mendengar hal itu menatapnya dengan pandangan horor. "Severus, kau tidak bisa memintaku untuk meninggalkanmu"kata Lily setengah tak percaya. Serena Aileen Evans yang berada di pangkuan Lily merasakan ketidaknyaman ibunya membuatnya hampir menangis. Severus yang menyadari itu segera menggendong Serena ke dalam pelukannya. "Lily, Cintaku aku mohon. Aku dan Albus percaya bahwa Pangeran kegelapan akan semakin kuat. Potter akan membuatmu dan Serena aman"kata Severus

Ketika Severus Snape membuka matanya, Ia hampir menangis. "Albus, apa yang kau lakukan?"tanya Severus yang menahan amarahnya. "Severus aku percaya kau ahli Occlumency yang ulung, tapi kita tidak bisa mengambil resiko"jelas Albus tenang. Severus terdiam dan memutuskan sesuatu.

"Dimana Serena sekarang?"tanya Severus tajam.

"Bersama Keluarga Dursley. Kau sudah memutuskan untuk mengambil Serena, Severus. Menempatkan Serena disana merupakan keputusanku yang sembrono tapi perlu untuk perlindungannya."Jelas Albus. "Aku rasa lima tahun adalah waktu yang cukup. Bawa Minerva bersamamu bila kau ingin mengambil Serena"

Privet Drive

Seorang gadis berusia tujuh tahun, baru saja kembali dari rumah Nyonya Arabella Figg. Satu - satunya wanita tua yang memberikan perhatian. Paman dan Bibinya juga sepupunya cenderung menganggapnya tidak ada. Gadis yang memiliki bola mata hijau dan berambut hitam panjang yang kini terikat rapi dengan dengan sirkam mutiara antik tersemat pemberian nyonya Arabella Figg.

Begitu ia kembali, Serena segera menyiapkan makan malam. Vernon Dursley yang baru saja kembali dari kantor menyadari sirkam mutiara yang ada di kepala Serena, segera menarik rambut gadis itu. "Kau, darimana kau mencuri hiasan rambut ini"bentak Vernon. "Aku tidak mencurinya. Nyonya Figg yang memberikannya untukku"jelas Serena menahan sakit. Vernon menarik gadis itu ke pekarangan rumah hingga membuat gadis berusia tujuh tahun itu menangis.

Severus Snape yang diikuti Minerva Mcgonagall yang menyaksikan tersebut langsung berlari. "Lepaskan tanganmu dari rambut putriku"kata Severus tajam. Ia ingin sekali menggunakan salah satu dari tiga kutukan tak termaafkan pada pria bundar ini. "Siapa Kau? Anak ini mencuri"kata Vernon.

"Aku tidak mencuri. Nyonya Figg yang memberikannya padaku"kata Serena terisak. Minerva membelai rambut Serena lembut. "Severus, Biar aku yang mengurus ini. Kau bawa Serena dan keperluannya. "kata Minerva.

Severus menggendong Serena yang masih menangis. "Tuan apa benar kau ayahku?"tanya Serena.

"Iya sayang. Tunjukkan kamarmu"kata Severus. Untuk kesekian kalinya Severus dibuat murka, 'Para Muggle ini membuat putrinya tidur dibawah tangga'. Menahan kekesalannya ia segera bertanya apa ada barang yang ingin ia bawa. Serena hanya menggelengkan kepalanya. "Tuan, Ayah kenapa anda baru datang sekarang"tanya Serena polos.

Severus mengecup kepala putrinya. "Aku akan menjelaskan padamu nanti. Nah Sekarang tutup matamu"kata Severus yang masih menggendong Serena dan berapprate ke kediaman Minerva.

Begitu sampai di ruang tamu Mcgonagall, Severus segera menidurkan Serena di sofa. Gadis itu mirip sekali dengan Lily meskipun ia memiliki rambutnya. Pertama, ia harus membawa Serena ke Hospital wings di Hogwarts. "Ayah, apa yang kita lakukan barusan?"tanya Serena.

"Itu Sihir, Aku dan ibumu penyihir."kata Severus.

"Tapi kata Bibi Petunia, Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan"jawab Serena.

"Tidak sayang. Ibumu meninggal karena melindungimu. Sekarang kita akan Hogwarts, sekolah bagi para penyihir yang memasuki usia 11 tahun."kata Severus menggandeng tangan Serena dan menggunakan jaringan Floo menuju Hospital Wings.

Serena langsung terjatuh begitu sampai di Hospital Wings. "Untuk yang pertama kali memang tidak menyenangkan"kata Severus sambil membantunya berdiri. "Poppy"panggil guru ramuan itu. Ia segera mendudukan Serena ke salah satu kasur.

"Severus ada apa?"tanya Madam Pomfrey.

"Bisakah kau memeriksanya? Dia putriku"kata Severus. Madam Pomfrey memberikannya draught living death membuat Serena tertidur. Minerva kembali dengan menggunakan jaringan Floo. "Jangan khawatir, Keluarga Dursley tidak akan menganggu lagi. Dumbledore memastikan itu."kata Minerva.

"Kenapa ia menempatkan Serena dari awal?"tanya Snape getir.

"Perlindungan darah. Ketika Lily meninggal ia memberikan perlindungan pada Serena, untuk menguatkan perlindungan itu. Ia harus tinggal bersama Petunia untuk sementara waktu tapi aku pikir sudah cukup Serena tinggal bersama mereka"Jelas Dumbledore yang baru tiba dan berdiri disamping tempat tidur Serena.

"Ia kekurangan gizi,tanda kekerasan, ia terlalu kurus"kata perawat sekolah tersebut. "Aku akan kembali ke Spinner End, menyiapkan ramuan Gizi dan kamar untuknya"kata Snape sebelum meninggalkan Hogwarts dengan menggunakan jaringan Floo.

Severus Snape kembali ke tempat tinggal yang sudah tidak ia tempati semenjak Lily meninggal. "Minsky"kata Severus memanggil peri rumahnya.

"Tuan memanggil Minsky"kata Peri Rumah yang segera muncul dihadapan guru ramuan tersebut.

"Aku ingin kau membersihkan tempat ini"titah pria berambut hitam tersebut.

"Severus, kau kembali?"suara yang amat dikenali menyapa pendengarannya. "Lily?"kata Severus tak percaya. Ia pun mencari asal suara tersebut.

"Di dapur Sev"kata Lily lagi.

Ahli ramuan itu segera melangkah ke dapur. Indera pengelihatan segera dikejutkan oleh lukisan Lily. "Lily! apa yang kau lakukan? Kau tahu membuat lukisan dan menyimpan sedikit jiwamu itu berbahaya"omel Snape.

"Ya ya ya.. Aku hanya ingin ada berada kau dan Rena."jawab Lily "Kau tidak mulai mendekorasi?"

Severus Snape hanya menghela nafas sebelum ia menuju ke kamar yang memang telah disiapkan. Dengan ayunan tongkat sihirnya, ia mulai mendekorasi kamar Serena. "Hijau Sev? Slytherin?"kata Lily yang hendak protes.

"Bukan Hijau dari warna matamu dan putri kita "jawab Severus.