Tittle :Ahjussi
Chapter : 10 FIN
Cast : Kim Jong In, Oh Sehun, Kim Jun Myeon, Park Chanyeol , Do Kyung Soo, Byun Baekhyun
selama 10 tahun tak menyadari identitasnya yang ia ingat hanya namanya, dan selama 10 tahun pula seorang kim jong in harus merasa hidup bagaikan di neraka. keputus asaan membawanya kedalam sebuah cerita bahagia. Jong In tak pernah menyangkah setelah 10 tahun ia akhirnya bisa bertemu dengan keluarga satu-satunya. meski perjalanan panjang menantinya. Jong In yakin ia akan bahagia kemudian.
HunKai dan pairing-pairing lain di dalam cerita~

Beberapa jam sebelumnya, Sehun sudah berada di rumah seseorang yang ia kenal sangat jago dalam hal IT. Ia meminta orang tersebut untuk mencari keberadaan Jong In hanya dengan gambar tuan Jung yang dikirimkan oleh Chanyeol beberapa waktu yang lalu. Ngomong-ngomong Chanyeol, ia masih mengendarai mobilnya menuju rumah kediaman keluarga Jung dengan Baekhyun. Didalam mobil keduanya sama sekali tak mengatakan sepatah dua patah setelah cerita Baekhyun tentang tuan Jung beberapa waktu yang lalu. Sekarang justru Baekhyun terlelap karena kelelahan pulang sekolah lalu harus menuju Yeonceon yang lumayan jauh. Chanyeol kini benar-benar membenci dirinya sendiri, ia bodoh dan mengambil keputusan tanpa berfikir lebih jauh. Ia memandang kosong rumah yang beberapa jam yang lalu ia datangi. Kosong tak ada tanda-tanda kehidupan disana, keluarga jung pergi meninggalkan rumahnya.

"aku sangat bodoh, mian Jong In-a" Chanyeol benar-benar merasa bodoh, harus kemana lagi ia mencari keberadaan nininya.

"tuan mencari keluarga Jung?" seorang ahjumma datang menghampiri

"ah iya, bisa aku tahu kemana perginya keluarga Jung?" tanyanya

"pagi buta mereka pergi seakan ada orang yang akan datang mencari mereka" Chanyeol harusnya tau sejahat apa keluarga ini. Chanyeol menghela nafasnya lalu berterima kasih pada ahjumma. Baekhyun terbangun dari tidur panjang bak putri salju.

"ahjussi" Baekhyun mengucek kedua matanya, pinggangnya pegal tidur dengan posisi duduk.

"ah kau sudah bangun?" Chanyeol menoleh dan mendapati Baekhyun

"hmm, apa Soo Jung ada?"Chanyeol menggeleng

"mereka pergi sepertinya aku bodoh memberikan mereka imbalan. Kita kembali ke Soul" Baekhyun mengangguk

...

Jun Myeon tak tenang ia berjalan kesana kemari menunggu kabar dari Sehun maupun Chanyeol. Berkali-kalia mengecek ponselnya tetapi tak ada satupun pesan dari keduanya. Kepalanya pusing, rasa lelah dan stressnya belum sembuh sepenuhnya. Dokter juga bilang tak boleh sedikitpun melupakan soal minum obat. Jun Myeon menghela nafas, dalam hatinya terus saja berdoa agar adik yang baru saja ia temuka setelah 10 tahun menghilang bisa bertemu dengannya lagi. Ia mengambil beberapa obat untuk meredakan sakit kepalanya. Dosis yang tinggi membuatnya mengantuk dan akhirnya tertidur pulas.

'hyung...hyung... tolong aku..hyung... Myeon-hyung...' suara itu seakan membuat seluruh tubuhnya bergetar, ia mendengar dengan jelas suara itu. tapi ia tak bisa menemukan dimana sumber suara itu

'Jong In-a kau dimana' Jun Myeon berjalan ditengah hamparan bunga anggrek yang seakan berguguran. Ia berjalan terus tetapi ia tak tahu arah mana yang menunjukan dimana letak suara itu

'hyung...' lagi, suara itu kembali berbunyi. Jun Myeon memutar tubuhnya berkali-kali menajamkan pendengarannya.

'kau dimana Jong In...' Jun Myeon kembali berteriak yang hanya akan ada suara dirinya yang menggema.

Tes...

Jun Myeon langsung menoleh pada pundaknya yang terasa ada yang menetes. Lengannya mencoba menggapai apa yang basah mengenai pundaknya. Merah seperti darah ia mendekatan jari pada hidungnya, bau amis khas bau darah. ini benar-benar darah. ia menoleh ke atas melihat apa yang meneteskan darah padanya. Disana kosong hanya sebuah hamparan langit putih tak bernoda

'hyung...sakit...' suara Jong In semakin membuat Jun Myeon frustasi. Suaranya syarat akan kesakitan, apa darah ini darah Jong In. Apa dia terluka.

'Jong In-a kumohon jawab dimana kau... jangan membuat Hyung takut' Jun Myeon benar-benar panik. Ia terus mengitari hamparan bunga anggrek itu.

'tutup matamu dan ikuti kata hatimu' suara lembut dari sang ibu seakan terdengar tepat di telinganya. Dengan hati yang tenang ia mencoba memejamkan matanya merasakan apa yang hatinya katakan. Ia melangkah maju terus maju, tak perduli di depannya ada apa ia hanya ingin cepat sampai. Hingga tubuhnya terjatuh dan ia sadar.

"Jong In" Jun Myeon terbangun dari tidurnya dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Ia yakin saat ini Jong In sedang tidak baik-baik saja. Ia menyambar ponselnya untuk menelepon Chanyeol

"kau dimana?" tanya Jun Myeon

"aku dalam perjalanan ke Seoul Hyung, apa ada kabar dari Sehun?" tanya Chanyeol

"belum, aku...aku.. khawatir Jong In terluka"Chanyeol mendengar suara Jun Myeon yang sedikit menangis.

"hyung.. aku akan menemukannya Hyung. Aku berjanji" Chanyeol meyakinkan Jun Myeon. Ia sudah terlalu banyak menyimpan beban sendiri. Ia tak pernah sedikitpun membagi beban itu padanya, dan saat ini Chanyeol tau Jun Myeon bukanlah orang yang sekuat itu. Chanyeol tau Jun Myeon benar-benar meyangayi adiknya jadi ia harus menemukannya secepat mungkin.

Sehun benar-benar tak sabar saat orang yang mencari keberadaan tuan Jung tak kunjung mendapatkan posisinya.

"masih belum mendapatkannya juga eoh? Cepat!" bentak Sehun. Sehun itu adalah laki-laki yang tak memiliki kesabaran. Dengan Jong In saja ia bisa melakukan tanpa sabar menunggunya bangun sepenuhnya apalagi dengan hal seperti ini

"tunggulah, sangat sulit meretas CCTV di seluruh kota Seoul, lagi pula bagaimana jika dia tak di Seoul?" Sehun langsung menatapnya tajam

"cepat kerjakan atau kau habis ditanganku" pria itu langsung kembali pada layar komputernya

"aku menemukannya" Sehun langsung berlari menuju layar besar itu saat mendengarnya.

"jelaskan padaku lokasinya" pria itu hanya memutar bola matanya malas

"baik-baik, ini berada di lokasi yang agak jauh dari seoul seperti perbatasan Seoul, ini terlihat ia melewati sebuah pedesaan dengan. Ah gudang kosong" Sehun mengambil ponsel dan kunci mobilnya lalu berlari meninggalkan ruangan itu.

"sial, masih saya pantau sekali lagi saya slepet kepalanya" ucapnya kesal karena Sehun pergi tanpa mengucapkan apa-apa, termasuk terima kasih.

Sehun dengan gelisahnya ia menjalankan mobilnya menuju lokasi yang sebelumnya sudah di informasikan. Ia benar-benar menjalankan mobilnya dengan kecepatan ekstra.

"aku sudah tau dimana lokasinya, kau dimana sekarang?"Sehun berbicara pada Chanyeol melalui sambungan teleponnya

"aku masih dalam perjalanan, aku membiarkan keluarga Jung pergi" terdengar nada kekecewaan dari sebrang telepon

"aku mengerti, aku akan menemukannya secepat mungkin" Sehun mematikan sambungannya lalu kembali menyetir. Ia membelokan stir mobilnya menuju sebuah gedung kosong yang terlihat amat menyeramkan. Ia mengedarkan pandangannya melihat sekeliling gedung.

"Jong In-a..." teriaknya, ia berjalan mendekati gedung sambil terus menyebutkan namanya. Tapi tak ada sautan sama sekali. Ia melihat sebuah pintu yang terbuka sedikit, dan dengan keyakinan ia menghampiri pintu itu. dan mendapati ruangan kosong didalamnya, hanya ada kursi dan sedikit pencahayaan. Ia memandangi sekeliling ruangan, sambil berjalan masuk kedalam. Ia menemuka ceceran darah yang sepertinya masih baru.

"Jong In baru saja dari sini, sial" Sehun membanting kursi yang ada di sampingnya pada tembok tak bersalah. Dengan langkah yang kesal ia kembali ke mobilnya, ia yakin tak pak tua sialan itu tak jauh dari sini. Ia memutar balik mobilnya dengan emosi yang memuncak, Jong Innya terluka. Ia tak akan memaafkan tua bangka itu. siapapun yang melukai kekasihnya, ia akan mendapatkan yang lebih.

"aku ingin kau cari tau tentang keluarga Jung, dan aku dengar istri dan anak perempuannya kabur. Aku rasa mereka belum jauh jadi temukan mereka dan bawa padaku hidup ataupun mati" ucap Sehun final. Ia menelepon seorang kenalannya atau lebih tepatnya orang yang pernah ia bantu dan menjadikan dirinya sebagai bos besar. Satu kata yang keluar dari Sehun adalah sebuah perintah yang mutlak, tak ada bantahan maupun penolakan. Matanya benar-benar menyiratkan sebuah kekesalan dan amarah yang sangat besar. Matanya semakin panas saat melihat sesuatu di ujung jalan,

"Jong In" ia terlambat, tubuh itu melayang dan terjatuh kedalam sungai. Tanpa memperdulikan apapun ia segera terjun ke dalam sungai. Tubuh itu seakan semakin jauh dari jangkauannya, matanya terlihat begitu kesakitan. Darahnya bercampur dengan air sungai, tubuh terikatnya seakan tak sanggup untuk menggerakan tubuhnya. Nafasnya seakan habis ditelan air sungai. Dan tubuh itu ia gapai dan ia peluk kedalam dekapannya, berusaha menggapai permukaan dan membawa tubuh kekasihnya ke daratan.

"Jong In sadarlah.. Jong In.." Sehun menepuk pipi Jong In yang sedikit pucat dan terlihat amat kesakitan lukanya benar-benar parah. Wajahnya dipenuhi luka, Sehun mencoba melepaskan ikatanya.

"Jong In kumohon bertahanlah" ia memeluk tubuh tak berdaya itu, tubuh lemah yang dipenuhi oleh darah dan luka yang basah. Ia menggapai ponselnya menghubungi ambulance.

...

"bagaimana keadaannya" ucap Jun Myeon terangah-engah, Sehun menggeleng. Ia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri tidak bisa melindungi kekasihnya. Jun Myeon terhuyung lalu Chanyeol yang baru saja datang mencoba menahan tubu Jun Myeon agar tak terjatuh.

"aku kakak yang bodoh, aku tak bisa menjaga adikku sendiri" Jun Myeon menangis, tetapi Chanyeol hanya bisa memeluknya. Baekhyun sama sekali tak menyangka bahwa tuan Jung bisa melakukan ini semua.

"maaf apa disini ada keluarga pasien?" seorang dokter keluar dari ruang ICU

"saya dok, saya kakaknya" Jun Myeon langsung menghampiri dokternya

"begini, keadaan pasien benar-benar parah. Tempurung otak belakangnya retak dan terdapat darah membeku didalam. Ia juga kekurangan banyak darah, satu tulang rusuknya bergeser. Kami harus melakukan operasi dan kami harus mendapatkan persetujuandari pihak keluarga" Jun Myeon lemas mendengarnya, ia benar-benar merasa bodoh dan tak berguna.

"lakukan, lakukan apapun yang membuat adikku bangun lagi" suaranya parau, air matanya keluar banyak sekali.

"baik, kami akan melakukan sebisa kami. Mohon untuk berdoa karena kami hanyalah manusia dan Tuhan lah yang menentukan baik buruknya." Jun Myeon mengangguk mengerti, dokter itu kembali kedalam dan tak lama tubuh lemah dengan segala macam alat itu keluar untuk segera di pindahkan ke ruang operasi. Sehun menatap kosong tubuh itu, hatinya sakit sangat sakit. Jika diizinkan untuk bisa menggantikannya ia akan menggantikannya. Ponselnya bergetar

"halo?"

"kau dimana?" suara Min Soo di ujung telepon sedikit panik

"aku dirumah sakit"

"siapa yang sakit"

"nanti aku akan memberitahumu, urus perusahaanku dulu. Aku akan izin untuk waktu yang tak ditentukan" setelah itu Sehun mematikan sambungannya. Chanyeol, Jun Myeon, Baekhyun, dan Sehun pindah menuju ruang operasi. Tubuh lemah tak berdaya itu semakin tak berdaya saat operasi dimulai. Berkali-kali kantung darah berganti dari satu ke yang lain. Dokter terlihat begitu berusaha untuk membuat operasinya berhasil. Wajah Jong In di pasangi selang pernafasan dan tubuhnya tengkurap untuk segera mengoprasi tempurung kepala yang ratak. Dokter mencoba untuk menambahkan partikel yang dapat menunjang retakan dalam tempurung kepalanya. 4 jam dalam ruangan membuat semua orang benar-benar khawatir. Bahkan Baekhyun enggan pulang dan memilih untuk menunggu saja. Dan sampai saat ini, dokter belum juga keluar untuk memberitahu hasil operasinya. Keempatnya tampak cemas dan tak kunjung menyalahkan diri sendiri. Tak lama dokter membuka ruang operasi dan kasur berisi tubuh lemah dan tak berdaya itu di dorong oleh beberapa suster, terlihat banyak sekali alat yang menempel padanya.

"operasinya berhasil, tapi kami belum bisa memastikan bahwa penambalan dalam tempurung kepalanya berdampak pada otaknya apa tidak. Kita harus menunggu pasien sadar dulu,tetapi dalam kondisi yang saya lihat pada pasien agak lama untuk dirinya puliha dan sadar dalam komanya. Saya harap keluarga tak berhenti untuk terus berdoa" Jun Myeon tak kuasa untuk menahan tangisnya,

"hyung.. tenang hyung... kau juga butuh istirahat" Chanyeol memeluk Jun Myeon. Ponsel Sehun kembali bergetar

"halo?" ucapnya

"kami sudah mendapatkan apa yang bos perintahkan, tetapi kami belum menemukan suaminya bos" Sehun menatap nyalang walau tak ada orang yang ia minta di hadapannya.

"baik aku akan segera kesana" Sehun mematika panggilannya

"aku pergi sebentar, aku ada urusan jika Jong In sudah sadar hubungi aku" Sehun berlari meninggalkan ruangan tersebut.

...

Jun Myeon duduk disamping tubuh Jong In yang terkulai lemah. Selang pernafasannya masih terpasang, membuat dada Jun Myeon sesak melihatnya. Ia benar-benar merasa bersalah tak sadar bahwa Kai adalah adik tercintanya.

"maafkan aku Jong In-a" Jun Myeon terus saja melafalkan kata maaf, tangannya menggenggam erat telapak tangan Jong In yang terlihat begitu pucat. Bunyi detak jantung yang terlihat dalam layar yang terpasang di samping kasurnya menandakan jantungnya berdetak dengan normal. Ia seperti tidur, tetapi entah sampai kapan ia akan bangun.

"hyung aku membawakanmu makanan, makanlah dulu aku tak ingin kau sakit" Chanyeol membawa beberapa makanan yang dibelinya di kantin. Ia tak mungkin membiarkan Baekhyun kelaparankan, memang ia juga sedikit keroncongan mangkanya ia membeli beberapa makanan di kantin. Baekhyun tampak tak tega melihat tubuh lemah Jong In itu tergeletak tak berdaya di atas kasur rumah sakit. Wajahnya dipenuhi banyak perban dan alat bantu pernafasan.

'Jong In-a maafkan aku' semua orang seakan menyalahkan diri mereka masing-masing atas kejadian yang menimpa Jong In.

"tidak perlu aku baik-baik saja" Chanyeol menggeleng

"kau belum makan Hyung, aku juga membawakanmu obat. Aku tak ingin saat seperti ini kau ikut-ikutan sakit" Jun Myeon mengalah, ia tak seharusnya egois pada tubuhnya yang sebetulnya butuh perawatan ekstra. Ia mengangguk lalu mengambil makananya. Keduanya makan di sofa yang disediakan, kini hanya Baekhyun yang duduk disamping Jong In sambil menatap wajah Jong In.

"ayo bangun, aku merindukanmu" tak ada jawaban, hanya ada suara detak jantung dari mesin itu.

...

Sehun menatapa nyalang pada ibu dan anak dihadapannya.

"dimana suamimu?" nona Jung tak menjawab dan hanya memalingkan wajahnya. Keduanya tertangkap di bandara saat akan pergi meninggalkan Seoul.

"kau tak mau jawab, apa perlu aku menggunakan kekerasaan pada perempuan sepertimu eoh?" Sehun benar-benar sangat marah saat ini.

"bos ini data yang anda minta" Sehun mengambil berkas itu dan membaca sekilas.

"jadi kalian selama ini menyiksa Jong In?, sayangnya aku tak bisa menyakiti wanita" Sehun memang tak bisa menyiksa wanita bahkan melihat mereka menangis saja tidak tega.

"bawa mereka ke kantor polisi bawa bukti ini, dan lakukan pencarian pada tuan Jung" perintah Sehun. Sehun membetulkan letak jasnya, lalu berjalan keluar meninggalkan keduanya yang penuh dengan protes walau tak dihiraukan olehnya. Ia kembali ke rumah sakit dan mendapati ketiga orang itu tertidur karena kelelahan.

"apa sakit?" tanya Sehun pada Jong In

"maafkan aku karena telah membuatmu kesakitan"Sehun mengelus pucuk kepalanya

"harusnya aku selalu disisimu, harusnya kau tak perlu merasa sakit seperti ini"Sehun terisak,

"aku ingin merasakannya juga, berikan semua rasa sakitmu padaku aku siap menampungnya. Cepat sadar Jong In aku merindukanmu" Sehun mencium pucuk kepala itu amat lama lalu dirinya memegang dan meletakan telapak tangan pada pipinya merasakan kelembutan itu.

"jangan terlalu lama untuk merasakan hal itu, kembalilah semua sangat menyayangimu"

...

Jong In duduk di sebuah kursi ditengah hamparan bunga anggrek, angin sejuk menerpa setiap inci kulitnya. Ia memejamkan matanya merasakan angin itu menerpa kulitnya, ia tersenyum dan merasa nyaman sekali. Hamparan anggrek yang setiap kali selalu mampir dalam mimpinya. Seorang wanita berdiri tak jauh dari tempatnya duduk menatap lembut padanya. Wanita yang selama ini ada dalam mimpinya. Wanita yang selalu tersenyum tanpa mengatakan apapun padanya. Ia berjalan mendekat, gaun putihnya tersibak setiap kali kakinya melangkah melewati bunga-bunga anggrek. Ia semakin dekat hingga kini tepat berada di hadapannya. Ia tersenyum dan memandang Jong In amat lembut

'Jong In-a'matanya melebar saat suara lembut itu tertangkap oleh pendengarannya

'eomma?'sebuah kata yang terucap dari bibir Jong In, ia berdiri dari tempat duduknya sambil memandang wanita itu. dengan langkah yang perlahan ia mendekati wanita itu dan memeluknya.

'eomma' panggilnya lagi, wanita itu tersenyum sambil mengelus punggung Jong In dengan lembut

'hmm, ne sayang' ia bahagia, ia bahagia sangat bahagia bahwa keinginannya dapat terkabul. Ia bisa bertemu dengan ibunya.

'aku merindukanmu' ucapnya dalam sela-sela pelukan hangat

'eomma juga' keduanya melepaskan pelukannya, satu tangan ibunya terulur dan Jong In dengan ragu menggapainya. Ibunya membawanya pergi dari tempat itu, ia berkeliling melihat betapa indahnya bunga anggrek yang hidup disini. Sekali lagi ia mendapati dalam pandangannya seorang anak laki-laki yang bermain dengan anak laki-laki lainnya.

'apa kau tidak ingat' tanya sang ibu, Jong In menggeleng

'dia adalah kakakmu sayang' Jong In memandang wanita disampingnya

'kakak?' ibunya mengangguk

'apa kau tidak merindukannya, kenapa kau melupakannya untuk waktu yang lama nak?' Jong In menunduk.

...

3 hari sudah tubuh lemah itu tertidur, dan selama itu pula matanya tak pernah berhenti untuk tertutup. Tak ada tanda-tanda Jong In akan sadar, dokter pun berkata memang agak sulit untuk pasien sadar karena cedera rusuk dan juga tempurung otaknya benar-benar parah. Ditambah dengan stress yang dialami si pasien. Baekhyun harus kembali bersekolah, ia tak mungkin membolos karena baru saja masuk ke sekolah barunya. Tetapi ia selalu menyempatkan diri untuk datang menjenguk Jong In. Sehun sama sekali tak beranjak dari sana, ia akan setia menunggu hingga kekasih tercintanya sadar. Chanyeol harus mengurus segala urusan kantornya tetapi ia akan kembali ke rumah sakit dan Jun Myeon ia harus dirawat karena tubuhnya benar-benar semakin lemah.

"Jong In-a apa kau tidak bosan tertidur terus?aku saja yang melihatnya bosan"ucap Sehun ia tersenyum lalu kembali membelai telapak tangan lemah itu

"kami semua sangat merindukanmu ayo bangun, aku akan menunjukan padamu akuraium yang besar sesuai keinginanmu. Jadi cepatlah bangun"

"kau masih disini?" tanya Chanyeol yang mendorong kursi roda Jun Myeon

"aku akan menjaganya" sebetulnya Jun Myeon masih menunggu penjelasan Sehun tentang hubungan keduanya. Tapi melihat kondisi Jong In sekarang rasanya benar-benar tidak mungkin. Suara dari mesin detak jantung terdengar tidak biasanya, suaranya terdengar kencang dan terus berbunyi berulang-ulang. Tubuh Jong In mendadak kejang-kejang, ketiganya panik.

"Jong In..." Sehun yang didekatnya mendadak panik, dan segera menekan tombol suster, tak lama dokter dan suster datang. Sehun menjauh membiarkan dokter yang bekerja. Tubuh Jong In diperiksa, dokterpun terlihat sangat panik.

'eomma...' panggil Jong In saat melihat sang ibunda berdiri dari duduknya

'sudah waktunya kau kembali' Jong In membola

'apa maksud eomma? Eomma tidak senang Jong In disini' ibunya tersenyum

'eomma sangat senang jika anak eomma berada di sisi eomma, tapi eomma lebih senang jika kamu bisa menjaga hyungmu' tangan halus itu membelai rambut Jong In

'hyung? Tapi Jong In sangat ingin bersama eomma' ia merengek, tetapi sang ibu menggeleng

'tidak bisa, tidak seharusnya Jong In disini, Jong In harus tetap berada disana bersama Hyungmu' Jong In memeluk erat tubuh itu

'tidak mau'

'Jong In-a...' suara bariton itu terdengar dari belakang tubuhnya, ia menoleh tak ada siapapun tapi ia mengenal siapa pemilik suara ini. Oh Sehun ahjussinya

'kau dengar banyak orang yang lebih membutuhkanmu daripada eomma, apa kau ingin melihat mereka semua bersedih hmm?' Jong In menggeleng

'kembalilah, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi' dengan ragu Jong In melepaskan pelukannya.

'baiklah, tapi janji eomma akan menemuiku lagi' wanita itu kembali mengangguk

'pergilah, temui Hyungmu'

Sebuah keajaiban yang bahkan tak bisa disangka oleh dokter manapun, mata Jong In terbuka. Detak jantungnya kembali normal.

"syukurlah" ucap Dokter, Sehun mendekat dan mendapati Jong In yang sudah sadar. Dokter memeriksanya sebentar lalu menyuntikkan obat pada selang inpusnya.

"sebuah keajaiban, aku tak menyangka jika pasien bisa segera sadar. Jika terjadi sesuatu hubungi saya' ketiganya mengangguk mengerti

"Jong In-a" ketiganya mendekat dan benar-benar tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya

"ahjussi" ucapnya.

...

1 bulan kemudian.

"apa kau yakin sudah lebih baik?" tanya Sehun yang mendorong kursi roda Jong In

"hmm ne ahjussi" jawab lantang dari Jong In, Chanyeol dan Jun Myeon menyerahkan urusan kepulangan pada Sehun. Ya walaupun Sehun belum memberitahunya apa-apa soal hubungan keduanya.

"ahjussi Chanyeol-hyung tidak menjemputku?"

"eoh jadi lebih menginginkan dijemput olehnya dibanding olehku hmm?" Jong In memutar matanya malas

"ish cemburuan dasar" jawab Jong In

"hmm ahjussi, apa tuan Jung..." belum sempat di lanjutkan Sehun lebih dulu menyelak

"ia sudah ditangkap dan aku yakin ia akan mendapatkan ganjarannya"Jong In mengangguk mengerti, sebuah mobil hitam berhenti di depannya dengan gagah Sehun menggendong tubuh itu menuju mobil.

"aku rasa tak membutuhkan itu, aku hanya butuh ahjussi" Jong In tertawa sambil membenamkan kepalanya pada dada bidang itu

"benarkah?" Sehun meletakan tubuh itu pada kursi belakang, lalu ia berlari pada sisi satunya.

"hmm" jawab Jong In

"kau sudah mulai nakal, sayang kau sedang sakit kalau tidak sudah ku terkam kau saat ini" Jong In mempoutkan bibirnya kesal

"huh mesum" Sehun tersenyum, ia memeluk tubuh itu karena ia tak ingin kehilangannya lagi barang sedetikpun. Ya walaupun Sehun agak kecewa ia tak bisa mendapatkan Jong In untuk tinggal dirumahnya. Jun Myeon sialan.

Sesampainya di Mansion milik Jun Myeon Sehun lebih memilih menggendong pujaan hatinya dibanding harus menggunakan kursi roda

"ahjussi apa tidak berat?" Sehun menggeleng

"kau bilang lebih suka seperti ini" Jong In tersenyum lalu mencium pipi Sehun sebentar

"Yak, aku tidak butuh itu, bibirku yang butuh" Jong In mendelik

"nih butuh" telapak tangannya mendarat tepat di bibirnya

"awas kau ya jika sudah sembuh akan ku buat tidak bisa jalan" ancam Sehun

"silahkan saja, aku akan mengadu pada Jun Myeon-hyung"

Ting...

Pintu lift terbuka keduanya berjalan menuju pintu mansion Jun Myeon saat membukanya.

Prtttttt jduar...

"selamat datang kembali" teriak Baekhyun, Chanyeol, dan Jun Myeon, sebuah dekorasi khas pesata terpasang di ruang tengah. Jong In tersenyum, ia bahagia dan ia tau kenapa eomma menginginkannya tetap berada disini. Karena masih banyak orang yang menyayanginya. Dan ia harus menghargai usaha hyungnya dalam mencari dirinya selama ini. Tanpa sadar air mata itu terjatuh

"kau menangis?" tanya Jun Myeon

"aku bahagian Hyung" Jong In memeluk Jun Myeon sangat erat menyalurkan rasa bahagianya. Jong In masih sulit berjalan karena traumanya masih belum sembuh total.

"terima kasih kau sudah kembali" Jun Myeon mengusap punggung Jong In.

"ayo kita nikmati pestanya" ucap Chanyeol

"eskrim..." teriak Jong In sambil berjalan terbata-bata menuju eskrimnya.

...

Sehun menyesap anggur ditangannya sambil memandang pemandangan dari gedung manison keluarga Kim. Jong In sedang bersenang-senang dengan Baekhyun dan juga Chanyeol, tawanya membuat lega Sehun.

"kau masih berhutang penjelasan padaku" Jun Myeon muncul sambil membawa minumannya sendiri

"ah, soal itu" Sehun jadi malu mengingatnya, ia salah sangka saat dirinya mengira Jong In adalah mainan Jun Myeon

"hmm"

"aku mencintainya Kim, bolehkah aku menikahinya?" Jun Myeon tersenyum remeh

"dia baru 16 tahun, masa depannya masih panjang"

"aku tahu dan aku siap menunggunya lulus" Sehun mantap

"tunggulah ia hingga ia lulus kuliah, aku akan mengizinkan kalian menikah jika ia juga menyetujuinya"Sehun mengangguk setuju

"dan saat itu pula aku mungkin siap untuk melepaskan dia untuk orang lain"

"aku tidak akan mengecewakanmu"

...

7 tahun kemudian

"Jun Myeon Hyung, Chanyeol Hyung aku lulus..." teriak Jong In saat membuka pintu Mansionnya, Jun Myeon dan Chanyeol yang mendengarnya segera menhampiri dan memeluk Jong In bergantian.

"aku lulus"

"aku bangga padamu" Jun Myeon tersenyum

"selamat ya bocah" Chayeol mengusak rambut Jong In

"minggu depan acara kelulusanku, kalian datang ya"

"tentu saja , kita kan keluarga" Jong In mengangguk, lalu kemudian ia menunduk, sudah 2 bulan ini Sehun ahjussinya tak menghubunginya entah ada apa. Ditemui di mansionnya pun tak pernah ada. Min Soo bilang Sehun sedang ada proyek besar di jepang dan belum pulang hingga kini. Memang disana tidak ada sinyal atau pulsa. Apa semiskin itu Ahjussinya hingga tidak ada pulsa. Ia menghempaskan tubuhnya di kasur memandang berkali-kali ponselnya. 7 tahun menjalin hubungan baru kali ini ia di abaikan oleh ahjussinya.

"hufft ahjussi menyebalkan" Jong In melemparkan ponselnya

Hari kelulusan

"selamat adikku sayang kau sudah menjadi sarjana" Jong In menerima buket bunga dari Jun Myeon

"aku tak menyangka otak pas-pasanmu bisa mendapatkan nilai sebesar itu, apa kau menyogok?" Chanyeol dihadiahi tatapan membunuh dari Jong In

"Hyung..."rengeknya

"arraseo...arraseo... eskrim untuk kelulusanmu" Chanyeol memberikan semangkuk besar eskrim pada Jong In

"ahhh eskrim..." Jong In memeluk Chanyeol lalu mengambil es krimnya

"temanmu mana?" tanya Chanyeol

"siapa ? Baekhyun?" Chanyeol mengangguk

"kenapa Hyung menanyakannya? Kau menyukainya?" Chanyeol memalingkan tatapannya seolah-olah tak terjadi apa-apa

"chagia..."teriak Baekhyun, ia berjalan menedekati lalu membungkuk hormat pada Jun Myeon

"Chagi?" Jong In mendelik mencoba mendapat penjelasan dari Chanyeol, tapi Chanyeol mengalihkan pandangannya

"aku akan jelaskan nanti, bye" Chanyeol lebih memilih menarik tubuh Baekhyun pergi dari sana dibanding ditatap oleh mata tajam Jong In. Jong In mengedarkan pandangannya, menunggu seseorang

"aku menunggu Sehun ya?" Jong In menoleh pada Jun Myeon

"ah tidak Hyung" Jong In menutupi wajahnya dengan bunga

"ayo pulang" Jong In mengangguk. Saat sampai gerbang sebuah mobil hitam berhenti didepan keduanya, dan Sehun keluar dari mobil itu. Jong In cemberut, kesal kenapa baru datang ia kira tak akan datang.

"selamat atas kelulusanmu" Jong In membuang muka

"kau marah?"

"hmm, ku kira ahjussi tak akan datang" jawabnya ketus, Sehun hanya menahan tawanya

"Jun Myeon-Ssi aku mohon izin untuk membawanya" Jun Myeon hanya menghela nafasnya

"jika Jong In mau" sebelum Jong In menjawab tangan itu sudah ditarik dan dimasukkan kedalam mobil. Jun Myeon hanya menggeleng-geleng.

"huh,, kebiasaan selalu memaksa"

"biar"

Mobil melaju memecah keramaian kota menuju sebuah gedung yang beberapa tahun lalu menjadi proyek yang di bangun oleh perusahaan Kim. Sehun menggandengan lengan itu membawanya masuk kedalam sebuah aquarium besar

"wah...aku baru melihatnya" ucap Jong In, ia sibuk memandangi betapa indahnya aquarium yang dibangun oleh perusahaan kakaknya. Ikan-ikan seakan bebas berenang didalam sana. Tidak memperdulikan Sehun yang sudah berlutut di sampingnya.

"ahjussi ini sang..." ucapannya terpotong saat dirinya melihat Sehun yang sudah bersimpuh dan memnyodorkan sebuah cicin padanya

"Jong In-a menikahlah denganku" Jong In tak bisa berkata-kata ia hanya diam sambil memandang ahjussinya

"kalau aku tidak mau bagaimana?" tanya Jong In

"aku akan memaksanya" ucap Sehun dengan nada datar

"hu pemaksaan"Jong In mengambil cincin itu lalu menggunakannya di jari manisnya

"sudah, ahjussi puas" Sehun tersenyum, Jong In juga tersenyum. Sehun mencium pucuk kepala Jong In

"aku mencintaimu"

"aku juga" keduanya berpelukan dan bericiuman dengan romantis di depan aquarium besar berisi ikan-ikan cantik yang menjadi saksi cinta mereka.

...

FIN

cie cie ceritanya udahan cie.. ciecie akhirnya dikelarin juga cie..

terima kasih buat yang udah mantengin cerita yang gaje ini, terima kasih buat yang selalu review dan menantikan chapter chaptenya.

tanpa review kalian aku tak bisa menyelesaikannya...

semoga suka~

untuk next project kalian mau pairing dan tema apa? please kasih rekomen ya~ sampai ketemu dicerita selanjutnya~