Sebagai seorang korporal muda, Fang tentu saja tidak terima apabila popularitasnya dikalahkan oleh Boboiboy yang notabene hanya seorang kadet. Bodoamat kalau si pemuda elemental marah. Toh, ini juga bukan salahnya kalau ia cemburu.

Cemburu

Didedikasikan untuk FangBoi yang makin sepi

Setting cerita episode 19 Boboiboy Galaxy yang greget

Dari awal Fang sudah cemburu. Boboiboy merebut segalanya darinya. Hatinya, cintanya, perhatiannya-ups, yang paling utama sih popularitasnya. Dengan kejam Boboiboy menggeser peringkat Fang menjadi kedua terpopuler.

Fang mogok bicara sejak itu. ia kesal, tapi melihat sang kekasih mendadak murung juga membuatnya khawatir. Apa boleh buat, ini karena Laksamana Tarung yang memuji Boboiboy habis-habisan dan Komandan Ko Ko Ci yang menunjukka grafik popularitas.

Hati sang pemuda elemental galau habis. Segalau hati autor yang tidak pernah berhasil membuat Boboiboy tampak manly. Mendengar Fang tertawa sadis saat percaya bahwa ia bisa menggeser peringkat setelah mengungkap kasus Power Sfera palsu menyakiti hatinya.

"Hellow, apa-apaan coba Fang mendadak marah gitu. Aku salah apa," gerutu Boboiboy. Gopal hanya berniat mendengarkan tanpa ingin membalas gerutuan dari sahabatnya.

"Kalau aku lebih populer terus dia kalah gitu? Fang tetap nomor satu di hatku tauk," lnjutnya sambil menggembungkan pipinya.

Setelahnya, ketika ia dan Gopal serta Ochobot berjalan mengikuti Fang, ia mendengar Fang bermonolog sambil tertawa girang. Oke, Fang dan popularitas lebih menjijikkan dari makanan aneh yang dijual oleh alien tadi.

Boboiboy ingat dengan jelas saat Fang elindunginya dengan bayangan hitam saat robot Boboiboy menyerang dengan brutal.

'At least pujaan hati masih sayang' batin Boboiboy senang.

"Aku memang populer," seru Fang dengan semangat kala Laksamana Tarung memuji tindakannya.

Kala semua orang masih sweat drop dengan kelakuan sang korporal muda, dengan santainya Boboiboy berucap,

"Yang penting dia bahagia."

Setelah itu Fang hanya tersenyum kecil menatap sang kekasih hingga mereka sampai ke markas TAPOPS berkedok laundry.

"Boboiboy," panggil Fang lembut. Yang dipanggil menoleh sebentar lalu kembali berjalan menuju kamarnya dan Gopal.

"Maaf tafi aku emosi. Aku tahu kamu khawatir tapi aku malah nepis tangan kamu," ujar Fang. Berusaha meraih tangan sang kekasih tapi ditolak.

"Boi… kamu jangan ngambek lagi. Kamu harusnya uda hafal kelakuanku, kan?"

Booiboy akhirnya terdiam. Lalu ia menoleh ke belakang dan pria berambut landak itu menemukan pipi kekasihnya basah.

"Astaga!" Fang langsung memeluknya. Mengusap kepalanya penuh sayang da menenangkannya.

"Aku—kesal. Kamu sama sekali—gak bisa..meng—hargai aku."

"Maaf. aku gak bermaksud. Itu naluri."

"Tapi janji ya..jangan begitu lagi. Aku emang lebih populer dari kamu. Jadi terima aja."

"Iya deh. Tapi, gak janji –aw!"

Pukulan diterima di perut. Sementara Fang meringis, Boboiboy menciumi pipi sang kekasih.

"Tapi…kan aku nomor satu. Di-diatas kamu.."

"Lah terus?"

"Boleh dong. Malem ini kita…em…ganti posisi."

Permintaan Boboiboy membuat Fang mengorek telinganya. Takt-takut salah dengar.

"Tukar posisi? Ogah."

Fang mendadak menghujami Boboiboy dengan ciuman. Lumatan kasar diberikan. Lidah mengeksplorasi mulut tidak siap. Tangannya langsung merayap ke tubuh langsing sang kekasih.

"Tunggu-kita masih di koridor," protes Boboiboy.

Fang terdiam lalu melihat sekeliling. Ia kemudian menyeret pemuda yang lebih kecil darinya itu segera ke kamar kadet.

Pintu ditutup dan dikunci, mencegah Gopal masuk dan dengan segera Fang membuka sleting jaket dan menyingkap kaus hitam Boboiboy. Puting dipilin dan dijilat. Diemut lembut yang menyebabkan lenguhan lolos dari bibir tipisnya.

Puas dengan dada polos Boboiboy, ia beralih melepaskan celana kekasihnya beserta celana dalam yang mengganggu pemandangan. Ia langsung membuat Boboiboy menungging, lalu dengan cekatan ia menurnkan celananya sendiri dan mengusap kejantanannya pelan.

Jari dimasukkan ke dalam lubang mungil. Boboiboy tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa mengatupkan mulutnya rapat-rapat agar desahannya tidak terdengar keluar. Setelah dirasa cukup, Fang langusng saja memasukkan miliknya kedalam lubang Boboiboy. Menghentakkannya keras.

"Ah! Fang! Fang! Fang!"

Fang hanya menyeringai lalu menciumi pemuda kesayangannya dengan penuh kasih sambil terus memperhatikan temponya. Cukup lama sampai mendadak Boboiboy tidak bisa menahan ledakan dari miliknya. Meyembur mengotori sprei, Fang hanya mengumam tidak jelas diperpotongan leher Boboiboy lalu perlahan ia mengeluarkan miliknya.

"Eum…? Kenapa dikeluarkan? Ah." Ucapan Boboiboy terpotong oleh air mani Fang yang mendadk menyembur mengenai pantat mulusnya.

"Sengaja sayang."

Fang kembali menciumi Boboiboy. Lalu bergumam dalam hati,

Kalau ada yang harusnya cemburu, itu adalah pria diluar sana yang tidak bisa merasakan Boboiboy dan kemanjaannya saat kau mendadak mengeluarkan milikmu saat kau baru saja menubruk spotnya. Haha.

Ya gitu aja la.

A/N: astaga sorry buat yang ngarepin lebih dari ini. Cuma 600 words dan gua gamau bikin lebih dari ini. fantasi liar gua uda dibagikan yak hehe. Tunggu fic FangBoi yang settingnya ep 20 ya. Otw dalam beberapa hari setelah gua bisa bikin yang lebih banyak dari ini. Cuma pembukaan aja sih sebenarnya. Soalnya FangBoi terlihat agak miris setelah ultah Fang lewat. Oke la. Makasih buat yang uda baca. Love you guys.

Omake

"Fang."

"Iya?"

"Kok kamu gamau sih kalo aku ajak selfie?"

Fang terdiam dan manik rubynya langsung menyasar smartphone Boboiboy dimana akun instagram terpampang disana.

"Aku gamau aja. Foto sama Halilintar kan uda pernah. Sama Thorn terus Api dan Taufan juga uda pernah pas aku ulang tahun. Masih kurang? Lagipula aku selalu ikut kalau selfie rame-rame."

"Yah kan aku maunya foto selfie. Bukan difotoin orang. Yang kamu sebutin semua itu bukan selfie tauk," protes Boboiboy.

"Yasudah. Kapan-kapan aja ya kalo Monsta merestui."

P.S: mungkin ada yang belum tahu, tapi Boboiboy punya instagram dan usernamenya itu boboiboy disana banyak official art. Banyak juga yang Boboiboy bareng Fang. Kudu banget di ss atau di save. Bikin hati melting hehe.