Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur,Kata kata frontal dan vulgar, jadi Linie harap kalian jangan nyalahin linie ya.

Disclaimer : Jungwoo tidak pernah bermimpi jatuh cinta pada pemuda brengsek macam Lucas yang telah memiliki kekasih. Bahkan dengan tidak tau malu dan gilanya dia merengek pada sang Appa untuk mengikat Lucas dengan pertunangan mereka.

Wajah polos dan rengekan manja yang seringkali terlontar dari bibirnya hanya sebuah topeng untuk menutupi seberapa berbahaya dan liciknya Kim Jungwoo sebenarnya.

Lucas memang brengsek, dia bahkan memaksa melakukan sex dengan Jungwoo. Memanfaatkan kepolosan dan cinta Jungwoo padanya. Menjadikan pemuda itu seperti boneka sex. Tanpa tau jika Jungwoo lah yang merencanakan semuanya.

Salahkan saja Lucas Wong yang membuat Jungwoo tidak bisa berpaling dan jatuh begitu dalam pada pesonanya. Jadi jangan membencinya yang menggunakan segala cara agar Lucas balik mencintainya. Termasuk jika harus membuat Lucas sendirilah yang menyingkar Nari tanpa susah payah mengotori tangannya.

.

.

.

.

Namanya Kim Jungwoo pemuda cantik yang terlihat begitu polos. Dengan tubuh tinggi dan sedikit berisi. Semua orang mendambakannya untuk menjadi kekasih mereka. Berharap bisa membuat noda pada diri pemuda itu. Karena memang siapa yang tidak iri dengan kehidupan putra tunggal konglomerat Kim itu.

Dia jelas berasal dari keluarga kaya raya, pintar, cantik. Dan selalu terlihat begitu bahagia, tidak pernah satu kalipun mereka melihat wajah itu murung maupun kehilangan senyum dan tawa yang selalu hadir tanpa absen di wajahnya.

Tapi kali ini senyuman yang biasa mereka lihat berganti dengan isak tangis tertahan. Binar mata polosnya telah tertutupi kabut air mata. Semua orang di kantin itu terdiam, terlalu takut melawan seseorang yang telah membuat pemuda yang begitu mereka puja sehancur itu.

"Jangan pergi. "lirihnya dengan tangis tertahan sembari menggenggam telapak tangan pemuda yang lebih tinggi darinya.

"Memangnya kau siapa,hingga berhak melarangku pergi? "tanya pemuda di depannya datar sambil menepis kasar tangan Jungwoo hingga menimbulkan bekas merah yang begitu kentara di kulit putihnya.

"Aku tunangan kamu. "teriak Jungwoo keras.

"Bukankah pertunangan kita hanya sebatas status? Semua itu juga murni karena bisnis. Jadi kau tidak berhak sama sekali melarangku melakukan apapun yang ku suka."ujar Lucas datar. Tidak perduli sama sekali pada Jungwoo.

"Aku kurang apa di banding dia? Kenapa kamu lebih memilih wanita miskin itu. "bentak Jungwoo marah sambil menunjuk wanita yang sejak tadi berdiri di samping Lucas sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kau bilang-"Lucas telah bersiap menampar wajah Jungwoo, sayangnya begitu tinggal beberapa senti lagi tangannya sampai. Seorang pemuda lain telah menahan atau lebih tepatnya mencengkram tangannya kuat.

"Berani kau melukai sepupuku, maka jangan harap wanita jalang itu masih bisa bernafas."desis Jaehyun tajam tidak terlihat main main.

"Kau pikir aku takut dengan ancamanmu."balas Lucas naik pitam ketika dengan mudahnya Jaehyun menyebut kekasihnya pelacur.

"Kamu mungkin tidak takut pada kau lupa satu hal Lucas, Jika kau berani menghancurkan sepupuku. Maka aku juga bisa menghancurkan hyung tersayangmu."ucap Jaehyun santai sambil menyeringai kecil.

"Bajingan. "umpat Lucas kasar dan tanpa bisa ia tahan lagi kepalan tangannya telah melayang ke arah Jaehyun.

Detik berikutnya tubuh Jaehyun langsung tersungkur di lantai. Berdecih pelan sambil mengusap darah di sudut bibirnya. Jaehyun segera bangkit dan ikut melayangkan pukulan yang tak kalah kuat dari Lucas. Pada akhirnya kedua orang itu terlibat baku hantam, tanpa seorangpun berani untuk memisahkan keduanya.

Sampai akhirnya Jungwoo berteriak keras dan langsung memeluk tubuh Jaehyun dari depan, yang secara tidak langsung membuat Lucas hampir saja mendaratkan tendangannya pada pemuda itu. Beruntung dia memiliki refleks yang bagus, karena jika sampai Jungwoo terluka. Keluarganya yang begitu overprotective bisa membuat perhitungan pada Lucas nantinya.

"Berhenti! Aku yang salah, jangan pukul Jae hyung lagi. "mohon Jungwoo dengan tangis yang semakin menjadi begitu melihat wajah sepupunya memiliki banyak luka.

"Jaga baik baik sepupu brengsek kau itu. Karena lain kali, aku tidak akan segan untuk membunuhnya."umpat Lucas marah, setelah itu dia segera menarik tangan pacarnya yang terlihat begitu ketakutan kedalam pelukannya. Dan langsung pergi dari kantin.

"Seharusnya kamu tidak perlu menghalangi ku saat menghajarnya."kesal Jaehyun.

"Ayo kerumah sakit hyung, aku gak mau luka itu infeksi nantinya. "ucap Jungwoo pelan. Dengan air mata yang sesekali masih mengalir membasahi pipinya.

"Ini Cuma luka kecil, gak perlu kerumah sakit segala. "tolak Jaehyun.

"Hyung. "tiba tiba nada bicara Jungwoo berubah datar. Karena meski pelan Jaehyun masih bisa mendengar suara itu dengan baik.

"Oke kita kerumah sakit. "ujar Jaehyun sambil menatap malas kearah sepupunya yang tidak berhenti menangis.

.

.

.

Saat ini Jaehyun tengah berbaring di ranjang King size yang berada di tengah kamar mewah Jungwoo. Luka akibat perkelahiannya dengan Lucas telah selesai di obati. Sedangkan sang pemilik kamar tengah berdiri di dekat balkon yang di biarkan terbuka begitu saja.

"Sampai kapan kau mau terus mengalah padanya? . "tanya Jaehyun tanpa menoleh ke arah Jungwoo.

"Berhenti ikut campur urusanku hyung. "decak Jungwoo tidak suka. Kini tidak ada lagi jejak tangis maupun bayangan pemudah rapuh yang sejak tadi terlihat. Karena sekarang tatapan polos itu terganti dengan tatapan tajam juga wajah datar.

"Jangan terlalu banyak bermain, singkirkan saja langsung pelacur itu. Apa susahnya. "ujar Jaehyun tidak suka sambil mulai bangkit dari posisi berbaringnya mendekati Jungwoo.

"Tidak mau, aku masih ingin bermain. "tolak Jungwoo sambil terkekeh kecil.

"Dasar licik. "ujar Jaehyun sambil memutar bola matanya malas.

"Kau memang yang paling tau tentangku hyung. "tawa Jungwoo yang langsung merangkul pundak sepupu kesayangannya. Mengabaikan expresi tidak suka Jaehyun.

"ishh.. Menjauh sana. Aku malas berurusan denganmu. "dorong Jaehyun sedikit kasar.

"Dasar tidak menarik, bagaimana bisa Taeyong hyung sampai tergila gila padamu. Sihir apa yang kau pakai. "kesal Jungwoo sambil memicingkan matanya, menuduh Jaehyun secara tidak langsung.

"Sex dan tentu saja juga sedikit trik. "jawab Jaehyun dengan seringai menyebalkan yang kini hadir di wajahnya.

"Bajingan sekali. "umpat Jungwoo yang kini memukul pundak Jaehyun pelan.

"Hei percayalah padaku kau hanya perlu melakukan sex dengan bocah itu dan bisa ku pastikan dia akan bertekuk lutut padamu. "saran Jaehyun sesat.

"Yhaa.. Kau pikir aku semurahan itu hyung. "teriak Jungwoo kesal sambil memukul tubuh Jaehyun keras berulang ulang.

"A-aw yhaa berhenti Woo. Aku kan hanya memberi saran. Gunakan saja wajah polosmu itu. Tarik sisi bajingan Lucas kembali, sebelum bertemu pelacur itu. "ringis Jaehyun yang memberikan keterangan rencana bagus itu.

"Lalu bersikap murahan begitu, aku tidak mau. "tolak Jungwoo keras kepala.

"Ckk.. Kau itu, ini cara tercepat agar Lucas jatuh kepelukanmu seutuhnya. Ku beritahu ya, Lucas belum pernah melakukan hubungan sex dengan pelacur itu. Dia bersikap terlalu hati hati dan sebisa mungkin tidak menghancurkan masa depan si jalang. "Sekali lagi Jaehyun berusaha menghasut Jungwoo.

"Lalu kau ingin aku yang jadi boneka sexnya begitu. "teriak Jungwoo tidak terima.

"Aku kan hanya memberi saran. Lagipula kau itu bahkan lebih licik dan berbahaya dariku. Apalagi yang harus kau takutkan? Jika kau menunggu rencanamu itu, mau sampai kapan. Yang ada Lucas jadi semakin jauh kau jangkau. "menghembuskan nafas pelan Jaehyun menatap langsung ke mata Jungwoo. Sepupu yang telah ia anggap adiknya ini, sebenarnya Jaehyun tidak rela membiarkannya bersama Lucas. Tapi mau bagaimana lagi Jungwoo terlanjur jatuh cinta pada bocah itu. Jadi sebagai sepupu yang baik, dia hanya bisa membantu Jungwoo semampunya.

"Hahh ..baiklah kali ini aku akan memakai caramu. "ujar Jungwoo menyerah. Dia tidak ingin Lucas semakin cinta pada orang yang tidak seharusnya.

"Bagus. "seringai Jaehyun semakin lebar. Dan dengan biadabnya dia segera memberi tau rencana yang kini tersusun rapi di otaknya. Tidak memperdulikan umpatan Jungwoo yang sesekali terlontar ketika mendengar seluruh rencana miliknya.

.

.

.

Disalah satu club malam paling mewah di Seoul, terlihat beberapa remaja yang tidak seharusnya berada di sana. Contohnya, Lucas Wong, Mark Lee, Taeyong Wong, Na Jaemin, dan Ten. Mereka semua kini berada di ruang Vvip club tersebut. Di meja itu telah berjejer begitu banyak minuman alkohol.

"Kali ini apalagi masalahmu? "tuduh Taeyong tidak suka, melihat adik kandungnya itu minum minum. Dia sangat yakin jika telah terjadi hal buruk, hingga membuat Lucas kalap menenggak minuman alkohol di hadapannya.

"Siapa lagi jika bukan Kim Jungwoo. "sahut Mark acuh sembari menikmati minuman di tangannya santai.

"Hhh.. Apa yang terjadi?. "Kepala Taeyong langsung berdenyut nyeri ketika sumber frustasi adiknya selalu tidak pernah jauh dari nama sepupu kekasihnya itu.

"Gara gara dia hubunganku dan Nari selalu hampir berakhir. "marah Lucas, dia bahkan melempar gelas kecil minuman yang baru saja di gunakannya hingga hancur. Membuat keempat orang yang berada di ruangan itu saling lirik.

"Lagipula sudah tau kau punya tunangan. Kenapa masih berhubungan dengan Nari?. Sudahlah , sebaiknya kau akhiri semuanya. "ujar Ten sinis. Dia ini memang yang paling tidak menyukai hubungan Lucas dan Nari.

"Kau gampang berbicara seperti itu hyung. Kau tidak mengerti Cuman dia satu satunya orang betapa aku sangat menyayanginya. Dia satu satunya orang yang tidak ingin ku rusak. "balas Lucas frustasi sembari mengacak rambutnya.

"Memang apa bagusnya Nari? Tubuh kurus begitu kau suka. Coba lihat Jungwoo hyung, pantat berisi dengan tubuh menggoda itu. Bayangkan saja saat dia berurai air mata saat kau paksa menghisap penis mu."celutuk Jaemin yang sejak tadi diam.

"Yhaa Na Jaemin siapa yang mengajarimu berbicara sekotor itu. "teriak Taeyong sambil menggeplak kepala Jaemin keras tanpa perasaan.

"Aww.. Sakit hyung, kau itu seperti tidak pernah menghisap kejantanan Jae hyung saja. "ringis Jaemin kesakitan dan mengusap kepalanya pelan.

"Diam anak kecil, mulut kotormu itu sekali kali perlu di jaga. "umpat Taeyong dengan wajah memerah malu.

"Sampai sekarang aku masih heran, kenapa pemuda seperti Jeno mau berpacaran dengan orang sepertimu."ungkap Ten sarcastic.

Bagaimana tidak bingung coba, ketika semua orang mengenal ketua Osis dari Sm High school Jeno Lee. Pintar, Tampan, baik dan paling penting dia itu tipe seseorang yang memiliki pandangan lurus. Tidak mengikuti arus sesat pergaulan remaja yang lain. Lain Jeno lain Jaemin yang terkenal urakan, judes, tukang bikin masalah. Pergaulannya juga sangat bebas, mabuk mabukan, keluar masuk club, maupun melakukan sex dengan siapapun yang di sukainya. Tipikal anak nakal yang begitu berbanding terbalik dari kehidupan kekasihnya.

"Tentu saja Jeno mau menjadi Nae Namjachingu. Aku pintar memuaskannya di ranjang. Lubangku kan ketat."ucapnya frontal dengan senyum kecil meremehkan.

"Halahh.. Ketat apanya, jangan kau pikir aku tidak tau seberapa banyak penis yang masuk kelubangmu itu. Termasuk Mark juga pernah mencicipi tubuhmu."sinis Ten.

"Kau mau mengajakku ribut hyung."tantang Jaemin kesal, ketika Ten kembali membawa masa lalu dia sama Mark.

"Udah udah kalian itu kayak anak kecil tau gak? Selalu saja bertengkar."pusing Taeyong.

"Dia yang mulai. "ucap keduanya bersamaan, lalu langsung membuang muka ke arah lain. Muak melihat wajah teman rasa rival.

"Terserah kalian saja, mau berkelahi sampai matipun terserah aku tidak mau perduli lagi. Kepalaku pusing, jadi aku akan kembali lebih dulu."maki Taeyong tidak perduli lagi. Dan segera berlalu meninggalkan club itu cepat.

Melihat Taeyong yang kini telah pergi, mau tidak mau Ten dan Jaemin yang sejak tadi membuang muka. Kini saling pandang dan tersenyum kecil atau lebih tepatnya menyeringai. Sesuai rencana mereka Taeyong pergi. Jika begini rencana menghasut Lucas pasti bisa berjalan dengan mudah.

Ten memberikan kode lewat lirikan mata ke arah Mark yang langsung mengangguk paham dan merangkul bahu Lucas akrab.

"Aku ingin bertanya padamu Luc, apa kau pernah melakukan hubungan sex dengan Nari?"tanya Mark.

"Tentu saja belum, Bukankah sudah kubilang tadi. Dia satu satunya orang yang tidak ingin ku rusak."ucap Lucas sedikit tidak suka akan perkataan Mark.

"Terus sekarang bagaimana cara mu melampiaskan hasrat itu? Kau kan brengsek. "ucap Mark santai.

"Tidak ada yang yang kulakukan, semenjak bertemu Nari aku tidak lagi pernah melakukan sex dengan siapapun."balas Lucas acuh.

"Daripada kau tahan nafsumu itu dan membuatnya terlepas suatu saat nanti ketika bersama Nari kenapa tidak kau manfaatkan tubuh Jungwoo? "saran Mark.

"Huh..? Apa maksudmu, aku tidak mengerti sama sekali."Lucas mengernyitkan alisnya bingung.

"Dia itu kan sangat mencintaimu. Manfaatkan saja tubuhnya untuk kebutuhan sexmu yang tidak bisa tersalurkan pada Nari."dengan santai Mark mengucapkan kata kata bajingan itu.

"Sejak kapan kau sebajingan ini? "sinis Lucas.

"Semenjak melakukan sex dengannya."tunjuk Mark ke arah Jaemin.

"Apa kau bilang? Kau sudah lupa ya siapa yang mengemis cinta padaku dulu. Lagipula aku tidak pernah mengajarimu hal buruk apapun. Sekali brengsek ya brengsek saja jangan membawa bawa namaku."umpat Jaemin kesal.

"Sudahlah Luc, memangnya kau tidak ingin tau seberapa nikmat saat menghancurkan bocah polos seperti Jungwoo. Dan menjadikannya seperti jalang yang hanya bisa mendesah di bawah kendalimu. Lagipula dia yang telah menghancurkan impianmu membangun rumah tangga bersama Nari. Jadi apa salahnya jika kau juga menghancurkan bocah itu."ucap Ten memanas manasi, berusaha mengabaikan Jaemin yang hampir melempari Mark dengan gelas kaca di tangannya.

Mendengar saran Ten kali ini mampu membuat Lucas terdiam. Dia kembali berpikir, Jungwoo udah ngebuat rencana masa depannya ancur gitu aja. Jadi gak ada salahnya kan jika dia juga bikin tuh anak hancur gitu aja.

Ketiga orang di ruangan itu saling lirik dan tersenyum mencurigakan. Tanpa di sadari Lucas yang masih asik terdiam. Jika saja Lucas mau melihat ke arah salah satu dari mereka. Dia pasti akan tau hal aneh dari senyuman mereka.

..

.

.

Keesokan harinya Lucas segera mendatangi kediaman Kim, suatu hal yang tidak pernah dia lakukan tanpa perlu paksaan dari kedua orangtuanya. Entah kenapa sekarang secara suka rela datang sendiri. Dan jangan di tanya bagaimana expresi Jungwoo, dari tadi dia udah senyum lebar banget. Keliatan bahagia, di tambah Lucas juga langsung mendatangi kamarnya.

"Kau mencintaiku kan."ungkap Lucas datar sembari memandang tajam Jungwoo di hadapannya.

"Um.. Aku cinta sama Lucas. "ujar Jungwoo dengan mata berbinar polos dan juga senyum lebar di wajahnya. Membuat Lucas berdecih pelan melihat itu.

"Jika begitu kau mau melakukan apapun yang kusuruh?"tanya Lucas.

"Iya, aku bisa ngelakuin apapun buat kamu. Kecuali ninggalin kamu. "dengan riang Jungwoo mendekat ke arah Lucas dan langsung memeluknya erat.

Jika saja Lucas tidak ingat rencana apa yang bakal dia lakuin sama Jungwoo. Mungkin sejak tadi dia akan mendorong kasar Jungwoo. Meski begitu Lucas juga tidak membalas pelukan itu. Dia hanya diam tidak perduli.

"Bagus! sekarang turuti kemauanku. Aku ingin kita melakukan sex."dengan frontal Lucas langsung mengutarakan niat awalnya.

"H-huh. "Jungwoo langsung melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah kaget. Karena meski sepolos apapun dirinya, dia juga tau apa itu sex.

"Kenapa? Kau tidak ingin melakukan sex denganku."dengan tenang Lucas terus mengatakan hal itu.

"T-tapi kita belum nikah. "gugup Jungwoo takut.

"Lihat! Baru saja kau mengatakan cinta dan akan melakukan apapun untuk ku. Tapi saat aku meminta sex saja,kau tidak bisa melakukannya."ucap Lucas sinis.

"Bukan aku tidak mau melakukan sex denganmu, tapi kita bahkan belum menikah Lucas."ucap Jungwoo buru buru mengejar Lucas yang berniat pergi.

"Kau pikir aku perduli, jika kau tidak bisa memberikan hal itu. Aku bisa mencari orang lain. "tanpa perasaan Lucas segera melepas kasar tangan Jungwoo yang menggenggam tangannya.

"Baik! Jika kamu mau sex aku bisa memberikan hal itu. Tapi aku mohon jangan cari orang lain. "ucap Jungwoo cepat dengan air mata yang mulai menggenang siap jatuh kapanpun.

"Good boy."Dengan sedikit kasar di tariknya tangan Jungwoo ke tengah ruangan dimana Kasur King size berwana Dark blue berada.

Selanjutnya, secara cepat Lucas meraih wajah Jungwoo dan mencium bibirnya kasar. Sampai keduanya jatuh ke atas kasur dengan posisinya yang menindih badan Jungwoo. Tangan Lucas juga tidak tinggal diam, dia dengan lihai memilin putting Jungwoo dari luar kaos. Membuat sang empunya mendesah tertahan dan membuka mulutnya.

Dengan sigap Lucas mulai memasukkan lidahnya dan membelit lidah Jungwoo. Menghisap kasar saliva pemuda di bawahnya. Setelah beberapa saat, Lucas baru melepaskan ciumannya ketika Jungwoo memukul dadanya pelan tanda kehabisan nafas.

Begitu ciuman keduanya terlepas Jungwoo segera mengambil nafas dengan terengah engah. Wajah putihnya memerah, dengan saliva yang entah milik siapa mengalir dari sudut bibirnya hingga ke leher jenjang itu. Rambut dan bahkan kaos yang dia kenakan berantakan. Mengingat seberapa kasarnya Lucas tadi.

Sedangkan Lucas yang melihat pemandangan itu langsung terdiam. Dia baru tau jika Jungwoo bisa semenarik ini. Benar kata Jaemin tubuh itu terlalu sexy untuk di biarkan. Jangan lupakan wajah polos yang selama ini melontarkan rengekan manja. Berubah menjadi seperti jalang murahan.

"Lakukan blow job untukku.. "Lucas segera menarik tangan Jungwoo agar bangkit dari posisi berbaringnya. Dan secara kasar membuat dia berlutut dan menghadapkan wajah itu pada kejantanannya yang masih terbalut celana Jeans.

"Blow job itu apa? "tanya Jungwoo tidak mengerti sambil memiringkan kepalanya dan menatap penuh tanya ke arah Lucas.

"Umur berapa kau, sampai tidak tau blow job itu apa. "sambil memutar bola matanya kesal Lucas menarik sabuk celananya cepat. Setelah itu dia langsung melempar sabuk beserta celana Jeans yang di kenakannya ke lantai. Sehingga membuatnya hanya mengenakan celana dalam dan kaos hitam panjang yang masih melekat di tubuhnya.

"Aku sungguh tidak tau blow job itu apa. "rengut Jungwoo sambil memajukan bibirnya. Dia juga langsung memalingkan wajahnya ke samping agar tidak melihat kejantanan Lucas yang berada tepat di hadapan wajahnya.

"Terseralah aku juga tidak perduli mau kau tau atau tidak."dengan acuh Lucas segera menarik tangan kanan Jungwoo untuk menggenggam kejantanannya.

Tentu saja hal itu menimbulkan expresi kaget dari sang empunya. Wajah Jungwoo telah sepenuhnya memerah, dia juga dengan buru buru berniat menarik tangannya dari sana. Hanya saja tangan Lucas tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia justru meremas tangan Jungwoo, yang secara tidak langsung ikut meremas kejantanannya.

"Ahh.. "Lucas sedikit mendesah keenakan dengan remasan Jungwoo, dia juga merasa tangan Jungwoo yang di sentuhnya begitu halus melebihi semua orang yang pernah bersama dengannya.

"Lu-Lucas udah ya, berhenti Jungwoo malu. "ujar Jungwoo gugup, wajahnya sangat merah sekarang. Dia bahkan tetap menundukkan wajahnya.

"Baru seperti ini saja kau sudah malu, bagaimana saat ku tusuk coba. "ucap Lucas sambil menaikkan alisnya heran. Tapi meski begitu Lucas tidak juga menghentikan kegiatannya. Justru dia malah membuka celana dalam miliknya di hadapan Jungwoo. Dan segera kembali menarik tangan Jungwoo agar menggenggam kejantanannya langsung.

"Lu- mhh.. "Jungwoo berusaha melakukan protes pada Lucas, tapi siapa sangka. Dengan tidak perduli Lucas langsung memasukkan kejantanan miliknya kedalam mulut itu.

"Hisap jalang, berikan aku kepuasaan sekarang. Anggap saja kau tengah menjilat lollipop. "perintah Lucas kejam sembari menatap tajam penuh ancaman ke arah Jungwoo.

Jungwoo hampir muntah begitu merasakan rasa aneh yang memenuhi indra pengecapnya. Tapi perintah Lucas membuat dia takut untuk menjauhkan kejantanan itu. Jadi dengan expresi mau menangis dia memaksakan mengulum kejantanan itu pelan. Memasukkan dan mengeluarkannya, dia juga menjliati ujung kejantanan Lucas layaknya lollipop yang biasa dia makan. Meski tidak sepenuhnya bisa masuk kedalam mulutnya, karena ukuran milik Lucas yang besar dan panjang. Sehingga kedua tangan Jungwoo ikut menggenggam nya.

"Sial! mulutmu ternyata enak juga. Tau begitu dari dulu ,aku mengajakmu melakukan sex."umpat Lucas kasar sembari menggeram keenakan. Bahkan tangannya secara tidak sadar mengelus rambut Jungwoo lembut.

Merasakan usapan lembut di kepalanya semakin membuat Jungwoo semangat ,kali ini dia sepenuhnya mengabaikan rasa jijik itu. Dan dengan terampil benar benar menganggap kejantanan Lucas seperti Lollipop. Tentu saja hal itu sukses membuat Lucas semakin menggeram.

Tapi saat asik asiknya menikmati kegiatan itu, ponsel Lucas berdering dengan nada khusus untuk Nari. Jadi dengan pelan Lucas segera menahan wajah Jungwoo yang berniat kembali memassukkan kejantanan itu kedalam mulutnya. Mengabaikan tatapan bingung Jungwoo, Lucas hanya tersenyum kecil dan mengecup bibir itu pelan.

"Tunggu bentar ya. "ucap Lucas lembut , dia segera beranjak mengambil ponsel miliknya dari dalam saku celana jeans.

"Yoboseyo ."ucap Lucas pelan.

"Sayang kamu dimana? "

"Aku di rumah, kenapa emangnya? "tanya Lucas balik.

"Kamu lupa ya tentang kencan kita hari ini? "ujar Nari merajuk.

"Eh iya, maaf sayang aku lupa. "sambil tertawa kecil Lucas menjawab pertanyaan Nari.

"Ya udah gak papa, kamu jemput aku aja dirumah sekarang. "balas Nari dengan pengertian.

"Iya aku je -ahh. "Lucas hampir menjawab akan menjemput Nari di rumahnya. Tapi langsung mendesah saat merasakan kehangatan yang kini melingkupi kejantanan nya yang masih tegang. Refleks Lucas langsung melihat kebawah hanya untuk menemukan Jungwoo yang tengah menahan tangis sambil menghisap kejantanannya cepat. Mata hitamnya menatap Lucas dengan tatapan memohon seolah meminta agar tidak di tinggalkan bersama air mata yang terus mengalir.

"Sayang kamu kenapa? "tanya Nari khawatir.

Jungwoo menggelengkan kepalanya pelan memberikan kode agar Lucas tetap tinggal. Dia bahkan memaksa memassukan kenjantanan itu sampai mengenai pangkal tenggorokonnya meski hampir susah bernafas Jungwoo tetap melakukan hal itu.

Melihat usaha Jungwoo, entah kenapa Lucas jadi merasa sedikit bersalah. Terutama ketika mata sekelam malam itu di penuhi lelehan air mata. Menghela nafas pelan Lucas segera menjawab Nari.

"Aku gak papa kok. Sayang maaf ya, kayaknya kita gak bisa kencan sekarang deh. Umma tadi minta di anterin belanja. "ucap Lucas dengan nada bersalah.

"Gak papa kok sayang, kamu anterin aja Umma kamu. Lagian kan kita bisa kencan lain kali aja. "meski kecewa Nari sebisa mungkin berusaha mengerti.

"Umm.. Udah dulu ya sayang Umma udah manggil aku tuh. "balas Lucas buru buru mengingat dia mulai kesusahan menahan erangannya.

"Iya sayang hati hati ya. Saranghae. "

"Nado. "Lucas hanya membalas singkat dan langsung mematikan panggilan dari Nari. Dan kemudian melempar ponsel itu sembarangan. Lucas segera memegang kepala Jungwoo dan ikut menaik turunkan kepala itu kasar. Mengingat dia hampir klimaks.

Beberapa saat kemudian Lucas menembakkan spermanya kedalam mulut Jungwoo yang kini langsung tersedak. Lelehan sperma Lucas terlihat di bibir merah yang masih terbatuk kuat.

"Mulutmu oke juga. "ucap Lucas dengan seringai kecil di bibirnya, merasa puas melihat keaadan bocah polos macam Jungwoo berubah menjadi jalang untuknya.

"Uhukk... Uhuk... "masih terbatuk Jungwoo tidak bisa menjawab ucapan Lucas.

"Sekarang buka semua pakaianmu "perintah Lucas yang kini telah melepas kaos yang sejak tadi di kenakannya.

"T-tapi aku malu. "ujar Jungwoo pelan dengan nada tergagap.

"Malu? Kau saja barusan sudah memberikanku blow job. Dan hanya untuk telanjang saja kau masih merasa malu. Sekarang pilih aku yang buka atau kau sendiri yang buka."ucap Lucas datar tanpa mau di bantah sama sekali.

"Aku saja. "ucap Jungwoo pelan dengan muka merah padam karena malu. Dengan ragu dia mulai berbalik memunggungi Lucas. Dan mulai melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Tapi saat Jungwoo hampir melepas celana dalam miliknya dengan posisi masih membungkuk. Lucas menampar kuat pantatnya, hingga membuat Jungwoo berteriak sakit. Beruntung kamarnya terletak jauh dan jarang ada maid yang berkeliaran. Mengingat Jungwoo tidak suka melihat orang lain berada dekat kamarnya. Jika tidak, maka pasti mereka semua bisa mendengar teriakan itu.

"Lucas sakit. "protes Jungwoo sambil memegang pantatnya yang baru saja menjadi korban tamparan Lucas.

"Salah sendiri pantat kau berisi gitu, minta banget di tampar. "acuh Lucas sambil mengedikkan bahunya malas.

"Tapi kan sakit, orang tua aku aja gak pernah main tangan seberapapun aku bikin kesel mereka. "rajuk Jungwoo yang kini menghentakkan kakinya ke lantai. Lupa diri jika dia sedang telanjang saat ini.

"Berisik sekali mulut mu itu. "ucap Lucas sambil menarik Jungwoo kepelukannya. Dan langsung melumat bibir merah itu kasar. Dia sepenuhnya bisa merasakan sperma miliknya yang tertinggal di mulut mungil itu.

Tangan Lucas juga tidak tinggal diam, satu tangannya turun untuk meremas bongkahan pantat Jungwoo kasar. Merasakan seberapa kenyalnya daging di sana. Sedangkan tangan yang lain memilin puting Jungwoo, membuat sang empunya sukses mendesah seperti jalang.

"Ahh.. Lucas.. Jangannhh. "tolak Jungwoo, tapi tidak sedikitpun mendorong Lucas yang kini asik memberikan Kiss mark di leher miliknya. Justru kedua tangan Jungwoo menahan kepala Lucas kuat dan semakin mendongakkan lehernya untuk mempermudah Lucas.

"mulutmu boleh bilang jangan, tapi lihat reaksi tubuhmu yang merespon dengan baik setiap sentuhanku. Persis seperti jalang."umpat Lucas sambil mendorong tubuh Jungwoo kasar ke atas ranjang. Dan tanpa basa basi di ciumnya bibir merah itu yang membuatnya ketagihan. Lucas mulai mengulum bibir bawah dan atas milik Jungwoo kuat sambil sesekali menggigit bibir itu gemas. Lidahnya juga mulai menyelusup masuk membelai kasar lidah Jungwoo.

Bahkan dengan rakus Lucas menghisap semua saliva Jungwoo kedalam mulutnya sendiri. Saat tau Jungwoo begitu terlena dengan kenikmatan yang di berikannya. Dia secara perlahan membuka kedua kaki Jungwoo agar melebar dan menekuknya. Tanpa basa basi Lucas memassukkan jari telunjuknya kedalam lubang kecil yang tidak pernah terjamah siapapun itu.

Tubuh Jungwoo tersentak pelan dan secara refleks mengetatkan lubangnya menolak benda asing yang merengsek masuk.

"Rileks oke, jika kau tegang begini akan semakin sakit."dengan pelan Lucas mengusap pipi Jungwoo lembut. Berusaha membuat rasa takutnya menghilang.

Seharusnya Lucas tidak perlu sperduli ini, bahkan saat bersama mantan mantannya yang lain dia bahkan tidak pernah melakukan pemanasan. Lucas langsung menghujam lubang mereka kasar tanpa perduli teriakan penuh tangis kesakitan pasangannya.

Tapi entah kenapa wajah polos Jungwoo yang terlihat kesakitan membuat Lucas refleks bersikap lembut. Begitu di rasa Jungwoo mulai tenang dia segera memaju mundurkan jarinya di dalam lubang ketat itu. Sedangkan mulutnya sendiri sibuk memberikan tanda di sekujur tubuh Jungwoo bersamaan dengan tangannya yang menganggur memilin dan sesekali menarik tonjolan tegang di dada putih penuh keringat itu.

"Ahh.. Lucass.. Nghh. "Jungwoo mendesah kencang dengan mulut terbuka. Dan juga kedua tangannya mencengkram sprai kuat. Saat di rasa jari Lucas menekan titik nikmat di dalam tubuhnya, yang membuat dia melupakan segala rasa sakit tadi.

Menyeringai senang Lucas menambahkan satu jari manisnya untuk menemani kedua jarinya yang lain. Dengan kasar Lucas terus menghantam titik kenikmatan Jungwoo dengan ketiga jarinya. Tapi saat Jungwoo hampir klimaks Lucas segera menarik tangannya cepat dan menghentikan kegiatannya menyentuh tubuh Jungwoo.

"ugh.. Lucas kenapa berhenti, Penis Jungwoo sakit. "rengek Jungwoo hampir menangis dia bahkan mulai menyentuh kejantanannya sendiri. Bermaksud bermain sendiri agar segera klimaks.

Sayangnya Lucas segera menepis kedua tangan Jungwoo kasar dan memberikan tatapan tajam pertanda tidak suka. Melihat tatapan tajam Lucas langsung membuat Jungwoo terisak takut.

"kau diam saja biar aku yang menyentuh tubuh jalang mu itu."ucap Lucas datar sambil mengocok kejantanannya pelan dan mulai berusaha memasukkan nya kedalam lubang mungil berwarna kemerahan yang sejak tadi berkedut kuat.

"Ahh... Sakit.. Keluarin.. Hngg. "tangis Jungwoo kesakitan, tapi Lucas tidak memperdulikannya. Dia justru kembali mencium bibir Jungwoo untuk meredam teriakan yang sebentar lagi pasti keluar. Karena dengan pelan namun pasti dia mengeluarkan kejantanannya yang baru masuk separuh jalan dan langsung menghentakannya kuat.

Hal itu tentu saja membuat Jungwoo langsung menjerit tertahan diantara ciuman keduanya dan mencengkram kedua bahu Lucas kuat menancapkan seluruh kukunya di sana. Sedangkan Lucas sendiri justru menggeram nikmat merasakan lubang ketat Jungwoo yang terasa panas dan kering melingkupi kejantanan miliknya.

Berusaha mengalihkan perhatian Jungwoo Lucas kembali melumat bibir itu, dan jangan lupakan salah satu tangannya yang mulai mengocok kejantanan Jungwoo dan tangan yang lain memilin putingnya. Di saat Jungwoo mulai menikmati perlakuannya, Lucas kembali menarik kejantanannya dan langsung memasukkanya kasar. Tanpa basa basi dia mulai memaju mundurkan kejantanan miliknya sambil berusaha menumbuk titik kenikmatan Jungwoo tadi.

"Ahhh... "Jungwoo langsung mendesah keras melepaskan ciuman mereka, begitu Lucas menumbuk titik kenikmatannya kuat.

"Sebut namaku jalang. "bisik Lucas sambil menyeringai kecil di samping telinga Jungwoo.

"Ahh.. Lu.. Nggh Lucass.. Terus lebih cepat. "desah Jungwoo nikmat ,dia bahkan tidak lagi perduli saat secara tidak sadar mendesah bagai jalang haus sentuhan.

Mulut nya terbuka lebar bersama saliva yang mengalir ke leher jenjangnya. Wajah putih itu memerah dengan tetesan keringat yang membasahi dahinya. Jangan lupakan bibir merah yang terlihat membengkak akibat hisapan kasar Lucas sejak tadi. Begitu menggoda dan sangat menggairahkan. Membuat Lucas semakin bernafsu menyetubuhinya kasar.

"Lucas aku mau pipis lepas dulu...ngh.. "desah Jungwoo panik sambil memegang lengan Lucas kuat.

"Keluarin saja di sini apa susahnya. "balas Lucas tidak perduli. Padahalkan yang akan Jungwoo keluarkan itu sperma bukan air kencingnya.

"Gak mau ah... Uh.. Hh.. "tolak Jungwoo yang kini berusaha menyingkirkan tubuh Lucas di atasnya.

"Bandel banget sih lo di hh.. Bilangin. "desah Lucas tertahan sambil kembali mendorong tubuh Jungwoo dan memeluk kuat untuk menahan segala gerakannya. Bahkan tangan Lucas kembali memegang kejantanan Jungwoo dan menaik turunkan tangannya.

"Lucass... "pada akhirnya Jungwoo tidak perduli lagi dengan hal itu, salahkan Lucas yang tidak membiarkan dia pergi. Sehingga mau tidak mau Jungwoo mengeluarkannya di tangan Lucas.

Tidak butuh waktu lama untuk Lucas menyusul Jungwoo mengingat lubang Jungwoo semakin ketat akibat klimaksnya barusan. Beberapa kali hentakan lagi, Lucas menyemburkan semua spermanya ke dalam Jungwoo. Untuk selanjutnya langsung menjatuhkan tubuhnya di samping Jungwoo. Membiarkan kejantanan miliknya terlepas hingga lelehan sperma itu langsung keluar begitu saja.

"Ughhh lengket aku mau mandi. "ringis Jungwoo tidak nyaman, selain pantatnya sakit. Rasa lengket di lubangnya membuat Jungwoo tidak nyaman.

"Mau kemana kau. "Tanya Lucas sembari menahan lengan Jungwoo yang terlihat bersiap bangkit.

"Mandi, badan aku lengket semua. "jelas Jungwoo sambil menahan sakit di bokongnya.

"Siapa bilang aku sudah selesai? Kau baru boleh mandi saat aku sudah puas. "lalu dengan kasar Lucas menarik tubuh Jungwoo ke arahnya. Dan secara cepat memposisikan tubuh itu agar mengangkang lebar di atasnya.

"Sudah Lucas sakit. "tolak Jungwoo hampir menangis lagi.

"Diam cerewet, jika kau menurutiku. Aku bakalan tanggung jawab mengurusmu setelah ini. "ucap Lucas sambil mengangkat tubuh Jungwoo berada tepat di atas kejantanan miliknya. Dan dalam sekali sentakan menurunkan tubuh itu langsung. Membuat kejantanannya kembali masuk kedalam lubang mungil itu.

"Hhh... Ughh... Ahhh...Lucasss. .Ng.. "Jungwoo berhenti protes dan hanya bisa mendesah pasrah tidak bisa menolak permintaan Lucas.

.

.

.

Di lain tempat Jaehyun sibuk menghadapi teriakan dari sepupunya yang lain juga dari adiknya.

"Jung Jaehyun /Jae hyung. "teriak keduanya bersamaan.

"Apa? "jawab Jaehyun cuek.

"Pasti kau yang memberikan nomorku padanya. "teriak keduanya lagi secara bersamaan. Sambil menunjuk wajah Jaehyun.

"Kalian ini jangan asal tuduh. Aku tidak memberikan nomer kalian pada siapapun kok. "bantah Jaehyun tidak terima.

"Bohong! Jika hyung tidak mengaku, maka jangan salahkan aku jika mengadukan semua kelakuan burukmu pada Haraboeji. "Ancam Haechan kesal.

"Benar jika perlu aku juga akan membongkar rencana busukmu pada Taeyong. "tambah Johnny tidak mau kalah.

"Yhaa.. Apa apa an kalian ini. Beraninya mengancamku, sudah kubilang kan bukan aku yang memberikan nomer kalian. "teriak Jaehyun.

"Lalu siapa jika bukan kau. "bentak Johnny hampir hilang akal.

"tanya saja Jungwoo. "balas Jaehyun kesal, padahal bukan dia yang memberikan nomer keduanya pada Ten dan Mark. Tapi kenapa jadi dia yang di salahkan coba.

"Untuk apa Jungwoo memberikan nomor kami. "tanya Johnny tidak mengerti.

"Bentuk sogokan pada mereka. "ucap Jaehyun tidak perduli, masih kesal dengan tuduhan keduanya.

"Kali ini apalagi yang mau di lakukannya. "mengernyit heran Johnny tidak lagi memperpanjang masalah begitu mengetahui sepupu kesayangannya yang terlibat.

"Tidak tau kau tanyakan saja padanya sendiri. "dengan santai Jaehyun segera pergi meninggalkan kedua orang menyebalkan itu. Tanpa memperdulikan rengekan kesal Haechan.

.

.

.

Malamnya Lucas kelabakan sendiri ketika Jungwoo tidak juga berhenti menangis dan mengeluh sakit. Untuk berjalan saja dia tidak sanggup dan membutuhkan bantuan Lucas menggendongnya. Jangan lupakan jika Lucas juga yang memandikannya tadi. Dan harus membersihkan sperma dari lubangnya.

Kamar Jungwoo telah kembali wangi dan rapi seperti semula, mengingat Lucas telah menyuruh maid di mansion Kim untuk membersihkan bekas kegiatan mereka. Tidak lupa juga, Lucas memberikan ancaman dan tatapan mata tajam untuk merahasiakan hal ini dari keluarga Jungwoo.

Menghela nafas lega, akhirnya Lucas bisa tenang juga ketika Jungwoo telah tertidur karena lelah menangis sejak tadi. Padahal luka di analnya telah selesai Lucas berikan salep, Jungwoo juga telah meminum obat pereda rasa sakit. Tapi tetap saja dia masih menangis sesenggukan. Bahkan matanya mulai memerah dan membengkak karena terus menangis.

Hal itu mau tidak mau membuat Lucas memutuskan menginap di mansion Kim. Tidak ingin ambil resiko jika kedua orang tua Jungwoo yang kebetulan berada di luar negeri saat ini tiba tiba kembali. Hanya untuk menemukan putra kesayangannya habis melakukan sex.

Saat ini Jungwoo tidur dengan berbantalkan dada bidang Lucas. Dia juga memeluk erat tubuh itu, takut jika Lucas pergi begitu saja meninggalkannya. Wajah cantik Jungwoo terlihat begitu menyedihkan, dan membuat Lucas menghela nafas lagi semakin frustasi.

Tubuh Jungwoo memang nikmat dan jujur saja membuat Lucas ketagihan sampai sampai tidak bisa berhenti menghajar lubangnya tadi. Tapi dia lupa dengan fakta jika Jungwoo merupakan anak manja yang tidak pernah terluka. Alhasil perbuatan Lucas membuatnya menangis dan merengek semalaman sampai tertidur karena kelelahan.

Jika besok mereka masuk sekolah, dan si Jung sialan sepupu Jungwoo itu tau apa yang baru saja Lucas perbuat pada sepupunya. Maka bisa di pastikan hidup Lucas akan terancam. Mengingat seberapa mengerikannya tetua keluarga Jung ketika menyangkut Jungwoo sang cucu kesayangan.

"Ck... Sebaiknya aku memaksa Jungwoo bolos sekolah saja besok."putus Lucas langsung, tidak mau mengambil resiko jika orang lain tau apa yang di lakukannya pada Jungwoo.

Saat Lucas mulai tertidur lelap dan secara tidak sadar balik memeluk tubuh Jungwoo yang menjadikan dada nya sebagai bantal. Setelah beberapa saat mata hitam sekelam malam milik Jungwoo mulai terbuka. Dalam diam dia menatap wajah tidur Lucas, kemudian mengelus pipinya pelan dan begitu hati hati. Agar tidak membangunkan Lucas.

"Aku bakal buat kamu jatuh cinta sama aku Lucas sampai pada titik dimana kamu gak bakal bisa hidup tanpa aku. "Janji Jungwoo dengan tatapan tajam, dan wajah datar penuh aura mendominasi yang mampu menekan orang lain.

.

.

.

Wajah Johnny terlihat begitu frustasi dan hanya bisa menatap jengah pemuda cantik di depannya. Sejak tadi dia telah mengusir pemuda itu baik secara kasar maupun halus. Tapi memakai cara kasar hanya membuat beberapa Bodyguard miliknya tumbang. Tidak sedikitpun dari mereka mampu menimbulkan luka gores pada pemuda itu.

Sedangkan memakai cara halus, yang ada pemuda cantik itu semakin tidak mau pergi dari kediamannya. Dia bahkan menempel seperti lintah pada Johnny. Menolak pergi hingga membuat Johnny frustasi dan mulai menyerah mengusirnya.

"Apa kau tidak bisa membiarkan hidupku tenang untuk sehari saja. Aku mulai muak melihat wajah mu terus di sekitarku."ujar Johnny sinis.

"Aku juga tidak akan mengejar kamu seperti ini seandainya waktu itu kamu tidak memperkosaku. "balas Ten sebal sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku hanya menidurimu sekali. Tapi kau mengejarku seolah olah aku melakukan nya berkali kali. Lagipula kau itu Namja,jadi tentu saja kau tidak akan bisa hamil sebanyak apapun sperma yang ku keluarkan dalam tubuhmu waktu itu."teriak Johnny frustasi.

"Aku baru pertama kali melakukan sex, Dan kau dengan seenaknya memperkosaku malam itu. Dengar Seo Johnny, aku bukan namja murahan seperti pasanganmu yang lain. Kau sudah merasakan tubuhku. Jadi jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja setelah ini."ucap Ten tenang dan balas menatap berani pada Johnny. Tidak sedikitpun merasa terintimidasi dengan aura kelam yang sejak tadi di keluarkan Johnny saat menghadapi musuhnya.

"Lalu apa maumu? Apakah uang? Sebut berapapun yang kau inginkan, asal kau bisa berhenti muncul di hadapanku lagi."ucap Johnny cepat.

"Kau pikir aku semiskin itu. Keluargaku bahkan lebih kaya dari keluargamu. Jangan harap dengan uang aku bakal ngelepasin kamu. "bentak Ten tidak terima.

"Shit! Tinggal sebut apa sesungguhnya maumu brengsek berhenti membuat semua hal semakin rumit. "umpat Johnny kesal dan hampir hilang kendali.

"Aku mau kau menikah denganku."dengan santai Ten mengatakan tujuannya mengganggu Johnny selama ini.

"Kau udah gila hah, aku masih waras untuk menikahi dengan tipe Namja sepertimu."bentak Johnnya sambil menatap nyalang Ten yang masih duduk dengan tenang di hadapannya.

"Maaf saja tapi aku tidak ingin menerima bantahan apapun darimu. Orangtuaku juga sudah selesai berbicara pada orangtuamu tentang tanggal pernikahan kita. "balas Ten datar tidak terlihat terganggu sama sekali melihat emosi Johnny.

"Apa kau bilang. Berhenti bercanda brengsek."Teriak Johnny marah, dan entah sejak kapan dia mulai mencengkram kuat kerah kemeja Ten.

"Berani sekali lagi kau melukaiku. Maka akan ku pastikan membalasnya berkali kali lipat lebih parah. "Dengan tenang Ten melepas paksa kedua tangan Johnny yang mencengkram kerah kemejanya saat ini.

"Brengsek, menyesal aku pernah melakukan sex dengan Namja sepertimu."umpat Johnny yang kali ini melempar vas bunga dan meja kaca di hadapannya sampai hancur. Melepaskan rasa amarah yang tidak mungkin bisa dia lampiaskan pada Ten.

"Baik cuman itu saja yang ingin aku sampaikan. "Lalu tanpa basa basi Ten segera mengecup cepat bibir Johnny dan berbisik pelan di telinganya.

"Sampai ketemu lagi di altar pernikahan kita. S-a-y-a-n-g."selanjutnya Ten segera pergi sambil tertawa kecil mendengar umpatan dan teriakan marah Johnny di dalam sana.

.

.

.

TBC Or END?

Ini tuh cerita Gajelas yang secara tiba tiba mampir di otakku. Salahin Nct yang bikin aku suka selain Guanlin.

Apalagi Pair Lucas x Jungwoo yang bikin aku suka teriak gemes ngeliat Jungwoo polos dan gak perduli sama semua kebodohan Lucas.

Tapi karakter Lucas di sini gak sebobrok kenyataan ya, soalnya aku bikin dia itu tipe tipe cowok brengsek kayak di drama. Sedangkan Jungwoo, wajah polosnya selalu bikin orang mudah tertipu dan gak tau seberapa berbahanya dia kalok udah memiliki ambisi. Dan yang tau karakter Jungwoo yang itu Cuma para sepupunya.

Pokoknga ini tuh main Pairnya Caswoo, Johnten, Jaeyong, Nomin, sama Markhyuk.

Sedangkan buat ceritaku yang lain, bakal aku lanjutin kok tapi aku belum Ada ide sama sekali. Tunggu ya yang sabar. Soalnya ide di otakku cuman tentang Pair Caswoo aja.

Kalok banyak yang suka aku bakal lanjut cerita ini secepetnya. Mumpung idenya masih lengket di otak.

Bandung, Minggu. 08-April -2018.