[Note] : Hai guys, aku kembali dengan genre cerita horrror - romance. Sebelum mulai membaca cerita ini, aku mau kasih info nih kalau 'He Came From Ouija Board' sudah pernah aku publikasikan di Wattpad. Username ku di sana sama saja, 'BaeKiyudh26'. Big Sorry mungkin buat kalian semua readers yang sudah follow and vote aku di Wattpad, "Aku sudah unninstal Wattpad" :) Mianhae mianhae hajima~/plak malah nyanyi. Tapi aku masih bisa ditemukan pada lapak fanfiction kok tenang saja. Beberapa cerita di sana mungkin bakal ku lanjut / pindah di fanfiction. Oh iya, cerita 'He Came From Ouija Board' ini ada perubahan alur dan beberapa cast. Kalau di sana aku pakai GuanHo (Guanlin Seonho), di sini aku ganti jadi MarkHyuck ya! Okay, Enjoy! *

.

.

.

Disarankan ketika membaca cerita ini bisa mengimajinasikan bagaimana suasana dan feel atau background lagu horror seperti pada film-film agar bisa mendalami cerita. Bagi yang belum mengetahui tentang permainan ouija, disarankan boleh searching info nya dulu di google supaya punya gambaran umum dalam mengimajinasikan cerita ini nantinya.

.

.

.

【Summary: Haechan itu bodoh, hingga tidak menyadari jika maid baru nya bukan seorang manusia.】

.

.

.

.

.

A MarkHyuck Story

by

Lillyanangel

.

.

.

Lee Haechan [17]

[21:00]

Si bungsu itu cemberut bosan. Tangan nya menopang dagu dengan pandangan tertuju pada televisi yang sedang menayangkan film Home Alone. Oh Gosh! Bahkan dirinya sudah menghafal setiap adegan film edisi natal itu diluar kepala. Ia ingin sesuatu yang berbeda pada natal kali ini. Sesuatu yang selalu dirasakan teman-teman nya. Berkumpul bersama keluarga lengkap di ruang tamu, dengan canda tawa, obrolan menyenangkan dan ah- itu pasti mustahil.

Mata nya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21:00. Biasanya, Jaehwan hyung atau Hanbin hyung sudah pulang dari pukul 20:00. Tapi hari ini mungkin mereka terlalu sibuk? hingga belum juga pulang ketika jam bahkan sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Seharusnya tadi ia menerima ajakan pesta bantal dari Daehwi jika mengetahui akan berakhir hampir seharian sendirian di rumah.

Liburan natal yang membosankan.

.

.

.

[06:30]

Tok.Tok.Tok.

Haechan mengerang malas, masih ingin bergelung dalam selimut hangat nya. Untuk apa bangun sepagi ini jika nyatanya sedang tidak ada jadwal sekolah, right? Toh juga orang tua nya pasti tidak ada di rumah. Haechan membenci ini, tapi dia mengakui jika jauh di lubuk hati terdalam nya ia menginginkan kasih sayang orang tua nya. Ayah dan ibu nya selalu sibuk bekerja.

"Haechan? Sayang, apa kau tidak berniat bangun dan turun ke ruang makan? Ibu memasak berbagai menu makanan favorite mu sayang. Ayah dan kedua hyung mu sudah menunggu di ruang makan."

Mimpi itu indah. Haechan serasa seperti mendengar suara ibunya di depan pintu kamarmemerintah agar segera bangun karena semua nya sudah menunggu di ruang makan.

Tok.Tok.Tok.

"Haechan?"

Cklek.

Haechan merasa jika tubuh nya dipeluk dan diguncang pelan sesaat setelah pintu kamarnya terbuka. Dengan terpaksa ia membuka mata, melihat siapa pelaku yang berani mengganggu tidur khusyuk nya.

"Eomma?!"

Haechan rasa, ini akan menjadi kisah liburan natal yang menyenangkan.

.

.

.

Si bungsu Lee itu sedari tadi tersenyum senang, sesekali tertawa ketika mendengar suara cempreng Hanbin hyung yang entah terasa lucu di hari bersalju ini.

Tentu saja, karena orang tua nya hari ini pulang ke rumah.

Kejadian tadi pagi itu benar-benar nyata. Bukan ilusi atau bunga tidur. Ibu dan ayah nya hari ini benar-benar menginjakkan kaki ke rumah. Lengkap dengan Hanbin hyung dan Jaehwan hyung. Hari ini mereka utuh sebagai keluarga! Dan Haechan menyukai nya.

Kini mereka semua tengah menghias rumah dengan pernak-pernik khas natal. Haechan memasang renda hijau pada sisi meja makan.

"Kenapa kalian terlalu sering mengkonsumsi makanan isntan?! Ketika eomma membuka kulkas tadi, hanya makanan instan yang ada. Tidak ada buah, atau sayur."

Hanbin menguap.

Jaehwan tetap bersenandung ria sambil memasang hiasan berbentuk merpati ke pohon natal di tengah ruang tamu.

Haechan fokus pada renda hijau nya.

Dan sang ayah masih berkutat dengan pita-pita merah berlonceng emas di bagian tengah.

"Oh lihatlah, siapa yang merindukan aku sebagai ibu dan sekarang bahkan tidak ada yang memberi jawaban atas pertanyaan ku. Baiklah, aku putuskan jika aku akan mencari seorang maid untuk kalian. Agar pola makan kalian lebih sehat." Katanya sambil menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari tangan, mendramatisir dan terkesan lebay.

Tuan Lee menatap istrinya itu dengan pandangan jengah.

Hanbin melongo, lalu berujar "Maid? Apa aku boleh request? Jika bisa, tolong usahakan seorang wanita dan jangan sampai berusia lebih dari 25 tahun- AHK HEY KENAPA MEMUKULKU?!"

"AGAR OTAK KONSLET MU ITU KEMBALI NORMAL." Balas Jaehwan jengkel.

Haechan tertawa melihat komedi pagi antara Hanbin hyung dan Jaehwan hyung.

Haechan selalu merindukan saat-saat seperti ini.

.

.

.

[08:00]

Matanya sembab, bekas aliran air mata masih terlihat di kedua pipi gembul nya. Bibirnya mengerucut imut dengan ekspresi sedih-sebal. Di samping kiri nya ada Jaehwan hyung yang terdiam. Di sebelah kanan kaki nya ada Hanbin hyung yang terduduk sambil mengusap bekas air mata nya.

Hari ini orang tua nya kembali ke luar negeri. Seperti biasa, alasannya adalah bisnis.

Yang membuat Haechan kesal adalah ini baru hari kedua dan mereka sudah meninggalkan rumah lagi. Apalagi mereka meninggalkan Haechan di saat Haechan masih terlelap dalam tidur nya dengan alasan agar tidak membuat Haechan sedih.

Dan hari ini, pasti dia sendirian lagi. Karena kedua hyung nya sudah mutlak akan pulang malam.

"Haechan? Kita janji akan menemani mu nanti malam. Ini... sudah pukul 8 pagi dan um... sungguh kita telat berangkat." Jaehwan angkat bicara setelah beberapa jam dirinya dan Hanbin menenangkan Haechan yang menangis penuh rajukan meminta agar ayah ibu nya memutar balik arah pesawat kembali ke Korea.

Haechan memalingkan wajah, tidak mau melihat Jaehwan. Menampik tangan Hanbin yang mengusap air mata nya. Terlalu muak dengan bualan semata agar dirinya tidak sedih. Dia berjalan meninggalkan kedua hyung nya dengan hentakan kaki marah. Lalu menutup pintu kamar yang menyebabkan debuman cukup keras.

Jaehwan dan Hanbin menghela nafas. Mereka juga merindukan orang tua nya sama seperti Haechan. Tetapi mereka paham, jika Haechan seorang remaja puber dalam tahap pencarian jati diri yang masih membutuhkan kasih sayang penuh dari orang tua.

Memang benar, ini adalah liburan yang membosankan.

.

.

.

[21:00]

Cklek.

"HAECHAN?!"

Teriakan cempreng khas Hanbin hyung memecah keheningan rumah tingkat 2 yang gelap gulita itu.

Hanbin menyalakan saklar lampu lalu mengedarkan pandang. 'Mungkin Haechan tidur?' -pikirnya. Ia menenteng dua tas kresek ukuran jumbo. Selang beberapa menit kemudian, Jaehwan ikut datang menyusul sambil membawa boneka beruang besar.

Tidak biasanya Haechan seperti ini. Biasanya dia akan menanti kedua hyung nya itu pulang di sofa depan televisi sambil memakan camilan atau tertidur dengan komik menutupi wajah nya.

Hanbin melangkah menuju kamar Haechan. Ketika ia membuka pintu kamar bocah itu, benar saja, Haechan tertidur pulas dengan bekas ice cream yang masih tertinggal di sekitar mulut nya.

"HAECHAAAAAN!"

Dengan jahilnya, dia berteriak agar Haechan membuka mata. Adik nya itu terkaget dan langsung duduk sigap dengan nafas terengah. Ketika mengetahui siapa pelaku nya, dia melempar Hanbin bringas menggunakan bantal dan guling. Gemas, Hanbin menggendong Haechan yang-sungguh-terasa-lebih-berat itu seperti karung. Membawa Haechan ke lantai bawah dimana Jaehwan sudah menyiapkan berbagai makanan dan camilan yang dibeli Hanbin tadi.

"Bukankah kami sudah berjanji jika malam ini akan menemani mu Haechan." Jaehwan berkata sambil menuangkan susu hangat ke gelas motif beruang favorite Haechan.

"Maka dari itu ayo kita habiskan malam ini dengan bersenang-senang!" timpal Hanbin, tangan nya mengambil salah satu kresek yang membungkus sebuah benda persegi panjang dalam kardus biru dongker.

"Apa itu hyung?" tanya Haechan, matanya mengikuti pergerakan tangan Hanbin yang membuka kardus itu dan mengeluarkan sebuah papan persegi. Papan persegi dengan abjad A sampai Z lengkap dengan sebuah Planchatte.

"Ini adalah permainan horror Chan. Tidakkah seru menghabiskan malam natal dengan suasana horror?" Jawab Hanbin.

Haechan mengangguk antusias, "Ahh horror ya. Boleh juga! Memangnya itu papan apa?!"

"Ini adalah papan Ouija."

.

.

.

TBC

Cicicuitan :

*Planchatte itu papan kayu berbentuk seperti waru / tanda love / panah dengan lubang di bagian tengah untuk menunjukkan huruf apa yang ditunjuk si hantu ketika permainan ouija di mulai. /AELAH AKU GA PINTER NGEJELASIN GUYS :"))) Lebih jelasnya ntar search sendiri di google deh tentang papan ouija :")))

»»»»»»»»»»